D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama : Atika
Diana Buulolo
Sri Ratna Lestari
Sem/kelas : II/B
M. kuliah : Metodologi Penelitian
D. pengampu : Prof. Ashar Hasairin M.Si
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif berkembang pertama kali sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah
pertama kali dikembangkan oleh para manajer di Eropa. Metode ini antara lain adalah
metode time and motion study oleh Frederick Taylor pertama kali sekitar tahun 1930-an.
Metode ini mempelajari keefisienan dalam proses produksi perusahaan. Metode ini
berkembang menjadi penelitian operasional yang menjadi salah satu bidang kajian ilmu
manajemen. Saat ini penelitian operasional sudah berkembang pesat mulai dari perencanaan
produksi sampai pelaksanaan. Misalnya teori tentang linear programming, teknik
forecasting, teori permainan, teori simulasi, teori antrian dansebagainya.
Metode kuantitatif kemudian berkembang dalam ilmu psikologi. Dalam ilmu
psikologi berkembang percobaan-percobaan tentang perilaku manusia. Ditemukan juga
rumus anova. Selain itu juga berkembang analisis regresi yang dikembangkan sosiolog.
Metode yang terakhir adalah metode ekonometrik yang berkembang tahun 1970-an. Sampai
saat inipun alat analisis statistic masih terus berkembang dan dipelajari.
Metode kuantitatif berkembang pesat sejak ditemukannya berbagai alat ukur
penelitian. Alat ukur pertama kali hanya dikenal pada benda-benda fisik seperti ukuran berat
(kg, ons, pon, gram dll) ukuran jarak/tinggi (km, m, cm, inchi, mm dll) maupun ukuran
panas (Celcius, Fahrenheit dll). Sekarang ini telah berkembang berbagai bentuk pengukuran
bidang ilmu social yang mendasari kuantifikasi ilmu-ilmu social. Alat ukur yang dapat
dijadikan parameter tersebut antara lain adalah pengukuran sikap menggunakan skala Likert;
pengukuran indicator ekonomi menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB), Pendapatan
Perkapita (GNP), laju inflasi, nilai tukar mata uang. masih banyak pengukuran bidang ilmu
social lain yang sudah tersedia sekarang ini.
Jalan menuju metode kuantitatif semakin mudah karena Peneliti jaman sekarang
tidak perlu kesulitan untuk melakukan penganalisisan data hasil penelitian. Sejak tahun
1980-an telah berkembang software yang memungkinkan peneliti melakukan analisis data
kuantitatif secara cepat dan tepat. Pada fase ini perkembangan analisis data menjadi pesat
dengan ditemukannya teknik statistic multivariate. Penelitian dengan aplikasi multivariate
apalagi melibatkan banyak responden akan sangat terbantu dengan software computer.
Untuk melakukan analisis data statistic hanya dibutuhkan waktu kurang dari 5 menit dengan
software statistic seperti SPS, SPSS, Minitab, Amos, POM, Lisrel maupun software lain
yang kurang popular.
Sejarah penelitian kuantitatif mencakup perkembangan dan evolusi pendekatan
penelitian yang menitikberatkan pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif, yaitu data
yang dapat diukur dan dihitung secara numerik. Berikut adalah beberapa tonggak sejarah
penting dalam pengembangan penelitian kuantitatif:
BAB II
JENIS-JENIS
PENELITIAN KUANTITATIF
A. Pendahuluan
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif terdiri dari beberapa jenis metode penelitian,
dimana dapat menggambarkan perbedaan antara satu dengan metode jenis lainnya. Penelitian
dengan pendekatan kuantitatif pada umumnya sudah dapat teridentifikasi dari rumusan masalah
bahkan dari judul penelitian. Seville, et.al. dalam Sinambela (2021), metode penelitian sebagai
berikut:
1. Metode sejarah;
2. Metode deskriptif;
3. Metode eksperimen;
4. Metode ex post facto (kausal komparatif); dan
5. Metode partisipatori
1. Penelitian Survei
Penelitian ini mencakup penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai
instrumen penelitian, kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa
pertanyaan dengan struktur yang baku, dalam pelaksanaan survei, kondisi
penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Dalam metode survei ada 3 (tiga) karakteristik, yakni:
1) Data/informasi dikumpulkan dari kelompok besar dengan tujuan mendiskripsikan
berbagai aspek dan karakter seperti: sikap, kemampuan, pengetahuan populasi
penelitian,
2) Data/informasi diperoleh dari butir-butir pernyataan,
3) Data/informasi diperoleh dari sampel.
3. Analisis Isi
Penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar,
film, dan sebagainya, pada meterial yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung
berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat bantu statistik
dihitung.
1. Metode Survei
Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai
instrumen utama untuk mengumpulkan data, metode ini adalah yang paling sering
dipakai di kalangan mahasiswa,desainnya sederhana, prosesnya cepat, tetapi bila
dilakukan dengan sembrono, temuan survei ini cenderung superficial (dangkal)
meskipun dalam analisisnya peneliti menggunakan statistik yang rumit,
beberapa tema penelitian dengan menggunakan metode survei diantaranya; survei
tentang alokasi anggaran untuk pengembangan pegawai disemua perguruan tinggi
negeri, survei tentang kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan di Bank XY,
analisis terhadap potensi penerimaan calon konsumen terhadap produk baru yang
akan diluncurkan, jajak pendapat masyarakat terhadap metode baru dalam hal
penetapan pajak pembangunan I.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya
(variabel X dan variabel Y),untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini, peneliti
harus teliti harus melakukan kontrol dan pengukuran melakukan kontrol dan
pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya,
beberapa contoh tema penelitian dengan menggunakan metode
eksperimendiantaranya; apakah terdapat perbedaan dalam hal tingkat pemahaman
siswa antara siswa yang diajar dengan metode instruksionis dengan siswa
yang diajar dengan metode konstruktivis, perbedaan efektivitas dan efisiensi
metode iqro dengan metode tradisional (dalam mempelajari bahasa arab), pengaruh
pendekatan focused group discussion terhadap proses pengambilan keputusan.
2. Metode Komparatif
Metode komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan
untuk mengetahui apakah antara dua variabel ada perbedaan dalam suatu aspek yang
diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan
secara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu instrumen. Hasilnya dianalisis
secara statistik untuk mencari perbedaan variabel yang diteliti.
3. Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua
atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti. Penelitian dilakukan untuk
membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan
kerangka pemikiran tertentu.
4. Metode Survei
Setiawan mengutip bahwa menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survei adalah
satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel
berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992)
“metodepenelitian survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum
penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey
(1982) “metode penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik
pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan tertulis atau lisan”.
Metode survei merupakan metode penelitian yang menggunakan angket (kuesioner)
sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data di lapangan. Metode survei ini
merupakan metode yang paling sering dipakai oleh sejumah mahasiswa ketika akan
menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Metode survei ini sering dipakai oleh
mahasiswa karena prosesnya melakukan penelitian cepat, bahkan desain penelitian
yang dilakukan juga sifatnyanya sederhana. Namun, temuan penelitian survei ini
cenderung hasilnya bersifat superficial (dangkal), karena sering dilakukan secara asal
jadi oleh mahasiswa, meskipun dalam teknik analisisnya datanya digunakan statistik
yang rumit.
Peneliti melakukan control pada apa yang dihadapi oleh sbyek lewat cara yang
diberikan atau tidak diberikan kondisi atau dengan perlakuan spesifik dengan
sistematis. Selain itu, metode penelitian eksperimen juga digunakan untuk menjelaskan
dan memprediksi gerak atau arah kecenderungan suatu variabel di masa depan. Karena
itu metode penelitian eksperimen ini digunakan dan bertujuan untuk memprediksi.
Misalnya “tingkat pendidikan” berkorelasi dengan “status sosial”) tidak berarti dua
variabel tersebut mempunyai hubungan sebab-akibat. Sebaliknya, dua variabel yang
tidak berkorelasi (zero correlation) bukan berarti sudah tertutup kemungkinannya
memiliki hubungan sebab-akibat. Untuk mengukur korelasi, metode survei
mungkinsudah cukup memadai. Tetapi untuk menjawab “Apakah tingkat pendidikan
menyebabkan naiknya status sosial?” Diperlukan suatu studi eksperimen yang sangat
ketat pembuktianya.
Ciri dari penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap variabel bebas (X).
Dari kondisi di atas, variabel bebas dapat dimanipulasi menjadi cemas dan tidak cemas.
Konkritnya, sebuahkelas terdiri dari kelas A dan B. Masing-masing kelas dimanipulasi
kondisinya menjadi kelas A menjadi kelas yang cemas, sementara kelas B menjadi
kelas yang netral (pengendali). Pengkondisian kelas dapat dilakukan dengan
memberikan sugesti kepada kelas A bahwa ujian yang diberikan akan berpengaruh
terhadap kenaikan kelas.
Artinya, siswa yang memiliki nilai yang rendah dimungkinkan bisa tidak naik kelas.
Sementara kelas B dikondisikan netral. Dengan pengertian bahwa ujian di kelas B
hanyalah untuk mengukur kemampuan pemahaman terhadap suatu kompetensi tanpa
adanya pengaruh dari hasil dengan kenaikan kelas. Setelah kelas sudah terkondisikan,
maka diberikan soal dengan tingkat kuantitas dan kualitas kesulitan yang sama. Pada
waktu yang bersamaan, lembar jawaban dikumpulkan bersama dan dilakukan
pengoreksianterhadap hasil jawab dari kelas A dan B. Apabila terjadi perbedaan nilai,
semisal, nilai kelas A lebih tinggi daripada kelas B, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya kecemasan ternyata mampu meningkatkan nilai ujian.
Anggapan lain, bahwa dengan adanya kecemasan membuat siswa semakin berpacu
untuk mendapatkan yang terbaik.Dikatakan true experiment (eksperimen yang
sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama
dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi
cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
Ungkapan ahli diatas dapat dirumuskan bahwa dalam penelitian kuantitatif memiliki
beberapa jenis dalam metode penelitian yang merupakan sebuah alat yang dapat
menyelesaikan permasalahan penelitian yang ditemukan dilapangan, diantaranya metode
deskriptif, metode komperatif, metode korelasi,penelitian survei, penelitian ex post facto,
penelitian eksperimen, policy research, action research, penelitian evaluasi, metode kuasi
experiment, metode subjek tunggal.
BAB III
A. BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Langkah penelitian ini adalah yang melatarbelakangi peneliti memilih tema dan topik
tersebut harus diuraikan dalam latar belakang disertai dengan data-data pendukung.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah kajian masalah yang ditemukan Merumuskan dan
mendefinisikan masalah sesuai dengan acuan teori yang telah diketahui sebelumnya
3. Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan sebuah kalimat pertanyaan bukan pernyataan dan harus
relevan dengan tema yang diangkat, bersifat baru dan asli serta penting
4. Tujuan Penelitian
Arti tujuan penelitian ialah menunjukkanserangkaian pertanyaan tentang mengapa Anda
ingin melakukan penelitian dan apa yang ingin di capai
5. Manfaat penelitian
Secara umum merupakan serangkaian atau kumpulan kegunaan hasil penelitian, baik bagi
kepentingan untuk pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan yang
dianggap penting untuk dilakukan
2. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai pemikiran asli peneliti untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna
menjawab pertanyaan pada penelitiannya
BAB V PENUTUP
1. Simpulan
Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu proses penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas,
maka tampak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linear, yaitu bahwa langkah-
langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan
data, analisis data, dan membuat kesimpulan dan saran
2. Saran
Saran berisi rekomendasi yang dirumuskan oleh peneliti, tetapi bukan untuk menjawab
permasalahan penelitian. Saran dirumuskan berdasarkan penelusuran yang menurut
penulis bisa bermanfaat secara praktis untuk pengembangan ilmu pengetahuan
berdasarkan kedekatan objek