Anda di halaman 1dari 12

Makalah Metodologi Penelitian Pendidikan

“LATAR BELAKANG MASALAH, RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN


PENELITIAN KUANTITATIF”

Disusun untuk memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah Metodologi Penelitiann Pendidikan

Dosen pengampu:

RIZKI AMELIA, M.Pd

Disusun oleh:

Ifatul Mardhiyah (220103110043)

Kholilah Zakiyatussyarifah (220103110058)

Dwi Anggraini Lutfiyah (220103110099)

PENDIDIKAN GURU MASRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA

MALIK IBRAHIM MALANG

2023/2024
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif didefinisikan
sebagai investigasi sistematis terhadap fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat
diukur dengan melakukan teknik statistik, matematika atau komputasi.
Penelitian kuantitatif sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode statistik yang
digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dari studi penelitian. Dalam metode
penelitian ini, para peneliti dan ahli statistik menggunakan kerangka kerja matematika dan
teori-teori yang berkaitan dengan kuantitas yang dipertanyakan.
Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009:14) dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi/ sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat 2 Metodologi Penelitian Kuantitatif kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Menurut Emzir (2009:28), pendekatan kuantitatif adalah satu pendekatan yang secara
primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
(seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan
spesifik menggunakan pengukuran dan observasi serta pengujian teori), menggunakan strategi
penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Sehingga dalam
penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya
(Arikunto, 2006).
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif Menurut Para Ahli
a. Creswell (1994)
Penelitian kuantitatif adalah sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan
pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabelvariabel, diukur dengan angka,
dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi
prediktif teori tersebut benar.
b. Punch (1988)

2
Penelitian kuantitatif adalah penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk
sesuatu yang dapat dihitung. Penelitian kuantitatif memperhatikan pengumpulan dan
analisis data dalam bentuk numerik. Metodologi Penelitian Kuantitatif 3
c. Nana Sudjana dan Ibrahim (2001)
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian
ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-metode
penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif.
d. Bryman (2002)
Proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, desain penelitian, memilih
subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan menuliskan
kesimpulan.
e. Suriasumantri (2005)
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan kajian pemikiran yang
sifatnya ilmiah. Kajian ini menggunakan proses logicohypothetico-verifikatif pada
langkah-langkah penelitian yang dilakukan.
f. Kasiram (2008)
Penelitian kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu proses menemukan
pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis
keterangan tentang apa yang ingin diketahui. Metode penelitian ini menerjemahkan
data menjadi angka untuk menganalisis hasil temuannya. Penelitian kuantitatif dapat
bersifat deskriptif, korelasi, dan asosiatif berdasarkan hubungan antar variabelnya.

Metodologi Penelitian Kuantitatif biasanya hanya mengukur tingkat suatu variabel


pada populasi atau sampel, sementara korelasi dan asosiatif melihat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Jika kuantitatif korelasi hanya menunjukkan hubungan, asosiatif
berusaha mencari hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel terkait. Penelitian
kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial, dari fisika dan
biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk
meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan
dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif. (K. Abdullah
et al., 2021)

3
B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif
Karakteristik penelitian kuantitatif adalah beberapa ciri atau tanda khusus yang ada pada
penelitian kuantitatif dan tidak dimiliki oleh penelitian lainnya. Karakteristik penelitian
kuantitatif menurut Arikunto sebagai berikut:
1. Kejelasan Unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sample, sumber data sudah mantap, dan
rinci sejak awal
2. Langkah Penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan
disusun;
3. Hipotesis (jika memang perlu): Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
dan hipotesis menentukan hasil yang diramalkan (apriori);
4. Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang akan diharapkan;
5. Pengumpulan Data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan;
dan
6. Analisis data: dilakukan setelah semua data terkumpul

Jadi secara umum karakteristik pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak


menggunakan data kuantitatif baik berupa angka, table, data yang berbentuk angka, dan
grafik yang diangkakan.

C. Latar Belakang Penelitian Kuantitatif


Dalam rangka membuat latar belakang yang baik disini kita harus memuat mengapa atau
alasan kita melakukan penelitian tersebut. Dalam membuat latar belakang sebaiknya
mengangkat kasus yang nyata sesuai dengan kondisi lapangan atau berdasarkan beberapa data
yang telah di uji kebenarannya atau valid. Tuliskan seberapa penting penelitianmu. Dan latar
belakang tidak perlu panjang tetapi harus langsung mengarah kepada inti. Jangan membuat
latar belakang yang panjang dan terlalu ber tele-tele. Dan buatlah latar belakang yang simple
dan mudah untuk di mengerti (Suhirman & Yusuf, 2019).
Latar belakang dalam penelitian makalah, skripsi ataupun laporan merupakan sebuah landasan
utama yang menjadi penyebab kita sebagai peneliti untuk menyusun penelitian, ada beberapa
poin yang harus kita kerjakan saat memulai latar belakang masalah yaitu :

4
1. Permasalahan utama
Di paragraf pertama ini biasanya peneliti menjelaskan masalah yang akan menjadi pemicu
ide untuk menulis suatu makalah. Dalam hal ini masalah biasanya berasal dari isu, berita
ataupun literature seperti buku. Masalag yang akan di bahas harus jelas mengarah dan
spesifik memiliki hubungan dengan judul penelitian.
2. Fakta sebagai penguat Permasalahan
Fakta yang mendukung dan dapat menguatkan masalah yang diteliti. Setidaknya ada 3
fakta yang dapat menguatkan masalah dan memicu suatu ide.
3. Akibat permasalahan
Disini dampak yang ditimbulkan dari masalah yang telah terjadi kemudian dampak juga
harus diperkuat dengan bukti yang berasal dari sumber penelitian.
4. Usaha-usaha yang mengarah pada Judul
Dalam hal ini poin yang perlu dijelaskan adalah usaha-usaha yang dapat mengarah pada
judul, bisa berupa usaha sebelumnnya yang masih belum berhasil.
5. Kesimpulan yang mengarah pada Judul
Dalam paragraf ini peneliti menyelesaikan semua paragraph sebelumnya dan
mengarahkan kepada judul
Misalnya :
Judul : Perlunya keamanan sekitar kampus D
Poin 1 : sering terjadi kehilangan barang di kampus D
Poin 2 : Fakta ada mahasiswa kehilangan motor, - ( fakta bisa lebih dari satu)
Poin 3 : akibatnya terjadi penurunan tingkat keamanan kampus dan memberikan kesan
buruk serta dapat menganggu aktivitas sehari-hari.
Poin 4 : Usaha Kampus dengan memperketat keamanan dengan setiap melakukan cek
STNK terhadap mahasiswa Kampus
Poin 5 : sehingaa perlu di tambah lagi keamanan kampus B
Poin poin ini kemudian dikembangkan menjadi satu dijadikan menjadi satu paragraph.
D. Menentukan Rumusan Masalah Metode Kuantitatif
1. Pengertian Masalah
suatu penelitian merupakan bentuk upaya untuk menjawab atau memecahkan salah
satu atau lebih permasalahan. Atau bisa sikatakan bahwa tidak aka ada suatu penelitian jika

5
tidak ada masalah yang perlu dan dianggap harus segera diselesaikan. Dan masalah sendiri
adalah suatu keadaan dimana terjadi kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan
kondisi yang terjadi. perbedaan gap inilah yang menjadikan seorang peneliti harus masuk
dan terjun untuk melakukan sebuah penelitian. Karena memang penelitian yang baik
seharusnya berasal dari sebuah masalah, dan akhirnya penelitian yang dilakukan dapat
bermanfaat dan mampu memecahkan masalah yang ada. (Syahrum & Salim, 2014)

Namun demikian, tidak jarang peneliti masih banyak yang melakukan penelitian
hanya sekedar mengikuti trend penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya dimana mereka hanya melakukan perubahan kecil misalnya pada lokasi
pengamatan. Sebagai contoh misalkan oenelitian yang terkait dengan kinerja Guru. Di satu
sekolah mungkin kinerja karyawan menjadi sebuah masalah, tapi apakah di sekolah lain
juga sama, karena bisa jadi kinerja guru bukan merupakan masalah yang serius.(Suhirman
& Yusuf, 2019)

Masalah penelitian dapat dijumpai dan bersumber dari kehidupan sehari-hari


kemudian disorong oleh rasa ingin tahu manusia yang begitu tinggi, disini manusia akan
termotivasi untuk melakukan penelitian, Sehingga demikian rumusan masalah merupakan
hal pokok pada suatu penelitian, keberadaan masalah akan menjadikan hal yang wajib
untuk diteliti dalam kegiatan penelitian. Penelitian terdahulu mendukung penelitian serta
metode yang digunakan pada akhirnya semua digunakan untuk menjawab rumusan
masalah dengan baik dan benar. Hal yang disampaikan oleh proyono (2016) menyatakan
bahwa pada dasarnya permasalahan dalam penelitian merupakan perumusan masalah edam
bentuk yang lebih terfokus yang tidak terpisahlan dengan informasi dan penjelasan-
penjelasan yang terdapat di latar belakang penelitian.(K. Abdullah et al., 2021)

Menurut Nana Sudjana, terdapat 3 aspek dalam rangka mengukur kelayakan suatu
masalah penelitian yang memenuhi persyaratan untuk diteliti:

1. Segi metode keilmuan, dari segi metode keilmuan masalah


2. penelitian harus dapat dipecahkan melalui Langkah-langkah berfikir ilmiah atau
metode ilmiah.
3. Segi kepentingan dan kegunaan, artinya ,asalah penelitian harus bisa menselaraskan
dengan kepentingan mahasiswa, masyarakat atau peneliti itu sendiri.

6
2. Perumusan Masalah
a. Definisi Perumusan Masalah
Perumusan Masalah atau research questions atau research problem, diartikan
sebagai suatu rumusan yang isinya mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam
kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai
fenomena yang saling berkaitan dengan fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik
sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Perumusan masalah merupakan slah satu
tahapan dimana suatu penelitian ini memiliki kedudukan yang penting untuk di lakukan
kegiatan penelitian, karena tanpa adanya perumusan masalag aka suatu kegiatan
penelitian akan dianggap sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apapun.
(Ghony & Almanshur, 2016)

Jadi suatu rumusan masalah adalah beberapa pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya dengan melalui pengumpulan data yang terbentuk dalam rumusan
masalah, rumusan masalag pada hakikatnya adalag deskriptip atau suatu penggambaran
tentang ruanglingkup masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus pengamat
sidalam suatu proses penelitian yang akan diteliti nantinya. (P. M. Abdullah, 2015)

b. Bentuk-bentuk Perumusan Masalah


Bentuk atau model perumusan masalag dalam suatu penelitian dikelompokkan ke dalan
3 (tiga) bentuk masalah, yaitu:
1. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap suatu masalah yang berkaitan dengan pertanyaan terhadap
keberadan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih, yang
kemudian dapat memandu peneliti untuk memahami situasi sosial yang akan diteliti
secara meneluruh, luas dan mendalam.
2. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang mmbandingkan
keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampek yang berbeda,
diwaktu yang berbeda pula, sehingga dapat mengarahkan peneliti untuk
membandingkan anatara berbagai konteks.

7
3. Rumusan masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan suatu hubungan antara dua variable atau lebih. Sehingga dapat
memandupeneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain
satu dengan yang lainnya. (Suhirman & Yusuf, 2019)
3. Identifikasi dan perumusan masalah penelitian kuantitatif
Dalam rangka mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian ditemukan
dahulu lebih dari satu masalah. Kemudian dari beberapa masalah tersebut perlu untuk
dipilih salah satu yang mana yang paling layak untuk di teleiti. Dan apila hanya
memperoleh satu permasalahan, masalah tersebut juga tetap harus dipertimbangkan layak
atau tidaknya serta sesuai atau tidaknya untuk menjadi bahan penelitian. (sugiono, 2022)

E. Hipotesis Penelitian Kuantitatif


1. Pengertian Hipotesis
Secara etimologis kata hipotesis itu terbentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis.
Hypo berarti kurang dan thysis berarti pendapat, kedua kata itu kemudian digunakan
secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutannya dalam dialek bahasa Indonesia
menjadi hipotesa. Kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu
kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna, yang perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian,
pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis itu secara empirik atau
dengan data dilapangan(Rukminingsih et al., 2020).
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah u;penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris antara dua variabel. Hipotesis menyatakan
hubungan dari apa yang kita inginkan untuk dipelajari, variabel tersebut adalah variabel
bebas, yaitu variabel penyebab, serta variabel terikat atau variabel akibat, hipotesis
merupakan pernyataan yang diterima untuk sementara sebagai suatu kebenaran
berdasarkan logika, teori-teori ilmu pengetahuan, dan penelitian-penelitian terdahulu
dalam bidang dan masalah yang sama yang merupakan dasar kerja serta panduan dan
verifikasi.

8
Hipotesis adalah jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui
penelitian, dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya
merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah,
sedangkan kebenaran yang sesungguhnya dari hipotesis itu perlu diuji secara empirik
melalui analisis data di lapangan, tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian
yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Hipotesis hanya
diperlukan dalam penelitian kuantitatif, sebaliknya penelitian kualitatif tidak memerlukan
hipotesis, hipotesis dalam penelitian kuantitatif antara lain bertujuan untuk:
a. Menjelaskan masalah penelitian
b. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji
c. Sebagai pedoman untuk memilih alat analisis data
d. Sebagai dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
Contoh hipotesis:
Ada pengaruh positif yang signifikan dari pemberian insentif, suasana kerja yang
kondusif, dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Maju bersama di Banjarmasin.
Hipotesis diatas dapat digunakan untuk menjelaskan atau menunjukkan:
a) Masalah penelitian Apakah ada pengaruh positif yang signifikan dari pemberian
insentif, suasana kerja yang kondusif, dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
PT Maju Bersama di Banjamasin.
b) Variabel penelitian Pemberian insentif, suasana kerja yang kondusif, kepemimpinan,
dan kinerja karyawan, dimana yang berfungsi sebagai variabel bebas (mempengaruhi
adalah: pemberian insentif, suasana kerja yang kondusif, dan kepemimpinan.
Sedangkan variabel terikatnya (yang dipengaruhi) adalah kinerja karyawan.
c) Metode analisis data Oleh karena penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh, maka
penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif atau kausal, sehingga alat analisis
yang digunakan adalah alat analisis yang sesuai dengan jenis penelitian asosiatif atau
kausal yaitu analisis jalur Partial Least Square (PLS) dan analisis regresi.
d) Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data, kesimpulan yang akan diperoleh memiliki
dua kemungkinan, yaitu:

9
1) Kemungkinan pertama ada pengaruh positif yang signifikan dari pemberian
insentif, suasana kerja yang kondusif, dan kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan PT Maju Bersama.
2) Kemungkinan kedua tidak ada pengaruh positif yang signifikan dari pemberian
insentif, suasan kerja yang kondusif, dan kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan PT Maju Bersama
2. Merumuskan Hipotesis
Bagaimana merumuskan hipotesis yang baik?, memang belum ada aturan yang
baku. Meskipun demikian untuk memudahkan peneliti merumuskan hipotesis, ada
sejumlah petunjuk yang bisa dijadikan acuan, diantaranya(Ghony & Almanshur, 2016):
a. Hipotesis harus dinyatakan dengan menggunakan kalimat pernyataan.
b. Hipotesis harus dirumuskan atas dasar pikiran-pikiran logis dan pengamatan empiris
yang bisa dijelaskan secara ilmiah.
c. Hipotesis harus dapat diuji, artinya memungkinkan bagi peneliti atau orang lain untuk
menggunakan alat uji tertentu dan mengumpulkan datanya untuk menguji kebenaran
yang terkandung dalam hipotesis tersebut.
d. Hipotesis harus menyatakan hubungan dua variabel atau lebih. Hipotesis yang
mengandung pernyataan hanya satu variabel merupakan hipotesis yang tidak penting
untuk diuji.
e. Hipotesis yang baik adalah yang sederhana, sedikit asumsi tetapi lebih banyak
menjelaskan fakta.
Dalam perspektif lain untuk membuat rumusan hipotesis harus memperhatikan:
a) Substansi hipotesis
Menyangkut isi hipotesis tersebut, yaitu sampai sejauhmana ia dapat menjawab
permasalahan penelitian dan berapa lingkup informasi atau fakta atau fakta empiris
yang diperoleh dilapangan, maupun hasil penelitian terdahulu.
b) Formulasi
Yang dimaksud dengan formulasi menyangkut susunan dari hipotesis itu sendiri,
apakah sudah memenuhi kriteria minimal, yaitu:
1) Mengekspresikan hubungan kausalitas antar variabel.
2) Dapat dilakukan pengujian secara empirik.

10
3) Menggunakan susunan kalimat yang dapat menjawab permasalahan penelitian.
4) Mempunyai landasan teori yang memadai, baik secara literatur maupun hasil
penelitian terdahulu.Jika tidak ada landasan teori yang memadai, hanya
berdasarkan logika saja umumnya disebut sebagai preposisi.
5) Mempunyai batasan-batasan yang memadai.
6) Metodeserta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti yang bersangkutan.
F. Tujuan penelitian kuantitatif
Tujuan penelitian kuantitatif untuk menjelaskan suatu masalah dengan
menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu pola, keberaturan yang terjadi dalam
suatu realitas tentanng suatu masalah yanag diperkirakan akan berlaku pada suatu populasi
tertentu. Generalisasi dapat dihasilakan melalui suatu metode perkiraan atau metode
estimasi yang umum berlaku didalam statiska deduktif. Metode estimasi itu sendiri
dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas
lingkunganya yang juga sering disebut “sempel data”. Sempel data ialah contoh nyata dari
kenyataan yang dapat diprediksikan keberlakuannya ketingkat realitas kelompok yang
lebih besar. Penelitian kuantitatif melakukan eksplorasi mendalam serta menemukan fakta
dan menguji teori, model, strategi dan pendekatan pembelajaran. (Rukminingsih et al.,
2020)
Adapun tujuan lain, yaitu membantu dalam menentukan hubungan antar variabel
dalam sebuah populasi. Termasuk pula membantu dalam menentukan desain penelitian.
Membicarakan desain penelitian kuantitatif, memiliki dua bentuk, yaitu
1. Studi deskriptif Dikatakan penelitian studi deskriptif apabila peneliti hanya melakukan
uji relasi antar variabel hanya sekali saja.
2. Studi eksperimental. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian studi eksperimen
apabila peneliti melakukan pengukuran antar variabel dilakukan sebelum dan sesudah
penelitian. Jadi, pengukuran sebelum dan sesudah ini tidak lain dilakukan untuk
mengetahui sebab akibat. Dapat pula digunakan untuk mengetahui fenomena apa saja
yang dilakukan penelitian.(Na & Hipertensiva, n.d.)

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K., Jannah, M., Aiman, U., Hasda, S., Fadilla, Z., Taqwin, N., Masita, Ardiawan, K.
N., & Sari, M. E. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif. In PT Rajagrafindo Persada
(Vol. 3, Issue 2).
https://www.infodesign.org.br/infodesign/article/view/355%0Ahttp://www.abergo.org.br/re
vista/index.php/ae/article/view/731%0Ahttp://www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/artic
le/view/269%0Ahttp://www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/106

Abdullah, P. M. (2015). Living in the world that is fit for habitation : CCI’s ecumenical and
religious relationships. In Aswaja Pressindo.

Ghony, D., & Almanshur, F. R.-A. T.-58-1-10-20200709. pd. (2016). Metodologi Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif. In UIN-Malang Press (pp. 1–138).

Na, D. E. C., & Hipertensiva, C. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における


健康関連指標に関する共分散構造分析Title.

Rukminingsih, Adnan, G., & Latief, M. A. (2020). Metode Penelitian Pendidikan. Penelitian
Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

sugiono, yusuf. (2022). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif (Issue January).

Suhirman, & Yusuf. (2019). Penelitian Kuantitatif: Sebuah Panduan Praktis.

Syahrum, & Salim. (2014). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF (1).pdf (p. 174).

12

Anda mungkin juga menyukai