Anda di halaman 1dari 9

Gambaran Penerimaan Diri (Self Acceptance) Pada Laki-Laki Dewasa Awal

Dengan Sindrom Tourette

Oleh:
Dean Arsanugraha
Putri Hanifah
Rahmi Gardini

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
JAKARTA
2023
BAB III
Metode Penelitian

3.1 Metode Pendekatan Masalah


Metode pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Denzin dan Lincoln (Ospina, 2004) mendefinisikan metode kualitatif
sebagai metode yang melibatkan pendekatan yang interpretatif dan naturalistik, maksudnya
adalah peneliti yang menggunakan metode ini meneliti dalam seting yang natural dan
mencoba untuk menginterpretasikan fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Metode
penelitian kualitatif memerlukan eksplorasi dari fenomena yang diangkat. Maka dari itu,
central phenomenon merupakan kunci utama dalam penelitian dengan menggunakan metode
kualitatif (Creswell, 2012). Ghony & Almanshur (2017) dalam bukunya menjelaskan
penelitian kualitatif adalah proses penyelidikan pemahaman berdasar pada tradisi
metodologis terpisah yang mengeksplorasi suatu masalah sosial atau manusia. Penelitian
kualitatif bersifat interpretatif atau menggunakan penafsiran yang melibatkan banyak
metode dalam memahami masalah penelitiannya.
Menurut Herdiansyah (2015) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang berguna untuk memahami arti dari pengalaman individu berdasarkan perilaku yang
dimunculkan serta aktivitas mental yang mendasari dengan batasan central phenomenon
yang berupa konstruk yang dipahami berdasarkan sudut pandang subjek penelitian. Dalam
ilmu psikologi, tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk menggali makna dan nilai dari
pengalaman yang dialami oleh subjek penelitian yang mana makna atau nilai tersebut
merupakan dasar dalam bersikap atau berperilaku dalam batasan central phenomenon yang
diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti berharap dapat
menggambarkan penerimaan pada laki-laki dewasa awal dengan sindrom tourette.

3.2 Unit Analisis


3.2.1 Teknik Sampling
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah Non-
random Sampling atau Non-probability Sampling. Sugiyono (2018:136) Non-probability
Sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi saat akan dipilih sebagai sampel.
Dalam memilih teknik sampling, tentunya terdapat pertimbangan yang mendasari
pemilihan sampel. Biasanya pertimbangan tersebut disesuaikan dengan latar belakang
fenomena yang diangkat dan tujuan penelitian. Pada teknik non-probability sampling,
jenis teknik yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling. Tujuan dari
sampling ini sering digunakan dalam suatu penelitian jika sebuah penelitian
membutuhkan kriteria khusus atau berdasarkan pada ciri – ciri yang dimiliki oleh subjek
yang dipilih, agar subjek tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini seorang laki-laki dewasa awal berinisial NR berusia 27
tahun. Saat ini, subjek bekerja sebagai pegawai swasta di salah satu televisi indonesia.
Subjek mengalami sindrom tourette sejak kecil. Saat duduk dibangku sekolah subjek
mengalami banyak perundungan. Sindrom yang diderita oleh NR selalu di jadikan bahan
tertawaan oleh teman-temannya saat itu. Hal itu membuat subjek tidak percaya diri, malu
dan tidak merasa nyaman. NR selalu mengalami kesulitan untuk mengembangkan
sosialiasinya dalam berteman. Tanggapan orang tua dan keluarga hanya bisa meminta
untuk subjek untuk mencoba mengontrol gerakan atau suara yang tidak bisa dikendalikan
itu. Setelah meninggalkan bangku sekolah dan kuliah di kampung. NR memilih untuk
hidup di ibukota besar yaitu Jakarta.
Lulus dengan ijazah IT, di jakarta NR mencari peruntungan hidup di Ibukota
Jakarta. Ibukota Jakarta mengenalkan dia banyak hal tentang perbedaan, percaya diri,
keberagaman manusia dan banyak hal lainnya yang membuat mental dan mindset NR
berubah. Selama NR bekerja di jakarta, dia selalu mencoba menutupi gangguannya ini
dari teman-temannya pada saat awal bekerja. Tics merupakan istilah dari gerakan sindrom
tourette secara berulang, seringkali NR akan mengeluarkan gerakan atau suara yang
sifatnya tidak dapat terkontrol. Tetapi, tetap saja perundungan itu ia dapatkan dan
menjadikan buah bibir oleh teman-temannya. Karna sudah di jakarta, NR mencoba
mencari informasi penyakit apa yang sedang ia derita. Setelah NR berkonsultasi dengan
dokter, akhirnya NR mengetahui penyakit apa yang ia derita.
Setelah itu NR mencoba mencari informasi komunitas di facebook. Disana NR
menemukan banyak cerita tentang sindrom ini. NR mulai mencoba memahami dan
belajar menerima dari cerita-cerita teman penderita sindrome tourette lainnya. NR
mendapati salah satu cerita, yang membuat NR bisa berdamai dengan apa yang sedang
dialaminya saat ini. Suatu hari ia menaiki KRL untuk menuju kesuatu tempat di jakarta.
Di tengah gerbong kereta yang tidak begitu ramai, dia terfokus untuk memperhatikan
salah satu orang di dalam gerbong, lalu dia melihat orang yang melakukan gerakan tidak
terkontrol yang sama dengan seperti dirinya. NR mengakui bahwasanya dia tertawa
terpingkal pingkal didalam hatinya. Pandangannya pada saat itu berubah, NR sadar
bahwasanya gerakan tiba-tiba yang biasanya terjadi sama diri di itu juga bisa menghibur
teman-teman disekitarnya. Sehingga tawa yang sering kali terdengar intimidatif olehnya,
menjadi tawa yang mampu menyenangkan untuk teman-teman disekitarnya. NR pernah
mengaku bahkan terkadang dia sengaja melakukan gerakan tiba-tiba itu dengan sengaja
hanya untuk mengurangi suasana tegang diruang kerja kantor, bahkan di tempat ia
berkumpul dengan teman-temannya. NR menjadikan sindrom tourette ini menjadi pahala
untuknya, karna bisa menghibur teman-teman disekitarnya yang sedang bersedih juga.
Dengan semua ini NR sudah berfokus kepada merubah energi negatif menjadi positif
untuk dirinya dan orang orang disekitarnya.

NO Biodata Pribadi NR
1 Tempat tanggal lahir Kebumen, 10 september 1996
2 Usia 26
3 Jenis kelamin Laki-laki
4 Agama Islam
5 Pendidikan terakhir S1
6 Pekerjaan Karyawan swasta
7 Tempat tinggal Cikarang

3.2.3 Informan Penelitian


Informan Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti memerlukan beberapa
informan untuk memberikan informasi terkait subjek dan untuk mendapatkan
informasi yang lebih komprehensif mengenai subjek. Informan dalam penelitian ini
adalah HD dan DN. HD dan merupakan sahabat subjek.

NO Biodata Pribadi HD DN
2 Usia 26 27
3 Jensi kelamin Laki-laki Laki-laki
4 Agama Islam Islam
5 Pendidikan terakhir S1 D3
6 Pekerjaan Karyawan swasta Karyawan swasta
7 Temapt tinggal Jakarta Barat Jakarta timur

3.2.4 Setting/Lokasi Penelitian


Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data pada penelitian ini berada di kawasan
senayan Jakarta Selatan yang merupakan tempat kerja subjek. Peneliti juga melakukan
wawancara dengan informan penelitian secara online atau virtual melalui salah satu
aplikasi Zoom Virtual Meeting

3.3 Metode Pengumpulan Data


3.3.1 Wawancara
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
wawancara. Stewart & Cash (Herdiansyah, 2015) mendefinisikan wawancara
sebagai suatu interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau sharing aturan,
tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi. Terdapat beberapa
bentuk wawancara, namun dalam penelitian ini kami menggunakan bentuk
wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur ialah bentuk wawancara
yang memberikan peneliti kebebasan dalam bertanya dan mengatur alur dan setting
wawancara yang lebih fleksibel hingga tidak ada jarak antara peneliti dan subjek
penelitian, tidak ada pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan hanya
mengandalkan guideline sebagai pedoman penggalian data (Herdiansyah, 2015).
Tujuan dari penggunaan teknik wawancara ini karena peneliti mengharapkan dapat
memahami lebih dalam fenomena yang diangkat. Oleh karena itu, teknik
wawancara semi terstruktur digunakan dalam penelitian ini
3.3.2 Guideline Wawancara
3.3.2.1 Awal (Opening)
1. Perkenalan
Peneliti melakukan perkenalan dengan subjek dan informasi penelitian
terkait dengan penelitian yang akan dilakukan dan tujuan penelitian.
2. Pemberian lembar peretujuan (Informed Consent)
Penelitian memberikan informed consent kepada subjek dan informan
sebagai bukti bahwa subjek bersedia menjadi subjek dan informan dalam
berlangsungnya penelitian.
3. Membangun rapport

3.3.2.2 Inti
Pada bagian inti, pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai latar belakang subjek, pengalaman mengenai bullying yang
diterima subjek dan aspek-aspek penerimaan diri menurut Hurlock (dalam
Pancawati, 2013) yang akan diteliti.
Pertanyaan penelitian akan lebih fokus pada gambaran penerimaan diri
subjek sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Latar Belakang Subjek
Mengungkapkan latar belakang kehidupan subjek yang memiliki
gangguan sindrom tourette.
2. Penerimaan Diri (Self Acceptance)
A. Sifat Percaya Diri dan Menghargai Diri
1) Mengungkap perasaan subjek saat menghadapi
pengalaman tidak menyenangkan karna memiliki
gangguan sindrom tourette yang mengakibatkan
dampak negatif pada diri subjek.
2) Mengungkapkan bagaimana proses subjek dapat
menghadapi dampak negatif dari pengalaman tidak
menyenangkan untuk mengambilkan sisi positif dirinya.
3) Mengungkap bagaimana subjek dapat menghargai
dirinya sendiri dan menganggap bahwa subjek
mempunyai derajat yang sama dengan orang lain
sehingga subjek tidak merasa sebagai orang yang
berbeda dari orang lain.
B. Kesediaan Menerima Kritikan (sama proposal)
1) Mengungkapkan berbagai kritikan negatif yang
diperoleh subjek karena memiliki sindrom tourete.
2) Mengungkap perasaan subjek atas kritikan maupun
komentar negatif dari keluarga maupun orang lain.
3) Mengungkap bagaimana subjek dapat melihat sisi
positif dan menjadikan kritikan atau komentar dari
orang lain sebagai evaluasi terhadap dirinya ke arah
yang lebih baik.
C. Mampu Menilai Diri dan Mengoreksi Kelemahan
1) Mengungkap cara subjek dalam penyesuaian diri
terhadap lingkungan pertemanan dan sosialnya saat ini
dengan kondisi sindrom tourete.
2) Mengungkap bagaimana pandangan subjek dalam
menilai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
3) Mengungkap proses subjek dapat bangkit setelah
mengetahui bahwa dirinya mengalami sindrom tourete.
D. Mandiri dan Berpendirian
1) Mengungkap bagaimana upaya subjek untuk dapat
menangani berbagai masalah dalam kehidupannya
seorang diri dengan keadaan Sindrom Tourette.
2) Mengungkap bagaimana upaya subjek untuk mencari
bantuan dalam menangani kondisi
E. Jujur Terhadap Diri Dan Orang Lain
1) Mengungkap proses awal subjek dapat menyadari dan
mengakui bahwa kondisi yang dialaminya tidak
berjalan secara normal seperti orang lain
2) Mengungkap bagaimana keberanian subjek untuk dapat
memberitahu orang terdekat bahwa dirinya telah
memiliki gangguan sindrom tourete.
F. Nyaman Dengan Sendiri
1) Mengungkap bagaimana subjek dapat merasa nyaman
dengan dirinya saat yang memiliki gangguan sindrom
tourete tanpa adanya perasaan ingin menjadi orang lain
2) Mengungkap apakah subjek pernah menyesali kondisi
yang dialaminya saat ini.
G. Memanfaatkan Kemampuan Dengan Efektif
1) Mengungkap bagaimana cara subjek mempertahankan
akademis
2) Mengungkap cara subjek melawan perasaan negatif
ataupun berbagai kendala ketika memberanikan diri
untuk mencoba melakukan hal yang baru
H. Bangga Menjadi Diri Sendiri
1) Mengungkap proses subjek dapat menerima keadaan
dirinya yang memiliki gangguan sindrome tourette
2) Mengungkap bagaimana subjek mampu menerima
dirinya sendiri atas kondisi yang dialami saat ini
3) mengungkap bagaimana subjek memiliki pandangan
positif terhadap harapan kedepan untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik
3.3.2.3 Akhir (Closing)
1. Ucapan terima kasih
Peneliti memberikan kenang-kenangan serta mengucapkan
terima kasih kepada subjek dan informan penelitian karena telah
bersedia menjadi subjek dan informan dalam penelitian serta telah
meluangkan waktu selama penelitian berlangsung.

2. Ucapan kepada subjek dan informan penelitian


Selain mengucapkan terima kasih, peneliti tidak lupa untuk
mengucapkan permintaan maaf kepada subjek dan informan
apabila selama proses pengambilan data (wawancara), terdapat
kata maupun perilaku yang telah dilakukan oleh peneliti yang
kurang berkenan kepada subjek maupun informan.

3. Mengingatkan kembali kerahasiaan data kepada subjek dan


informan
Walaupun sebelum memulai wawancara peneliti sudah
memberitahu mengenai kerahasiaan data, namun di akhir
sesi sebelum mengakhiri wawancara, peneliti kembali
mengingatkan dan menegaskan kepada subjek maupun
informan mengenai kerahasiaan data yang diberikan,
bahwa data tersebut hanya untuk keperluan dalam
penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data


Teknik analisis data penelitian kualitatif perlu dilakukan apabila data empiris yang
diperoleh berupa kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-
kategori. Data yang diperoleh dari metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.
Empat tahapan yang dilakukan dalam teknis yang harus dilakukan menurut Miles & Huberman
(dalam Herdiansyah, 2015), diantaranya:
1. Pengumpulan Data
Langkah pertama dalam penelitian kualitatif yaitu melakukan studi pre-eleminary
yang merupakan proses dalam pengumpulan data. Studi pre-eleminary ini bertujuan
untuk memverifikasi serta pembuktian awal mengenai fenoma yang akan diteliti. Peneliti
dapat memperoleh data dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan lain
sebagainya. Pada penelitian ini, data yang akan diolah, diperoleh dari proses
pengumpulan data pada saat peneliti melakukan wawancara dengan subjek penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses dari penggabungan segala bentuk data yang
diperoleh menjadi salah satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara,
observasi, studi dokumentasi, dan atau hasil dari FGD diubah menjadi bentuk tulisan
sesuai dengan format. Pada penelitian ini, proses pengumpulan data berupa rekaman
wawancara dan hasil studi dokumentasi. Pada rekaman wawancara, nantinya akan diubah
kedalam bentuk format verbatim.

3. Display Data
Kemudian langkah selanjutnya yaitu melakukan display data. Display data
merupakan cara untuk mengolah data sudah serupa dalam bentuk tulisan dan sudah
mempunyai alur tema yang sudah jelas (tabelnya telah disusun dalam tabel akumulasi
tema) ke dalam matriks kategorisasi sesuai dengan tema-tema yang telah dikelompokkan,
kemudian akan memecah tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkrit dan yang
sederhana dengan disebut sub-tema, yang kemudian dapat diakhiri dengan memberikan
kode (coding) dari sub-tema yang telah sesuai dengan verbatim wawancaranya yang telah
dilakukan sebelumnya.

4. Kesimpulan atau Verifikasi


Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap terakhir dalam tahapan analisis data
kualitatif menurut model interaktif Miles & Huberman (dalam Herdiansyah, 2015) dan
kesimpulan untuk tahapan analisis data kualitatif menurut model interaktif ini secara
mendasar berisi tentang penjelasan dari sub-kategorisasi tema secara keseluruhan yang
telah tercantum pada tabel kategorisasi yang telah dijelaskan secara umum dan coding
yang telah selesai dan berupa quote verbatim wawancara, yang kemudian dapat
disimpulkan secara jelas dan spesifik

Anda mungkin juga menyukai