Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RIVIEW JURNAL

Dosen Pembimbing : Nadya Puspita Adriana, M.Psi.

Disusun Oleh :

Nama : Thia Danama Kurnia Putri

Nim : S1703

Kelas : S17-B

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN 2019/2020
A. Review Jurnal
1.

1 Judul COPING STRESS PADA REMAJA PUTRI

YANG MENIKAH DI USIA MUDA


2 Jurnal Jurnal Psikologi Ilmiah
3 Penulis Novella Rosaline Murdiyana dan Haryo Goeritno
4 Volume dan Halaman INTUISI 4 (3)
5 Bulan dan Tahun 1 November 2012

6 Reviewer Thia Danama Kurnia Putri (S17103)


7 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang
coping stress pada remaja putri yang menikah di usia muda yang
di dalamnya meliputi perilaku coping stress yang ditampilkan oleh
remaja putri yang menikah di usia muda dan jenis coping stress
yang digunakan.
Perilaku coping yang ditunjukkan ketika sedang mengalami
permasalahan adalah berusaha mencari jalan keluar dengan lebih
memilih untuk diam ketika permasalahan sedang terjadi.
8 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan ciri-ciri
remaja putri yang sudah menikah, berusia I5 sampai dengan 20
tahun, tinggal di Desa Malausma, Kecama-tan Malausma, Kota
Majalengka.
9 Metode Penelitian Berdasarkan pendekatan dan jenis data yang digunakan, penelitian
ini termasuk penelitian kualitatif.
10 Penelitian (proses) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 20 Desember 2010 di Desa Malausma, Kecamatan
Malausma, Provinsi Jawa Barat masih banyak ditemukan kasus
remaja putri yang menikah muda. Hal tersebut banyak terjadi
karena di kalangan masyarakat disana, masih terdapat stigma
negatif bahwa remaja putri yang berusia hampir 20 tahun dan
belum menikah maka dianggap sebagai “perawan tua”.
Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan oleh
peneliti kepada beberapa subjek pada tanggal 24 Desember 2010
dapat diketahui bahwa remaja putri yang menikah di usia muda
mengalami stres di dalam kehidupan berumah tangga. Beberapa
penyebab munculnya stres pada diri remaja putri adalah subjek
merasa tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi
dengan pasangan, tidak bisa mengendalikan emosi dan merasa
tidak cocok dengan pasangan. Dari beberapa stressor di atas, pe-
rilaku coping stress yang ditampilkan subyek bermacam-macam
antara lain, ada subjek yang pergi ke rumah orang tuanya dalam
beberapa hari, ada yang pergi ke rumah temannya untuk mencari
hiburan, ada yang hanya diam saja dan berusaha mengalah, dan
ada juga yang meminta nasehat dari orang tua atau orang terdekat,
Berdasarkan uraian diatas dapar diketahui bahwa remaja putri yang
tinggal di Desa Malausma lebih banyak yang menggunakan jenis
emotion focused coping dari pada problem focused coping.
11 Analisis Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari hasil wawancara dan data tambahan dari hasil
observasi. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah maka langkah
berikutnya adalah mengadakan reduksi yang dilakukan dengan
jalan membuat abstraksi. Abstraksi adalah usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu
di jaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya
adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemu-
dian dikatego-rikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu
dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data
ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data (Moleong,
2007: 247)
12 Hasil Penelitian Latar belakang subjek menikah di usia muda adalah adanya
perasaan terpaksa dan mengikuti tradisi yang berlaku di
lingkungan, bahwa menikah di usia muda adalah hal wajar terjadi,
serta adanya kesiapan mental untuk menikah dan menjalani
kehidupan rumah tangga. Meskipun menikah di usia muda, namun
saat ini kehidupan rumah tangga subjek tergolong baik karena
adanya kesadaran bahwa permasalahan adalah bagian dari
kehidupan berumah tangga. Perbedaan keyakinan antara subjek
dan suami dan usia yang masih tergolong muda, sehingga sifat
sama-sama keras seringkali menjadi penyebab pertengkaran dalam
kehidupan rumah tangga subjek.
Perilaku coping stress yang ditampilkan subjek dalam kehidupan
pernikahan adalah subjek sering menangis dan berdoa untuk
menenangkan diri agar masalah yang dihadapi dapat cepat selesai.
Subjek sering sholat dan berdoa. Subjek mencoba bicara baik-baik
dengan suaminya agar suami bisa mengerti. Selain itu, subjek juga
selalu menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan seperti
pengajian, kumpul-kumpul, di balai desa pada saat sedang
mengalami masalah. Subjek tidak pernah menceritakan
permasalahan yang sedang subjek alami dengan siapapun. Subjek
hanya bisa berdoa saja sama Tuhan agar masalah yang sedang
dihadapi dapat cepat selesai.

2.

1 Judul STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA STRES PADA


MAHASISWA PRAKTIKUM
2 Jurnal JURNAL PSIKOLOGI
3 Penulis Riza mahmud1 dan zahrotul uyun2
4 Volome dan Halaman Vol. 1 No. 2 (2016)
5 Tahun 2016
6 Reviewer Thia Danama Kurnia Putri
7 Abstrak Jumlah mahasiswa yang mengalami stres meningkat setiap semester.
Respon stres dari setiap mahasiswa berbeda, Respon tersebut
tergantung pada kondisi kesehatan, kepribadian, pengalaman
sebelumnya terhadap stres, mekanisme koping, jenis kelamin dan
usia, besarnya stresor, dan kemampuan pengelolaan emosi dari
masing-masing individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pola stres pada mahasiswa praktikum di Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8 Subjek Penelitian Subjek penelitian berjumlah 75 mahasiswa yang
sedang mengambil mata kuliah praktikum di Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
9 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Data penelitian ini didapatkan dengan
menggunakan skala stres yang disusun berdasar teori Sarafino
(2006).
10 Penelitian (proses) Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Subjek penelitian berjumlah 75 mahasiswa yang sedang mengambil
mata kuliah praktikum di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Data penelitian diperoleh dengan
menggunakan dokumentasi, pengukuran tekanan darah, dan skala
stres. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan simple random
sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif.
Secara umum pola stres diawali karena adanya aktivitas fisik yang
berlebihan pada mahasiswa praktikum. Hal ini membuat mahasiswa
merasa kelelahan dan tegang sehingga tubuh meresponnya dengan
timbulnya stres. Mahasiswa awal yang mengambil mata kuliah
praktikum yaitu berusia 18–20 tahun lebih rentan terkena stres
dibandingkan dengan mahasiswa akhir praktikum yang berusia 21–
24 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa
praktikum perempuan lebih rentan mengalami stres daripada
mahasiswa praktikum laki – laki. Kemudian pada mahasiswa
praktikum dengan stres berat lebih berpotensi memiliki tekanan
darah lebih tinggi dari pada mahasiswa praktikum yang memiliki
stres sedang dan ringan.
11 Analisis Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.
12 Hasil Penelitian stres pada mahasiswa praktikum di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta memiliki beberapa faktor diantaranya
adalah usia jenis kelamin dan tekanan darah yang dimiliki oleh
mahasiswa. Mahasiswa awal yang mengambil mata kuliah
praktikum yaitu berusia 18–20 tahun lebih rentan terkena stres
dibandingkan mahasiswa akhir (sudah pernah mengambil mata
kuliah praktikum) yang berusia 21–24 tahun. Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa praktikum perempuan lebih
rentan terhadap stres dari pada mahasiswa praktikum laki–laki.
Kemudian pada
mahasiswa praktikum dengan stres berat lebih berpotensi memiliki
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan mahasiswa
praktikum yang memiliki stres sedang ataupun ringan. Ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi tekanan darah semakin
rentan terkena penyakit fisik diantaranya hipertensi. Secara umum
pola stres diawali karena adanya aktivitas fisik yang
berlebihan pada mahasiswa praktikum. Hal ini membuat mahasiswa
merasa kelelahan dan tegang sehingga tubuh
meresponnya dengan timbulnya stres.Subjek pada penelitian ini rata
– rata memiliki tingkat stres yang tergolong sedang.

3.

1 Judul Coping profiles, perceived stress and health-related behaviors: a cluster


analysis approach
(Cara seseorang dalam mengatasi masalah, stres yang dirasakan dan
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan: pendekatan analisis
kelompok).
2 Jurnal Health Promotion International
3 Penulis JULIE DORON1,2*†, RAPHAELTROUILLET1†, ANAI¨S
MANEVEAU1, DORINE NEVEU3 and GRE´ GORY NINOT1
4 Volume dan Halaman Vol. 30 No. 1
5 Bulan dan Tahun 16 October, 2014
6 Reviewer Thia Danama Kurnia Putri
7 Abstrak Dengan menggunakan prosedur analisis cluster, penelitian ini
bertujuan untuk menentukan apakah seseorang bisa dibedakan atas
dasar cara untuk menyelesaikan masalah (atau kombinasi unik dari
strategi koping); dan untuk menguji hubungan antara seseorang dan
stres yang dirasakan serta perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan.
8 Subjek Penelitian sampel dari 578 siswa Perancis (345 perempuan, 233 laki-laki;
Stres Skala-14.
9 Metode Penelitian survei cross sectional.

Para peserta diberi informasi tentang survei dan mengisi formulir


persetujuan dengan kuesioner pena dan kertas anonim selama kelas
wajib di masing-masing program. Semua kuesioner dikumpulkan
langsung di akhir kelas.
10 Penelitian (proses) Sebuah prosedur analitik dua bertahap klaster (yaitu hirarki dan non-
hirarkis-k-means) dipekerjakan untuk mendapatkan cluster mengatasi
strategi profiles. Hasil menghasilkan empat khas mengatasi pro fi les:
Tinggi Copers, Copers Adaptive, Copers Avoidant dan Copers Low.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok berbeda secara
signifikan di dirasakan stres dan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan. Copers tinggi dan Copers Avoidant ditampilkan tingkat
yang lebih tinggi dari stres yang dirasakan dan terlibat lebih dalam
perilaku yang tidak sehat, dibandingkan dengan Copers Adaptive dan
Copers Rendah yang melaporkan tingkat stres yang lebih rendah dan
bergerak lebih dalam perilaku sehat. Temuan ini menyarankan bahwa
ketergantungan relatif individu pada beberapa strategi dan de-
penekanan pada orang lain mungkin cara yang lebih
menguntungkan memahami cara di mana individu mengatasi stres.
Oleh karena itu, pendekatan analisis cluster dapat memberikan
keuntungan lebih teknik statistik yang
lebih tradisional dengan mengidentifikasi koping yang berbeda pro fi
les yang mungkin
terbaik manfaat dari intervensi. Penelitian di masa depan harus
mempertimbangkan
mengatasi pro fi les untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam
hubungan antara
strategi mengatasi dan hasil kesehatan dan untuk mengidentifikasi
kelompok risiko.
11 Analisis Sebuah prosedur analitik dua tahap klaster (yaitu hirarki dan non-
hirarkis-k-means) dipekerjakan untuk mendapatkan cluster mengatasi
strategi prof les.
12 Hasil Penelitian Menggunakan pendekatan analisis cluster, penelitian ini menambah
pertumbuhan literatur tentang koping dengan mengidentifikasi profil
koping siswa dan asosiasi mereka dengan stres yang dirasakan dan
yang berhubungan dengan kesehatan perilaku. Jelas, profil coping dari
Cop Coper dan Coper Tinggi terdiri siswa yang berisiko mengalami
stres dan terlibat dalam perilaku yang tidak sehat. Identifikasi koping
profil dalam kaitannya dengan hasil kesehatan merupakan langkah
penting dalam mengembangkan intervensi pencegahan. Ahli
kesehatan, dengan mengakui profil koping kelompok, mungkin lebih
mampu memprediksi mereka yang berisiko lebih tinggi untuk
menderita stres dan terlibat dalam perilaku yang tidak sehat dan
selanjutnya upaya-upaya pencegahan dan intervensi yang sesuai untuk
menyesuaikan coping kecenderungan populasi target. Secara
keseluruhan, temuan ini menyarankan agar penelitian di masa depan
harus fokus pada profil koping di Untuk memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang betapa berbedanya individu mengatasi stres dan
mengidentifikasi kelompok sasaran paling banyak kemungkinan
mendapat manfaat dari promosi dan pencegahan kesehatan tertentu.

4.

1 Judul Employee stress management: An examination of adaptive and


maladaptive coping strategies on employee health.

(manajemen stres karyawan: Pemeriksaan adaptif dan maladaptif


strategi koping pada kesehatan karyawan).
Arti
2 Jurnal Health Promotion

3 Penulis M. Kim Holtona,∗, Adam E. Barryb and J. Don Chaneyc


4 Volume dan Halaman Work 53 (2016) 299–305

5 Bulan dan Tahun September 2015


6 Reviewer Thia Danama K.P
7 Subjek Penelitian Peserta 148 diploma dan sarjana mahasiswa dari University College
terletak di Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka terdiri dari 45 laki-laki
(30,4%) dan 103 perempuan (69,6%).

8 Abstrak Karyawan umumnya melaporkan merasa stres di tempat kerja. Tujuan


penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karyawan mengatasi
stres kerja dan pribadi, apakah strategi koping mereka adaptif
(pelindung terhadap kesehatan) atau maladaptif (merugikan kesehatan),
dan jika cara karyawan mengatasi stres memengaruhi manajemen stres
yang dirasakan.
9 Metode Penelitian Dalam studi cross-sectional ini, sampel acak dari 2.500 karyawan non-
mahasiswa universitas penuh waktu (yaitu fakultas, profesional bergaji,
dan non-profesional setiap jam) disurvei tentang perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan termasuk stres dan koping. Sekitar
1.277 menyelesaikan survei (51%). Regresi logistik hirarkis digunakan
untuk menilai kemampuan adaptif dan strategi mengatasi maladaptif
untuk memprediksi manajemen stres yang dilaporkan sendiri, sambil
mengendalikan beberapa demografis variabel.
10 Penelitian (Proses) Penelitian ini meneliti bagaimana karyawan non-mahasiswa di sebuah
universitas besar 4 tahun tenggara tenggara mengatasi stres, apakah
strategi koping mereka adaptif (protektif terhadap kesehatan) atau
maladaptif (merugikan untuk kesehatan), dan ditentukan jika cara
masuk di mana individu mengatasi stres (yaitu adaptif atau
maladaptive) mempengaruhi persepsi manajemen stres. Secara
keseluruhan, lebih dari setengah karyawan yang disurvei (63,2%)
melaporkan manajemen personal yang efektif dan stres kerja. Temuan
ini menggemakan penyelidikan sebelumnya mendokumentasikan
mayoritas (74%) dari universitas karyawan yang melaporkan mampu
menangani stres kerja "Baik" atau "cukup baik" [42]. Paling sering
strategi coping adaptif yang digunakan adalah komunikasi dengan
teman atau anggota keluarga (56,3%) dan berolahraga (53,7%). Studi
lain juga menemukan pencarian dukungan sosial untuk menjadi coping
yang paling sering digunakan strategi di antara populasi karyawan [43,
44], dan aktivitas fisik telah berulang kali dihubungkan dengan
pengurangan stres.
11 Analisis Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak Perceived Skala Stres (PSS)

12 Hasil Penelitian Lebih dari setengah karyawan yang disurvei melaporkan manajemen
stres yang efektif. Coping adaptif yang paling sering digunakan strategi
adalah komunikasi dengan teman / anggota keluarga dan latihan,
sementara yang paling sering digunakan mengatasi maladaptif strategi
minum alkohol dan makan lebih dari biasanya. Baik strategi koping
adaptif dan maladaptif dibuat signifikan (p <0,05) kontribusi untuk
memprediksi persepsi manajemen stres karyawan. Hanya strategi
koping yang adaptif (B = 0,265) meramalkan apakah seseorang akan
mengidentifikasi diri mereka sendiri secara efektif mengelola stres.
Penggunaan strategi mengatasi maladaptif menurun kemungkinan
manajemen stres yang efektif melaporkan diri.

5.

1 Judul The Impact of Perceived Stress and Coping

Adequacy on the Health of Nurses: A Pilot Investigation

(Dampak Stres dan Cara Mengatasinya

Kecukupan pada Kesehatan Perawat: Investigasi Perintis).


2 Jurnal Nursing Research and Practice
3 Penulis Timothy R. Jordan,1 Jagdish Khubchandani,2 andMichael
Wiblishauser3

4 Volume dan Halaman Volume 2016, Article ID 5843256, 11 pages


5 Bulan dan Tahun 14 September 2016
6 Reviewer Thia Danama K.P
7 Subjek Penelitian Peserta studi termasuk semua perawat penuh waktu dan paruh waktu
yang dipekerjakan oleh sebuah komunitas rumah sakit di Midwestern
Amerika Serikat (𝑁 = 177).

8 Abstrak Meski sudah banyak diterbitkan bukti tentang penyebab stres pada
perawat dan dampaknya stres pada kesehatan mereka, sedikit yang
diketahui tentang gabungan dampak stres yang dirasakan dan
kecukupan mengatasi yang dirasakan pada status kesehatan dan
perilaku kesehatan perawat. Karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menilai kesehatan perawat status, perilaku kesehatan, tingkat
stres yang dilaporkan sendiri, tenik koping, persepsi efektivitas koping,
dan situasi khusus self-efficacy untuk mengatasi stres terkait tempat
kerja. Lebih secara khusus, kami ingin menjelaskan hubungan tersebut
antara stres, kecukupan mengatasi, dan kesehatan.
9 Metode Penelitian Desain Studi dan Peserta. Penelitian ini adalah crosssectional studi
observasional yang dirancang berdasarkan praktik terbaik dalam
penelitian survei.
10 Penelitian (Proses) perawat menolak untuk menjawab survei (yaitu, menyuarakan mereka
keberatan melalui telepon) dan satu survei dikembalikan sebagai tidak
terkirim. Dari 174 survei yang tersisa, total 120 perawat merespons
dengan menyelesaikan survei (tingkat pengembalian 69%). Responden
dapat digambarkan sebagai perempuan (96%), Kaukasia (95%), pekerja
shift harian (71%), penuh waktu (68%), dan menikah (68%). Usia rata-
rata responden adalah 41 tahun (SD = 10,8). Responden telah bekerja
sebagai perawat rata-rata 15 tahun (SD = 11,9). Waktu rata-rata bekerja
di rumah sakit lima tahun (SD = 5.6). Sejumlah perawat terdaftar
responden memiliki gelar 2 tahun (38%) dan bekerja di Departemen
Medis / Bedah (22%).
11 Analisis Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS)
12 Hasil Penelitian Perawat memainkan peran sentral dalam kesehatan masyarakat.
Karyawan perawat yang sehat dan lingkungan kerja yang sehat
berkontribusi pada tenaga kerja yang berfungsi pada tingkat tinggi,
meningkatkan kepuasan karyawan, meningkatkan retensi perawat
karyawan, peningkatan kualitas perawatan medis, dan ditingkatkan
kepuasan pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik stres dan
kemampuan koping mempengaruhi kesehatan dan kinerja kerja perawat
dan promosi kesehatan di tempat kerja inisiatif pencegahan penyakit
untuk perawat harus fokus mengembangkan kebijakan, sistem, dan
lingkungan kerja yang memfasilitasi adopsi dan pemeliharaan perilaku
sehat.

Anda mungkin juga menyukai