59
ABSTRAK
Menjalani peran ganda sebagai seorang istri sekaligus mahasiswi yang sedang menulis tugas
akhir menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti karena beberapa penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa menyusun sk ripsi merupakan stresor yang membuat mahasiswa menjadi
stres, apalagi bagi mereka yang sudah berkeluarga. Karena itu peneliti ingin mengetahui
gambaran strategi coping stres yang dilakukan oleh mahasiswi STAIN Kediri yang telah menikah
dalam menulis tugas akhir.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek dalam
penelitian ini merupakan mahasiswi STAIN Kediri yang sudah berkeluarga dan sedang menulis
tugas akhir. Jumlah subjek dalam penelitian ini ada 6 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan observasi.
Dari penelitian ini diperoleh macam-macam strategi coping stres mahasiswi yang telah menikah
dalam menulis tugas akhir, yaitu berupa reaksi psikologis dan reaksi psikososial. Bentuk-
bentuk tindakan coping stres yang digunakan subjek adalah 1). problem focused coping yaitu
pengalihan stres dalam bentuk tindakan mengarah kepada penyelesaian, dalam hal ini mahasiswi
melakukan strategi mengelola waktu, fokus pada salah satu tugas, dan meminta bantuan; 2).
emotion focused coping yaitu dengan tindakan mengalihkan stres dengan melakukan hal-hal
yang menyenangkan, mencurahkan isi hati, dan mengontrol diri. Selain itu, strategi coping stres
subjek dipengaruhi juga oleh adanya pengaruh kepribadian dalam hal ini hardiness dan optimis,
adanya pengaruh konteks lingkungan, dan terakhir adanya pengaruh dukungan sosial yang
diterima oleh subjek.
Kata kunci : Strategi coping stres, mahasiswi yang telah menikah, tugas akhir.
sebagai suami atau istri, namun mahasiswa mengalami stres sangat rendah.
juga harus menjalankan perannya sebagai Menurut hasil penelitian Amalina
mahasiswa, yaitu menghadiri perkuliahan, dkk. (2013), tugas menyusun skripsi bagi
mengerjakan tugas, mengikuti ujian, dan lain- sebagian besar mahasiswa cukup berat,
lain. Pada saat semester akhir, para mahasiswa banyak tantangan dan masalah yang harus
dan mahasiswi tersebut harus menyelesaikan dihadapi. Banyak diantara mahasiswi tersebut
skripsi yang menjadi sebuah karya ilmiah yang yang merasa tertekan dan mengakibatkan
wajib ditulis sebagai bagian dari persyaratan munculnya stres pada saat menghadapi skripsi.
akhir pendidikan akademisnya. Tugas ini Seperti hasil wawancara dengan salah seorang
menuntut mahasiswa dan mahasiswi untuk mahasiswi psikologi yang telah menikah
mengasah kemampuan analisisnya dalam di Stain Kediri mengungkapkan bahwa
mengkaji, menganalisis, memecahkan, dan mengerjakan skripsi sangat memerlukan
menyimpulkan masalah yang ditelitinya. perhatian dan waktu yang culup banyak, harus
Hal tersebut tentunya sangat membutuhkan mampu membagi waktu antara urusan rumah
waktu, perhatian, dan fikiran yang lebih, tangga dan kuliah. Seperti sekarang ini saat
sehingga tidak jarang bagi sebagian mahasiswa penyusunan proposal skripsi pun juga belum
yang mengerjakan skripsi mengalami stres. terselesaikan karena banyaknya tugas rumah
Hasil penelitian yang dilakukan Sulis tangga, dan hal itu membuatnya merasa stres
Maryanti (2013 ) menunjukkan bahwa semakin dan sedikit terbebani
berat beban yang dirasakan atau dialami Membagi peran dan waktu antara kuliah
mahasiswa saat menyelesaika skripsi sebagai dan keluarga merupakan hal yang tidak
prasyarat kelulusan, maka akan semakin lama mudah dan menimbulkan stres. Menurut
waktu penyelesaian studinya. Selain itu, dari Georgia Witkin dan Lanoil dalam Siswanto
hasil pengamatan peneliti pada mahasiswa (2007), wanita memiliki stres tertentu yang
semester akhir Prodi Psikologi Islam yang disebabkan oleh faktor-faktor biologis yang
sedang mengambil skripsi, terlihat beberapa berbeda dengan pria. Selain itu budaya
mahasiswa cenderung menunda menyerahkan juga membedakan peranan pria dan wanita
topik skripsi, tidak datang bimbingan sesuai sehingga faktor budaya membuat wanita
jadwal dan bahkan ada beberapa mahasiswa mengalami stres yang tidak dialami oleh
yang tidak datang bimbingan selama satu pria. Selain itu wanita juga lebih sering
semester tanpa pemberitahuan. Berdasarkan terkena akibat-akibat negatif dari stres.
dari data tersebut di atas dapat disimpulkan Menurut Thomas dan Robert (2013), stres
bahwa skripsi dapat dimaknakan sebagai itu sendiri merupakan peristiwa menantang
stresor (sumber stres) bagi mahasiswa yang yang memerlukan adaptasi fisiologis, kognitif,
sedang menyeselesaikannya. atau perilaku yang menimbulkan reaksi
Hasil pengamatan peneliti ini diperkuat individu terhadap suatu peristiwa tersebut.
juga oleh hasil penelitian Nisaul Lutfiana Peristiwa ini disebut dengan istilah stresor,
Mayang Sari (2012) pada mahasiswa STAIN terjadinya stres tergantung pada stresor dan
Kediri mengenai tingkat stres pada mahasiswa tanggapan seseorang terhadap stres tersebut.
yang menyusun skripsi di Stain Kediri, Menurut Farid Mashudi (2012), terdapat
diperoleh data adanya stres pada mahasiswa beberapa faktor yang menyebabkan memicu
yang mengerjakan skripsi, terbukti pada 65 munculnya sebuah stres yaitu faktor
sampel penelitian mengalami tingkat stres biologis, faktor psikologis dan faktor sosial.
sebanyak 6% mahasiswa mengalami stres Faktor biologis seperti adanya penyakit-
sangat tinggi, 26% mahasiswa mengalami penyakit dalam diri yang sulit disembuhkan,
stres tinggi, 45% mengalami stres sedang, 15% dan beberapa penyakit fisik. Sedangkan
mengalami stres rendah, dan 8% mahasiswa faktor biologis penyebab stres seperti
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 61
adanya fikiran negatif, frustasi, konflik Lazarus dan Folkman dalam Bart Smet
dan kecemasan. Untuk faktor sosial yang (1994), mendefinisikan bahwa strategi coping
berperan menyebabkan stres adalah iklim sebagai perubahan dari suatu kondisi ke
kehidupan berkeluarga, faktor pekerjaan, lainnya sebagai cara untuk menghadapi
dan iklim lingkungan. situasi tak terduga dimana secara empirical
Mahasiswi berada pada masa dimana disebut proses, dan membaginya ke dalam
seseorang berada pada tahap perkembangan problem focused coping (PFC) dan emotion
dewasa muda, Menurut Rasmun (2004), focused coping (EFC).
stresor yang sering timbul pada tahap dewasa 1. Problem focused coping.
awal ini muncul diakibatkan pada beberapa Problem focus coping merupakan
hal yaitu pernikahan, meninggalkan rumah, respon yang berusaha memodifikasi
mengelola rumah tangga sendiri, mulai sumber stres dengan menghadapi situasi
bekerja, melanjutkan pendidikan, dan sebenarnya. Coping ini digunakan untuk
membesarkan anak. mengurangi stresor atau mengatasi
Menurut R. S. Lazarus dan Folkman stres dengan cara mempelajari cara-
dalam Farid Mashudi (2012), coping adalah cara atau ketrampilan-ketrampilan yang
sebuah proses mengelola tuntutan internal baru. Mengatasi stres yang diarahkan
atau eksternal yang ditaksir sebagai beban pada masalah yang mendatangkan stres
karena diluar dari kemampuan individu. (problem focused coping) bertujuan untuk
Coping terdiri atas upaya-upaya yang mengurangi tuntutan hal, peristiwa,
berorientasi pada kegiatan dan intrapsikis orang, keadaan yang mendatangkan
untuk mengelola konflik. Perilaku coping stres atau memperbesar sumber daya
merupakan suatu proses dimana individu untuk menghadapinya. Metode ini lebih
mencoba untuk mengelola jarak yang ada sering digunakan oleh orang dewasa.
antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan Strategi coping yang berorientasi
yang berasal dari individu maupun tuntutan pada problem focused coping ini terdiri
yang berasal dari lingkungan). atas.
Menurut Rasmun (2004), coping stres a) Problem Solving
adalah dimana seseorang yang mengalami Memikirkan suatu rencana
stres atau ketegangan psikologik dalam tindakan untuk mengubah dan
menghadapi masalah kehidupan sehari- memecahkan situasi. Individu
hari yang memerlukan kemampuan pribadi membentuk suatu strategi dan
maupun dukungan dari lingkungan, agar perencanaan menghilangkan dan
dapat mengurangi stres yang dihadapinya. mengatasi stres, dengan melibatkan
Dengan kata lain, coping stres adalah tindakan yang teliti, berhati-
proses yang dilalui oleh individu dalam hati, bertahap dan analitis dalam
menyelesaikan situasi stresful. Coping menghadapi stresnya.
tersebut adalah merupakan respon individu b) Convrontatif coping
terhadap situasi yang mengancam dirinya Mengubah situasi secara agresif
baik fisik maupun psikologik. Dalam perilaku dan adanya keberanian mengambil
coping stres seseorang cenderung memakai risiko. Dalam hal ini individu
sebuah perilaku langsung untuk menghadapi menggunakan cara yang dapat
atau mencoba mengalihkan stres yang menghilangkan dengan paksa hal
disebut dengan strategi untuk mengalihkan yang menjadi sumber stresnya.
stres atau strategi coping stres. Sebuah c) Seeking sosial suport
strategi yang digunakan untuk mengelola Usaha yang dilakukan seseorang
dan cara dalam mengalihkan stres. untuk meminta bantuan pada orang
62 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74
Program Studi Psikologi Psikologi Psikologi Islam Pendidikan Ekonomi Syariah Ekonomi Syariah
(Prodi) Islam Islam Agama Islam
Lama Berkeluarga 1,5 tahun 4 tahun 1 tahun 3 tahun 1 tahun 2 tahun
Jumlah anak - 1 - 1 - -
yang berhubungan dengan peran dan menjelaskan manfaat berfikir positif bagi
tuntutan tanggung jawab yang dirasakan individu adalah dapat membuat individu
berat bisa membuat seseorang menjadi mampu bertahan dalam situasi yang rawan
tegang. Ketegangan yang terus berlanjut distres, kondisi psikologis yang positif
bisa menyebabkan stres. Stres terjadi pada diri individu dapat meningkatkan
karena akibat dari interaksi timbal balik kemampuan untuk menyelesaikan
antara rangsangan lingkungan dan repon beragam masalah dan tugas. Berpikir
individu. Oleh sebab itu Mahasiswi yang positif juga membantu seseorang dalam
telah menikah dan memiliki tanggung memberikan sugesti positif pada diri saat
jawab serta tuntutan tugas yang lebih menghadapi kegagalan, saat berperilaku
banyak memerlukan cara penyesuaian tertentu, dan membangkitkan motivasi.
diri berupa sikap berfikiran positif, sabar, 2. Adanya reaksi psikososial
dan tenang untuk mengatasi stresnya. Reaksi psikososial menurut Stuart dan
Seperti yang diungkapkan SFN : Sundeen dalam Rasmun (2004) menjelaskan
“Karena ini sudah menjadi pilihan dan bahwa reaksi psikososial adalah suatu
tanggung jawab yang harus aku tanggung, reaksi-reaksi yang timbul untuk mengatasi
jadi ya berusaha menerima keadaan saja stres dan kecemasan. Reaksi ini meliputi
mbak, ikhlas dijalani kehidupannya. pas aku reaksi yang mengarah pada tugas atau
lagi mumet ngerjain skripsi terus anakku rewel tindakan yang dilakukan individu dalam
alhamdulillah ada orang tua yang bisa menjaga merespon stres. Reaksi ini meliputi tiga hal
anakku, kadang suamiku juga ngebantu ngurus yaitu menyerang (fight), menarik diri atau
rumah. Keluarga ku juga ngasih solusi kalau menghindar, dan kompromi.
pas aku lagi minta pendapat pokonya mereka Pada penelitian ini mahasiswi subjek
mendukung aku dan itu yang bisa membuatku yaitu EA diketahui melakukan reaksi
ngejalani semua ini dengan sabar.” coping yang mengarah kepada psikososial
dengan menyerang ketika mengalami
Hal serupa yang disampaikan oleh
stres. Menyerang disini diartikan sebagai
mahasiswi AT :
tindakan perlawanan atau ungkapan
“Lebih sabar aja mbak, sabar nyari-nyari rasa ketidaksenangan terhadap keadaan
waktu disela-sela tugas menjadi istri, sabar yang dialami. Perilaku yang muncul
nrimo kalau tugasnya belum slesai sendiri pada subjek adalah marah dan menangis
karena temen-temen yang lain udah duluan sebab menurut EA hal tersebut akan
slesai, sebisa mungkin tak bawa santai biar gak membuatnya lega dan stresnya berkurang.
malah jadi beban, sambil mikirin nanti gimana
Seperti yang diungkapkan berikut ini.
cara nyelsainya, kadang minta ijin keluar buat
“Kalau stresnya karena urusan rumah tangga
kekampus nanti ngerjain bareng temen biar
ditambah skripsi gak ke urus saya malah
ada yang bisa ditanyain.. pokoknya berusaha
meluapkannya dengan marah secara tidak
dikerjakan disela-sela kesibukan.”
sadar sama suami, hehehe.. kalau gak gitu
malah nyandak sapu, nyandak pel-pelan, wes
Dari penjelasan diatas dapat diketahui aku bersih-bersih rumah sampek cuapek nanti
bahwa mahasiswi melakukan coping kalau udah capek ke kamar terus tidur tapi
stres dengan menggunakan kemampuan pasti nagis-nangis sek hahaha.”
mengatur psikologis dalam mengatasi Menurut Rasmun (2004) tindakan
tekanan stres yang ada dalam diri sendiri. perlawanan terhadap stres sebagai reaksi
Cara yang dilakukan yaitu dengan coping psikososial seseorang akan dilakukan
mengelola psikologis berupa bersikap dengan menggunakan energinya untuk
sabar dan selalu berfikiran positif. melakukan perlawanan dalam rangka
Dalam penelitian Aswendo dkk (2010), mempertahankan mempertahankan
66 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74
Moleong, Lexy J. (1988). Metodologi Penelitian Sulis Maryanti. (2013). Model Strategi Coping
Kualitatif. Bandung:Remaja Rosda Karya. Penyelesaian Studi Sebagai Efek Dari
Stressor Serta Implikasinya Terhadap
Waktu Penyelesaian Studi Mahasiswa
Muhsin Burhani. (2008). Motivasi Mahasiswa Psikologi Universitas Esa Unggul. Jurnal
Untuk Menikah Pada Masa Studi. Skripsi: Psikologi, 11 (2), 66.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Thomas, Robert. (2013). Psikologi Abnormal
Edisi Ke Tujuh. Yogyakarta : Pustaka
Nisaul Lutfiana Mayang Sari. (2012). Pelajar.
Tingkat Stress Dan Strategi Coping Pada
Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi Di
STAIN Kediri. Skripsi: jurusan Psikologi Tri Puji Astuti, Sri Hartati. (2013). Dukungan
STAIN Kediri. Sosial Pada Mahasiswa Yang Sedang
Menyusun Skripsi (Studi Fenomenologis
Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Oltmanns, Thomas dan Robert Emery. Undip ). Jurnal Psikologi Undip, 12 (1).
(2013). Psikologi Abnormal Edisi Ke Tujuh.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yuanita Ma’ruf. (2015). Manfaat Sholat
Terhadap Kesehatan Mental Dalam
Rasmun. (2004). Stres Koping Dan Adaptasi, Al-Qur’an. Skripsi : Fakultas Ushuluddin
Teori Dan Pohon Masalah Keperawatan. Universitas Islam Sunan Kalijaga
Jakarta: Sagung Seto. Yogyakarta.