Anda di halaman 1dari 16

Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ...

59

STRATEGI COPING STRES MAHASISWI YANG TELAH MENIKAH DALAM MENULIS


TUGAS AKHIR

Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati

ABSTRAK

Menjalani peran ganda sebagai seorang istri sekaligus mahasiswi yang sedang menulis tugas
akhir menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti karena beberapa penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa menyusun sk ripsi merupakan stresor yang membuat mahasiswa menjadi
stres, apalagi bagi mereka yang sudah berkeluarga. Karena itu peneliti ingin mengetahui
gambaran strategi coping stres yang dilakukan oleh mahasiswi STAIN Kediri yang telah menikah
dalam menulis tugas akhir.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek dalam
penelitian ini merupakan mahasiswi STAIN Kediri yang sudah berkeluarga dan sedang menulis
tugas akhir. Jumlah subjek dalam penelitian ini ada 6 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan observasi.
Dari penelitian ini diperoleh macam-macam strategi coping stres mahasiswi yang telah menikah
dalam menulis tugas akhir, yaitu berupa reaksi psikologis dan reaksi psikososial. Bentuk-
bentuk tindakan coping stres yang digunakan subjek adalah 1). problem focused coping yaitu
pengalihan stres dalam bentuk tindakan mengarah kepada penyelesaian, dalam hal ini mahasiswi
melakukan strategi mengelola waktu, fokus pada salah satu tugas, dan meminta bantuan; 2).
emotion focused coping yaitu dengan tindakan mengalihkan stres dengan melakukan hal-hal
yang menyenangkan, mencurahkan isi hati, dan mengontrol diri. Selain itu, strategi coping stres
subjek dipengaruhi juga oleh adanya pengaruh kepribadian dalam hal ini hardiness dan optimis,
adanya pengaruh konteks lingkungan, dan terakhir adanya pengaruh dukungan sosial yang
diterima oleh subjek.

Kata kunci : Strategi coping stres, mahasiswi yang telah menikah, tugas akhir.

Memang, bagi sebagian mahasiswa


PENDAHULUAN menikah muda mungkin bukan pilihan
populer pada masa sekarang, namun bagi
Fenomena menikah pada saat kuliah di sebagian yang lain bisa dianggap sebagai
kalangan mahasiswa merupakan hal menarik solusi atas masalah yang dihadapinya. Dari
jika di lihat dari sisi motivasi baik dari aspek temuan penelitian Muhsin Burhani (2008)
religi, psikologi, sosial maupun akademiknya. terdapat berbagai motivasi dan alasan yang
Hasil penelitian Galuhpritta (2011) diperoleh menyertai pernikahan mahasiswa untuk
data bahwa pilihan menikah pada saat menikah diantaranya karena alasan agama,
dibangku kuliah didorong oleh motivasi ekonomi, sosial, dan budaya.
takut akan dosa, menjaga agama, ingin Pernikahan di saat kuliah, menurut
membahagiakan orangtua, sudah merasa Blood dalam Rochimatul dan Fathul (2012)
yakin dengan pasangan maupun keputusan memiliki permasalahan yang berbeda dari
menikah, serta yakin bahwa dengan menikah permasalahan-permasalahan pada pernikahan
adalah pilihan tepat bagi hidup. Menurutnya yang umum. Permasalahan yang dapat
menikah pada saat studi juga menjadikan menyulitkan pernikahan di masa kuliah adalah
sebagai jalan untuk mengasah dan menambah mengenai pembagian peran. Mahasiswa yang
potensi diri serta menikah akan memberikan telah menikah akan menghadapi tugas-tugas
semangat dalam menjalani studi. kerumahtanggaan sesuai dengan perannya
60 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74

sebagai suami atau istri, namun mahasiswa mengalami stres sangat rendah.
juga harus menjalankan perannya sebagai Menurut hasil penelitian Amalina
mahasiswa, yaitu menghadiri perkuliahan, dkk. (2013), tugas menyusun skripsi bagi
mengerjakan tugas, mengikuti ujian, dan lain- sebagian besar mahasiswa cukup berat,
lain. Pada saat semester akhir, para mahasiswa banyak tantangan dan masalah yang harus
dan mahasiswi tersebut harus menyelesaikan dihadapi. Banyak diantara mahasiswi tersebut
skripsi yang menjadi sebuah karya ilmiah yang yang merasa tertekan dan mengakibatkan
wajib ditulis sebagai bagian dari persyaratan munculnya stres pada saat menghadapi skripsi.
akhir pendidikan akademisnya. Tugas ini Seperti hasil wawancara dengan salah seorang
menuntut mahasiswa dan mahasiswi untuk mahasiswi psikologi yang telah menikah
mengasah kemampuan analisisnya dalam di Stain Kediri mengungkapkan bahwa
mengkaji, menganalisis, memecahkan, dan mengerjakan skripsi sangat memerlukan
menyimpulkan masalah yang ditelitinya. perhatian dan waktu yang culup banyak, harus
Hal tersebut tentunya sangat membutuhkan mampu membagi waktu antara urusan rumah
waktu, perhatian, dan fikiran yang lebih, tangga dan kuliah. Seperti sekarang ini saat
sehingga tidak jarang bagi sebagian mahasiswa penyusunan proposal skripsi pun juga belum
yang mengerjakan skripsi mengalami stres. terselesaikan karena banyaknya tugas rumah
Hasil penelitian yang dilakukan Sulis tangga, dan hal itu membuatnya merasa stres
Maryanti (2013 ) menunjukkan bahwa semakin dan sedikit terbebani
berat beban yang dirasakan atau dialami Membagi peran dan waktu antara kuliah
mahasiswa saat menyelesaika skripsi sebagai dan keluarga merupakan hal yang tidak
prasyarat kelulusan, maka akan semakin lama mudah dan menimbulkan stres. Menurut
waktu penyelesaian studinya. Selain itu, dari Georgia Witkin dan Lanoil dalam Siswanto
hasil pengamatan peneliti pada mahasiswa (2007), wanita memiliki stres tertentu yang
semester akhir Prodi Psikologi Islam yang disebabkan oleh faktor-faktor biologis yang
sedang mengambil skripsi, terlihat beberapa berbeda dengan pria. Selain itu budaya
mahasiswa cenderung menunda menyerahkan juga membedakan peranan pria dan wanita
topik skripsi, tidak datang bimbingan sesuai sehingga faktor budaya membuat wanita
jadwal dan bahkan ada beberapa mahasiswa mengalami stres yang tidak dialami oleh
yang tidak datang bimbingan selama satu pria. Selain itu wanita juga lebih sering
semester tanpa pemberitahuan. Berdasarkan terkena akibat-akibat negatif dari stres.
dari data tersebut di atas dapat disimpulkan Menurut Thomas dan Robert (2013), stres
bahwa skripsi dapat dimaknakan sebagai itu sendiri merupakan peristiwa menantang
stresor (sumber stres) bagi mahasiswa yang yang memerlukan adaptasi fisiologis, kognitif,
sedang menyeselesaikannya. atau perilaku yang menimbulkan reaksi
Hasil pengamatan peneliti ini diperkuat individu terhadap suatu peristiwa tersebut.
juga oleh hasil penelitian Nisaul Lutfiana Peristiwa ini disebut dengan istilah stresor,
Mayang Sari (2012) pada mahasiswa STAIN terjadinya stres tergantung pada stresor dan
Kediri mengenai tingkat stres pada mahasiswa tanggapan seseorang terhadap stres tersebut.
yang menyusun skripsi di Stain Kediri, Menurut Farid Mashudi (2012), terdapat
diperoleh data adanya stres pada mahasiswa beberapa faktor yang menyebabkan memicu
yang mengerjakan skripsi, terbukti pada 65 munculnya sebuah stres yaitu faktor
sampel penelitian mengalami tingkat stres biologis, faktor psikologis dan faktor sosial.
sebanyak 6% mahasiswa mengalami stres Faktor biologis seperti adanya penyakit-
sangat tinggi, 26% mahasiswa mengalami penyakit dalam diri yang sulit disembuhkan,
stres tinggi, 45% mengalami stres sedang, 15% dan beberapa penyakit fisik. Sedangkan
mengalami stres rendah, dan 8% mahasiswa faktor biologis penyebab stres seperti
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 61

adanya fikiran negatif, frustasi, konflik Lazarus dan Folkman dalam Bart Smet
dan kecemasan. Untuk faktor sosial yang (1994), mendefinisikan bahwa strategi coping
berperan menyebabkan stres adalah iklim sebagai perubahan dari suatu kondisi ke
kehidupan berkeluarga, faktor pekerjaan, lainnya sebagai cara untuk menghadapi
dan iklim lingkungan. situasi tak terduga dimana secara empirical
Mahasiswi berada pada masa dimana disebut proses, dan membaginya ke dalam
seseorang berada pada tahap perkembangan problem focused coping (PFC) dan emotion
dewasa muda, Menurut Rasmun (2004), focused coping (EFC).
stresor yang sering timbul pada tahap dewasa 1. Problem focused coping.
awal ini muncul diakibatkan pada beberapa Problem focus coping merupakan
hal yaitu pernikahan, meninggalkan rumah, respon yang berusaha memodifikasi
mengelola rumah tangga sendiri, mulai sumber stres dengan menghadapi situasi
bekerja, melanjutkan pendidikan, dan sebenarnya. Coping ini digunakan untuk
membesarkan anak. mengurangi stresor atau mengatasi
Menurut R. S. Lazarus dan Folkman stres dengan cara mempelajari cara-
dalam Farid Mashudi (2012), coping adalah cara atau ketrampilan-ketrampilan yang
sebuah proses mengelola tuntutan internal baru. Mengatasi stres yang diarahkan
atau eksternal yang ditaksir sebagai beban pada masalah yang mendatangkan stres
karena diluar dari kemampuan individu. (problem focused coping) bertujuan untuk
Coping terdiri atas upaya-upaya yang mengurangi tuntutan hal, peristiwa,
berorientasi pada kegiatan dan intrapsikis orang, keadaan yang mendatangkan
untuk mengelola konflik. Perilaku coping stres atau memperbesar sumber daya
merupakan suatu proses dimana individu untuk menghadapinya. Metode ini lebih
mencoba untuk mengelola jarak yang ada sering digunakan oleh orang dewasa.
antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan Strategi coping yang berorientasi
yang berasal dari individu maupun tuntutan pada problem focused coping ini terdiri
yang berasal dari lingkungan). atas.
Menurut Rasmun (2004), coping stres a) Problem Solving
adalah dimana seseorang yang mengalami Memikirkan suatu rencana
stres atau ketegangan psikologik dalam tindakan untuk mengubah dan
menghadapi masalah kehidupan sehari- memecahkan situasi. Individu
hari yang memerlukan kemampuan pribadi membentuk suatu strategi dan
maupun dukungan dari lingkungan, agar perencanaan menghilangkan dan
dapat mengurangi stres yang dihadapinya. mengatasi stres, dengan melibatkan
Dengan kata lain, coping stres adalah tindakan yang teliti, berhati-
proses yang dilalui oleh individu dalam hati, bertahap dan analitis dalam
menyelesaikan situasi stresful. Coping menghadapi stresnya.
tersebut adalah merupakan respon individu b) Convrontatif coping
terhadap situasi yang mengancam dirinya Mengubah situasi secara agresif
baik fisik maupun psikologik. Dalam perilaku dan adanya keberanian mengambil
coping stres seseorang cenderung memakai risiko. Dalam hal ini individu
sebuah perilaku langsung untuk menghadapi menggunakan cara yang dapat
atau mencoba mengalihkan stres yang menghilangkan dengan paksa hal
disebut dengan strategi untuk mengalihkan yang menjadi sumber stresnya.
stres atau strategi coping stres. Sebuah c) Seeking sosial suport
strategi yang digunakan untuk mengelola Usaha yang dilakukan seseorang
dan cara dalam mengalihkan stres. untuk meminta bantuan pada orang
62 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74

lain dengan komunikasi untuk keluarnya. Cara yang dilakukan


mendapatkan sebuah informasi, individu dalam hal ini adalah dengan
nasihat, perlakuan dan dukungan agar berserah diri, individu menerima apa
dapat menyelesaikan masalah-masalah, yang terjadi padanya atau pasrah,
baik masalah tentang psikologis karena dia sudah beranggapan tiada
maupun pelayanan kesehatan. Bantuan hal yang bisa dilakukannya lagi
ini dapat diperoleh dan dicari berupa untuk memecahkan masalahnya.
dukungan informasi atau dukungan Rasmun (2004) membagi coping stres
sosial dari orang lain, seperti keluarga, dalam dua macam yaitu.
teman dokter, psikolog, atau dosen. 1. Coping psikologis
2. Emotion focused coping. Pada umumnya gejala yang ditimbulkan
Emotion focus coping adalah upaya akibat stres psikologis tergantung pada dua
untuk mencari dan memperoleh rasa faktor, yaitu:
nyaman dan memperkecil tekanan a) Terhadap stresor yang diterima,
yang dirasakan akibat stres, coping ini bagaimana persepsi atau penerimaan
digunakan untuk mengatur respon individu terhadap stresor, artinya
emosional terhadap stres. Bila individu seberapa berat ancaman yang
tidak mampu mengubah kondisi yang dirasakan oleh individu tersebut
penuh dengan stres, maka individu akan terhadap stresor yang diterimanya.
cenderung untuk mengatur emosinya. b) Keefektifan strategi coping yang
Strategi coping yang berorientasi pada digunakan oleh individu; artinya dalam
emotion focused coping, yaitu: menghadapi stresor, jika strategi yang
a) Distancing digunakan efektif maka menghasilkan
Mengeluarkan upaya kognitif adaptasi yang baik dan menjadi suatu
untuk melepaskan diri dari masalah pola baru dalam kehidupan, tetapi
atau membuat harapan positif. ini jika sebaliknya dapat mengakibatkan
adalah suatu bentuk coping yang gangguan kesehatan fisik maupun
sering kita temui, yaitu usaha untuk psikologis.
menghindar dari permasalahan dan 2. Coping psikososial
menutupinya dengan pandangan Adalah reaksi psikososial terhadap
yang positf, dan seperti menganggap adanya stimulus stres yang diterima
remeh/lelucon suatu masalah. atau dihadapi oleh klien.
b) Self control Menurut Struat dan Sundeen (dalam
Mencoba untuk mengatur Rasmun, 2004), terdapat 2 kategori coping
perasaan diri sendiri atau tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi
dalam hubungannya untuk stres dan kecemasan:
menyelesaikan masalah. Self Control a. Reaksi yang berorientasi pada tugas
merupakan suatu bentuk dalam (task-oriented reaction).
penyelesaian masalah stres dengan Cara ini digunakan untuk
cara menahan diri, mengatur menyelesaikan masalah,
perasaan, maksudnya selalu teliti menyelesaikan konflik dan memenuhi
dan tidak tergesa dalam mengambil kebutuhan dasar. Terdapat 3 macam
tindakan. reaksi yang berorientasi pada tugas,
c) Accepting responsibility yaitu: a)Perilaku menyerang (fight);
Menerima untuk menjalani b) Perilaku menarik diri (with drawl);
masalah yang dihadapi sementara dan c) Kompromi.
mencoba untuk memikirkan jalan b. Reaksi yang berorientasi pada Ego
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 63

Reaksi ini sering digunakan oleh memperkirakan bahwa humor merupakan


individu dalam menghadapi stres, atau coping yang positif. Coping positif memiliki
ancaman, dan jika dilakukan dalam waktu beberapa ciri yaitu, menghadapi masalah
sesaat maka akan dapat mengurangi secara langsung, mempersepsi situasi stres
kecemasan, tetapi jika digunakan dengan rasional, mengendalikan diri dalam
dalam waktu yang lama akan dapat mengatasi masalah. Tindakan coping positif
mengakibatkangangguanorientasirealita, meliputi. Pertama, meditasi, merelaksasi
memburuknya hubungan interpersonal diri, dan mengamalkan ajaran agama
dan menurunkan produktifitas kerja. sebagai wujud keimanan kepada Tuhan.
Bentuk dari reaksi coping jenis ini Dalam peran ganda yang dijalani ini
antara lain: a). Fantasi atau Memuaskan mahasiswi menurut penelitian Dwi Nur
keinginan yang terhalang dengan Rachmah (2015) memiliki beberapa problem
prestasi dan khayalan, Penyangkalan dalam kehidupannya menjadi seorang ibu
atau Melindungi diri sendiri terhadap rumah tangga dan pelajar, yaitu:
kenyataan yang tak menyenangkan, 1. Membagi tugas dan peran
dengan menolak menghadapi hal itu, Sebagian besar mahasiswi yang
sering dengan melarikan diri seperti memiliki peran ganda menjadi ibu rumah
menjadi sakit atau kesibukan dengan hal- tangga yang sudah memiliki anak dan
hal lain; b). Rasionalisasi atau Berusaha suami dimana selain memiliki tanggung
membuktikan bahwa perilakunya itu jawab sebagai seorang pelajar disisi
masuk akal dan dapat dibenarkan lain memiliki tanggung jawab terhadap
sehingga dapat di setujui oleh diri keluarganya. Apabila tanggung jawab
sendiri dan masyarakat; c). Proyeksi terhadap pendidikan dan keluarga tidak
yaitu menyalahkan orang lain mengenai diimbangi maka pasti menimbulkan
kesukarannya atau keinginannya yang terjadinya konflik.
tidak baik; d). Kompensasi atau Menutupi 2. Membagi waktu
kelemahan, dengan menonjolkan sifat Mahasiswa yang telah berkeluarga
yang dinginkan atau pemuasan secara mengalami kesulitan dalam mengatur
berlebihan dalam suatu bidang karena diri dan waktu ketika belajar secara
mengalami frustasi dalam bidang lain. mandiri di luar perkuliahan tatap muka
Sedangkan menurut Farid Mashudi yang disebabkan oleh faktor internal
(2012), jenis coping stres dibagi menjadi dua seperti malas, kurang gigih, terlalu
yaitu coping positif dan coping negatif. mengandalkan orang lain dan faktor
1. Coping Negatif eksternal yaitu tugas yang banyak di
Menurut Weiten Lloyd (dalam Dwi berbagai perannya, dan sulitnya membagi
Widya Ningrum, 2011), coping negatif waktu antara tugas-tugas tersebut.
meliputi giving up atau melarikan diri Mengalami secara langsung bagaimana
dari kenyataan atau situasi stres, agresif, menyusun skripsi menjadi salah satu
memanjakandirisendiridenganberperilaku menyebab stres dan adanya pandangan yang
konsumerisme yang berlebihan, mencela menyatakan bahwa pernihakan merupakan
diri sendiri, dan menolak kenyataan dengan beban tersendiri bagi seorang individu,
melindungi diri dari suatu kenyataan yang mendorong peneliti untuk melakukan
tidak menyenangkan. penelitian mengenai bagaimana strategi
2. Coping Positif coping stres pada mahasiswi yang sudah
Coping positif diartikan sebagai upaya menikah dalam menulis tugas akhir.
untuk menghadapi situasi stres secara
sehat dan menurut beberapa ahli psikologi
64 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74

METODE PENELITIAN coping yang mengarah pada bagaimana individu


mengalihkan stres dengan kemampuannya
Jenis penelitian yang digunakan adalah mengelola psikologis untuk mengatasi stres.
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi Sedangkan coping psikososial adalah cara
kasus. Penelitian kualitatif dengan pendekatan individu berperilaku untuk mereaksi stres.
studi kasus memusatkan diri secara intensif Hasil penelitian menjelaskan bahwa
pada satu objek tertentu yang dijadikan sebagai subyek mahasiswi yang menjadi subjek
suatu kasus. Objek dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini yaitu mahasiswi yang
mengenai strategi coping stres mahasiswa telah menikah dan sedang menulis tugas
yang telah menikah dan sedang menulis akhir menunjukan beberapa reaksi coping.
tugas akhir. Subjek yang dipilih didasarkan Dalam hal ini mahasiswi akan berusaha
pada karakteristik yang sudah ditentukan melakukan upaya untuk mengatasi stres
sebelumnya, yaitu mahasiswi STAIN Kediri yang dialaminya, sebab dengan tidak disadari
yang sudah menikah dan sedang menyusun ketika dalam keadaan yang penuh tekanan
skripsi serta bersedia menjadi subjek dalam atau stres seseorang akan melakukan upaya
penelitian ini. Berdasarkan daftar nama coping untuk mengatasi stresnya. Berikut
mahasiswa akhir yang sedang menulis skripsi akan dijelaskan macam-macam strategi coping
dan wawancara awal untuk meminta kesediaan yang dilakukan oleh mahasiswi STAIN Kediri
menjadi subjek penelitian, maka diperoleh 6 yang teleh menikah dan menulis tugas akhir.
orang subjek. 1. Adanya reaksi yang mengarah pada
Subjek 1 (EA) Subjek 2 (LN) Subjek 3 (AM) Subjek 4 (SFN) Subjek 5 (LI) Subjek 6 (ATL)

Program Studi Psikologi Psikologi Psikologi Islam Pendidikan Ekonomi Syariah Ekonomi Syariah
(Prodi) Islam Islam Agama Islam
Lama Berkeluarga 1,5 tahun 4 tahun 1 tahun 3 tahun 1 tahun 2 tahun

Jumlah anak - 1 - 1 - -

Teknik pengumpulan data menggunakan pengalihan psikologis


teknik wawancara dan observasi. Setelah Reaksi psikologis dalam strategi coping
data terkumpul maka dilakukan reduksi data, menurut Rasmun (2004) merupakan
penyajian data, dan verifikasi data. Guna kemampuan individu menghadapi stresor
memastikan keabsahan data maka dilakukan dengan mengatur kemampuan emosional
perpanjangan keikutsertaan peneliti, ketekunan dan psikologis agar stres dapat diatasi. Jika
pengamatan, dan triangulasi sumber data. strategi coping yang digunakan efektif maka
akan menghasilkan adaptasi yang baik dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi suatu pola baru dalam kehidupan.
Dalam penelitian ini strategi coping
Dari serangkaian proses penelitian yang
yang mengarah kepada reaksi psikologis
dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa
ditunjukan oleh mahasiswi subjek SFN,
subjek penelitian dalam hal ini Mahasiswi
AT, dan EA berupa sikap mengatur dan
STAIN Kediri yang telah menikah dan sedang
mengalihkan diri dari permasalahan
menulis tugas akhir melakukan beberapa
yang menjadikan stres. Hal ini dilakukan
macam reaksi dalam melakukan strategi
agar beban dan tekanan dari tanggung
coping. Menurut Ricard Lazarus dan Folkman
jawab yang besar tidak terasa bertambah
(dalam Farid Mashudi, 2012), macam-macam
berat dan menjadikan stres.
strategi coping stres terbagi menjadi dua jenis
Menurut Siswanto (2007) stresor
yaitu tindakan coping psikologis dan tindakan
bisa berasal dari individu sendiri. Konflik
psikososial. Coping psikologis adalah reaksi
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 65

yang berhubungan dengan peran dan menjelaskan manfaat berfikir positif bagi
tuntutan tanggung jawab yang dirasakan individu adalah dapat membuat individu
berat bisa membuat seseorang menjadi mampu bertahan dalam situasi yang rawan
tegang. Ketegangan yang terus berlanjut distres, kondisi psikologis yang positif
bisa menyebabkan stres. Stres terjadi pada diri individu dapat meningkatkan
karena akibat dari interaksi timbal balik kemampuan untuk menyelesaikan
antara rangsangan lingkungan dan repon beragam masalah dan tugas. Berpikir
individu. Oleh sebab itu Mahasiswi yang positif juga membantu seseorang dalam
telah menikah dan memiliki tanggung memberikan sugesti positif pada diri saat
jawab serta tuntutan tugas yang lebih menghadapi kegagalan, saat berperilaku
banyak memerlukan cara penyesuaian tertentu, dan membangkitkan motivasi.
diri berupa sikap berfikiran positif, sabar, 2. Adanya reaksi psikososial
dan tenang untuk mengatasi stresnya. Reaksi psikososial menurut Stuart dan
Seperti yang diungkapkan SFN : Sundeen dalam Rasmun (2004) menjelaskan
“Karena ini sudah menjadi pilihan dan bahwa reaksi psikososial adalah suatu
tanggung jawab yang harus aku tanggung, reaksi-reaksi yang timbul untuk mengatasi
jadi ya berusaha menerima keadaan saja stres dan kecemasan. Reaksi ini meliputi
mbak, ikhlas dijalani kehidupannya. pas aku reaksi yang mengarah pada tugas atau
lagi mumet ngerjain skripsi terus anakku rewel tindakan yang dilakukan individu dalam
alhamdulillah ada orang tua yang bisa menjaga merespon stres. Reaksi ini meliputi tiga hal
anakku, kadang suamiku juga ngebantu ngurus yaitu menyerang (fight), menarik diri atau
rumah. Keluarga ku juga ngasih solusi kalau menghindar, dan kompromi.
pas aku lagi minta pendapat pokonya mereka Pada penelitian ini mahasiswi subjek
mendukung aku dan itu yang bisa membuatku yaitu EA diketahui melakukan reaksi
ngejalani semua ini dengan sabar.” coping yang mengarah kepada psikososial
dengan menyerang ketika mengalami
Hal serupa yang disampaikan oleh
stres. Menyerang disini diartikan sebagai
mahasiswi AT :
tindakan perlawanan atau ungkapan
“Lebih sabar aja mbak, sabar nyari-nyari rasa ketidaksenangan terhadap keadaan
waktu disela-sela tugas menjadi istri, sabar yang dialami. Perilaku yang muncul
nrimo kalau tugasnya belum slesai sendiri pada subjek adalah marah dan menangis
karena temen-temen yang lain udah duluan sebab menurut EA hal tersebut akan
slesai, sebisa mungkin tak bawa santai biar gak membuatnya lega dan stresnya berkurang.
malah jadi beban, sambil mikirin nanti gimana
Seperti yang diungkapkan berikut ini.
cara nyelsainya, kadang minta ijin keluar buat
“Kalau stresnya karena urusan rumah tangga
kekampus nanti ngerjain bareng temen biar
ditambah skripsi gak ke urus saya malah
ada yang bisa ditanyain.. pokoknya berusaha
meluapkannya dengan marah secara tidak
dikerjakan disela-sela kesibukan.”
sadar sama suami, hehehe.. kalau gak gitu
malah nyandak sapu, nyandak pel-pelan, wes
Dari penjelasan diatas dapat diketahui aku bersih-bersih rumah sampek cuapek nanti
bahwa mahasiswi melakukan coping kalau udah capek ke kamar terus tidur tapi
stres dengan menggunakan kemampuan pasti nagis-nangis sek hahaha.”
mengatur psikologis dalam mengatasi Menurut Rasmun (2004) tindakan
tekanan stres yang ada dalam diri sendiri. perlawanan terhadap stres sebagai reaksi
Cara yang dilakukan yaitu dengan coping psikososial seseorang akan dilakukan
mengelola psikologis berupa bersikap dengan menggunakan energinya untuk
sabar dan selalu berfikiran positif. melakukan perlawanan dalam rangka
Dalam penelitian Aswendo dkk (2010), mempertahankan mempertahankan
66 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74

integritas pribadinya. Perilaku yang Dalam teori coping stres Lazarus


ditampilkan dapat merupakan tindakan dan Folkman (dalam Bart Smert, 1994)
konstruktif maupun destruktif. menyebutkan ada dua jenis bentuk tindakan
Selain perilaku menyerang yang dilakukan seseorang dalam mengalihkan
(fight), dalam penelitian ini subjek LN dan mengatasi stresnya. Adapun bentuk-
memperlihatkan reaksi psikososial yang bentuk strategi coping stres tersebut adalah
mengarah kepada pengalihan Ego. Strategi problem focused coping dan emotion focused
coping ini digunakan oleh individu dalam coping. Berikut akan dijelaskan bentuk dan
menghadapi stres dengan mengalihkan hal tindakan strategi coping stres mahasiswi
negatif yang dirasakannya. Namun reaksi STAIN Kediri yang telah menikah dan sedang
coping ini hanya bersifat sesaat dan terjadi menulis tugas akhir :
tanpa disadari oleh diri individu. Reaksi 1. Problem Focused Coping
yang ditunjukan LN adalah menunjukan Dari hasil penelitian diketahui
adanya tindakan menyalahkan orang lain dari keseluruhan mahasiswi subjek
yang dianggap sebagai sumber penyebab melakukan bentuk strategi coping yang
tekanan yang dialami olehnya, dalam mengarah kepada penyelesaian masalah
hal ini adalah subyek suami. Rasmun secara langsung. Menurut sebagian
menjelaskan mekanisme pertahanan diri besar subjek dalam penelitian. Fokus
yang bersumber dari ego meliputi tindakan menyelesaikan masalah agar stres dapat
proyeksi yaitu keinginan yang tidak dapat teratasi merupakan salah satu strategi
ditoleransi dengan mencurahkan emosi coping yang efektif dalam mengatasi
kepada orang lain karena kesalahan atau stres menulis tugas akhir.
perilaku yang dilakukan sendiri. Problem focus coping merupakan coping
“Dulu pas awal-awal menikah dan punya stres yang utamanya adalah mencari
anak aku selalu mikir gini mbak kok aku gini dan menghadapi pokok permasalahan
banget ya.. temen-temen ku sek bebas dolan- dengan cara mempelajari strategi atau
dolan gak mumet mikirne omah, mikir anak, keterampilan-kererampilan baru dalam
suami. Sampek pernah ki mbak aku berfikir iki rangka mengurangi stresor yang dihadapi
kabeh salah.e suamiku napo kok bien gak gelem dan dirasakan. Coping ini bertujuan untuk
ngenteni aku sampek lulus disek. Ngeneki aku mengurangi tuntutan hal, peristiwa,
maleh pusinh. Hahaha... tapi mbasan suwi-suwi orang, keadaan yang menantang.
ya wes nrimo mbak wes santai ngejalanin.” Terdapat tiga perilaku coping yang
berorientasi pada problem focused coping
Berikut dipaparkan sebuah tabel yang dilakukan oleh mahasiswi subjek
mengenai macam-macam reaksi coping yang telah menikah dalam menulis tugas
stres mahasiswi yang telah menikah akhir.
dalam menulis tugas akhir.
Mahasiswi
No. Faktor stres Reaksi coping Jenis tindakan coping
subjek
1.
Tekanan emosional akibat
Psikologis Bersikap sabar EA, AT
tugas dan tanggung jawab
Konflik dari dalam diri dan
2. Psikologis Berfikiran positif AM,EA, SFN,LI
kesulitan tugas akhir.
3. Konflik dalam peran ganda Psikosiosial Marah EA
Konflik dalam rumah tangga Psikososial Menangis EA, AT
4. Psikososial Menyalahkan orang lain LN, AT
Tabel 1. Pemetaan macam-macam reaksi coping stres
mahasiswi yang telah menikah dalam menulis tugas akhir.
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 67

a. Mengelola waktu dan efektif sehingga tidak menyia-


Dalam penelitian Dwi Nur nyiakan waktu dalam kehidupannya.
Rachmah (2015) menjelaskan salah Perencanaan ini bisa berupa jangka
satu problem mahasiswi yang telah panjang, menengah atau pendek.
menikah atau berperan ganda Melakukan strategi dengan
sebagai ibu rumah tangga adalah memikirkan suatu rencana tindakan
bagaimana membagi waktu antara untuk mengubah dan memecahkan
tugas dan peran. Sebagian besar situasi. Dalam hal ini mahasiswi
mahasiswi yang memiliki peran subjek membentuk suatu strategi dan
ganda menjadi Ibu rumah tangga perencanaan menghilangkan dan
yang sudah memiliki anak dan suami, mengatasi stres dengan pengelolaan
dimana selain memiliki tanggung waktu sebaik mungkin dengan
jawab sebagai seorang pelajar maksimal agar tugas-tugasnya dapat
disisi lain memiliki tanggung jawab terselesaikan dan terhindar dari
terhadap keluarganya. Ketika wanita stres.
yang berperan ganda memiliki Dalam hal ini empat mahasiswi
komitmen terhadap pendidikanya subjek yaitu EA, LN, AM, SFN
pastinya ia selalu di tuntut untuk melakukan time manajement atau
melakukan kewajibannya sebagai mengelola waktu dan membuat
seorang pelajar akan tetapi disisi lain jadwal dalam mengerjakan
ia memiliki tanggung jawab terhadap tugasnya. Membuat jadwal akan
keluarganya. Apabila tanggung mempermudah membagi waktu
jawab terhadap pendidikan dan untuk tugas-tugas yang akan dibuat
keluarga tidak diimbangi maka pasti antara kuliah dan rumah tangga.
menimbulkan terjadinya konflik Seperti yang diketahui bahwa
yang akan menimbulkan stres. konflik yang dialami oleh mahasiswi
Sehingga strategi coping dengan yang memiliki peran ganda adalah
mengelola waktu (time management) permasalahan membagi waktu.
dirasa efekti untuk mengatasi Konflik yang terjadi karena tuntutan
permasalahan yang dialami oleh waktu dari peran yang satu akan
mahasiswi yang memiliki peran mempengaruhi partisipasi dalam
ganda. Menurut Leman dalam peran lain. Jika waktu hanya
Mustika Dwi Mulyani (2013), digunakan untuk mengerjakan
mengatur waktu atau manajemen tugas rumah tangga maka tugas
waktu merupakan perencanaan dan kuliah akan terbengkalai. Begitupun
pengaturan waktu yang digunakan sebgaliknya, oleh sebab itu mahasiswi
dalam melaksanakan aktivitas subjek berusaha membuat jadwal
setiap hari sehingga individu dapat agar setiap tugas dapat diselesaikan.
menggunakan waktu secara efektif Halinisesuaidenganhasilpenelitian
dan efisien. Manajemen waktu adalah Dwi Mulyani yang menunjukan bahwa
menggunakan dan memanfaatkan mahasiswa yang memiliki motivasi
waktu sebaik-baiknya, seoptimal untuk lulus menggunakan strategi
mungkin melalui perencanaan berupa pengelolaan waktu atau time
kegiatan yang terorganisir dan manajemen dalam mengerjakan
matang. Dengan manajemen waktu skripsi. Mahasiswi STAIN kediri yang
seseorang dapat merencanakan dan telah menikah dan sedang menulis
menggunakan waktu secara efisien tugas akhir memiliki motivasi yang
68 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74

besar untuk lulus dan melakukan resiko dan konsekuensinya seperti


strategi untuk menyelesaikan tugas saat ingin mengerjakan tugas akhir
akhir. mahasiswi subjek harus mempu
Menurut Rasmun (2004) mengesampingkan urusan rumah,
mengelola waktu merupakan upaya suami, dan untuk fokus mengerjakan
yang efektif dalam mengatasi tugas akhirnya.
stres. Sebab hal ini sangat berguna Seperti yang dijelaskan oleh LN
bagi individu yang tidak dapat berikut ini :
mengerjakan berbagai hal dalam “kalau aku mau ngerjain skripsi ya itu aku
satu waktu atau memiliki tugas dan harus ngerjain di kampus kalau gak dikosnya
tanggung jawab yang lebih banyak. arek-arek utowo ndek pondok. Nah engko lak
Individu dapat membuat daftar wes ndek omah aku gak nyandak tugas blass
waktu untuk mengerjakan tugas fokus ke anak ke tugas rumah ya bersih-
bersih nyapu. Nanti kalau mau nyandak tugas
yang menjadi prioritas.
lagi kalau anakku udah tidur. Jadi banyak
Menurut Macan dalam
ninggalin ada mbak buat ngerjain skripsi.
Sofyani (2012), ada tiga aspek
tego-tegonan tak titipin ke kakeknya.”
manajemen waktu yang dipakai
dalam pengembangan pengukuran Sedangkan subjek AM mengaku
tugas atas manajemen waktu yaitu untuk sementara waktu akan
menetapkan tujuan dan prioritas, tinggal dikos agar ia dapat fokus
teknik atau mekanika manajemen menyelesaikan skripsinya. Seperti
waktu, dan kontrol terhadap waktu. yang diungkapkannya berikut ini :
Dalam hal ini mahasiwi subjek “Ini InsyaAllah aku aku mau ngekos dulu
menggunakan sebuah cara yang selama skripsi. soalnya biar bisa fokus. Kalau
digunakan dalam mengelola waktu dirumah nyawang omah kok jek berantakan
seperti membuat daftar, jadwal dan ngko kudu resik-resik terus ae. Gung lak ada
rencana mengerjakan tugas akhir. suami kudu diurusi jadi sementara suamiku
b. Fokus pada salah satu tugas tak tinggal dulu ben skripsiku mari hehehe...”
Sebagai seorang mahasiwi
sekaligus ibu rumah tangga, tentunya Berusaha untuk fokus pada
memiliki tanggung jawab yang salah satu tugas dalam waktu
bertambah dan tidak hanya pada satu tertentu agar tugas yang dikerjakan
bidang saja. Oleh sebab itu memilah tidak menumpuk. Sebagai seorang
salah satu tugas untuk dikerjakan mahasiswi yang sudah menikah
pada satu waktu dan fokus menjadi tentunya memiliki tugas dan tanggung
salah strategi coping yang dilakukan jawab yang bertambah. Oleh sebab itu
oleh mahasiswi subjek dalam hal ini untuk mengatasi permasalahan ini
adalah EA, LN, AM, SFN, LI, AT. mahasiswi subjek memilih untuk fokus
Fokus pada satu tugas pada salah satu tugas. Seperti apabila
merupakan bentuk dari convorontatif memiliki waktu untuk mengerjakan
coping yaitu sebuah cara mengubah maka pada saat itu akan digunakan
situasi yang menjadikan stres sebaik mungkin untuk menulis tugas
dengan keberanian mengambil akhir tanpa mengerjakan tugas yang
resiko. Hal ini ditunjukan dengan lain. Sebaliknya jika waktu untuk
meninggalkan salah satu tugas dan mengerjakan tugas-tugas rumah
terfokus pada satu tugas yang akan tangga maka tugas akhir akan
dikerjakan. Hal ini tentu terdapat disampingkan.
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 69

c. Meminta bantuan orang lain. Selain itu pada mahasiswi subjek


Sebagai seorang mahasiswi LN ia juga meminta bantuan kepada
yang mengerjakan tugas akhir sang ayah untuk menjaga anaknya
dan menjadi ibu rumah tangga ketika ia pergi ke rumah teman atau
yang memiliki banyak tugas. pergi kekampus untuk mengerjakan
Mencari bantuan kepada orang lain skripsi. hal ini membuktikan bahwa
merupakan salah satu strategi dalam meminta bantuan kepada orang lain
mengatasi permasalahan tugas yang adalah cara yang cukup efektif untuk
menjadikan stres. hal ini diperkuat mengatasi stres dalam menulis tugas
oleh hasil penelitian Lusi Yenjeli akhir bagi mahasiswi yang telah
bahwa individu akan melakukan menikah.
Seeking Social Support dengan cara Asley dan Vangie (dalam Frita
menceritakan masalahnya kepada Aulia, 2014), mencari bantuan kepada
orang yang dipercaya walaupun orang lain akan menguntungkan
orang tersebut hanya diajak bertukar bagi orang lain yang membutuhkan,
pikiran dan tidak dapat membantu misalnya kemungkinan untuk
banyak pada masalah yang hadapi, mempercepat penemuan solusi dari
tapi individu tersebut akan merasa masalah yang dialami seseorang.
lega bisa berbagi dan punya Sehingga dalam hal ini mahasiswi
seseorang untuk dia menceritakan subjek mencoba untuk meminta
segala masalah yang ia hadapi. bantuan dari orang lain untuk
Dalam istilah psikologi perilaku menyelesaikan permasalahan
mencari bantuan ini disebut berupa tugas akhir atau tugas rumah
dengan help seeking. Menurut David tangga yang bersangkutan.
Mechanic (2012), perilaku mencari 2. Emotion Focused Coping
pertolongan sebagai perilaku Dalam menghadapi stres seseorang
aktif dalam mencari bantuan dari akan memiliki tindakan yang berbeda-
orang lain, dapat diartikan sebagai beda selain menyelesaikan stres secara
komunikasi dengan orang lain yang langsung cara lain yang digunakan
dilakukan untuk mendapatkan adalah dengan mengelola emosi diri.
bantuan dalam bentuk pemahaman, Tindakan coping yang mengarah pada
nasihat, informasi, perlakuan dan emotion focused coping adalah coping
dukungan untuk mengatasi kesulitan yang bertujuan untuk meredakan
atau masalah. atau mengatur tekanan emosional
Seperti halnya yang dilakukan atau mengurangi emosi negatif yang
oleh subjek EA, ia mengungkapkan ditimbulkan oleh situasi.
bahwaha ia selalu berusaha meminta Sebagai seorang wanita akan
pertolongan kepada orang terdekat memiliki stres yang berbeda dengan
untuk menyelesaikan tugas akhir. Hal pria hal ini disebabkan oleh peran dan
ini dikatakan oleh EA sebagai berikut: tanggung jawab yang berbeda, selain
“Alhamdulillahnya kalau minta tolong ke itu wanita memiliki respon yang lebih
suami mau, kadang nganterin ke warnet buat sensitif. Oleh sebab itu bentuk coping yang
cari-cari referensi, nganterin kerumah temen dilakukan cenderung pada pengaturan
buat tanya tentang skripsi. dibantuin ngerjain emosional. Emotion focused coping
tugas rumah. kalau minta bantuan ketemen- merupakan strategi untuk meredakan
temen ya diewangi aku pas lagi bingung sama
emosi individu yang ditimbulkan oleh
skripsi, malah pas lagi penelitian awal dulu
stresor, tanpa berusaha untuk mengubah
dianterin ke lokasi penelitian.”
suatu situasi yang menjadi sumber stres atau bersama suami, bersama
secara langsung. Dalam hal ini Lazarus keluarga, dan bermain dengan anak.
dan Folkman (dalam Bert Smert, 1994) Seperti pernyataan yang
menjelaskan bahwa Emotion focused coping diungkapkan oleh LI :
digunakan seseorang untuk mengatur “Obatnya kalau pas lagi mumet banyak fikiran
respon emosional terhadap stres. Bila apalagi gak ada uang ya nonton tv mbak liat
individu tidak mampu mengubah sinetron kesukaanku kalau gak gitu ya tidur
kondisi yang stresful maka individu akan aja wes dari pada tak fikirin terus malah
cenderung mengatur emosinya. tambah pusing.”
Subjek penelitian menggunakan Hal serupa juga disampaikan
strategi coping yang mengarah pada oleh EA :
“Kalau stres pas lagi ngerjakan skripsi gak
pengaturan emosional dengan
ada inspirasi, belum lagi kalau tugas rumah
menggunakan beberapa tindakan untuk
numpuk, wes pasti fikiran judeg nanti kalau
mengatasi stresnya. Strategi mengalihkan
udah mentok mumete tak tinggal aja nonton
stres yang pertama adalah dengan film, tiduran dikamar, kalau suami lagi gak
melakukan hal-hal yang menyenangkan, sibuk ya tak ajak keluar. Sementara menghindar
mencurahkan isi hati dan mencoba dulu cari kegiatan lain biar gak stres.”
mengontrol diri sendiri (self control). Dengan menonton televisi
a. Melakukanhal-halyangmenyenangkan melihat acara favorit menjadikan
Melakukan sebuah kegiatan perhatian teralihkan sehingga stres
yang dirasa menyenangkan adalah yang dialami mahasiswi berkurang.
hal yang dapat membuat seseorang Mazdalifah (2004) dalam penelitiannya
merasa senang dan sejenak melupakan mengatakan bahwa televisi merupakan
permasalahan yang dihadapi. Menjadi salah satu media massa yang
seorang istri menurut pengakuan berfungsi sebagai penghibur. Dalam
mahasiswi subjek menjadi kebahagiaan diri manusia terdapat ID, ego dan
tersendiri mereka mendapat super ego yang mendorong manusia
kenyamanan dan ketentraman ketika untuk memenuhi kebutuhannya
telah ada seseorang yang menjaga termasuk kebutuhan akan hiburan.
dan bertanggung jawab dalam Kehadiran program-program televisi
kehidupannya yaitu suami. Ketika yang menghibur sangat diperlukan
mengalami stres yang diakibatkan untuk melepas stres. Setidaknya
oleh peran ganda yang dijalani hiburan berupa acara tersebut dapat
subjek, mereka mengaku selalu dapat me-refresh otak dari permasalahan-
mengatasinya hal ini tidak lain karena permasalahan yang terjadi dalam
adanya suami yang selalu mendukung sehari. Menonton televisi adalah salah
dan menemani. Melakukan hal-hal satu hal yang menyenangkan yang
yang dianggap menyenangkan dan dapat mengalihkan bahkan mengatasi
bersama dengan suami merupakan stres yang dialami. Hal menyenangkan
salah satu coping yang dilakukan oleh selain menonton televisi ada kegiatan
subjek. lain yang dilakukan mahasiswi
Dalam hal ini seluruh mahasiswi dalam mengalihkan stresnya yaitu
subjek mengaku melakukan bebrapa dengan berjalan-jalan dan bermain
hal yang menyenangkan tersebut dengan suami, teman, atau anak. Hal
untuk mengalihkan perhatiannya ini merupakan salah satu strategi
beberapa waktu agar tidak stres. mengurangi stres yang dilakukan
Seperti menonton televisi sendiri mahasiswi yang telah menikah.
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 71

Selain kegiatan tersebut Sholat dan berdoa merupakan


memanfaatkan waktu dengan sebaik bentuk strategi coping berikutnya
mungkin, menggunakan waktu yang dilakukan oleh mahasiswi
untuk kumpul dengan teman kuliah subjek dalam mengatasi stres menulis
saat ada waktu senggang supaya tugas akhir. Hal ini merupakan
tidak terlalu jenuh dengan aktifitas upaya individu menyelesaikan
rumah tangga dan kuliah. Menjadi masalah dengan cara berserah diri
salah satu strategi coping yang dan mencurahkan isi hati kepada
digunakan oleh mahasiswi subjek Allah. Bertasbih dan berdoa kepada
dalam mengatasi stres. Allah membantu kelangsungan
b. Mencurahkan isi hati kondisi relaksasi ketenangan jiwa,
Strategi coping dengan mengelola dalam berdoa sesorang bermunajat
emosi yang dilakukan mahasiswi seraya memanjatkan keluhan dan
yang telah menikah dengan bentuk menyampaikan permasalahan
mencurahkan isi hati kepada orang dalam hidup berupa kesulitan
terdekat dan dipercaya. Seluruh dan kegelisahan yang menganggu
mahasiswi subjek melakukan strategi dengan memohon kepadaNya agar
coping bentuk ini. Mencurahkan isi memberikan pertolongan. Mengingat
hati merupakan salah satu metode dan mengungkapkan masalah-
coping yan digunakan oleh individu masalah yang menganggu jiwa dapat
dalam mengatasi masalah psikologis menyebabkan intensitas kegelisahan
dan dapat mengurangi beban stres menjadi menurun (Yunita, 2015).
yang dirasakan. Penyebab dari stres c. Self control
yang dialami subjek adalah berupa Mencoba untuk mengatur
adanya konflik dari dalam diri yang perasaan diri sendiri atau tindakan
diakibatkan oleh tekanan tugas dalam hubungannya untuk
peran ganda. menyelesaikan masalah. Dalam hal
Seperti halnya yang diungkapkan ini terdapat adanya sikap Self Control
oleh EA : yang merupakan suatu bentuk dalam
“kalau udah gak mampu mendam stres penyelesaian masalah stres dengan
pasti nanti nangis-nagis sendiri dikamar. cara menahan diri dari melakukan
terus curhat ke suami, kalau gak bapak sesuatu hal yang negatif ketika berada
sama ibuk, kadang juga temen. Rasanya dalam stres. Mengatur perasaan,
bisa plong setidaknya ada yang mengerti selalu teliti dan tidak tergesa dalam
sama apa yang lagi kita rasakan.” mengambil tindakan. Tindakan yang
Mencurahkan isi hati kepada suami dilakukan oleh individu adalah dengan
dan keluarga juga dapat mengurangi membiasakan diri dan menerima
beban permasalahan yang dialami oleh keadaan. Mengontrol perilaku
mahasiswi subjek walaupun sekedar melibatkan kemampuan untuk
menceritakan permasalahan yang mengambil tindakan yang kongkrit
dialami. Sebagimana pernyataan AT: untuk mengurangi dampak stresor.
“Kalau untuk mengatasi stres pas ada masalah
Tindakan tersebut kemungkinan
atau lagi stres sama skripsi biasanya sholat
dapat mengurangi intensitas peristiwa
mbak doa, kadang curhat ke orang tuaku
sendiri, ke suami, temen. Terus berusaha lagi ke yang penuh dengan tekanan.
perpus nyari reverensi tanya-tanya temen. Ya Dalam hal ini mahasiswi subjek yaitu
berusaha ngerjain tapi kalau lagi males ya tak EA, dan AT terlihat melakukan upaya
tinggal jalan-jalan mbak malahan refresing” mengontrol diri agar tidak terpengaruh
72 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74

terhadap permasalahan yang dialami


dengan melakukan penyesuaian diri SIMPULAN DAN SARAN
dan bersahabat terhadap keadaan yang
dijalani. Sehingga menyesuaikan diri dan Simpulan
menerima keadaan merupakan sebuah Mengacu pada pembahasan yang telah
strategi coping stres dilakukan agar dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu
sebuah permasalahan yang dihadapi strategi coping stress mahasiswi STAIN
tidak menjadi semakin sulit. Terlebih Kediri yang telah menikah dalam menulis
pada mahasiswi yang mengalami tugas akhir, maka dari penelitian ini dapat
keterlambatan menyelesaikan tugas diambil kesimpulan sebagai berikut :
akhir, mencoba bersabar dan mengatur 1. Dari 6 (enam) mahasiswi yang menjadi
emosi agar mampu menerima keadaan subjek mereka memberikan deskripsi
adalah coping yang dirasa tepat untuk yang jelas mengenai macam-macam
dilakukan. strategi coping yaitu berupa jenis reaksi
Dibawah ini dipaparkan sebuah yang dilakukan dalam merespon stress.
tabel bentuk-bentuk tindakan dalam Beberapa macam reakai tersebut
srategi coping stres mahasiswi yang meliputi coping psikologis dan coping
telah menikah dalam menulis tugas psikososial. Seluruh mahasiswi informan
akhir. melakukan kedua reaksi tersebut. Dalam

Bentuk strategi Mahasiswi


No. Bentuk stres Bentuk strategi tindakan coping
coping subjek
Kurangnya waktu Mengelola waktu (time management).
Problem focused
untuk mengerjakan Dengan membuat jadwal, dan merencanakan
1. coping (PFC) AM, EA, LI
tugas akhir. waktu untuk mengerjakan tugas akhir.
Fokus pada salah satu tugas.
Tugas yang banyak Tindakan yang dilakukan yaitu,
2. Problem focused
dan tanggung jawab meninggalkan rumah dan anak untuk
coping (PFC) AT, LN, EA,
yang besar mengerjakan tugas akhir. Memilih untuk
LI, SFN
mengekos sementara.

Kesulitan menghadapi Meminta bantuan orang lain. Yaitu dengan


3. Problem focused
tuntutan peran ganda meminta bantuan dari keluarga, suami, dan
coping (PFC) EA, LN, AM,
dan tugas akhir. teman.
SFN, LI, AT
Stres akibat tekanan Melakukan hal-hal yang menyenangkan.
4. tugas kuliah dan tugas Emotion focused Yaitu dengan menonton film atau televisi, EA, LN, AM,
rumah tangga coping (PFC) jalan-jalan bersama suami, atau teman. SFN, LI, AT

Tuntutan peran dan Mencurahkan isi hati.


5. tanggung jawab. Dalam hal ini dilakukan dengan EA, LN, AM,
Emotion focused mencurahkan isi hati kepada orang tua, SFN, LI, AT
coping (EFC) suami dan teman. Selain itu curahan hati
dan keluh kesah disampaikan kepada Allah
dengan sholat dan berdoa.

Stres akibat Self control.


6.
kurang mampu Emotion focused Yaitu adanya kontrol diri dengan upaya
EA, AT
menyelesaikan tugas- coping (EFC) mahasiswi subjek mengatur emosi dan
tugas yang diterima. mengontrol perilaku.
Tabel 2. Pemetaan bentuk-bentuk tindakan strategi coping stres yang dilakukan oleh mahasiswi yang telah
menikah dalam menulis tugas akhir.
Fajar Rositoh, Sarjuningsih, Tatik Imadatus Sa’adati, STRATEGI COPING ... 73

reaksi coping yang mengarah pada Saran


jenis psikologis, mahasiswi melakukan Saran bagi peneliti selanjutnya,
reaksi coping dengan respon mengelola penelitian ini dapat digunakan sebagai
psikologis untuk mengatasi stress yaitu acuan untuk melakukan penelitian dengan
dengan mencoba tenang dan sabar serta tema yang sama, namun dalam pembahasan
aspek yang berbeda. Peneliti selanjutnya
selalu berfikiran positif. Sedangkan
juga dapat menggunakan subyek dan metode
dalam coping psikososial mahasiswi penelitian yang berbeda agar didapatkan hasil
melakukan strategi coping dengan dan pembahasan yang lebih luas mengenai
tindakan untuk melawan dan mengelola strategi coping stress. Saran ini ditulis untuk
ego untuk mengatasi stress. Reaksi yang menambahkan wawasan, perbandingan dan
ditunjukan dengan marah, menangis dan penyempurnaan bagi peneliti sebelumnya dan
menyalahkan subyek lain yang dianggap penelitian berikutnya.
menjadi sumber munculnya stress.
2. Bentuk-bentuk strategi coping stress DAFTAR PUSTAKA
mahasiswi yang telah menikah dalam
menulis tugas akhir yang didapat oleh Amalina et. al. (2013). Stres Dan Motivasi
peneliti terdapat dua bentuk sesuai Belajar Pada Mahasiswa Psikologi
dengan teori Lazarus dan Folkman Universitas Mulawarman Yang Sedang
(dalam Farid Mashudi, 2012) yaitu Menyusun Skripsi. Ejurnal Psikologi, 1 (3),
problem focused coping dan emotion focused 254-267.
coping. Perilaku yang dilakukan oleh
mahasiswi informan yang mengarah
Dian Noviana Putra. (2013). Strategi Coping
pada problem focused coping hal ini
Stress Mahasiswi Tunanetra di UIN
ada tiga bentuk. Yaitu: (1) komitmen
Sunan Kalijaga Yogakarta. Skripsi.
dalam membuat jadwal dan mengelola
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
waktu untuk mengerjakan tugas akhir.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
(2) Fokus kepada salah satu tugas dan
Sunan Kalijaga.
memprioritaskan salah satu tugas agar
tugas yang dikerjakan dapat diselesaikan
satu-persatu. (3) Mencari bantuan orang Dwi Nur Rachmah. (2015). Regulasi Diri
lain dalam menyelesaikan permasalahan Dalam Belajar Pada Mahasiswa Yang
yang dihadapi. Memiliki Peran Banyak. Jurnal Psikologi,
3. Bentuk strategi coping yang selanjutnya 42 (1)..
adalah emotion focused coping. Dalam
hal ini ada tiga bentuk tindakan
yang dilakukan oleh mahasiswi Dwi Widya Ningrum. (2011). Hubungan
informan yaitu. (1) Melakukan hal-hal Antara Optimisme Dan Coping Stres pada
yang menyenangkan perilaku yang Mahasiswa UEU yang Sedang Menyusun
ditunjukan adalah dengan menonton Skripsi. Jurnal Psikologi, 9 (1).
televisi atau film, jalan-jalan dengan
suami atau teman. (2) mencurahkan isi
hati. Tindakan yang dilakukan dengan Farid, Mashudi. (2012). Psikologi Konseling.
curhat kepada teman, suami, dan orang Jokjakarta: IRCiSoD.
tua. Selain itu juga mencurahkan hati
kepada Tuhan. (3) mengontrol diri agar
Frita Aulia. (2014). Studi Deskriptif Help-
tetap bersikap tenang saat menghadapi
Seeking Bahaviour pada Remaja yang
stress.
Pernah Mengalami Parental Abuse
74 Vol. 1 No. 2 Desember 2017 | 59-74

Ditinjau dari Tahap Perkembangan Siswanto. (2007). Kesehatan Mental


(Masa Awal Anak-Anak sampai Masa Konsep, Cangkupan dan Perkembangan.
Remaja) dan Identitas Gender. Jurnal Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Ilmiah Psikologi, 3 (1).

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta


Galuhpritta Anisaningtyas dan Yulianti Dwi : Raja Grafindo.
Astuti. (2011). Pernikahan Di Kalangan
Mahasiswa S-1. Jurnal Proyeksi, 6 (2).
Sofyani Hasan Rusyadi. (2012). Hubungan
Antara Manajemen Waktu Dengan
Mazdalifah. (2004). Pengaruh Televisi Prestasi Belajar Pada Mahasiswa. Naskah
Terhadap Perilaku Anak. Jurnal Publikasi Fakultas Psikologi Universitas
Pemberdayaan Komunitas, 3 (1). Muhammadiyah Surakarta.

Moleong, Lexy J. (1988). Metodologi Penelitian Sulis Maryanti. (2013). Model Strategi Coping
Kualitatif. Bandung:Remaja Rosda Karya. Penyelesaian Studi Sebagai Efek Dari
Stressor Serta Implikasinya Terhadap
Waktu Penyelesaian Studi Mahasiswa
Muhsin Burhani. (2008). Motivasi Mahasiswa Psikologi Universitas Esa Unggul. Jurnal
Untuk Menikah Pada Masa Studi. Skripsi: Psikologi, 11 (2), 66.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Thomas, Robert. (2013). Psikologi Abnormal
Edisi Ke Tujuh. Yogyakarta : Pustaka
Nisaul Lutfiana Mayang Sari. (2012). Pelajar.
Tingkat Stress Dan Strategi Coping Pada
Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi Di
STAIN Kediri. Skripsi: jurusan Psikologi Tri Puji Astuti, Sri Hartati. (2013). Dukungan
STAIN Kediri. Sosial Pada Mahasiswa Yang Sedang
Menyusun Skripsi (Studi Fenomenologis
Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Oltmanns, Thomas dan Robert Emery. Undip ). Jurnal Psikologi Undip, 12 (1).
(2013). Psikologi Abnormal Edisi Ke Tujuh.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yuanita Ma’ruf. (2015). Manfaat Sholat
Terhadap Kesehatan Mental Dalam
Rasmun. (2004). Stres Koping Dan Adaptasi, Al-Qur’an. Skripsi : Fakultas Ushuluddin
Teori Dan Pohon Masalah Keperawatan. Universitas Islam Sunan Kalijaga
Jakarta: Sagung Seto. Yogyakarta.

Rochimatul Mukarromah dan Fathul Lubabin


Nuqul. (2012). Pengambilan Keputusan
Mahasiswa Menikah Saat Kuliah Pada
Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Naskah Publikasi Fakultas Psikologi
Universitas Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai