PROPOSAL PENELITIAN
yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Psikologi
pada Jurusan/Program Studi psikilogi
Oleh
Muhammad Bhayu Aji
A1R117044
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam era globalisasi. Tidak dipungkiri lagi kemajuan suatu bangsa sangat
tergantung pada kualitas generasi mudanya. Salah satu cara yang dapat
persyaratan lulus dari perguruan tinggi dan mendapatkan gelar sarjana dan
lulus dalam menempuh studi minimal selama 4 tahun. Skripsi adalah karya
penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau sarjana
Mahasiswa dapat lulus tepat waktu (4 tahun untuk S1), tetapi pada
studi S1 nya tepat waktu (4 tahun) bahkan tidak jarang mahasiswa lulus lebih
sehingga mahasiswa tersebut tidak dapat lulus dalam waktu singkat akhirnya
adalah adanya kesulitan dalam mengerjakan skripsi seperti proses revisi yang
teman-teman nya untuk bermain game online. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ferrari (1998) yang menyatakan bahwa ada
dan faktor eksternal. Faktor internal seperti kondisi kodrati, kondisi fisik,
sekolah.
skripsi, mahasiswa sering merasakan skripsi sebagai suatu beban yang berat,
( Mu’tadin, 2002). Hal ini tentu saja dapat merugikan mahasiswa yang
aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak
diakibatkan perasaan tidak senang terhadap tugas serta ketakutan untuk gagal
dalam mengerjakan tugas. Knaus (2002), berpendapat bahwa penundaan yang
telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai trait
tugas yang tidak disukai dan dipandang tidak diselesaikan dengan sukses.
menetap, yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan
memandang tugas.
suatu keadaan dimana individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri
menjadi tinggi.
adaptif dalam konteks akademik, yaitu mereka yang mendapat skor lebih
menyelesaikan skripsinya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi mengenai keterkaitan antara
2. Manfaat Praktis
Oleo.
perilaku prokrastinasi.
being pada ibu yang memiliki anak autis dengan teknik sampling yang
subjek penelitiannya.
penelitian.
budaya dan bahasa yang berbeda dari negara asal. Perbedaan dengan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Psychological Well-being
aktivitas hidup sehari-hari. Segala aktifitas yang dilakukan oleh individu yang
mengalami fluktuasi pikiran dan perasaan yang dimulai dari kondisi mental
negatif sampai pada kondisi mental positif, misalnya dari trauma sampai
& Keyes,1995).
menjadi rendah atau berusaha untuk memperbaiki keadaan hidup yang akan
Keyes, 1995).
growth).
sebagai berikut:
Dimensi ini adalah bagian terpenting dari well being yang berkaitan
pada opini positif seseorang yang ia miliki mengenai dirinya sendiri. Hal ini
mengacu pada konstruksi self regard yang terdiri dari aspek positif dan juga
(1959) juga mengacu pada individu yang datang untuk berdamai dengan
skor tinggi dalam faktor ini adalah indikator orang dengan sikap
skor rendah dalam faktor ini muncul pada orang yang tidak puas
dengan sebagian besar dirinya; yang tidak nyaman dengan apa yang
sifat manusia, kebahagiaan yang didapat dari menjalin relasi dan keinginan
orang lain, dari keintiman dan cinta (Ryff dan Singer, 2003).
pada kedekatan hubungan dengan orang lain (intimacy) dan guidance juga
positif dengan orang lain adalah berulang kali ditekankan dalam definisi
dengan orang lain, yang peduli tentang well being orang lain dan
dan memahami give and take dalam hubungan manusia (Ryff dan
Keyes, 1995).
3. Otonomi (autonomy)
kehidupannya sendiri dan mengejar apa yang ia yakini dan percaya, bahkan
jika ini melawan dogma yang diterima atau kebijaksanaan yang konvensional.
Hal ini juga mengacu pada kemampuan untuk menyendiri jika diperlukan dan
untuk hidup mandiri (Ryff dan Singer, 2003). Pada teori tentang aktualisasi
diri, orang yang melakukan aktualisasi diri digambarkan sebagai orang yang
ke dalam konsep orang yang memiliki otonomi tinggi, orang ini adalah
seseorang dengan tolak ukur diri, yang terutama tertarik pada apa yang orang
lain pikirkan tentang dia, tetapi akan mengevaluasi dirinya sesuai dengan
psychological well being dan dalam dimensi ini berfokus pada tantangan pada
karakteristik mental yang sehat. Menurut teori Life Span Developmental, bagi
menekankan dari perspektif kebutuhan untuk bergerak maju dalam dunia dan
mengubahnya secara kreatif dengan kegiatan fisik dan mental (Ryff dan
Singer, 1996).
skor tinggi dalam faktor ini diperoleh oleh orang-orang dengan rasa
1995).
menemukan arti dan petunjuk dari pengalamannya, dan untuk merujuk dan
menentukan tujuan dalam hidupnya (Ryff dan Singer, 2003). Definisi dari
dan adanya pemgetahuan akan apa yang ingin dituju dan intentionality.
Orang yang berhasil akan memiliki tujuan, keinginan dan pengetahuan akan
apa yang ingin dituju, dan semua pertolongan untuk memberikan kehidupan
skor tinggi pada dimensi ini muncul pada orang orang yang
direction; mereka merasa bahwa masa lalu dan juga masa sekarang
1995).
mereka tidak bisa melihat pelajaran atau hikmah dari yang mereka
potensi dan bakatnya sendiri dan mengembangkan sumber daya baru. Hal
ini juga sering melibatkan diri untuk berhadapan dengan kesulitan yang
2003). Hal ini terkait dengan sikap terbuka terhadap pengalaman baru, yang
pentingnya untuk terus tumbuh dan untuk mengatasi tugas baru atau
1996).
Skor rendah muncul pada orang dengan pribadi yang stagnan, tanpa
1995).
Model ini dipelajari dalam sampel yang representatif dari 1.108 orang
well being (Ryff dan Keyes, 1995). Dalam studi yang sama ditemukan
sekedar perasaan senang atau puas dengan kehidupan; juga bukan hanya
1. Demografi
a. Usia
b. Jenis Kelamin
signifikan.
c. Budaya
Dalam penelitian Ryff & Singer (dalam Werdyaningrum,
lain.
2. Kepribadian
orang lain. Sedangkan individu dengan low neuroticism memiliki skor tinggi
3. Religiusitas
4. Dukungan Sosial
B. Prokrastinasi
dalam salah satu prasasti di Universitas Ottawa Canada, pada abad ke-17 kata
ini telah dituliskan oleh Walker dalam khotbahnya. Di sana dikatakan bahwa
budaya manusia. Bangsa Mesir kuno misalnya, mempunyai dua kata kerja
yang memiliki arti sebagai prokrastinasi, yang pertama menunjuk pada suatu
yang penting untuk nafkah hidup, seperti mengerjakan ladang ketika musim
tanam tiba.
sikap sabar dalam konflik militer. Pada abad lalu prokrastinasi bermakna
keputusan impulsif dan tanpa pemikiran yang matang dan tanpa tujuan yang
pasti.
awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran
“crastinus”. yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi
menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Burka & Yuen, 2008).
Burka & Yuen (2008), kata prokrastinasi yang ditulis dalam American
diakibatkan perasaan tidak senang terhadap tugas serta ketakutan untuk gagal
telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai trait
tugas yang tidak disukai dan dipandang tidak diselesaikan dengan sukses.
menetap, yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan
dari berbagai sisi dan bahkan tergantung dari mana seseorang melihatnya.
perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui
yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting. Seseorang yang
tugastugasnya.
indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu
berupa:
yang dihadapi.
rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih
jawab, keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan,
figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi
yang lebih lama daripada tugas yang memiliki konsekuensi dalam jangka
pendek.
1. Faktor internal
prokrastinasi, meliputi:
a) Kondisi kodrati, Terdiri dari jenis kelamin anak, umur, dan urutan
kakaknya.
2. Faktor Eksternal
prokrastinasi akademik dalam diri seseorang yaitu faktor pola asuh orang
C. Mahasiswa
a. Defenisi Mahasiswa
mahasiswa adalah orang yang belajar dan terdaftar sebagai peserta didik di
menurut Sarwono (1978), mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi
potensi yang tersedia dan disediakan adalah titipan keluarga dan masyarakat
dan militan. Selain itu, Munawar (2011) juga menjabarkan tipe dan
1. Tipe Akademik
masyarakat
2. Tipe Organisatoris
3. Tipe Hedonis
memperjuangkannya.
memiliki hubungan yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan kali
ini.
Muria Kudus” oleh Aini dan Mahardayani pada tahun 2011. Hasil analisis
adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri
penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara
Malang.
E. Kerangka Berpikir
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan
METODE PENELITIAN
1. Identifikasi Variabel
variabel lain (Neuman 1994). Variabel terikat pada penelitian ini adalah
prokrastinasi.
Variabel X Variabel Y
2. Definisi Operasional
dirinya.
B. Desain Penelitian
didasari oleh ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati,
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-
variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari diambil dari
yang dikumpulkan dari survey pada sampel yang dipilih, dimana variabel
1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subjek yang terdapat dalam
2. Sampel
D. Lokasi Penelitian
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo kota Kendari. peneliti
memilih lokasi ini karena banyak ditemukan mahasiswa tingkat akhir yang
1. Instrumen Penelitian
menghindari jawaban tengah. Skala ini dibuat dengan dua jenis item, yaitu
item favorable (mendukung atau memihak pada objek sikap atau perilaku)
dalam setiap pertanyaan terdiri dari empat pilihan kategori jawaban. Item
(SS) skor 4, sering (S) skor 3, jarang (J) skor 2, tidak pernah (TP) skor 1.
berikut: sangat sering (SS) skor 1, sering (S) skor 2, jarang (J) skor 3,
c. Kemandirian (autonomy)
mengerjakan tugas.
product moment dan dikoreksi teknik Part Whole dari Pearson yaitu
pengujian terhadap korelasi antar tiap aitem dengan skor total nilai
fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik (Azwar, 2011:163). Uji
angkanya berkisar mulai dari 0,0 sampai dengan 1,0. Semakin tinggi
1 = bilangan konstan
1. Mencari Mean
Keterangan:
M = Mean
rumus:
Keterangan :
SD = Standart deviasi
X = Skor respon
N = Jumlah responden
3. Menentukan Kategorisasi
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan untuk mencari
N XY ( X )(Y )
rxy =
{N X 2 ( X )2}{N Y 2 (Y )2}
Keterangan :
N = Jumlah respon
Aini, dkk 2011. “Hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa universitas muria kudus”. Jurnal
Psikologi Pitutur. Vol. 1. No 2.
Allan. (2008). Penataan pendidikan profesional konselor dan layanan bimbingan dan
konseling dalam jalur pendidikan formal. Bandung : Departemen Pendidikan
Nasional.
Amawidyati & Utami. (2006). Religiusitas dan psychological well-being pada korban
gempa. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 2 (34),
Antoni, C. (2012). Wacana ruang. Yogyakarta: CV Andi Offset
Deci, E. L., & Ryan, R. M. 2001. Handbook of self determination research. the
university of rochester press. National Institute of Education Library,
Singapore
Desiningrum, D. R. (2010). Family's social support and psychological well-being of
the elderly in tembalang. Anima, Indonesia Psychological Journal, 26 (1)
Erikson, E. (1959). Identity and the life cyclle. Psychological Issues. 1, 1-171.
Fitria Amaliah. (2011). Hubungan prokrastinasi akademik dan prestasi belajar siswa
kelas xi sma negeri 1 malang (on-line). Skripsi. Universitas Negeri Malang.
Fordham Frieda. 2004. Pengantar psikologi c.g. jung ( teori-teori dan teknik
psikologi kedokteran). Bharata Karya Aksara. Jakarta
Ghufron, M.N. 2003. Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap penerapan
disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi, Universitas GajahMada.
Junita, E. D., Yuwono, D., & Sugiharto, P. (2014). Upaya mengurangi prokrastinasi
akademik melalui layanan penguasaan konten, 3(1), 17–23.
Linawati, R.A. & Desiningrum, D.R. (2017). Hubungan antara religiusitas dengan
psychological well-being pada siswa smp muhammadiyah & semarang. Jurnal
Empati. 7(3)
Maulidina, N.R. & Nurtjahjanti, H. (2016). Hubungan Antara Ketidak Amanan Kerja
dengan Psychological Well-being pada Karyawan Kontrak Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang. Jurnal Empati. 5(2).
Pradana, A.P & Kustanti, E.R. (2017). Hubungan antara dukungan sosial suami
dengan psychological well-being pada ibu yang memiliki anak autisme. Jurnal
Empati. 6(2)
Puspita, D.W. & Siswati. (2018). Hubungan antara emotional labor dengan
psychological well-being pada perawat RSJD DR. Amino Gondohutomo
Semarang. Jurnal Empati. 7(3).
Ryff, C.D. & Singer, H.B. (2008). Know thyself and become what you are: a
eudaimonic approach to psychological well being. Journal of Happiness
Studies Vol.9 No.1
Ryff, C.D. (1989). Happiness is everything or is it? Exploration on the meaning of
psychological well-being. Journal of personality and social psychology,
Vol57. Hal 1069-1081
Taylor, S.E. 1995. Health psychology. New York : McGraw Hill Inc
Werdyaningrum, P. (2013). Psychological well-being pada remaja yang orang tua
bercerai dan yang tidak bercerai (utuh). Journal Online Psikologi 1(2),