PROPOSAL PENELITIAN
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
pada Jurusan/Program Studi psikologi
Oleh
PUPUT ARMITA
A1R117060
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelesaian masalah melalui adat bukan hal yang tidak biasa dikalangan
suatu wilayah. Perdamaian merupakan hal yang mendapat dukungan dari
masyarakat, mempertahankan perdamaian merupakan usaha terpuji, sehingga
dalam menyelesaikan masalah, terbentuk pemilihan kompromi atau
perdamaian, salah satu wilayah yang masih menerapkan Hukum Adat sebagai
aturan yang ditaati oleh masyarakat adalah hukum Adat suku Tolaki.
1
mayoritas suku Tolaki. Suku Tolaki mempunyai adat istiadat sebagai bukti
kekayaan budaya bangsa Indonesia. Suku Tolaki terbagi dua bagian yang
tersebar didua wilayah pemukiman. Sebagian penduduk suku Tolaki yang
berdiam didaratan Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten
Konawe Utara, dan Kota Kendari berdialek konawe. Sedangkan sebagian
penduduk suku Tolaki yang mendiami wilayah Kabupaten Kolaka, Kabupaten
Kolaka Utara, Kabupaten Kolaka Timur berdialek mekongga.
Penggunaan adat kalosara dalam sistem norma hukum dan tata nilai
masyarakat suku Tolaki. Keberadaan kalosara dalam masyarakat suku Tolaki
telah terbukti mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Kalosara dalam masyarakat Tolaki memiliki fungsi yang sakral dan di hormati,
keberlakuannya dipatuhi oleh masyarakat suku Tolaki maupun suku-suku lain
yang menempati daratan Sulawesi Tenggara. Persoalan-persoalan tertentu yang
terjadi ditengah masyarakat, baik yang bersifat individu atau keluarga maupun
kelompok biasanya para tokoh adat bekerja sama dengan pihak kepolisian. Jika
permasalahan tidak dapat diselesaikan secara adat, maka persoalan tersebut
diserahkan kepada pihak yang terkait yaitu pihak kepolisian. Demikian
2
lembaga adat menyelesaikan perdamaian antara pihak keluarga atau kelompok
yang berkonflik secara adat, sementara pihak kepolisian atau pemerintah
menyelesaikan proses hukumnya apabila masalah dari pihak yang berkonflik
tidak terselesaikan secara adat.
3
wawancara saya yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019 bersama ketua
adat di desa Laloumera Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe beliau
mengatakan pemecahan masalah melalui adat pun tidak bisa terlepas dari kalo
sara. Kalo sara sebagai alat pemersatu serta simbol hukum adat yang mana
dari simbol tersebut di dalamnya mengandung arti yang sangat sakral yang
harus dipatuhi dan tidak dibantah oleh seluruh masyarakat suku Tolaki, karena
apabila tidak dipatuhi oleh setiap individu itu dipercayai akan mendapatkan
ganjaran secara spritual dimasa depan, misalnya seperti meninggal secara
mendadak. Menurut Omastik dkk (2015) ia menjelaskan bahwa kalo sara ada
terkandung nilai/makna yang dipercaya secara filofosi kehidupan yang baik
bagi masyarakat suku Tolaki, yang fungsinya untuk menyelesaikan seluruh
masalah/konflik serta menyelesaikan beragam urusan sehari-hari didalam
kehidupan masyarakat suku Tolaki.
Zaman modern ini, masyarakat sedikit demi sedikit mulai mengikis adat-
istiadat dan budayanya karena masuknya budaya barat di Indonesia yang
sedikit demi sedikit juga mulai menyatu dengan masyarakat Indonesia, padahal
kebudayaan Indonesia itu ialah satu hal yang amat penting dan telah menyatu
dikehidupan masyarakat secara turun temurun dari nenek moyang dan harus
dijaga, dilestarikan sebaik-baiknya. Namun, masih banyak anak muda zaman
sekarang khususnya bagi yang bersuku Tolaki di desa Laloumera Kecamatan
Besulutu Kabupaten Konawe masih tidak mengerti atau bahkan tidak tahu
bagaimana pemecahan masalah melalui adat dari suku mereka sendiri, yang
hanya dimengerti oleh para orangtua dulu. Dari hasil sharing singkat saya
(pada tanggal 18 Oktober 2019) bersama para muda-mudi yang bersuku Tolaki
di desa Laloumera Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe mereka
mengatakan bahwa tidak tahu ataupun tidak mengerti bagaimana cara/proses,
dan tata cara memecahkan masalah yang menggunakan adat Tolaki.
Seharusnya kita sebagai penerus bangsa harus tahu budaya dari suku kita
sendiri agar tidak hilang atau sirna begitu saja, dan juga sebagai pemahaman
serta pengetahuan kita apabila terjadi permasalahan dimasyarakat antar sesama
4
suku Tolaki, karena budaya berperan sebagai tatanan pengetahuan,
pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirearki, agama, waktu,
perananan, serta berwujud materi yang diperoleh kaum besar dari generasi ke
generasi dari usaha individu dan kelompok.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tata cara dalam prosesi adat suku Tolaki dalam menyelesaikan
masalah?
C. Tujuan Penilitian
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
5
b. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka dan informasi tambahan
bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji masalah yang relevan
dari penelitian ini.
6
signifikan dengan kemampuan pemecahan masalah dengan arah hubungan
yang positif.
4. Dimanto dan Hadara (2020) penelitian yang berjudul “Fungsi Kalosara
Pada Masyarakat Tolaki Di Desa Lalonggasu Kecamatan Tinanggea
Kabupaten Konawe Selatan” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
fungsi Kalosara dalam menyelesaikan konflik sosial pada masyarakat
Tolaki Desa Lalonggasu Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe
Selatan, serta untuk mendeskripsikan fungsi Kalosara dalam
menyelesaikan sengketa lahan pada masyarakat Tolaki Desa Lalonggasu
Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Metode yang
digunakan adalah metode kebudayaan yang bersifat deskriptif kualitatif
dengan pendekatan etografi. Hasil penelitian ini menunjukan kalosara
difungsikan sebagai media komunikasi yang bersifat saling keterbukaan.
Kalosara degan berbagai nilai-nilai dan kearifan lokalnya juga merupakan
alat dalam pemberian pemahaman, nasehat-nasehat, pembekalan bagi
kedua bela pihak yang telah bertikai agar tetep tunduk dan taat terhadap
keputusan yang akan diambil menggunakan benda adat kalosara dan
kalosara juga berfungsi sebagai juru damai serta media pemersatu dalam
peneyelesaian sengketa lahan pada masyarakat.
5. Shusena, A. A. Ardelia Putri Ayu (2017) penelitian ini berjudul “Problem
Solving Pada Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi” tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui problem solving pada mahasiswa yang aktif
berorganisasi dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bentuk problem solving pada mahasiswa yang aktif berorganisasi antara
lain memandang masalah sebagai hal yang positif, menganggap masalah
sebagai cara untuk mengevaluasi diri, dan sebagai pengalaman untuk
kehidupan.
6. Sari, Riana Ukky (2019) penelitian ini berjudul “Hubungan antara
Kestabilan Emosi dan Berpikir Kreatif dengan Kemampuan Problem
Solving pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kebumen Tahun Pelajaran
2018/2019” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
7
kestabilan emosi dan kemampuan berpikir kreatif dengan problem solving
siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif korelasional dengan
desain penelitian ex-post facto. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara kestabilan emosi dengan kemampuan
problem solving.
7. Rahmawati, Siti (2017) berjudul “Islam Dan Adat: Tradisi Kalosara
Dalam Penyelesaian Hukum Keluarga Pada Masyarakat Tolaki Di
Konawe Selatan” pelaksanaan adat kalosara memberi gambaran peran
hukum adat dalam menyelesaikan konflik. Peran kalosara dalam proses
resolusi konflik melalui musyawarah dan negoisasi keluarga, untuk
mendamaikan dua pihak yang berkonflik akibat pelanggaran adat. Studi ini
merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan antropologi hukum
pada masyarakat Tolaki.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kalosara
1. Definisi Kalosara
Harisman dkk (2019) kalosara terdiri dari dua kata yaitu kalo yang berarti
lingkaran dan sara yang berarti adat, yaitu suatu aturan yang berlaku didaerah
etnis Tolaki. Kalosara yang terbuat dari rotan kecil dan dipilin sebanyak tiga
kali, sehingga menyerupai bentuk gelang (bundar), dapat merupakan kalimat
dalam berkomunikasi kepada seseorang atau sekelompok orang, serta sebagai
unsur kebudayaan yang dapat memenuhi dan memuaskan lebih dari satu
kebutuhan orang Tolaki. Menurut Hafid (2012) menyatakan bahwa bagi
9
masyarakat suku Tolaki, kalo adalah satu paduan yang mempunyai pengaruh
dalam kehidupan masyarakat. Kalo pada tingkat nilai budaya merupakan
sistem norma adat yang fungsinya melahirkan buah pikiran yang kemudian
dikonsepkan sebagai hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat.
2. Fungsi Kalosara
(2) sara mbedulu, yaitu adat pokok dalam hubungan kekeluargaan dan
(3) sara mbe’ombu, yaitu adat pokok dalam aktivitas agama dan
kepercayaan.
(4) sara mandarahia, yaitu adat pokok dalam pekerjaan yang berhubungan
menangkap ikan.
10
sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat Tolaki, 4) sebagai pemersatu
dan solusi terhadap pertentagan-pertentagan sosial budaya dalam kehidupan
masyarakat Tolaki. Sedangkan menurut Dimanto dan Hadara (2020)
keberadaan kalosara sebagai sumber hukum adat pada kalangan orang Tolaki
juga dapat perfungsi sebagai alat komunikasi antar keluarga, golongan,
peralatan upacara, tolak bala dan sebagai pembawah berkah.
B. Problem Solving
11
sampai pada tujuan tersebut. Problem solving menurut Saleh (2008)
mendefinisikannya sebagai pemecahan masalah.
12
4) Gaya Pengabaian masalah
1) Identifikasi masalah
3) Mengidentifikasi solusi
5) Mengimplementasikan solusi
13
6) Evaluasi dan revisi
Sunnah dan Pupitadewi (2014) pemecahan masalah bersifat multi fase dan
mensyaratkan kemampuan menjalani proses yaitu memahami masalah dan
percaya pada diri sendiri, serta termotivasi untuk memecahkan masalah itu
secara efektif, menentukan dan merumuskan masalah sejelas mungkin,
menemukan sebanyak mungkin alternatif pemecahan, mengambil keputusan
untuk menerapkan salah satu alternatif pemecahan dan kelemahannya.
a) Kemampuan memori.
14
c) Pemahaman individu akan informasi yang relevan dengan masalah.
panjang.
Hal ini akan terkait dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh
seseorang. Jika seorang individu mampu memanggil kembali informasi
dari memori jangka panjang, maka tentunya akan membantu individu
tersebut mengelaborasikan informasi itu untuk digunakan dalam upaya
pemecahan masalah.
e) Proses metakognitif
15
c. Kebiasaan yang terlalu sering dipertahankan, seperti pola pikir tertentu
akan membuat individu menilai pemecahan masalah hanya dari satu
prespektif saja;
d. Emosi selalu mewarnai cara berpikir individu, maka jika dalam usaha
untuk memecahkan masalah diperlukan untuk mengesampingkan emosi
agar tidak stress dan apabila stress individu akan sulit untuk berpikir
jernih.
C. Suku Tolaki
Husba (2015) suku Tolaki adalah satu kelompok etnik dari beragam
komunitas etnik besar yang mendiami wilayah Sulawesi Tenggara. Wilayah
yang didiami oleh penduduk Sulawesi Tenggara terdiri atas wilayah kepulauan
dan wilayah daratan dan orang Tolaki merupakan penduduk asli yang
mendiami wilayah daratan. Mereka hidup dan berkembang dalam lingkungan
sosial budaya yang heterogen. Keberadaan ini menjadikan etnis Tolaki sebagai
bagian dari etnis yang heterogen yang otomatis terlibat langsung dalam proses
interaksi dan komunikasi bersama beragam etnis yang lain.
D. Kerangka Pikir
16
saat itu juga seorang individu sedang menghadapi suatu problem (masalah).
Proses penyelesaian masalah melibatkan berbagai proses salah satunya
penyelesaian masalah secara adat di masyarakat Tolaki yang biasa disebut
kalosara. Kalosara bagi masyarakat Tolaki merupakan norma yang mengatur
seluruh kehidupan masyarakat Tolaki baik yang berkaitan dengan konflik,
pemerintahan maupun masalah perkawinan. Kalosara dalam mengatur masalah
sangatlah teliti dan komplit dengan syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati. Pelaksanaan adat kalosara memberi gambaran peran hukum adat
dalam menyelesaikan konflik/masalah yang terjadi di masyarakat Tolaki. Nasr
dan Chittick (2001) membuktikan bahwa peran adat bukanlah pemicu konflik,
tetapi justru hukum adat dapat menjaga kohesi masyarakat. Wulansari (dalam
Rahmawati, 2017) menjelaskan bahwa sebuah masyarakat betapa pun
sederhananya memiliki nilai-nilai dan norma-norma. Norma-norma adat
memiliki kekuatan dalam membentuk pola perilaku sekaligus menjadi refleksi
dari sistem kepercayaan masyarakat dalam komunitasnya.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
18
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah individu yang bersuku
Tolaki dan pernah memakai kalosara sebagai bentuk penyelesaian adat untuk
masalahnya.
2. Sampel
D. Lokasi Penelitian
E. Sumber Data
Berdasarkan jenis data yag diperlukan, maka dalam penelitian ini yang
dijadikan partisipan oleh peneliti adalah sekolompok objek yang dijadikan
19
sumber data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa manusia, benda-
benda, dokumen-dokumen dan sebagainya. Dengan demikian berdasarkan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka yang menjadi sumber data
adalah Ketua/Tokoh Adat di Desa Laloumera, individu yang pernah memakai
penyelesaian secara adat dalam memecahkan masalahnya.
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek yang pernah memakai
penyelesaian secara adat dalam memecahkan masalahnya, dan juga bersedia
menceritakan pengalamannya terkait pemecahan masalah memakai adat yang
ia lakukan, serta sudi menjadi responden penelitian.
F. Peran Peneliti
Data yang terkumpul dibuat dalam bentuk verbatim sesuai dengan hasil
rekaman. Verbatim tersebut kemudian dimasukkan dalam sebuah tabel.
20
Langkah- langkah analisis data menurut Miles & Huberman (1992) adalah
sebagai berikut:
I. Kredibilitas Penelitian
1. Uji Validitas
21
2. Uji Reliabilitas
22
J. Etika Penelitian
23
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy
and confidentiality)
24
DAFTAR PUSTAKA
Arpin, Syaiful. (2019). Efektivitas adat suku tolaki (kalosara), sebagai mediasi
Penal terhadap pelanggaran lalu lntas di wilayah hukum
Konawe provinsi sulawesi tenggara. Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora Vol. 2 No. 2.
Barkman, S., & Machtmes K. (2002). Solving problems survey. Journal. Youth
Life Skills Evaluation project at Penn State.
Bogdan, R., & Biklen. (1992). Qualitative research for education. Boston, MA:
Allyn and Bacon.
Dimanto., & Hadara, Ali. (2010). Fungsi kalosara pada masyarakat tolaki di
Desa lalonggasu kecamatan tinanggea kabupaten konawe
Selatan. Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah Vol. 5 No. 2.
Greeno, J.G. (1978). Natures of problem solving abilities. Dalam w.k. estes (ed)
Handbook of learning and cognitive processes. Human
Information Processing; New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Publisher.
Hamzah, Safitri. (2014). Quality of work life faktor dan implikasi individu
(studi fenomenologi pada manajer perusahaan nasional). Skripsi.
25
Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Harisman, dkk. (2019). Penyelesaian delik perzinaan dalam hukum adat tolaki.
Jurnal. Halu Oleo Legal Research: Faculty of Law, Halu Oleo
University
Husba, Mustafa Zakiyah. (2015). Tuturan mekuku: sistem penanda etnis dalam
Interaksi sosial suku tolaki di sulawesi tenggara. Jurnal
Patanjala Vol. 7 No. 2.
Kharisma, Gamma Victor., & Astuti, Budi. (2019). Efektivitas metode problem
Solving melalui konseling kelompok untuk meningkatkan
Regulasi diri siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling
Volume 5 Nomor 1.
Matlin, W, M. (1989). Cognition. Second edition. New York: Holt, Rineheart and
Winston, Inc.
Maulidya, Anita. (2018). Berpikir dan problem solving. Jurnal. Sekolah Tinggi
Agama Islam Raudhatul Akmal (STAI.RA).
Miles, & Huberman. (1992). Analisis data kualitatif buku sumber tentang
Metode-metode baru. Jakarta: UIP.
Nasr, Hossein Seyyed., & Chittick, C. William. (2001). Islam intelektual teologi,
Filsafat dan ma’rifat [Google Drive]. Retrieved from
https://difarepositories.uin-suka.ac.id
Omastik, dkk. (2015). Eksistensi dan pelaksanaan hak ulayat suku tolaki di
26
Kabupaten konawe sulawesi tenggara (perspektif uupa dan
Peraturan pelaksanaannya). Jurnal. Pascasarjana Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya.
Rahmawati, Siti. (2017). Islam dan adat: tradisi kalosara dalam penyelesaian
Hukum keluarga pada masyarakat tolaki di konawe selatan.
Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Saleh, Abdul. (2008). Psikologi : suatu pengantar dalam perspektif islam. Jakarta:
Kencana.
Sari, Riana Ukky. (2019). Hubungan antara kestabilan emosi dan berpikir
Kreatif dengan kemampuan problem solving pada siswa kelas xi
Sma negeri 2 kebumen tahun pelajaran 2018/2019. Skripsi.
Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Sunnah, Milatus Anisah., & Puspitadewi, S. Wayan Ni. (2014). Konsep diri dan
kemampuan pemecahan masalah pada wirausahawan. Jurnal
Psikologi Teori dan Terapan Vol. 5, No. 1, 52-57.
27
Stein, S. J. & Book, H. E. (2002). Ledakan eq : 15 prinsip dasar kecerdasan
Emosi meraih sukses. Bandung : Kaifa.
Yusri, Aisyah Nur. (2017). Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan
Problem solving siswa smp. Jurnal Psikologi Islam Al-Qalb Jilid
9, Edisi 2.
28