Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Lepa-lepa Open Submitted : xx/xx/xxxx

https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Reviewed : xx/xx/xxxx


Volume X Nomor X, 202X Accepted : xx/xx/xxxx
e-ISSN 2776-4176 Published : xx/xx/xxxx

Dialog Sebagai Instrumen Penyadaran Kolektif Pemuda Di Kelurahan Bambalamotu

Abdul Hakim1, Adi Saputra2, Muhammad Ihsan3, Ilbiandry Kanan Lembang4


Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan1
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum3
Penjaskesrek, Fakultas Ilmu Keolahragaan4
Universitas Negeri Makassar1,2,3,4
hakimtekpen@yahoo.co.id
adys8624@gmail.com
muhammadihsan23889@gmail.com
ilbiandry95@gmail.com

ABSTRAK
Dialog adalah sebuah proses dimana para individu atau kelompok berupaya menghilangkan
rasa takut dan rasa tidak percaya diri satu sama lain dan mengembangkan hubungan baru berdasarkan
rasa saling percaya. Dialog dapat menjadi wadah penyaluran ide dan gagasan berkemajuan, saling
menegur pikiran dan melahirkan resolutif yang akurat (mufakat bersama), dimulai dari
mempersamakan perspektif, menguji kualitas gagasan sampai melahirkan gagasan baru hasil dari
perkawinan banyak gagasan. Melihat konflik dan dinamika para Pemuda di Kelurahan Bambalamotu
dengan bermacam-macam tindakan yang merusak marwah Pemuda saat ini sehingga menimbulkan
efek negatif terhadap masyarakat dan masa depan Pemuda itu sendiri. Dialog Kepemudaan dihadirkan
untuk menjadi wadah dalam mengembangkan gagasan dan pikiran para Pemuda di Kelurahan
Bambalamotu untuk mengembalikan marwah Pemuda yang berpendidikan dan memiliki moral yang
baik.

Kata Kunci: Dialog, Pemuda, dan Moral


ABSTRACT
Dialogue is a process in which individuals or groups seek to overcome each other’s fears and
insecurities and develop new relationships based on mutual trust. Dialogue can be a place for
channeling ideas and progressing ideas, admonishing each other’s thoughts and giving birth to
accurate resolutions(mutual consensus), starting from equating perspectives, testing the quality of new
ideas resulting from the marriage of many ideas. See the conflicts and dynamics of the youth in the
Bambalamtu village with various actions that damage the dignity of today’s youth so that is has a
negative effect on society and the future of the youth themselves. Youth Dialoges is presentes to be a
forum for developing the ideas and thoughts of the youth in the Bambalamotu village to restore the of
dignity youth who are educated and hace a good morals

Key Words: Dialogue, Youth, and Morals

PENDAHULUAN
Pemuda merupakan seorang yang punya kecakapan, kualitas dan kekuatan dalam berproduksi,
baik dalam melahirkan karya maupun ide pembaharuan. Bangsa akan terbaharui ketika sejalan dengan
pembaharuan kualitas pemuda, karena ketika kita menerawang arah perubahan dan reformasi
perkembangan masyarakat di Indonesia tidak terlepas daripada sejarah perjuangan dan gerakan
pemuda sebagai pelopor gerakan rakyat, ini sebagai penanda bahwa memang dari alam sejarah
pemuda memegang peranan yang cukup strategis dalam menorehkan kemerdekaan sampai pada
reformasi setiap sirkulasi politik kenegaraan.
Setelah mengalami berbagai perkembangan dalam kehidupan ekonomi politikyang didalangi
oleh revolusi industri, kehidupan masyarakat juga ikut terbantu dan dipermudahkan dengan hasil
industri semacam alat transportasi, komunikasi, dan produk kebutuhan sehari-hari. Jadi, untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tidak terlalu memerlukan banyak kerja dan aktivitas yang
berlebih, karena serba dimudahkan. Tetapi keadaan yang seperti ini akan menjadi bumerang yang
cukup tajam dalam mengiris etika dan menyongsong moral masyarakat. Diluar dari manusia yang

email : lepalepa@unm.ac.id 1 halaman 1-9


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 2

sekarang sudah kurang aktif dalam kehidupan sosial, gotong royong dan berhubungan secara langsung
dengan manusia yang lain, juga membuat manusia sendiri malas dan tidak mau bekerja karena taktik
jitu untuk mempertahankan hidup hanya mengumpukan modal, menginvestasikan modal dan
mendapatkan modal baru yang lebih banyak. Yang ada hanya persaingan dan pertarungan dalam
mempertahankan hidup. Keadaan seperti ini merupakan kekalahan telak pemuda dalam memberikan
pengaruh baik dalam perkembangan masyarakat, lebih-lebih pemuda sebagai tenaga progresif yang
bergerak ketika terjadi permasalahan yang ada dalam masyarakat secara internal dan terkhusus
pemuda mengalami luka dalam yang cukup membuatnya lumpuh dalam melakukan hal-hal heroik.
Sebenarnya sekarang yang harus disembuhkan adalah pemuda, yang dulunya sehat dan senantiasa
menumbuhkan ide-ide inovatif dan revolusioner kini sudah lumpu dan sakit. Beragam yang terjadi
diakibatkan pemuda dewasa ini, mulai dari tindakan pencurian, minum minuman keras, narkoba dan
bahkan konflik antar desa yang menjatuhkan korban jiwa, dan pelaku utama dari setiap kasus ini
adalah pemuda.
Kelurahan Bambalamotu adalah salah satu dari sekian banyak daerah yang ada di Kecamatan
Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Hidup banyak pemuda-pemuda
pelanjut tongkat estafet perjuangan bangsa. Kendata harapan ditunggangi, degradasi moral dan
kemurnian karakter masayarakat sudah ternodai dengan kebiasaan yang tidak mencerminkan manusia
yang paripurna sesuai harapan butir ketiga Pancasila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Bahkan
yang tercatat di Lapas Kabupaten Pasangkayu, Kecamatan Bambalamotu adalah daerah nomor dua
terbanyak pemudan masuk tahanan dalam databasenya. Ini adalah tamparan yang cukup pedas untuk
pemuda Keluarahan Bambalamotu khususnya dan pemuda seluruh Indonesia pada umumnya.
Pemuda butuh suntikan dan makanan sehat untuk membuatnye kembali pulih seta melakukan
tindakan-tindakan produktif dalam kesehariannya. Pendidikan adalah salah satu instrumen penyadaran
pemuda, memproduksi ide-ide berkemajuan dan mampu menghadapi masalah-masalah kehidupan.
Pendidikan juga berperan aktif dalam menjamin mutu dan kualitas masyarakat menjadi SDM yang
siap pakai seperti halnya konsep penddikannya Paulo Freire, menggunakan apa yang disebut sebagai
pendidika sebagai alat hadap masalah, masalah yang dalam artian adalah masalah kehidupan.
Penddikan memberikan tawaran terhadap setiap kebuntuan jawaban terhadap masalah-masalah itu.
Kualitas pendidikan akan berjalan seiambang dengan pengkualitasan masyarakat. Pemuda butuh
pendidikan, bukan sebagai wejangan mendapatkan pendidikan yang layak, tetapi untuk membaca
realita, menafsirkan teka-teki hidup, serta menjadikannya kuat, melawan semua kesenjangan,
ketebelakangan, kebodohan, kemiskinan, dan ketetindasan. Selain dari pendidikan yang berkualitas,
pemuda juga butuh organisasi progresif sebagai wadah penyaluran pengetahuan dan bertukar pikiran,
mengembangkan potensi serta menjadi alat perjuangan. Dengan ini pemuda bisa terlembagakan
dengan baik setiap tindakan-tindakannya, menjadikannya lebih runcin dalam menombak setiap
ketidakberesan. Laboratorium organisasi adalah tempat untuk pemuda membedah setiap masalah-
masalah yang hadir, juga sebagai kekuatan kolektif dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.
Di dalam pendidikan dan organisasi ada yang intim, ialah dialog interaktif. Dialog adalah
percakapan antara orang-orang, dan melalui dialog tersebut individu atau lebih yang memiliki
pandangan berbeda-beda dapat bertukar ide, informasi dan pengalaman. Dialog merupakan tindakan
penyaluran ide dan gagasan berkemajuan, saling menegur pikiran dan melahirkan resolutif yang akurat
(mufakat bersama), dimulai dari mempersamakan perspektif, menguji kualitas gagasan sampai
melahirkan gagasan baru hasil dari perkawinan banyak gagasan. Pemuda harus senantiasa merawat
budaya ini, ketika dialog mati maka mati pula gagasan pemuda, akhirnya adalah kematian bangsa.
Seminar Dialog Kepemudaan hadir untuk menjadi instrumen penyadaran bagi pemuda
Kelurahan Bambalamotu, dimulai dari menarik sejarah perjuangan pemuda, melihat secara bersama
penurunan nilai moral pemuda dan ditutup dengan membahas resolusi revolusioner apa yang harus
dilakukan oleh pemuda dan masyarakat Bambalamotu untuk memperbaiki moral generasinya.

METODE KEGIATAN
Ruang Lingkup kegiatan Seminar Dialog Kepemudaan ini dilakukan di lingkungan Kelurahan
Bambalamotu, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu yang merujuk pada lokasi
penempatan pelaksanaan KKN – PPL UNM Angkatan XXIII. Sasaran objek kegiatan Seminar Dialog
Kepemudaan ini adalah pemuda-pemuda di lingkungan Kelurahan Bambalamotu berserta Siswa-Siswi
di SMP Negeri 01 Bambalamotu dan SMA Negeri 1 Bambalamotu.
Tempat pelaksanaan kegiatan Seminar Dialog Kepemudaan ini bertempat di Laboratorium
IPA SMP Negeri 01 Bambalamotu. Pemilihan Laboratorium IPA SMP Negeri 01 Bambalamotu
email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7
Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 3

sebagai tempat dilaksanakannya Seminar Dialog Kepemudaan ini adalah karena SMP Negeri 01
Bambalamotu merupakan lokasi penempatan KKN – PPL UNM dan berada di tengah-tengah pusat
lingkungan Kelurahan Bambalamotu sehingga mudah dijangkau.
Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu berupa kegiatan Seminar Dialog Kepemudaan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kolektif pemuda-pemuda lingkungan Kelurahan
Bambalamotu dalam melihat kondisi sosial kemasyarakatan serta masa depan para pemuda-pemuda
ini nantinya. Tahapan kegiatan Seminar Dialog Kepemudaan ini dibuka dengan acara seremonial yang
dilanjutkan dengan pemaparan oleh tiga pembicara yang berasal dari tiga latar belakang yang berbeda
yaitu BHABINKAMTIBMAS, Organisatoris, dan Akademisi. Selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu
kegiatan Dialog yang melibatkan para peserta yang berasal dari Pemuda-Pemuda Kelurahan
Bambalamotu serta Siswa-Siswi SMP Negeri 01 Bambalamotu dan SMA Negeri 01 Bambalamotu.

HASIL & PEMBAHASAN


1. Hasil Kegiatan
Dialog kepemudaan adalah kegiatan saling bertukar pikiran dan gagasan, berikut hasil dari
kegiatan Seminar Dialog Kepemudaan dengan tema “Revolusi Moral Pemuda sebagai Motor
Penggerak Perubahan” yang dilaksanakan pada Senin, 6 Desember 2021 di ruangan Laboratorium IPA
SMP Negeri 01 Bambalamotu.
Kegiatan berawal dari hasil observasi yang dilakukan selama satu minggu pertama ditempat
KKN, yaitu di Kelurahan Bambalamotu, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu.
Dilanjutkan dengan pembuatan Program Kerja yang nantinya akan di seminarkan. Seminar dilakukan
guna mensosialisasikan kegiatan kepada seluruh masyarakat setempat mengenai program apa saja
yang akan dilaksanakan selama ber-KKN, setelah melakukan Seminar Program Kerja langkah
selanjutnya adalah pembentukan panitia pelaksana sebagai Tim Eksekutor kegiatan, Panitia Pelaksana
ini berjumlahkan enam orang dengan struktur kepanitian yang dimulai dari ketua, sekretaris,
bendahara, dan anggota. Persiapan kegiatan sampai pada hari pelaksanaan seminar selama satu
minggu dimulai dari teknis pengumpulan dana, perancangan konsep, persiapan perlengkapan mulai
dari perlengkapan panggung, konsumsi, narasumber, dan peserta seminar.
Kegiatan puncak Seminar Dialog Kepemudaan dilaksanakan dengan beberapa rangkaian
pelaksanaan.
a. Check in Peserta
Chek In dilakukan guna mengetahui berapa banyak jumlah peserta yang hadir dalam
Seminar Dialog Kepemudaan.
b. Acara Seremonial
Acara Seremonial di isi dengan beberapa rangkaian kegiatan, yaitu pembukaan Oleh
MC, Laporan Ketua Panitia, Penyambutan dari Kepala Sekolah SMP Negeri 01
Bamabalamotu sekaligus membuka acara secara resmi, dan yang terakhir Penutup.
c. Acara Inti
Acara inti berisi dialog yang dipimpin langsung oleh seorang moderator dengan
memaparkan aturan-aturan dalam berdialog dan memberikan instruksi kepada para
narasumber dalam memulai dan menutup materi.
Selanjutnya pemaparan materi oleh para Narasumber yang berisikan tiga sub
pembahasan, pembahasan pertama tentang sejarah perjuangan pemuda dalam pergerakan
nasional yang dibawakan oleh saudara Adi Saputra yang berlatar belakang akademisi,
pambahasan kedua tentang konflikn pemuda dan keadaan realitas pemuda di Kelurahan
Bambalamotu yang dibawakan lanngsung oleh BRIPKA Asdar Ahmad sebagai
BHABINKAMTIBMAS Kelurahan Bambalamotu dan Desa Kalola, dan materi terakhir
tentang tantangan pemuda sekarang serta rancangan solusi pemuda akan konflik dan
keterkikisan moralitas pemuda di Kelurahan Bambalamotu.
d. Dialog
Dialog berisikan tanggapan, pemberian pertanyaan, masukan dan saran.
e. Penutup
Penutup dilakukan dengan panyampaian kesimpulan Dialog oleh Moderator,
dilanjutkan dengan pemberian cendra mata kepada para Narasumber serta dirangkaikan
dengan acara foto bersama seluruh peserta seminar.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 4

2. Pembahasan Kegiatan
Dalam kegiatan Seminar Dialog Kepemudaan ada yang paling fundamental, yaitu proses
penggalian akar masalah dan diskusi antar pemuda guna melahirkan suatu resolusi revolusioner yang
ber-output pada perkembangan dan kemajuan Kelurahan Bambalamotu. Dialog tersebut dilaksanakan
dengan tiga tahapan:
a. Sejarah Perjuangan Pemuda
Dalam materi pertama, Narasumber memaparkan sejarah perjuangan pemuda mulai
dari prakemerdekaan tentang kisah perlawanan pemuda Indonesia melawan kolonialisme
dan fasisme belanda sampai jepang, dilanjutkan dengan perjuangan pemuda menuju
proklamasi kemerdekaan Indonesia, dinamika politik dan perjuangan mahasiswa pada
Orde Lama, Orde Baru dan Orde Revormasi, serta perjuangan pemuda akan banyak
ketimpangan dan ketertindasan pemuda sekarang.
b. Konflik dan realita Pemuda Bambalamotu
Dalam materi kedua, Narasumber menjelaskan banyak konflik dan dinamika yang
dihadapi oleh Pemuda Bambalamotu, diantaranya balapan liar, konsumsi miras dan obat-
obatan, kekerasan seksual dan bentrok antar desa. Selain itu Narasumber juga
menjelaskan bagaimana dampak bagi perkembangan moral pemuda dan masyarakat pada
umumnya di Kelurahan Bambalamotu kedepannya. Yang terakhir Narasumber
menjelaskan jerat hukum yang akan didapat ketika pemuda melakukan tindakan
pelanggaran hukum.
c. Tawaran Solusi bagi Konflik Pemuda Bambalamotu
Materi Terakhir berisi konsep penyelesaian masalah yang dihadapi pemuda, tawaran
pertama dari Narasumber adalah pemuda harus berpedidikan, output pendidikan
sebenarnya bertujuan untuk memproduksi kesadaran kolektif masyarakat, jadi pemuda
harusnya disadarkan oleh pendidikan, dan negara wajib membiayai penyelenggara
pendidikan. Selain dengan pendidikan juga diberikan tawaran organisasi sebagai
pengembangan pengetahuan dan keterampilan pemuda. Yang terakhir dan paling penting
tegas Narasumber, peran orang tua sebagai madrasah pertama sangat berpengaruh bagi
perkembangan moral pemuda.

Gambar 1. Check In Peserta Seminar

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 5

Gambar2. Insttruksi Oleh Moderator

Gambar 3. Pemaparan Oleh Narasumber Pertama

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 6

Gambar 4. Pemaparan Oleh Narasumber Kedua

Gambar 5. Pemaparan Oleh Pemateri Ketiga

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 7

Gambar 6. Diskusi Bersama Peserta

Gambar 7. Diskusi Bersama Peserta

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 8

Gambar 8. Pemberian Cindra Mata

Gambar 9. Pemberian Cindra Mata

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 9

Gambar 10. Foto Bersama

KESIMPULAN & SARAN


A. Kesimpulan
Program Dialog Kepemudaan secara keseluruhan berjalan dengan sukses, itu dilihat dari
antusias pemuda dalam meramaikan kegiatan sangat tinggi, selain itu peserta dalam kegiatan
sangat aktif dalam menyampaikan pertanyaan, memberikan kritikan, serta menyampaikan ide
dan gagasannya dalam membangun kembali marwah dan semangat pemuda Kelurahan
Bambalamotu guna meningkatkan kualitas berfikir dan produktifitas pemudanya.

B. Saran
Berdasarkan hasil evaluasi dan internalisasi kami pada kegiatan Dialog Kepemudaan
yang terlaksana pada Senin, 6 Desember 2021 tentu memiliki beberapa kekurangan baik
dalam konsep kegiatan maupun pada kelengkapan acara, dan itu menjadi suatu dorongan
semangat untuk kami dalam membenah diri serta lebih berkualitas kedepannya.
Dialog sangat besar memberikan manfaat bagi pemuda untuk saling terbuka dalam
membahas masalah-masalah yang dihadapinya, maka dari sebat itu kegiatan-kegiatan dialog
seperti ini sangan direkomendasikan kepada teman-teman KKN selanjutnya untuk
melaksanakannya kembali, begitupun dengan pemuda-pemuda di Kelurahan Bambalamotu
supaya mengimplementasikan pengetauan yang didapatkan dalam agenda Dialog
Kepemudaan ini serta tetap menjalin komunikasi, tetap melaksanakan diskusi antar pemuda
dan tetap semangat dalam melakukan aksi-aksi revolusi demi kemajuan daerah dan bangsa
Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nurdin, dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Universitas Terbuka

Freire Paulo. 2011 (Cetakan Ketujuh). Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia

Mu’arif. 2005. Wacana Pendidikan Kritis. Jogakarta: IRCiSoD

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 1-7

Anda mungkin juga menyukai