DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi tingkat kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan
Narmada Lombok Barat.
2. Untuk mengetahui upaya penanggulangan pada tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Narmada Lombok Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
2.1.1 Sosial dan Permasalahan Sosial
Menurut Jones (2009), pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, baik kita
suka atau tidak, hampir semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkaitan
dengan orang lain. Menurut Enda (2010), sosial adalah cara tentang bagaimana para
individu saling berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto (1998), sosial merupakan
sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat.
Masalah sosial adalah masalah yang menyangkut kemasyarakat, baik individu
maupun kelompok. Suatu kejadian yang merupakan sorotan masyarakat juga belum
tentu merupakan masalah sosial (Soerjono, 1982: 318). Menurut Setiadi dan Kolip
(2010: 51), jika di dalam kehidupan sosial antara elemen satu dan elemen lainnya tidak
melaksanakan fungsi dan peranannya sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku, maka keadaan tersebut disebut dengan ketidakteraturan sosial (patologi sosial).
Patologi sosial sebagai bagian dari kajian objek sosiologi sering disebut dengan
masalah sosial.
Masalah sosial dalam perspektif sosiologis sering disebut sebagai problem sosial
(social problems). Menurut Coleman, J.W dan Cressey, D.R. 1984, masalah sosial
merupakan dimensi atau aspek kajian yang sangat luas atau kompleks, dan dapat
ditinjau dari berbagai perspektif (sudut pandang atau teori). Suatu fenomena atau gejala
kehidupan dikatakan sebagai masalah sosial (social problem) adalah apabila: (1)
sesuatu yang dilakukan seseorang itu telah melanggar atau tidak sesuai dengan nilai-
norma yang dijunjung tinggi oleh kelompok; (2) sesuatu yang dilakukan individu atau
kelompok itu telah menyebabkan terjadinya disintegrasi kehidupan dalam kelompok;
dan (3) sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah memunculkan
kegelisahan, ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok (Coleman, J.W dan
Cressey, D.R. 1984).
Menurut Parillo dalam Soetomo (1995), untuk dapat memahami pengertian
masalah sosial perlu diperhatikan empat hal, yaitu: (1) masalah itu bertahan untuk suatu
periode waktu tertentu; (2) dirasakan dapat menyebabkan beragam kerugian secara fisik
dan non fisik pada individu dan kelompok; (3) merupakan pelanggaran terhadap nilai
atau standar sosial atau sendi-sendi kehidupan masyarakat; dan (4) menuntut adanya
usaha untuk di cari pemecahannya.
Dalam hal ini, Soerjono Soekanto (Setiadi dan Kolip, 2010: 51) membuat
beberapa kriteria masalah sosial, antara lain:
1. Faktor ekonomi terdapat masalah kemiskinan, yang dalam hal ini kemiskinan
dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan absolut.
2. Faktor biologis yang didalamnya terdapat persoalan yang harus dipecahkan seperti
masalah endemis atau penyakit menular sebagaimana terjadi dewasa ini, yaitu flu
burung, virus, SARS, HIV, dan penyakit kelamin yang menyerang di beberapa
daerah.
3. Faktor psikologis seperti depresi, stress, gangguan jiwa, gila, tekanan batin, dan
sebagainya.
4. Faktor sosial dan kebudayaan seperti perceraian, masalah kriminal, pelecehan
seksual, kenakalan remaja, konflik ras, krisis moneter, masalah kependudukan dan
sebagainya.
Masalah sosial yang hidup dalam masyarakat dapat diklasifikasikan kedalam
beberapa hal, yaitu: kemiskinan, kejahatan atau kriminalitas, disorganisasi keluarga,
peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan,
masalah lingkungan dll.
Roucek dan Warren dalam Abdul Syani mengartikan masalah sosial sebagai
masalah yang melibatkan sejumlah besar manusia dengan cara-cara yang menghalangi
pemenuhan kehendak- kehendak biologis dan sosial yang ditetapkan mengikuti garis
yang disetujui masyarakat. Berbagai masalah sosial adalah sebagai berikut:
1. Kriminalitas
Kriminalitas adalah segala macam aktivitas yang di tentang masyarakat
karena melanggar huukum, sosial dan agama serta merugikan secara psikologis
ataupun ekonomis (Kartono : 1999).Tindakan kriminalitas biasanya terjadi pada
masyarakat yang sedang tergolong berubah terutama masyarakat kota yang banyak
tekanan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut
(Soekanto 1995).
3. Kependudukan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan
(UndangUndang No. 23 Tahun 2006). Untuk negara tertentu seperti indonesia,
telah melakukan berbagai upaya dalam rangka pengaturan jumlah penduduk
melalui program keluarga berencana juga transmigrasi.
4. Korupsi
Poerwadinata dalam kamus besar bahasa indonesia menyatakan korupsi
adalah perbuatan buruk seperti penggelapan uang dan menerima uang sogok.
Pendekatan terhadap korupsi dapat dilakukan secara sosiologis, normatif, polotik
maupun ekonomi.
5. Gelandangan
Istilah gelandangan yang berarti selalu berkeliaran/tidak mempunyai tempat
tinggal tetap (Suparlan 1995). Gelandangan sebagai suatu masalah sosial yang
terwujud diperkotaan disebabkan oleh kondisi. Adanya gelandangan di kota
bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota tetapi karena tekanan
ekonomi.
B. Kategori Kepadatan
Kepadatan dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori. Holahan
(1982) menggolongkan kepadatan ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Kepadatan spasial (spatial density), terjadi bila besar atau luas ruangan
diubah menjadi lebih kecil atau sempit sedangkan jumlah individu
tetap.
2. Kepadatan sosial (social density), terjadi bila jumlah individu ditambah
tanpa diiringi dengan penambahan besar atau luas ruangan sehingga
didapatkan kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya
individu.
2.1.2.2 Penduduk
Menurut UUD 1945 Pasal26 ayat (2), penduduk adalah warga Negara
Indonesia dan orang asing bertempat tingal di Indonesia.Sementara yang bukan
penduduk adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat
sementara atau sesuai denga visa. Penduduk merupakan semua orang yang
berdomosili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih
dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan tujuan untuk menetap
(BPS, 2014 : 102).
a. Preventive cheks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang
lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1) Penundaanmasa perkawinan
2) Mengendalikan hawa nafsu
3) Pantangan Kawain
b. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian,
termasuk di dalamnya antara lain :
1) Bencana alam
2) Wabah Penyakit
3) Peperangan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan digunakan metode dalam
pengumpulan data. Dalam penelitian ini digunakan metodologi kuantitatif dengan tipe
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik
dari suatu gejala atau masalah yang diteliti. (Ulber Silalahi, 2009).
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini melalui studi
kepustakaan dan pengumpulan data-data sekunder/primer. Sedangkan untuk menganalisa
data digunakan analisa data kuantitatif dan kualitatif. Teknik Pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah :
Gamb
ar 4.1 Peta Geografis Kecamatan Narmada Lombok Barat
4.1.2 Luas Wilayah dan Jarak
Kecamatan Narmada memiliki luas wilayah sebesar 112,77 km2, Kecamatan
Narmada terbagi terbagi dalam 21 Desa, dimana Desa Sesaot merupakan desa dengan
luas wilayah paling besar yaitu 37,03 km2. Sedangkan Desa Mekar Sari merupakan
Desa dengan Luas terkecil hanya seluas 0,65 km2.
Tabel 4.1 Luas Kecamatan Narmada Menurut Desa dan Jarak antara Ibukota
Kecamatan ke Desa-Desa di Kecamatan Narmada.
Dari tabel tersebut Desa Sesaot merupakan desa dengan wilayah terbesar yaitu
32,84 % dari total luas wilayah. Sedangkan Desa Mekar Sari merupakan desa dengan
luas terkecil yaitu 0,58 % dari total luas wilayah di Kecamatan Narmada. Berikut
diagram persentase luas wilayah masing-masing desa di Kecamatan Narmada.
1%
1%
1%
11%% Sembung Badrain
13% 3%3%
2% Batu Kuta Krama Jaya
4% Tanaq Beaq Peresak
7%
3% Keru Sedau
2% 4% Lebah Sempage Sesaot
3% Suranadi Selat
1%
1%
2% Nyur Lembang Lembuak
5% Dasan Tereng Gerimax Indah
Narmada Golong
8% Pakuan Buwun Sejati
33%
Mekar Sari
Tabel 4.2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kecamatan Narmada
4.1.4 Kependudukan
Penduduk selalu bertambah setiap tahunnya, tidak terkecuali di Kecamatan
Narmada. Jumlah penduduk dari 94.587 jiwa di tahun 2014 mengalami kenaikan
menjadi 96.052 jiwa pada tahun 2015. Desa Peresak memiliki jumlah penduduk
terbanyak. Sedangkan Desa yang paling sedikit penduduknya adalah Desa Mekar Sari.
Dilihat dari jenis kelaminnya, jumlah penduduk perempuan di setiap Desa di
Kecamatan Narmada lebih banyak ari laki-lakinya sehingga sex ratio setiap desa
dibawah 100.
Penduduk apabila bisa dikontrol dengan baik akan menjadi potensi bagi suatu
wilayah. Namun apabila tidak dapat dikendalikan, penduduk justru akan
menimbulkan masalah mulai dari kesenjangan sosial, kurangnya lapangan pekerjaan,
hingga ke kemiskinan yang akan meningkat. Akan baik apabila program KB dapat
digalakkan, utamanya untuk menjarangkan kelahiran. Berikut dapat dilihat jumlah
penduduk setiap desa berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio.
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Narmada, Sex Ratio dan Kepadatan
Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Narmada
Berdasarkan tabel 3.3 Desa Lembuak adalah desa dengan kepadatan penduduk
paling tinggi yaitu 6.505 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah
adalah Desa Sesaot yaitu 173 jiwa/km2. Tinggi rendahnya kepadatan penduduk setiap
desa di Kecamatan Narmada dapat dilihat pada diagram batang berikut.
Kepadatan Penduduk
7000 6505
6000
5000
4323 4234
4000 3423
3000 2500
2162 2221 2209 2152
1872
2000 1582
1157 1342 1304
654 864
1000 543 542 630
173 200
0
i i
ng ain ta ya aq ak ru au ge ot ad lat ng ak ng ah da ng an ati ar
bu adr u ku a ja be eres Ke Sed pa esa ran Se ba bu tere ind rm a olo aku sej ar s
m B t q P m S em Lem an a x Na G P un ek
Se Ba Kram ana se Su rl m w
T h u s i M
e ba N y a
D Ge r Bu
L
Kepadatan Penduduk
4.1.5.2 Kesehatan
Kecamatan Narmada memiliki 2 unit puskesmas yang berada di Desa Lembuak
dan Desa Sedau. Tak hanya itu, 8 unit puskesmas pembantu juga dibangun di Desa
Sembung, Krama Jaya, Tanaq Beak, Peresak, Suranadi, Lembuak, Dasan Tereng dan
Pakuan.
Jarak antara satu desa dengan lainnya tidak begitu jauh dan sarana transportasi
dapat dikatakan memadai, akan tetapi di setiap desa diusahakan memiliki fasilitas
pelayanan kesehatan. Untuk efisiensi dan efektifitas pelayanan, disetiap desa yang
berada di Kecamatan Narmada didirikan poskesdes. Berikut jumlah sarana kesehatan
di Kecamatan Narmada.
Berdasarkan tabel tersebut, luas lahan sawah sawah yang digunakan petani
untuk memproduksi komoditas utama selama tahun 2015 yaitu padi, jagung, ubi kayu,
ubi jalar, kacang tanah, dan kedelai. Produksi padi sebesar 24.069 ton dengan lahan
yang digunakan 4.985 Ha. Produksi jagung sebesar 236,30 ton dengan lahan yang
digunakan 30 Ha. Produksi ubi kayu sebesar385,86 ton dengan lahan yang digunakan
109 Ha. Produksi ubi jalar sebesar 27,22 ton dengan lahan yang digunakan 6 Ha.
Produksi kacang tanah sebesar 2.368,92 ton dengan lahan yang digunakan 991 Ha.
Produksi perkebunan yang dominan di Kecamatan Narmada adalah kelapa dan
kakao. Luas kelapa mencapai 259 Ha dengan produksi mencapai 235,32 ton per
tahun. Adapun kakao, luas areal tanamnya mencapai 200 Ha dengan produksi
mencapai 174,18 ton per tahun. Adapun komoditas perkebunan lainnya yang juga
potensi adalah jambu mete. Berikut ini tabel produksi tanaman perkebunan di
Kecamatan Narmada.
Tabel 4.7 Produksi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Narmada Tahun 2015
4.1.5.4 Transportasi
Sarana perhubungan yang memadai mutlak diperlukan demi kelancaran tidak
hanya kegiatan perekonomian, namun juga sosial dan budaya. Sebagian besar sarana
jalan yang ada di Kecamatan Narmada sudah diperkeras. Sepeda motor masih
merupakan alat transportasi utama di Kecamatan Narmada. Berikut jumlah kendaraan
di Kecamatan Narmada menurut desa.
Tabel 4.8 Jumlah Kendaraan Bermotor Roda Dua dan Roda Empat di Kecamatan
Narmada menurut Desa
Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Kecamatan Narmada Menurut Desa Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Kepadatan Penduduk
Statistics
Jumlah_Penduduk Jumlah_Penduduk
Nama_Desa Jumlah_Penduduk _Laki_Laki _Perempuan Kepadatan_Penduduk
N Valid 21 21 21 21 21
Missing 0 0 0 0 0