Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, minimalnya lapangan pekerjaan dan
menurunnya tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap munculnya masalah-masalah
sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial dalam masyarakat tersebut sering disebut
sebagai “patologi sosial”. Beberapa bentuk dari berbagai macam masalah-masalah sosial
yang sering muncul dalam masyarakat antara lain seperti kenakalan remaja (mabok-mabokan,
tawuran dan perkelahian), perjudian, pencurian serta banyaknya pengangguran. Pada
dasarnya masalah-masalah tersebut muncul karena kurang adanya kesadaran dari pemerintah
dan diri orang yang terlibat dalam masalah-masalah sosial tersebut akan dampak negatif yang
timbul dari masalah-masalah itu. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menentukan
dan memastikan baik buruknya pola tingkah laku dalam masyarakat. Disamping itu peran
sarta orang tua dan lingkungan juga sangat diperlukan.
Dari uraian-uraian diatas, maka perlu untuk dibahas lebih lanjut mengenai berbagai macam
masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat serta bagaimana upaya yang bisa
dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi hal-hal tersebut.
B.     Tujuan
Dalam mempelajari masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat ini mempunyai
beberapa tujuan antara lain:
1.      Memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan masalah-masalah sosial yang ada
dalam masyarakat.
2.      Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa masalah-masalah sosial dalam
masyarakat akan berdampak buruk terhadap perkembangan serta nama baik masyarakat itu
sendiri.
3.      Agar masyarakat mampu untuk tidak terlibat dalam masalah-masalah sosial yang ada
dalam masyarakat.
4.      Agar masyarakat mampu untuk ikut berperan aktif dalam meminimalkan serta
mencegah terjadinya masalah-masalah sosial masyarakat.
5.      Ada tindakan positif dari pemerintah untuk berperan aktif dalam mencegah dan
menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat.
C.     Manfaat
Dengan mempelajari masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat ini diharapkan
dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua sebagai mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya. Manfaat-manfaat yang diharapkan dapat diperoleh antara lain:
1.      Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat pada umumnya tentang
masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
2.      Memberikan kesadaran kepada mahasiswa dan masyarakat pada umumnya akan
pentingnya bersosialisasi sehingga tidak akan pernah terjadi masalah-masalah sosial
masyarakat.
3.      Memberikan kesejahteraan kepada semua orang dengan tidak adanya lagi masalah-
masalah sosial dalam masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
Dibawah ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang masalah patologi sosial dan masalah-
masalah sosial, antara lain:
1.      Patologi sosial adalah suatu gejala dimana tidak ada persesuaian antara berbagai unsur
dari suatu keseluruhan sehingga dapat membahayakan kehidupan kelompok atau yang
merintangi pemuasan keinginan fundamental dari anggota-anggotanya, akibatnya pengikatan
sosial patah sama sekali (Koe Soe Khiam, 1963).
2.      Blackmar dan Billin (1923) menyatakan bahwa, patologi sosial diartikan sebagai
kegagalan individu menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial dan ketidakmampuan
struktur dan institusi sosial melakukan sesuatu bagi perkembangan kepribadian.
3.      Menurut Soejono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kelompok sosial.
4.        Blummer (1971) dan  Thampson (1988), menyatakan bahwa masalah sosial adalah
suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh, yang
mengancam nilai-nilai suatu masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui
kegiatan bersama.
Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan adalah
masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan tingkat keparahan
sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dan
realitas yang terjadi (Celoman dan Crasey, 1987). Contohnya adalah masalah kemiskinan
yang dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu
tingkat kekurangan suatu materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan umum yang berlaku di masyarakat yang bersangkutan (Suparlan, 1984).
5.      Stark (1975), membagi masalah-masalah sosial menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Konflik dan kesenjangan, seperti: kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok,
pelecehan seksual dan masalah sosial.
b.      Perilaku menyimpang, seperti: kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan,
kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.
c.       Perkembangan manusia, seperti: masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti
urbanisasi) dan kesehatan seksual.
Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan kebutuhan
hidup (Etzion, 1976). Artinya, jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi kebutuhan
hidupnya maka ia akan cenderung melakukan tindakan kejahatan dan kekerasan seperti
misalnya mencuri, judi, mabok-mabokan dan lain sebagainya.
B.     Konsep Patologi Sosial
Berbagai macam pendapat dari para ahli tentang masalah-masalah sosial yang pada intinya
mengacu pada penyimpangan dari berbagai bentuk tingkah laku yang mana dianggap sebagai
sesuatu yang tidak normal dalam masyarakat. Dari berbagai pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa “patologi sosial” sebagai:
semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola
kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin,
kebaikan dan hukum formal.
Patologi (pathos= penderitaan, penyakit): ilmu tentang penyakit. Patologi sosial= ilmu
tentang gejala-gejala sosial yang dianggap “sakit”, disebabkan oleh faktor-faktor sosial.
Dan yang disebut sebagai masalah sosial adalah:
1.      Semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat-istiadat masyarakat
(dan adat-istiadat tersebut diperlikan untuk menjamin kesejahteraan hidup bersama).
2.      Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat sebagai
pengganggua, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang banyak.
BAB III
MASALAH-MASALAH SOSIAL MASYARAKAT
A.    Permasalahan Penyakit Masyarakat
Penyakit masyarakat disini diartikan sebagai semua tingkah laku yang melanggar norma-
norma dalam masyarakat dan dianggap menganggu, merugikan serta tidak dikehendaki oleh
masyarakat. Penyakit masyarakat yang sering muncul di daerah saya  antara lain yaitu
kenakalan remaja seperti mencuri, mabok-mabokan dan berkelahi. Hal-hal tersebut biasanya
banyak dilakukan oleh anak-anak muda yang tidak sekolah dan hanya menjadi pengangguran
di rumah saja.
Pada dasarnya permasalahan penyakit masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
1.      Faktor Keluarga
Kuluarga merupakan cermin utama bagi seorang anak. Faktor keluarga disini meliputi
bagaimana orang tua dalam mendidik seorang anak, perhatian orang tua terhadap anak,
interaksi orang tua dengan anak, keadaan ekonomi keluarga serta kepedulian orang tua
terhadap anak tersebut. Disini orang tua sangat berperan penting dalam mendidik seorang
anak untuk menjadikan anak tumbuh dengan baik dan tidak terjerumus ke dalam penyaki-
penyakit masyarakat. Oleh karena itu sangat dianjurkan kepada semua orang tua untuk
mendidik anak-anaknya dengan baik dengan memberikan perhatian yang penuh terhadap
anak.
2.      Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor kedua yang berpengaruh terhadap munculnya penyakit-
penyakit masyarakat. Misalnya seseorang yang berada di lingkungan yang tidak baik seperti
lingkungan orang-orang pemabuk, suka main judi dan senang berkelahi, maka seseorang
tersebut cepat atau lambat akan mudah terjerumus ke dalam kumpulan orang-orang tidak baik
itu. Norma-norma (aturan-aturan) yang tidak ditegakkan di dalam masyarakat juga iku
menyumbang akan munculnya penyakit-penyakit sosial.
3.      Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan modal utama yang sangat diperlukan bagi seseorang untuk
menjalankan hidupnya dengan baik. Baik itu pendidikan formal (pendidikan di sekolah)
maupun non formal (pendidikan dalam keluarga, lingkungan masyarakat dan pergaulan).
Dengan pendidikan seseorang mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mengetahui
mana yang harus dilakukan dan mana yang tidah seharusnya dilakukan. Sehingga dengan
pendidikan yang baik seseorang tidak akan terjerumus ke dalam permasalahan penyakit-
penyakit masyarakat.
Kenakalan remaja seperti perkelahian, pencurian dan mabok-mabokan yang ada di daerah
saya biasanya dilakukan oleh anak-anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua (latar
belakang orang tua yang kurang baik), terpengaruh oleh lingkungan yang buruk dan
kurangnya pendidikan yang mereka miliki. Banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan
sekolah (hanya lulus SD/SMP), tidak bekerja dan ditinggal oleh orang tua di daerah saya,
memberikan penyataan bahwa sebagian besar remaja di daerah saya telah terjerumus ke
dalam pentayit-penyakit masyarakat.
B.     Upaya Penanganan Penyakit Masyarakat
Upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat di daerah saya untuk mencegah dan
menanggulangi penyakit masyarakat antar lain yaitu dengan menegakkan hukum yang
berlaku secara tegas, memberikan pengajaran dan pemahaman nilai-nilai agama terhadap
masyarakat serta mensosialisasikan kepada mesyarakat akan pentingnya pendidikan dengan
membuka SMP terbuka khusus untuk orang-orang (tua ataupun muda) yang dulu tidak
melanjutkan pendidikannya.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya “patologi sosial” adalah
ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial yang dianggap “sakit”, disebabkan oleh
faktor-faktor sosial. Sedangkan penyakit masyarakat adalah semua tingkah laku yang
melanggar norma-norma dalam masyarakat dan dianggap menganggu, merugikan serta tidak
dikehendaki oleh masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya penyakit
masyarakat antara lain yaitu faktor keluarga, faktor lingkungan dan faktor pendidikan.
BAB V
SARAN
1.      Sebagai mahasiswa, hendaknya kita bisa ikut berperan aktif dalam upaya mencegah dan
menanggulangi munculnya penyakit dalam masyarakat.
2.      Masalah akan pentingnya pendidikan harus disosialisasikan di semua daerah-daerah di
Indonesia termasuk di daerah-daerah terpencil.
3.      Sebagai seorang calon guru nantinya, kita harus mempunyai bekal yang mantap dan
kuat agar dapat mendidik peserta didik menjadi anak yang cerdas serta baik tingkah lakunya.
4.      Sebagai seorang mahasiswa, penerus generasi muda, jangan sampai kita ikut terjerumus
ke dalam masalah penyakit masyarakat.
5.      Penegakan aturan-aturan masyarakat dan hukum di Negara ini harus diperhatikan dan
lebih dipertegas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 2003. Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Menurut Sigmund Freud (1856-1939), Patologi sosial  perilaku menyimpang yang ditandai
adanya polapola kepribadian yang inadekuat disertai dengan pengalaman-pengalaman atau
konflik-konflik ketidaksadaran antara komponen-komponen kepribadian id, ego, dan
superego.
Menurut Dollard, Patologi sosial penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh adanya
agresi sebagai akibat rasa frustasi yang muncul karena ketidakpuasan dalam diri
seseorang.Menurut Koe Soe Khiam (1963), Patologi sosial  suatu gejala dimana tidak ada
kesesuaian antara berbagai unsur dari suatu keseluruhan sehingga dapat membahayakan
kehidupan kelompok atau yang merintangi pemuasan keinginan fundamental dari anggota-
anggotanya, akibatnya pengikatan sosial patah sama sekali.
Secara Definisi berarti :
Semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal. Pola
kesederhanaan, moral, hak milik, solidariatas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,
disiplin, kebaikan dan hukum formal.

Anda mungkin juga menyukai