Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PATOLOGI SOSIAL DAN KRIMINOLOGI


1. Pengertian dan Ciri-Ciri Masalah Sosial

Pengertian
Manusia adalah mahkluk sosial. Manusia tidak bisa hidup seorang diri. Sejak bayi
sampai tua manusia membutuhkan orang lain. Untuk bisa makan, berbicara, berjalan,
membaca, dan menulis kita diajari orang lain. Ini artinya manusia selalu hidup bersama atau
dalam masyarakat.

Setiap manusia pasti pernah memiliki masalah dalam kehidupannya, dan setiap
masalah itu pula pasti memiliki tingkatan-tingkatan dalam penyelesaiannya. Ada masalah
yang dapat diselesaikan sendiri dan ada pula masalah yang hanya dapat diselesaikan dengan
bantuan orang sekitar kita.

Sekarang ini ada banyak masalah yang sering kita jumpai, diantaranya adalah
masalah-masalah sosial. Apa itu masalah sosial?

Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian:

 Secara umum, masalah sosial adalah segala sesuatu yang menyangkut kepentingan
umum.

 Secara khusus (Menurut para ahli) masalah sosial adalah suatu kondisi atau
perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi,
mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga
masyakarat secara keseluruhan.

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara


unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.

Blumer (1971) dan Thompson (1988) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu
entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga
berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan
dapat diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan
pembicaraan umum atau menjadi topik ulasan di media massa, seperti televisi,
internet, radio dan surat kabar.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah
sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh
masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya.

Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan,
adalah masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan tingkat
keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara
sesuatu yang ideal dengan realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey,
1987).Contohnya adalah masalah kemiskinan yang dapat didefinisikan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum
berlaku di masyarakat yang bersangkutan (Suparlan, 1984)

Ciri-Ciri Masalah Sosial

Dari pengertian diatas, dapat kita tarik beberapa ciri dari masalah sosial adalah:

a. Ketidak sesuaian antara unsur kebudayaaan dan masyarakat


b. Menimbulkan kekacauan terhadap orang banyak
Ciri yang kedua dari masalah sosial adalah menimbulkan dan meresahkan
masyarakat secara umum
c. Masalah sosial menuntut suatu penyelesaian.
Ciri kedua adalah masalah sosial tersebut menuntut penyelesaian. Jika tidak
dipecahkan atau diselesaikan, masyarakat akan resah, takut dan merasa tidak aman.
Pencurian dan perampokan merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi
masyarakat. Jika terjadi pencurian atau perampokan, masyarakat akan resah dan takut.
Masyarakat tidak merasa aman. Itulah sebabnya mengapa pencurian atau perampokan
digolongkan sebagai salah satu masalah sosial.
d. Suatu hal atau kejadian disebut sebagai masalah sosial jika semua warga masyarakat
lain ikut merasakan pengaruh masalah tersebut.
e. Masalah sosial harus dan hanya bisa dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama.
Seorang warga tidak bisa menyelesaikan seorang diri ketika di lingkungannya
sering terjadi kasus pencurian. Masalah ini hanya bisa diselesaikan bersama-sama
semua warga masyarakat. Setiap warga harus mendukung upaya penyelesaian
tersebut. Turut ronda malam di lingkungan merupakan contoh keterlibatan warga
dalam mengatasi masalah sosial.
f. Menyangkut kepentingan umum

Yang menjadi pembeda antara masalah pribadi dan maslah sosial adalah cakupan
atau jangkauan dari masalah tersebut.

2. Pengertian Patologi Sosial

Dalam proses sosialisasi di masyarakat, disadari ataupun tidak disadari


seseorang pernah melakukan tindakan penyimpangan sosial, baik dalam skala besar
ataupun kecil. Perilaku menyimpang apabila dilakukan secara intens dan dalam skala
yang besar bisa berubah menjadi penyakit sosial

Pada awal ke-19 dan awal abad 20-an, para sosiolog mendefinisikan patologi
sosial sebagai semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan,
stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup
rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal.

Secara etimologis, kata patologi berasal dari kata Pathos yang berarti
disease/penderitaan/penyakit dan Logos yang berarti berbicara tentang/ilmu. Jadi,
patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit.

Maka pengertian dari patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial
yang dianggap “sakit” disebabkan oleh faktor-faktor sosial atau Ilmu tentang asal usul
dan sifat-sifatnya, penyakit yang berhubungan dengan hakekat adanya mnusia dalam
hidup masyarakat.

Sementara itu menurut teri anomi bahwa patologi sosial adalah suatu gejala
dimana tidak ada persesuaian antara berbagai unsur dari suatu keseluruhan, sehingga
dapat membahayakan kehidupan kelompok, atau yang sangat merintangi pemuasan
keinginan fundamental dari anggota anggotanya, akibatnya pengikatan sosial patah
sama sekali. ( Koe soe khiam. 1963 ).

3. Jenis-Jenis Masalah Sosial

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Stark (1975) membagi masalah sosial menjadi 3 macam yaitu :

(1) Konflik dan kesenjangan, seperti : kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok,
pelecehan seksual dan masalah lingkungan.

(2) Perilaku menyimpang, seperti : kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan,
kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.

(3) Perkembangan manusia, seperti : masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti
urbanisasi) dan kesehatan seksual.

Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan
kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi
kebutuhan hidupnya maka ia akan cenderung melakukan tindak kejahatan dan kekerasan.
Dan jika hal ini berlangsung lebih masif maka akan menyebabkan dampak yang sangat
merusak seperti kerusuhan sosial.

Hal ini juga didukung oleh pendapatnya Merton dan Nisbet (1971) bahwa masalah
sosial sebagai sesuatu yang bukan kebetulan tetapi berakar pada satu atau lebih kebutuhan
masyarakat yang terabaikan.

Dengan menggunakan asumsi yang lebih universal maka “tangga kebutuhan” dari
Maslow dapat digunakan yaitu pada dasarnya manusia membutuhkan kebutuhan fisiologis,
sosiologis, afeksi serta aktualisasi diri, meskipun Etzioni (1976) menjelaskan bahwa
masyarakat berbeda antara satu dengan yang lain terkait dengan cara memenuhi kebutuhan
hidupnya.
4. Tingkatan Masalah Sosial

Menurut St. Yembiarto (1981) bahwa studi patologi sosial memilki fase-fase
tersendiri. Adapun perkembangan patologi sosial ada melalui tiga fase,

a. Fase masalah sosial (social problem)


Pada fase ini menjadi penyelidikan patisos action masalah-masalah sosial seperti
pengangguran, pelacuran, kejahatan, masalah penduduk, dst
b. Fase disorganisasi sosial
Pada fase ini menjadi objek penyelidikan peksos adalah disorganisasi sosial, fase
ini merupakan koreksi dan perkembangan dan fase masalah sosial
c. Fase sistematik
Fase ini merupakan perkembangan dari dua fase sebelumnya. Pada fase ini patsos
berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang memiliki sistem yang bulat.

Ada beberapa tingkatan masalah sosial, yakni:

a. Masalah sosial yang sanksinya hanya berupa sanksi sosial


Maksudnya tidak ada sanksi yang jelas terhadap masalah sosial ini, seperti: masalah
pengngguran, malas, dll
b. Masalah sosial yang sanksinya berupa sanksi hukum
Seperti masalah sosial berupa pembunuhan, perampokan, pencurian,dll
Kepustakaan

Kartini Kartono. 2005. Patologi social. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

http://psynetpreneur.blogspot.com/2008/08/patologi-sosial.html/

http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial/

http://hokikurnia.wordpress.com/2011/01/19/masalah-sosial/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080506035440AAarB3G

http://www.crayonpedia.org/mw/MASALAH-MASALAH_SOSIAL

Anda mungkin juga menyukai