Di Susun Oleh :
UCU DARMANTO, S.P.d, MM. Pd.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
- Memahami permasalahan sosial di masyarakat
- Mendeskripsikan partikularisme kelompok dan dilema pembentuk kepentingan publik
- Mengidentifikasi berbagai jenis permasalahan sosial di ranah publik
- Mengidentifikasi dampak permasalahan terhadap kehidupan publik; dan
- Mengidentifikasi upaya pemecahan masalah sosial untuk mencapai kehidupan publik yang lebih baik
Dalam menentukan suatu permasalahan sosial, sosiologi menggunakan beberapa ukuran, yaitu sebagai
berikut.
1) Terlihatnya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kenyataan di masyarakat
2) Asal muasal atau sumber permasalahan yang terjadi
3) Akibat yang ditimbulkan dari suatu kejadian atau peristiwa
4) Adanya orang atau masyarakat yang menentukan
5) Perhatian masyarakat terhadap suatu kejadian
6) Dapat diperbaikinya suatu masalah sosial
Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.2
Permasalahan Sosial dalam Masyarakat
Bentuk-bentuk Kemiskinan
Menurut Baswir dan Sumodiningrat, secara sosioekonomis, ada dua bentuk kemiskinan, yaitu sebagai
berikut.
1) Kemiskinan absolut, yaitu keadaan orang-orang miskin memiliki tingkat pendapatan di bawah garis
kemungkinan atau jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum.
2) Kemiskinan relatif, adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara tingkat pendapatan
dan tingkat pendapatan lainnya.
Selain itu, terdapat bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus faktor penyebab kemiskinan, yaitu sebagai
berikut.
1) Kemiskinan natural, yaitu keadaan miskin dari awal sudah miskin. Menurut Baswir, kemiskinan natural
adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti catat, sakit, usia lanjut, atau
akibat bencana alam.
2) Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup, dan budaya
ketika masyarakat merasa hidup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Menurut Baswir, seorang
miskin karena faktor budaya, seperti malas, boros, dan tidak disiplin.
3) Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor buatan manusia, seperti kebijakan
ekonomi yang tidak adil, distribusi produksi yang tidak merata, dan korupsi yang cenderung
menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor pribadi, faktor geografi, faktor ekonomi dan faktor sosial.
a. Faktor pribadi, penyebab kemiskinan dari faktor pribadi antara lain sebagai berikut.
1) Penyakit, karena sakit seseorang tidak dapat bekerja dengan baik
2) Penyakit mental
3) Kecelakaan
4) Buta huruf
5) Kemalasan
6) Pemborosan
7) Demoralisasi moral, contoh minum minuman, perjudian, dan kejahatan lain
b. Faktor geografis, penyebab kemiskinan dari faktor geografis antara lain sebagai berikut.
1) Iklim dan cuaca yang kurang baik
2) Tidak adanya sumber daya alam yang memadai
3) Bencana alam
c. Faktor ekonomi, penyebab kemiskinan dari faktor ekonomi antara lain sebagai berikut.
1) Sebab-sebab pertanian
2) Distribusi kekayaan yang tidak merata
3) Depresi ekonomi
4) Pengangguran
5) Penimbunan kekayaan yang tidak produktif, seperti pembelian perhiasan.
d. Faktor sosial, penyebab kemiskinan dari faktor-faktor sosial di antaranya sebagai berikut.
1) Sistem pendidikan yang kurang memadai menyebabkan orang yang berpendidikan menganggur
dan menjalani kemiskinan
2) Perumahan yang tidak cukup
3) Salah kelola rumah tangga, contoh peribahasa lebih besar pasak daripada tiang.
Penanggulangan Kriminalitas
Penanggulangan segala bentuk tindakan kriminal dapat dilakukan dengan cara preventif (sebelum kejadian)
ataupun represif (setelah kejadian). Preventif adalah cara penanggulangan dengan pola mencegah, seperti
imbauan atau penyuluhan. Cara represif adalah cara penanggulangan dengan pola keras, seperti penangkapan,
pemenjaraan sampai pada penembakan atau pembunuhan.
3. Kesenjangan Sosial-Ekonomi sebagai Masalah Sosial
Secara etimologis, kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Terdapat dua bentuk
kesenjangan, yaitu kesenjangan klasik dan kesenjangan baru. Kesenjangan klasik mencakup perbedaan kelas,
status, kekayaan, dan prestise yang dimediasi oleh gender, pendapatan dan pendidikan. Kesenjangan baru
mengikuti kesadaran yang lebih besar akan kompleksitas global yang meningkat dan adanya rentang pilihan yang
lebih besar, seperti pola konsumsi, gaya hidup, dan dinamika identitas.
Kesenjangan sosial mengacu pada cara pengkategorian orang berdasarkan karakteristik, seperti usia, jenis kelamin,
kelas dan etnisitas berkaitan dengan akses ke berbagai layanan dan produk sosial, seperti pasar tenaga kerja,
sumber pendapatan, pasar perumahan, pendidikan dan sistem kesehatan dan bentuk-bentuk perwakilan dan
partisipasi politik. Kesenjangan sosial ini dibentuk oleh berbagai faktor struktural seperti, lokasi geografis, atau
status kewarganegaraan, dan oleh wacana dan identitas budaya.
Kesenjangan sosial ekonomi mengacu pada kontras antara kondisi ekonomi orang yang berbeda atau
kelompok yang berbeda dalam masyarakat yang melaksanakan pembangunan atau modernisasi. Hal ini terjadi
karena kurang adanya kesempatan untuk memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan
berusaha, dan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan.
Semakin besar perbedaan untuk mendapat kesempatan-kesempatan tersebut, semakin besar pula tingkat
kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat, demikian sebaliknya. Oleh karena itu pemerintah perlu
membuka kesempatan kerja bagi anggota masyarakat.
Faktor Penyebab Kesenjangan
Faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan ekonomi antara lain sebagai berikut.
1) Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa
diimbangi dengan produktivitas
2) Ketidakmerataan pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan politik dan
kekurangsiapan SDM
3) Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan
dan kewirausahaan.
Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial
Kunci utama bagi upaya mengatasi kesenjangan sosial ekonomi adalah memberi akses kepada setiap anggota
masyarakat untuk menikmati dan memanfaatkan berbagai fasilitas sosial serta memberi kesempatan untuk
mengembangkan dan meningkatkan perekonomiannya.
Sikap perilaku individu dan kelompok masyarakat yang sesuai dengan upaya itu adalah sebagai berikut.
1) Hidup sederhana sesuai dengan kebutuhan
2) Peduli dengan nasib warga masyarakat yang kurang mampu dengan menciptakan pekerjaan bagi mereka
3) Meningkatkan pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan
dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi
4) Menghargai kreativitas dari hasil karya orang lain, sehingga timbul kerja sama yang saling
menguntungkan
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah sosial yang timbul dari kesenjangan sosial-ekonomi antara lain
melakukan kebijakan berikut
1) Memberikan subsidi terhadap pemenuhan kebutuhan yang esensial bagi masyarakat yang kurang
mampu
2) Menggalakkan program Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui modal bergulir tanpa agunan
3) Pelatihan kewirausahaan untuk menimbulkan jiwa enterpreneurship di kalangan masyarakat
E. Pemecahan Masalah Sosial untuk Mencapai Kehidupan Publik yang Lebih Baik
Menurut Soerjono Soekanto, metode-metode atau cara-cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
sosial adalah dengan metode preventif dan represif. Metode preventif menurut Soekanto, sulit dilakukan karena
harus mengetahui penyebab terjadinya permasalahan terlebih dahulu sehingga harus dilakukan penelitian
mendalam. Metode pemecahan masalah yang sering dilakukan menurut Soekanto adalah metode represif, yaitu
tindakan yang dilakukan setelah masalah tersebut terjadi.
Selain itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sosial adalah dengan mengeluarkan berbagai
kebijakan publik. Berbagai kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah
sosial antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Keluarga Sehat (KKS), Kartu Indonesia Sejahtera (KIS), dan
Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kebijakan-kebijakan tersebut dikeluarkan guna memecahkan masalah sosial
kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat. Adapun untuk memecahkan masalah sosial kriminalitas,
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Hukum Pidana.