Anda di halaman 1dari 6

RESUME

SOSIOLOGI POLITIK

OLEH

Maria palma wanty


2103040075

PRODI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KOTA KUPANG
2022
RESUME SOSIOLOGI DAN POLITIK

1. BAB I PRAWACANA 1.
Sosiologi Politik mempelajari hubungan antara Negara dan Masyarakat. 2. Sosiologi
dan Politik merupakan pemikiran yang akhirnya dapat beranfaat untuk menilai kehidupan
manusia dalam kaitannya dengan ligkunganya 3. Dalam pandangan saya, tantangan utama
dan saat ini dalam merumuskan domain Sosiologi dan Politik yakni bagaimana menetapkan
peran sosiolog dan para politikus di masyarakat menghadapi kompleksitas perubahan sosial
dan memenuhi tuntutan masyarakat yang senantiasa beragam, dinamis, berpilin mengembang
terus. 4. Dalam paparan ini, studi Sosiologi dan Politik akan dirunut dari banyak pendekatan.
menggunakan banyak langkah serta beragam wawasan pengembangan paradigmatik.

2. BAB II KONSEP SOSIOLOGI DAN POLITIK


Pengertian Sosiologi Sosiologi adalah ilmu masyarakat, yaitu tentang system
hubungan yang berlaku dan proses yang timbul dalam berbagai hubungan tersebut. Sosiologi
jelas merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat, merupakan ilmu pengetahuan
yang berdiri sendiri, dengan ciri-ciri utamanya adalah : a. Sosiologi bersifat empiris b.
Sosiologi bersifat teoritis c. Sosiologi bersifat kumulatif d. Sosiologi bersifat nonetis
Perkembangan Sosiologi Ilmiah Pemikiran sosiologi berkembang manakala masyarakat
menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini di anggap sebagai hal-hala yang
memang sudah seharusnya demikian, benar dan nyata. 2.2 Pengertian Ilmu Politik Secara
umum, ilmu politik adalah ilmu yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama
warga Negara, anatara warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Oleh
sebab itu bidang kajian ilmu politik meliputi sebagai berikut : a. Teori ilmu politik b.
Lembaga-lembaga politik c. Partai politik d. Hubungan internasional 2.3 Hubungan Sosiologi
dan Ilmu Politik Hubungan sosiologi dengan ilmu politik terlihat dari aspeknya yang sama-
sama membahas Negara, namun sosiologi memandang Negara itu sebagai lembaga dan alat
kotrol sosial, sedangkan ilmu politik memandang Negara sebagai objeknya. 2.4 Kegunaan
Sosiologi Politik Di dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan problema sosial
atau tidak, sosiologi mempergunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu
sebagai berikut : a. Kriteria utama dari suatu problema sosial. b. Sumber-sumber sosial dari
problema sosial dan pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan
gejala sosial atau tidak. c. “Manifiest sosial problems” dan “laten socialproblems” d.
Perhatian masyarakat dan problema sosial. 2.5 Beberapa Problem Sosial yang Penting
Problem yang di hadapi masyarakat pada umumnya: a. Kemiskinan b. Kejahatan c.
Disorganisasi Keluarga d. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern e. Peperangan f.
Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat.

3. BAB III KELOMPOK SOSIAL DAN PROSES SOSIAL .


Kelompok Sosial Manusia dapat disebut juga sebagai “socialanimal”, memiliki dua
hasrat, yaitu bersatu dengan manusia lain dan bersatu dengan alam sekeliling. Kolompok
sosial dapat dibagi dua bentuk yaitu sebgai berikut : Kelompok sosial kecil, seperti keluarga,
siswa satu sekolah dan sebagainya. Kelompok sosial besar, seperti kota, bangsa, sadar akan
kepentingan bersama. 3.2 Proses dan Interaksi Sosial Proses sosial ialah hubungan pengaruh
timbale balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Interaksi sosial dapat terjadi apabila
ada kontak sosial dan ada komunikasi. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial a. Kerja sama b.
Akomodasi c. Persaingan, dan d. Pertikaian.
4. BAB IV STRATIFIKASI DAN LEMBAGA SOSIAL
Stratifikasi Sosial Sistem berlapis-berlapis dalam masyarakat ada yang terbentuk
dengan sendirinya dan ada yang sengaja di bentuk. Seseorang sosiolog, Pitirim A. Sorokin,
pernah menyatakan bahwa system berlapis-lapis itu merupakan ciri yang umum dalam setiap
masyarakat yang hidup teratur. Bentuk-bentuk konkrit pelapisan didalam masyarakat secara
prinsip dapat di klarifikasikan kedalam tiga macam kelas yaitu secara ekonomis, politis dan
yang di dasarkan kepada jabatan-jabatan yang ada dalam masyarakat. Ketiga nya pada
hakikatnya mempunyai hubungan. a. Terjadinya Pelapisan Sosial. Pelapisan sosial terjadi
dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada yang sengaja di buat
untukmengejar tujuan bersama. b. Sifat system Pelapisan dan Kelas Sosial Sifat system ada
yang terbuka dan ada yang tertutup. Kriteria pengakuan kelas dinyatakan dalam hal-hal
berikut : 1) Ukuran kekayaan 2) Ukuran kekuasaan 3) Ukuran kehormatan 4) Ukuran
pengetahuan datau kepandaian c. Perlukah sistem pelapisan sosial Manusia pada umumnya
bercita-cita agar tidak terjadi perbedaan kedudukan dan peranan dalama masyarakat. Namun,
setiap masyarakat harus menempatkan individu pada tempat tertentu dalam struktur sosial
beserta kewajiban-kewajiban yang di bebankan kepadanya. Dalam hal ini kedudukan dan
peranan yang dianggap tertinggi oleh masyarakat adalah kedudukan da peranan yang
dianggap penting serta memerlukan kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal. Oleh
sebab itu, pada umumnya warga lapisa atas (upper-class) lebih sedikit dibandingkan warga
kelas menengah (middle-class), bahkan dengan lapisan bawah (lower-class). 4.2 Lembaga
Sosial Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan yang mengatur perilaku masyarakat,
dimana tekanan pengertian kepada system tata kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Suatu lembaga kemasyarkatan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok dari manusia, pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi : 1.
Memberi pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingakah laku
dlaammenghadapai masalah dalam masyarakat. 2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang
bersangkutan. 3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan
systempengendalan sosial, yaitu system pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku
anggota-anggotanya.

5. BAB V PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN POLITIK


Perubahan Sosial Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang masa.
Perubahan itu ada yang samar, ada yang mencolok ada yang lambat adayng cepat ada yang
sebagia atau terbatas dan ada yang menyeluruh. Perubahan dapat berupa pergeseran nilai
sosial, perilaku, susunan organisasi, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan
wewenang dang sebagainya. Secara jitu perubahan sosial dunia digambar kan oleh Alvin
Toffler dalam tiga gelombang, yaitu era agraria tradisional (8000SM-1700), era
industralialisasi (1700-1970) dan era informasi dan komunikasi (1970- 2000). Secara umum
perubahan sosial yang kini di alami manusia di sebut era modernisasi. a. Proses Perubahan
Sosial Meliputi sebagai berikut : 1) Penyesuaian terhadap perubahan. 2) Saluran perubahan
sosial 3) Disorganisasi Bentuk perubahan sosial dapat berupa : 1) Perubahan Evolusi dan
Revolusi 2) Perubahan kecil atau terbatas dan menyeluruh atau besar-besaran. 3) Perubahan
terencana atau di kehendaki dan yang tidak di kehendaki. Perubahan sosial terjadi karena
beberapa faktor : 1) faktor yang bersumber dalam masyarakat 2) faktor yang berasal dari luar
masyarakat.  b. Modernisasi sebagai perubahan sosial Modernisasi di bidang politik adalah
suatu perubahan sosial kekuasaan masyarakat. System politik suatu masyarakat ialah system
sosial yang menjadi kerangka untuk menetapkan kebijakan kekuasaan dan untuk
melaksanakannya. 5.2 Pembangunan Politik a. Pengertian Pengertian pembangunan politik
adalah proses perubahan dari tradisional kearah masyarakat modern serta dari statis ke
masyarakat dinamis yang berhubungan dengan orientasi pembangunan. b. Model-model
Pembangunan politik Hungtinton mengemukakan Lima model pembangunan berkaitan
dengan partisipasi politik yaitu : 1) Model Liberal 2) Model Pembangunan Bourgeois 3)
Model Pembangunan autokratik 4) Model teknokratik 5) Model pupulis. Sedangkan Almond
dan Powell mengemukakan bahwa terdapat lima macam strategi c. Pembangunan Politik
Indonesia Pembangunan politik merupakan bagian integral dari pembangunan pembangunan
politik yang dia anut oleh Negara- negara berkembang yaitu sebagai berikut : 1) Strategi
otoritarian teknokratik 2) Strategi otoritarian teknokratik egalitarian 3) Strategi otoritarian
teknokratik mobilisasi 4) Strategi neotradisional 5) Strategi populis demokratis nasional.
Model pembangunan apakah yang kita laksanakan? Tentu tidak begitu saja mengambil model
yang telah di terapkan di berbagai Negara, termasuk Negara berkembang, karena kita
memiliki masalah yang tidak sama dengan negara lain. Beberapa maslaah yang harus kita
pertimbangkan dalam menerapkan model pembangunan politik di Indonesia antara lain
sebagai berikut : 1) Masalah Militer dalam Politik 2) Masalah Partai Politik 3) Masalah
Hubungan Suku Bangsa 4) Masalah Golongan Minoritas 5) Masalah Kota dan Desa dalam
politik 6) Masalah Hubungan dengan luar negeri.

6. BAB VI KEKUASAAN DAN WEWENANG


Kekuasaan a. Pengertian kekuasaan merupakan unsur penting dalam kehidupan
masyarakat karena peranan nya dapat menetukan nasib berjuta-juta orang. Adapun unsur
pokok yang mendasari keberadaan kekuasaan ialah rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, dan
pemujaan atau sugesti. Keempat unsure ini senantiasa dimanfaatkan penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya. Saluran pelaksanaan kekuasaan dapat berupa sebagai berikut : 1)
Saluran Militer 2) Saluran Ekonomi 3) Saluran Poltik 4) Saluran Tradisi 5) Saluran ideologi
6) Saluran lainnya.. Distribusi Kekuasaan Ilmuan politik biasanya menggambarkan distribusi
kekuasaan dalam tiga model yaitu sebagai berikut : 1) Model elite yang memerintah, 2)
Model Pluralis 3) Model Populis 6.2 Wewenang Wewenang merupakan hak berkuasa yang
ditetapkan dalam struktur organisasi sosial guna melaksakan kebijakan yang di perlukan.
Dalam hal ini wewenang ada tiga macam yaitu : Wewenang Kharismatis, Wewenang
Tradisional, Wewenang Rasional / Legal. 6.3 Negara dan Kedaulatan a. Negara Banyak yang
memberikan defenisi tentang Negara namun syarat dan pengertian mencakup element sebagai
berikut : Penduduk, Wilayah, Pemerintahan dan Kedaulatan. Sifat-sifat Negara : Sifat
memaksa, Sifat monopoli dan Sifat Totalitas. Fungsi Negara : Fungsi pertahanan dan
keamanan, Fungsi pengaturan dan ketertiban, Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran dan
Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban b. Kedaulatan Kedaulatan adalah perwujudan
eksistensi undang-undang dasar (konstitusi). Tempat kedudukan kedaulatan Negara sangat
tergantung pada sistem pemerintahannya secara ideology. Dalam hal ini kita mengenal :
Kedaulatan Negara, Kedaualatan Hukum dan Kedaulatan Rakyat.

7. BAB VII SISTEM POLITIK


Sistem politik memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain : Ciri-ciri Identifikasi, Input dan
Output, Diferensial dalam Suatu Sistem, Integrasi dalam Suatu Sistem. 7.1 Input Politik Input
Tuntutan Tuntutan memerlukan perhatian khusus sebagai jenis input utama bagi sistem
politik yanag akan memperngaruhi perilaku suatu sistem dalam berbagai cara. Tuntutan
adalah salah satu sumber timbulnya perubahan dalam sistem politik, karena perubahan
lingkungan akan menyebabkan timbulnya jenis input tuntutan yang baru. Input : Dukungan
Dukungankedalam sistem politik mengarah kepada tiga sasaran, yaitu : Komunitas, Rezim
dan Pemerintah. Diantara ketiganya terdapat kesaatuan sikap, sehingga adanya salah satu
jenis dukungan itu merupakan akibat dari adanya satu atau kedua jenis dukungan lain itu. 7.2
Sistem dan Lingkungan Kesatuan dan keutuhan sistem politik di dukung oleh konsep, yaitu
sistem, struktur, dan fungsi. Sistem politik merupakan organisasi melalui mana masyarakat
merumuskan dan berusaha mencapai tujuan-tujuan bersama mereka. Untuk melakukan
berbagai kegiatan, sistem politik mempunyai lembaga-lembaga atau struktur-struktur, seperti
parlemen, birokrasi, bdana peradilan, dan partai politik yang menjalankan kegiatan-kegiatan
atau fungsi- fungsi tertentu, yang selanjutnya sistem itu merumuskan dan melaksanakan
kebijakannya.

8.  BAB VIII BUDAYA, PARTISIPASI DAN SOSIALISASI POLITIK


8.1 BUDAYA POLITIK
Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang
lebih khas. Budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses
pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai politik perilaku aparat serta gejolak
masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah. 8.2 PARTISIPASI POLITIK Partisipasi
politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik bermacam-macam bentuk partisipasi
politik yang terjadi diberbagai Negara dan berbagai waktu yaitu: kegiatan politik
konvensional dan bentuk nonkonvensional. 8.3 SOSIALISASI POLITIK Sosialisasi politik
adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat. Proses ini
berlangsung seumur hidup melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal. 8.4
SOSIALISASI POLITIK DAN PERUBAHAN Sosialisasi politik adalah proses dengan mana
individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap
system politik masyarakatnya.

9.  BAB IX PARTAI POLITIK DAN PEMILU


9.1 PARTAI POLITIK
Partai politik adalah kelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan
untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin
partainya dan berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan materiil dan idiil
kepada anggotanya. Struktur partai politik Struktur partai politik berarti memusatkan
perhatian kepada organisasi tersebut dan aparaturnya. System kepartaian System partai
dinegara manapun dalam suatu jangka waktu tertentu memiliki persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan. 9.2 PEMILIHAN UMUM Terdapat dua cara atau system pemilihan
umum, yaitu sebagai berikut: a. Singlememberconstituency b. Multimemberconstituency
Pemilihan Umum Di Indonesia Pemilu adalah pemindahan hak dari setiap warga Negara
kepada kelompok yang akan memerintah atas nama kekuasaan dari rakyat. Dalam hal
pelaksanaan pemilu orde baru, pemerintahan orde baru menyatakan bahwa tujuan pemilu
pada prakteknya adalah untuk mempertahankan rezim. Beberapa asas pemilihan umum, yaitu
sebagai berikut: Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.

10.  BAB X DEMOKRASI DAN HAM


10.1 DEMOKRASI
Bentuk-bentuk Demokrasi Modern menurut Skalar terbagi atas lima jenis, yaitu
sebagai berikut : a. Demokrasi Liberal b. Demokrasi Terpimpin c. Demokrasi Sosial d.
Demokrasi Partisipasi e. Demokrasi Konstitusional Demokrasi Indonesia Sejak awal
Indonesia menyatakan dirinya demokrasi yang dapat terlihat dalam konstitusi Negara, namun
dalam perjalanan kenegaraan kita melihat perkembangan demokrasi sebagai berikut: a.
Demokrasi Parlementer (1945-1959) b. Demokrasi Terpimpin (1959-1965) c. Demokrasi
Pancasila (1965-1998) 10.2 HAK ASASI MANUSIA (HAM) Hak Asasi manusia, baru
disadari lalu di perjuangkan agar di akui dan di hormati semua orang sebagai falsafah
individualisme. HAM adalah Hak Asasi Manusia yang diperoleh dan di bawanya bersama
dengan kelahiran serta kehadirannya dalam kehidupan masyarakat, tanpa membedakan
bangsa, ras, agama, dan jenis kelamin. Karena sifatnya yang asasi dan universal. Maka
pengakuan HAM mengandung arti bahwa HAM harus di lindungi, baik terhadap tindakan
para pemegang kekuasaan maupun terhadap tindakan perseorangan secara melanggar atau
mengurangi hak tersebut. Secara umum HAM dapat dibedakan menurut sifatnya sdebagai
berikut : 1) Personal Rights 2) PoliticalRights 3) Property Right 4) SocialandCulturalRights
5) RightOf Legal Equality 6) ProceduralRights HAM di Indonesia Istilah “Hak Asasi”
memang tidak terdapat dalam UUD 1945 tetapi substansi Hak Asasi itu cukup banyak
terdapat dalam pembukaan, batang tubuh, maupun penjelasannya. Dalam ketetapan MPR No.
XVII/MPR.1998 Tentang Hak Asasi Manusia dengan sistematikanya sebagai berikut : 1)
Pandangan dan sikap Bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi Manusia 2) Piagam Hak Asasi
Manusia Ham di Indonesia setelah reformasi atau diberhentikannya pemerintahan Soeharto
MPR telah membuat pernyataan HAM Indonesia yang di tuangkan dalam Tap. MPR No.
XVII/MPR.1988, kemudian substansinya telah dimasukkan dalam perubahan II UUD 1945.

11. BAB XI IDEOLOGI POLITIK IDEOLOGI POLITIK


Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal ideology secara fungsional dan structural. Ideology
secara fungsional bercirikan doktriner dan pragmatis. Beberapa ideology dunia sbb : a.
Liberalisme b. Konservatif c. Sosialisme dan Komunisme d. Fasisme System ideology di
Indonesia merupakan pertumbuhan berbagai landasan kehidupan, mulai dari pedoman
kehidupan bermasyarakat sampai kepada landasan kehidupan bernegara. System ideology
merupakan pertemuan nilai-nilai, tradisi, agama, dengan pemikiran barat. Fungsi ideologi
adalah sebagai Negara dan sumber dari segala sumber hukum, komitment bangsa dalam
perjuangannya dan dasar cita- cita suatu perjuangan bangsa, serta pandangan hidup, bahkan
jiwa dan kepribadian bangsa. Ideologi dan Keterwakilan Politik Ideologi dan Keterwakilan
Politik adalah peranan idelogi sebagai mata rantai yang menghubungkan pihak yang diwakili
dengan pihak yang mewakili. Ada tiga pola hubungan ideologi dengan keterwakilan politik.
Pertama, ideologi kompetitif yang terkombinasi dengan perwakilan politik atau dasar
kepentingan. Kedua, ideologi semikompetitif dengan perwakilan politik simbolik. Ketiga,
kombinasi antara Ideologi yang nonkompetitif dengan perwakilan politik yang
mengutamakan tingkah laku pemimpin.

Anda mungkin juga menyukai