Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SOSIOLOGI

PENGAMPU MAPEL: BU SITI NURUL CHASANAH, S.Pd

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG BERPARADIGMA GANDA

NAMA KELOMPOK : KELOMPOK 1


NAMA ANGGOTA : 1. APRIYANTO (1)
2. EKA AFRIANI (8)
3. HADI JAYA KUSUMA (12)
4. KEYSHA SHENDY FELLISA (17)

SMA N 1 GUBUG
Jl. Ahmad Yani No.171, Dukoh, Gubug, Kec. Gubug,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah 58164

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


A. PARADIGMA DALAM SOSIOLOGI

 Pengertian paradigma dalam sosiologi


Paradigma dalam sosiologi adalah pandangan yang mendasar
tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu
pengetahuan tertentu.

Menurut George ritzer, ada 3 paradigma yang terkenal alam sosiologi,


yaitu : 1. Paradigma fakta sosial

2.Paradigma definisi sosial

3. Paradigma perilaku sosial

1. Paradigma fakta sosial

 Pengertian paradigma fakta sosial

Paradigma fakta sosial menyatakan bahwa masyarakat merupakan


suatu kenyataan (realitas) yang mandiri dalam arti terlepas dari sikap
individu yang ada di dalamnya, misalnya apakah individu itu senang
atau tidak senang.

 Tokoh yang mempengaruhi paradigma fakta sosial

Paradigma fakta sosial dipengaruhi oleh para tokoh sosiolog seperti :


Emile Durkheim, Karl Marx, dan Talcott Parsons.

 Teori sosiologi yang lahir pada paradigma fakta sosial


1. Teori fungsionalisme struktural
2. Teori konflik
3. Teori sistem
4. Teori sosiologi makro
 Contoh paradigma fakta sosial
1. Kegiatan keagamaan
2.Nepotisme
3.Penggunaan bahasa nasional
4.Kewajiban peserta didik

2. Paradigma definisi sosial

 Pengertian paradigma definisi sosial

Pengertian Sosial adalah Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu
'socius' yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan
berkembang dalam kehidupan bersama (Salim, 2002).

 Tokoh yang mempengaruhi paradigma definisi sosia


Paradigma fakta sosial dipengaruhi oleh para tokoh sosiologi
seperti : Max Weber, George Herbert Mead, dan Herbert
blumer.

 Teori yang lahir pada paradigma definisi sosial


1. Teori interaksionisme simbolik
2. Teori tindakan sosial
3. Teori fenomenologi

 Contoh paradigma definisi sosial


1. Fanatisme Beragama.
2. Menjadi Karyawan atau Penguasaha.
3.Hukuman untuk Pelaku Korupsi Apakah Hanya Dipenjara
ataupun Perlu untuk di Hukum Mati.
4.Memberikan Kritik atas Kebijakan Pemerintah.
3. Paradigma perilaku sosial

 Pengertian paradigma perilaku sosial

Paradigma perilaku sosial merupakan paradigma ketiga yang


memusatkan perhatiannya kepada hubungan manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan tersebut terdiri atas objek sosial dan objek
non sosial. Para penganut paradigma ini memusatkan perhatian
kepada proses interaksi yang terjadi di sekitarnya.

 Tokoh yang mempengaruhi paradigma perilaku sosial

Paradigma perilaku sosial dipengaruhi oleh para tokoh sosiologi seperti


B.F. Skinner dan George Hoffman.

 Teori yang lahir pada paradigma perilaku sosial


1. Teori perilaku sosiologi
2. Teori pertukaran

 Contoh paradigma perilaku sosial


1. Budaya.
2. Pendidikan Formal Lebih Diakui Ketimbang Pendidikan Non
Formal.
3. Pemberian Hukuman Pada Pelanggar Norma.
4. Terjadinya Interaksi Sosial Antar Masyarakat.
5. Proses Pengendalian Sosial di Masyarakat.
B. FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGKAJI GEJALA SOSIAL
DI MASYARAKAT

1. Fungsi sosiologi secara umum


Sosiologi memiliki 4 macam fungsi, yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan sosial
b. Penelitian
c. Pembangunan
d. Pemecahan masalah sosial

A. PERENCANAAN SOSIAL

Perencanaan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan


masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah dan
bertujuan mengatasi berbagai hambatan. Sifat dari pe
rencanaan sosial adalah preventif sehingga kegiatannya
meliputi pengarahan dan bimbingan sosial tentang cara-
cara hidup masyarakat agar menjadi lebih baik.

 Fungsi sosiologi dalam perencanaan sosial adalah sebagai


berikut.

1) Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan


masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun modern
sehingga proses penyusunan dan pemasyarakatan suatu
perencanaan sosial relatif mudah dilakukan.

2) Sosiologi memahami hubungan antara manusia dan


lingkungan alam, hubungan antargolongan, serta proses
perubahan dan pengaruh penemuan baru terhadap
masyarakat. Hal ini berarti bahwa perencanaan sosial yang
diberikan oleh sosiologi relatif dapat dipercaya karena
disusun berdasarkan kenyataan yang faktual dalam
masyarakat.

3) Sosiologi mempunyai disiplin ilmiah yang didasarkan atas


objektivitas sehingga pelaksanaan suatu perencanaan sosial
diharapkan lebih kecil penyimpangannya.

4) Melalui sosiologi, suatu perencanaan sosial bisa


dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat kemajuan maupun
tingkat ketertinggalan suatu masyarakat ditinjau dari sudut
kebudayaannya.

5) Berdasarkan sudut pandang sosiologi, perencanaan


sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan
masyarakat yang berfungsi menghimpun kekuatan sosial
demi menciptakan ketertiban masyarakat.

B. PENELITIAN

Melalui adanya penelitian dan penyelidikan sosiologi akan


diperoleh berbagai fakta sosial yang sangat bermanfaat
dalam membuat perencanaan pembangunan ataupun
pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Sebagai contoh, pencegahan perilaku menyimpang melalui
kontrol sosial dan proses sosialisasi yang matang dalam
keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.

 Kelebihan sosiologi apabila dibandingkan dengan ilmu yang


lain dalam bidang penelitian masyarakat adalah sebagai
berikut.

1) Sosiologi mampu memahami simbol kata-kata, kode,


serta istilah-istilah yang digunakan oleh masyarakat
sebagai objek penelitian empiris.

2) Sosiologi memahami pola-pola tingkah laku manusia


dalam masyarakat
3) Sosiologi mampu mempertimbangkan berbagai
fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat.

4) Sosiologi mampu melihat berbagai kecenderungan arah


perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat yang
disebabkan oleh hal-hal tertentu.

5) Sosiologi berhati-hati dalam menjaga pemikiran yang


rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak
jelas.

C. PEMBANGUNAN

Pembangunan adalah suatu proses perubahan di segala


bidang kehidupan yang dilakukan dengan sengaja atas
dasar suatu rencana tertentu. Adapun tujuan dari proses
pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup rakyat
secara materiel dan spiritual.

Sosiologi sangat berguna dalam memberikan data sosial


yang diperlukan pada tiga tahap proses pembangunan,
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
penilaian.

Pada tahap perencanaan, sosiologi memberikan berbagai


fakta dan informasi yang merupakan kebutuhan sosial
dalam masyarakat untuk dijadikan bahan dalam membuat
perencanaan pembangunan sehingga pembangunan yang
hendak dijalankan sesuai dengan kebutuhan sosial
masyarakat akan menjadi tepat sasaran.

Pada tahap pelaksanaan, hal yang penting untuk


diperhatikan adalah kekuatan sosial dalam masyarakat
beserta perubahan sosialnya dan sosiologi memberikan
informasi mengenai hal tersebut sehingga pembangunan
yang dilaksanakan akan sesuai dengan kemampuan serta
memperhatikan dampak perubahan sosial yang
diakibatkannya.

Adapun pada tahap penilaian, sosiologi akan memberikan


analisis atas dampak sosial yang terjadi akibat proses
pembangunan yang dijalankan sehingga pihak-pihak terkait
dapat mencari solusi atau tindakan lebih lanjut guna
menyempurnakan proses pembangunan yang dijalankan.

D. PEMECAHAN MASALAH

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian di antara


unsur-unsur sosial yang bisa membahayakan kehidupan
masyarakat. Manfaat sosiologi dalam hal ini adalah
menyelidiki berbagai persoalan umum yang terjadi di
masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan
menafsirkan berbagai kenyataan dalam kehidupan
masyarakat. Untuk bisa memecahkan berbagai masalah
sosial yang ada, maka diperlukan sebuah kerja sama
antarilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya.

Para ahli sosiologi telah melahirkan metode-metode baru


sebagai jalan pemecahan masalah sosial. Berbagai masalah
sosial lambat laun dapat dipecahkan. Untuk meniadakan
kepincangan-kepincangan dalam masyarakat dihasilkan dua
metode yang bersifat preventif dan represif. Metode
preventif dilaksanakan berdasarkan penelitian yang
mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya problem-
problem sosial. Oleh karena itu, metode preventif lebih sulit
dilakukan daripada metode represif. Adapun metode
represif dilaksanakan setelah suatu gejala dapat dipastikan
sebagai problematika sosial, kemudian diambil tindakan-
tindakan untuk mengatasinya.
2. FUNGSI SOSIOLOGI DALAM KAJIAN BERBAGAI
GEJALA SOSIAL
Gejala gejala sosial dalam masyarakat yaitu :
a. Kemiskinan
b. Kenakalan remaja
c. Kejahatan (kriminalitas)
d. Demoralisasi
e. Disorganisasi keluarga
f. Masalah kependudukan

A. KEMISKINAN

Kemiskinan adalah keadaan mengenai terjadinya


ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global
Sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatit, ada juga yang memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara.

 Pemahaman utamanya mencakup hal-hal berikut.


1) Gambaran kekurangan materi, biasanya mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan, Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar.
2) Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk
keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Misalnya keterkucilan sosial
biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, serta tidak dibatasi pada
bidang ekonomi.
3) Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan
yang memadai, makna memadai di sini sangat berbeda-beda
celintasi bagian-bagian politik dan ekonomi diseluruh dunia.

Berikut beberapa penyebab kemiskinan.


1) Penyebab individual atau patologis, melihat
kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau
kemampuan dari si miskin.

2) Penyebab keluarga, menghubungkan kemiskinan


dengan pendidikan keluarga.

3) Penyebab subbudaya (subcultural), menghubungkan


kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari
atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.

4) Penyebab agensi, melihat kemiskinan sebagai akibat


dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan
ekonomi.

5) Penyebab struktural, memberikan alasan bahwa


komiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan


pengangguran adalah akibat dari kemalasan, di Amerika
Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) memiliki jutaan
masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin, yaitu
orang yang tidak sejahtera atau mendapat bantuan publik,
tetapi masih gagal melewati batas garis kemiskinan.

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah sebagai


berikut:
1) Bantuan kemiskinan, maksudnya membantu secara
langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian
pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman
Pertengahan.

2) Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam


kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang
miskin berdasarkan perseorangan, termasuk hukuman,
pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

3) Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan


bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak
negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang
yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin
miskin, seperti orang tua atau orang dengan
ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang
miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

B. KENAKALAN REMAJA

Kenakalan remaja merupakan terjemahan dari juvenile


delinquency. Secara etimologis, pengertian juvenile
delinquency berasal dari kata juvenile yang berarti anak,
dan delinquency yang berarti kejahatan. Jadi, secara
etimologis juvenile delinquency adalah kejahatan anak.
Dari berbagai pengertian tentang kenakalan remaja atau
juvenile delinquency dapat disimpulkan bahwa
kenakalan remaja memiliki arti kejahatan yang dilakukan
oleh anak remaja. Dengan demikian, kenakalan remaja
merupakan perbuatan yang melanggar hukum yang
dapat dikenal sanksi pidana bagi yang melanggar
larangan tersebut. Masa remaja dikenal dengan masa
strom dan stres yaitu terjadi pergolakan emosi yang
diiringi dengan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan
psikis yang bervariasi. Masa remaja identik dengan
lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka
dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif.
Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah tidak
memadal untuk memenuhi gejolak energinya, remaja
sering meluapkan kelebihan energinya ke arah yang
tidak positif, dengan melakukan perbuatan-perbuatan
menyimpang yang disebut dengan kenakalan remaja.

 Beberapa faktor yang memengaruhi kenakalan remaja yaitu


sebagai berikut.

1) Kehidupan keluarga.
2) Kehidupan masyarakat modern.
3) Pengaruh budaya asing.
4) Pergaulan bebas.

Usaha-usaha pencegahan kenakalan remaja dapat


dilakukan dengan cara moralistis maupun
abolisionalistis. Cara moralistis menekankan pada upaya
pembentukan serta pembinaan moral dan mental remaja
yang dapat dilakukan melalui penyuluhan kesadaran
hukum bagi anak dan remaja, penanaman rasa
tanggung jawab sosial, penanaman kesadaran
beragama, serta penyuluhan tentang sebab-sebab
kenakalan remaja.

Cara abolisionalistis dalam pencegahan kenakalan


remaja dilakukan dengan mengurangi sebab-sebab yang
mendorong anak remaja melakukan perbuatan
delinkuen. Selain itu, upaya pencegahan kenakalan
remaja juga dapat dilakukan dengan cara berusaha
mengerti pribadi anak dan minatnya serta memberikan
cinta kasih yang simpatik.
C. KEJAHATAN (KRIMINALITAS)
Kriminalitas menurut bahasa sama dengan kejahatan
(pelanggaran yang dapat dinukum) yaitu perkara
kejahatan yang dapat dihukum menurut undang-
undang. Adapun kriminalitas menurut istilah diartikan
sebagal suatu kejahatan yang tergolong dalam
pelanggaran hukum positit (hukum yang berlaku dalam
suatu negara). Pengertian kejahatan sebagai unsur
dalam pengertian kriminalitas, secara sosiologis
mempunyai dua unsur, yaitu sebagai berikut:

1) Kejahatan itu ialah perbuatan yang merugikan secara


ekonomis dan merugikan secara psikologis.

2.) Melukai perasaan susila dari suatu segerombolan


manusia, di mana orang-orang itu berhak melahirkan
celaan.

Dengan demikian, pengertian kriminalitas adalah segala


macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan
secara ekonomis dan psikologia yang melanggar hukum
serta norma-norma sosial dan agama.

Adapun motif yang mendorong seseorang melakukan


tindak kejahatan antara lain sebagai berikut:

1) Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan.

2) Meningkatkan agresivitas dan dorongan seksual.

3) Salah asuh dan salah didik orang tua sehingga anak


tersebut menjadi manja dan lemah mentalnya.

4) Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan


sebaya, serta kesukaan untuk meniru-niru.

5) Kecenderungan pembawaan yang patologis atau


abnormal.
6) Konflik batin sendiri yang kemudian menggunakan
mekanisme pelarian diri serta pembelaan diri yang
rasional.

D. DEMORALISASI
Dewasa ini banyak dijumpai keadaan kualitas moral
yang terjadi di masyarakat mengalami penurunan. Hal
inilah yang dinamakan demoralisasi Brooks dan Gable
mengatakan bahwa demoralisasi berhubungan dengan
rendahnya standar moral dan penetapan nilal serta
norma dalam masyarakat.

Beberapa indikasi yang menunjukkan suatu bangsa


mengalami gejala demoralisasi adalah sebagai berikut:

1) Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin


meningkat seperti pencurian perampokan, dan
penghilangan nyawa orang lain.

2) Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis, seperti


pembakaran rumah perusakan fasilitas umum, dan
penjarahan.

3) Konflik sosial semakin marak baik vertikal maupun


horizontal.

3) Tindakan korupsi merajalela.

5)Meningkatnya jumlah pemakal dan pengedar narkoba


di kalangan masyarakat.

6) Pergaulan bebas semakin merajalela.

Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan


demoralisasi di kalangan masyarakat.

1) Krisis ekonomi yang berkepanjangan.


2) Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga
mengakibatkan jumlah pencari kerja tidak sebanding
dengan lapangan kerja.

3) Menurunnya kewibawaan pemerintah yang ditandai


dengan tidak berhasilnya pemerintah memenuhi
tuntutan rakyat.

4) Meningkatnya angka kemiskinan.

5) Menurunnya kualitas aparat penegak hukum, seperti


kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman.

6) Adanya sikap-sikap negatif, seperti malas, boros,


tidak disiplin, serta sikap apatis yang akhimya untuk
mencapai sesuatu menggunakan jalan pintas.

6) Keengganan memahami, mendalami, dan


melaksanakan ajaran-ajaran agama.

Beberapa solusi untuk upaya pencegahan ataupun


setelah terjadinya demoralisasi, yaitu sebagai berikut:

1) Mempertebal keimanan dan ketakwaan di kalangan


generasi muda.

2) Memanfaatkan media sosialisasi keluarga dan


sekolah.

3)Aktif dalam kegiatan-kegiatan positif.


E. DISORGANISASI KELUARGA
Disorganisasi keluarga merupakan sebuah kegagalan
yang terjadi dalam sebuah keluarga, kegagalan yang
dimaksud bisa berupa sebuah perpecahan keluarga yang
di sebabkan oleh unit-unit dalam keluarga tersebut gagal
memenuhi kewajiban dan perannya di dalam lembaga
keluarga.

Secara sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga


antara lain sebagai berikut:

1) Disorganisasi keluarga yang terjadi karena putusnya


perkawinan alau perceraian antara ayah dan ibu
dengan cara apa pun tidak hanya karena konflik
tetapi juga karena salah satu dari mereka meninggal.
Sebagai contoh pada keluarga yang mengalami
perceraian maka anak akan menjadi korban dari
masalah yang dihadapi oleh orang tua mereka. dalam
keadaan yang sudah tidak lagi bersama tentu salah
satu dan orang tua akan kurang dalam memberikan
perhatian misalnya jika anak tersebut memilih tinggal
ber sama ibunya, dia akan kurang mendapatkan
perhatian dari ayahnya. Setelah itu sang ibu memiliki
tanggung jawab ganda yaitu memberikan perhatian
dan memenuhi kebutuhan materi sehingga ibu harus
bekerja di luar rumah serta akan kurang memberikan
perhatian terhadap anaknya dan akibatnya anak akan
kekurangan perhatian dari kedua orang tuanya.

2) Bentuk disorganisasi keluarga yang kedua yaitu


kurangnya intensitas komunikasi di dalam sebuah
keluarga, meskipun semua anggota keluarga menempati
posisinya masing-masing yang artinya tidak ada
perpisahan antara orang tua, tetapi mereka memiliki
intensitas pertemuan yang sangat minim sehingga
timbul perbedaan pemikiran dan pandangan Hal ini
biasanya terjadi pada masyarakat modem yang kedua
orang tua mereka bekerja di luar rumah dan pulang
terlalu larut sampai-sampai tidak sempat bertemu
dengan anak anaknya dan begitu pun anak-anaknya
yang kurang betah berada di dalam rumah karena
alasan sepi dan sebagainya. Hal ini dapat menimbulkan
kurangnya Intensitas pertemuan dan komunikasi antara
kedua pihak.

3) Bentuk disorganisasi keluarga yang ketiga adalah


adanya krisis keluarga yaitu adanya pengurangan
jumlah anggota keluarga yang kemudian perannya
digantikan oleh aktor lain, misalnya ayah atau ibu
yang meninggal dunia dan kemudian perannya
diganti kan oleh aktor lain sementara aktor lain yang
masuk tersebut tidak memiliki kedekatan emosional
dengan anggota keluarga yang lain dan
menyebabkan perbedaan pandangan dalam banyak
hal maka hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk
disorganisasi keluarga.

F. MASALAH KEPENDUDUKAN
Negara Indonesia yang memiliki semua sumber daya
alam maupun sumber daya manusia sepertinya belum
muncul ke permukaan 100%, masih banyak yang belum
tergal sehingga negara Indonesia terkesan lambat dalam
proses pembangunannya. Dengan jumlah penduduk
yang terus meningkat setiap tahunnya, negara
Indonesia belum mampu menyejahterakan semua
penduduknya. Berbagai dampak atas banyakriya
penduduk yang belum sejahtera akan mengakibatkan
berbagai persoalan yang berhubungan dengan
kependudukan.

Berikut upaya-upaya pemecahan masalah


kependudukan:
1) Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk
dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran
melalui pembatasan jumlah kelahiran menunda usia
perkawinan muda dan meningkatkan pendidikan.

2) Pemerataan persebaran penduduk, dilakukan dengan


cara transmigrasi dan pembangunan industri di
wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah
migrasi penduduk dari desa ke kota pemerintah
mengupayakan berbagai program berupa
pemerataan pembangunan hingga ke pelosok,
perbaikan sarana dan prasarana perdesaan serta
pemberdayaan ekonomi di perdesaan.

3. PERAN SOSIOLOGI
Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara umum Banyak
sosiolog yang dipekerjakan dalam instansi-instansi negara
maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan
pembangunan Dalam hal ini, peran sosiolog sangat
dibutuhkan terutama yang berkaitan dengan penelitian
pengolahan data, dan perencanaan kebijakan yang
menyangkut kepentingan masyarakat.

Beberapa kegiatan ilmiah para sosiologi dalam kehidupan


bermasyarakat :
a. Di bidang riset
b. Di bidang kebijakan pemerintah
c. Di bidang teknis
d. Di bidang pendidikan

A. DI BIDANG RISET
Sebagai orang yang ahli di bidangnya, para sosiolog
menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan
ilmu yang digelutinya tersebut sehingga mereka
melakukan riset ilmiah untuk memperoleh berbagai data
mengenai kehidupan sosial suatu masyarakat yang
kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah. Temuan
tersebut akan berguna dalam pengambilan keputusan
(decision making) untuk menyelesaikan berbagai
masalah sosial dalam masyarakat.

Melalui karya Umiah yang dibuat, para sosiolog harus


mampu menjemihkan berbagal kesalahan pemahaman
asumsi (anggapan kalinu) yang berkembang dalam
masyarakat yaitu dengan menghadirkan kebenaran-
kebenaran sehingga dampak negatif yang ditimbulkan
dari kekeliruan pemahaman dalam masyarakat dapat
berkurang dihindari Melalui penelitian dan karya ilmiah
yang dilakukan para sosiolog juga dapat menghadirkan
ramalan sosial berdasarkan pada pola-pola
kecenderungan serta perubahan yang mungkin terjadi.

B. DI BIDANG KEBIJAKAN PEMERINTAH


Dalam proses pembangunan, sosiolog berperan sebagal
konsultan kebijakan yaitu dengan memberikan informasi
atau ramalan sosiologi. Melalul ramalan sosiologi dapat
diketahui kecenderungan kebijakan sosial yang mungion
terjadi. Setiap keputusan kebijakan sosial pada dasamya
merupakan suatu ramalan yang berarti bahwa kebijakan
tersebut diambil dengan suatu harapan dapat
menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan
meskipun kadang kala kebijakan yang diambil tidak
memenuhi harapan yang diinginkan. Salah satu faktor
penyebabnya adalah ketidakakuratan kesimpulan
ataupun kesalahan dalam menganalisis permasalahan.

C. DI BIDANG TEKNIS
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi
saran-saran, balk dalam penyelesaian berbagai masalah
hubungan masyarakat, hubungan antarkaryawan,
masalah moral, maupun hubungan antarkelompok
dalam suatu organisasi Dalam kedudukan seperti Ini,
sosiolog bekerja sebagal ilmuwan terapan (applied
scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan
pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai nilai
tertentu, seperti efisiensi kerja, efektivitas suatu
program, atau kegiatan masyarakat.

D. DI BIDANG PENDIDIKAN
Sebagai orang yang ahli dalam suatu bidang tertentu,
seorang sosiolog harus mampu menyajikan dan
mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepada orang
lain atau khalayak agar ilmu tersebut semakin
berkembang dan juga bermanfaat bagi masyarakat luas.
Syarat yang harus dilakukan oleh sosiolog dalam
menyajikan suatu fakta adalah bersikap netral dan
objektif

Anda mungkin juga menyukai