Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 5

PERTEMUAN MINGGU KE-6


PENGANTAR ILMU SOSIAL
RANGKUMAN TERTULIS
SOSIOLOGI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si
Dede Iswandi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Laila Puspita Anggraeni (2203989)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial,yakni makhluk yang senantiasa hidup
bersama dengan sesamanya. Hidup tidak akan sempurna jika ia menyendiri
atau mengasingkan diri dari kehidupan dengan sesamanya. Itulah sebabnya
manusia dinamakan makhluk sosial, yakni makhluk yang senantiasa hidup
bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat terjadi saling berhubungan antara
seseorang individu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok,
maupun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.
Dalam proses berhubungan sosial di masyarakat tidak selamanya berjalan
mulus, sering kali terjadi hal sebaliknya. Dalam keadaan seperti inilah perlu
adanya orieritas keilmuan yang mampu memberikan penjelasan tentang
berbagai problema yang terjadi dalam proses berhubungan sosial dalam
masyarakat tersebut. Maka dalam konteks inilah sosiologi itu lahir dan
berkembang di tengah-tengah khasanah disiplin ilmu-ilmu sosial sebagai
disiplin ilmu yang mempelajari kehidupan perkelompokan manusia.
Para ahli sosiologi, masih terus bekerja mengembangkan konsep-konsep
dasar yang memiliki makna yang akurat dan diterima secara luas dalam
lapangan disiplin sosiologi. Sebagian besar ahli sosiologi akan setuju bahwa
diantara konsep-konsep seperti kelompok, sosialisasi, status, peranan, pranata
sosial, masyarakat, stratifikasi sosial, struktur sosial, perilaku kolektif, dan
kebudayaan merupakan konsep yang amat penting bagi lapangan disiplin
sosiologi.
B. Pengertian dan Sifat Sosiologi
Sosiologi adalah disiplin ilmu yang berusaha untuk menjelaskan berbagai
fenomena kehidupan manusia dalam kelompoknya. Para ahli sosiologi
umumnya menerima objektivitas ilmiah sebagai sesuatu yang ideal, disiplin
sosiologi merupakan bagian dari rumpun ilmu sosial, termasuk disiplin ilmu
murni (pure science), abstrak, bekerja untuk menghasilkan pengertian-
pengertian dan pola-pola umum, empiris dan rasional, dan merupakan ilmu
yang umum.
C. Konsep Dasar
Berikut akan disajikan sejumlah konsep dasar sosiologi yang dapat
dijadikan pegangan guna memahami sosiologi sebagai disiplin yang
mempelajari kehidupan perkelompokan manusia.
1. Sosialisasi
Sosialisasi sering dipandang sebagai sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sosialisasi dibedakan
menjadi dua jenis, yakni sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Ada
dua tipe sosialisasi yang umumnya dijumpai di masyarakat, yakni
sosialisasi formal dan informal. Berdasarkan cara yang ditempuh untuk
melakukan sosialisasi, ada dua pola umum, yakni sosialisasi represif
(repressive socialization) dan sosialisasi partisipatoris (participatory
socialization). George Herbet Mead dan Charles H. Cooley Mead
berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan
melalui beberapa tahap, yakni : Tahap persiapan (Preparatory Stage),
Tahap meniru (Play Stage), Tahap siap bertindak (Game Stage), Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized stage). Ada empat agen
sosialisasi (pihak-pihak yang melaksanakan atau melalukan sosialisasi)
utama, yakni keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat.
2. Status dan Peranan
Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan
kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Peranan adalah tingkah laku
yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status tertentu.
Cara-cara individu memperoleh status atau kedudukan sosialnya adalah
sebagai berikut: Ascribed Status, Achieved Status, Assigned Status.
Konflik status adalah benturan atau pertentangan yang terjadi apabila
seseorang memiliki dua status atau lebih dalam waktu yang bersamaan dan
bersifat berlawanan. Konflik peranan timbul ketika seseorang dalam
keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu
melaksanakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya.
3. Norma dan Sanksi
Norma adalah patokan atau aturan untuk mengarahkan perilaku.
Sanksi adalah ganjaran dan hukuman yang digunakan kelompok untuk
memastikan bahwa seseorang melaksanakan norma dan perannya secara
penuh. Sanksi itu ada dua macam, yaitu sanksi yang positif berupa
ganjaran (reward) dan sanksi negatif berupa hukuman (punishment).
Kelompok menggunakan berbagai tekanan (pressures) dan pengawasan
(control) untuk memastikan bahwa norma dipatuhi. Jenis norma yang
hidup dalam masyarakat diantaranya, norma agama, norma cara (usage),
norma kebiasaan (folkways), norma kesusilaan (mores), norma adat istiadat
(custom), norma mode (Fashion), dan norma hukum (Law).
4. Nilai
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap berharrga, baik, suci, atau
sakral bagi seseorang. Apabila masyarakat luas memandang sesuatu itu
berhaga, baik, suci, atau sakral maka sesuatu iu dianggap memiliki nilai
sosial.
5. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah proses hubungan saling pengaruh
mempengaruhi yang terjadi antara seseorang dengan seorang lainnya,
antara seseorang dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan
kelompok. Untuk terjadinya interaksi sosial harus terjadi kontak sosial dan
komunikasi. Interaksi sosial baru berlangsung apabila melahirkan reaksi
yang berbentuk: imitasi, sugesti, simpati, dan identifikasi
6. Konflik Sosial
Konflik atau pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu
atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan kekerasan. Adapun sebab-
sebab yang dapat melahirkan pertentangan adalah (1) perbedaan antara
individu-individu; (2) perbedaan kebudayaan; (3) perbedaan kepentingan;
dan (4) perubahan sosial. Akibat yang akan terjadi antara lain:
Bertambahnya solidaritas in-group, Retaknya persatuan kelompok,
Berubahnya kepribadian individu, Hancurnya harta benda dan jatuhnya
korban jiwa, Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
7. Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada semua masyarakat
di berbagai belaham dunia dapat dibedakan ke dalam bentuk-bentuk
sebagai berikut: a) Perubahan lambat (evolusi) dan perubahan cepat
(revolusi); b) Perubahan kecil dan perubahan besar; c) Perubahan yang
dikehendaki dan yang tidak dikehendaki
Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial berasal dari
dalam dan luar masyarakat. Soerjono Soekanto (1990) membedakan antara
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, faktor yang
mendorong dan faktor yang menghambatnya
8. Penyimpangan Sosial
Menurut pandangan statistik, penyimpangan sosial terjadi apabila
perilakunya menyimpang dari perilaku orang kebanyakan. Penyimpangan
yang didasarkan pada pandangan medis mengenai kesehatan dan penyakit
yang memicu terjadinya gangguan terhadap stabilitas yang menurunkan
ketahanan masyarakat. Pandangan lain mendasarkan pada aturan-aturan
kelompok, sikap atau tindakan penyimpangan merupakan kegagalan
mematuhi aturan-aturan kelompok.
Walter C. Reeckless mengemukakan tiga faktor penyebab
penyimpangan sosial: 1) Faktor pendorong internal; 2) Faktor penarik
ekstrernal; 3) Faktor pengekang. Bentuk penyimpangan di lingkup
keluarga dan masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
penyimpangan ringan dan penyimpangan berat
D. Generalisasi
Generalisasi merupakan abstraksi yang tingkatannya lebih tinggi
dibanding dengan konsep. Generalisasi merupakan pernyatan yang
kebenaranya perlu di buktikan melalui prilaku yang nampak. Beberapa
contoh generalisasi dalam sosiologi disajikan berdasarkan konsep pokok yang
membangunnya, seperti generalisasi pada konsep pokok sosialisasi,
kelompok, organisasi sosial, perubahan sosial, konflik, stratifikasi, ekologi
manusia, komunikasi, saling berketergantungan, dan diskriminasi.
E. ANALISIS DAN KOMENTAR
Pada awal materi dijelaskan bahwa Sosiologi merupakan disiplin ilmu
yang empiris dan rasional, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L.
Berger sebagaimana diuraikan oleh Lawang (1986:21) yang menyebutkan
bahwa sosiologi sebagai satu studi ilmiah atau ilmu karena ia memiliki
beberapa unsur atau sifat yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada
umumnya, yakni: empiris, teoritis, dan kumulatif.(Bernard, 2016:10-11)
Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia adalah
tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya,
seperti belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dangan lingkungan
sosialnya. (Subagja, 2016:15)
Dalam mekanisme sosialisasi, cara imitasi lebih cocok diterapkan dalam
sosialisasi untuk masa kanak-kanak. Intruksi lebih banyak dilakukan pada
proses pembelajaran formal. Imitasi dan intruksi merupakan tipe-tipe khusus
dari pengalaman, akan tetapi motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan
pengalaman.(Subagja, 2016:20)
Berdasarkan sarana yang digunakan interaksi dibedakan menjadi dua jenis,
ada interaksi tanpa kata dan ada pula interaksi dengan menggunakan kata-
kata. Berdasarkan obyek-obyeknya, ada interaksi yang terfokus dan adapula
interaksi yang tidak terfokus. (Bernard, 2016:65)
Dalam bentuk perubahan sosial, Menurut Auguste Comte, perubahan yang
bersifat evolutif bersifat lebih lebih baik karena ia tidak menciptakan anarki
dan kebingungan di dalam masyarakat. Perubahan evolutif akan membawa
masyarakat kepada situasi yang lebih baik ketimbang perubahan revolusioner.
(Bernard, 2016:20)
Setelah membuat rangkuman di atas dapat diketahui bahwa Sosiologi
adalah disiplin ilmu yang berusaha untuk menjelaskan berbagai fenomena
kehidupan manusia dalam kelompoknya. Dari rangkuman ini pula dapat
diketahui bahwa sosiologi memiliki berbagai macam konsep dasar yang
dianggap penting untuk lapangan disiplin sosiologi. Secara keseluruhan
penyajian materi ini sudah jelas. Penjelasan materi yang disertai contoh
membuat kita lebih mudah untuk memahami materi lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Raho, B. (2016). Sosiologi.


SUBAGJA, A. R. (2016). FUNGSI SOSIALISASI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS (ABK) DALAM MENUMBUHKAN MINAT ORANG TUA.
http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/11736

Anda mungkin juga menyukai