Anda di halaman 1dari 20

GERAKAN NON-BLOK DAN KONFERENSI

ASIA-AFRIKA

KELOMPOK 1
•Asy’ari Muhlish K. (09)
•Fathurrahman Wijaya (16)
•Laila Puspita A. (19)
•Nabila Triananda P. (23)
•Salsabila Salma N. S. (31)
XII IPS 4
2020
Gerakan Non-Blok
WHAT
Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi
internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi
dengan kekuatan besar apapun.
WHO
Anggota-anggota penting di GNB antara
lain Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, P
akistan, Kuba, Kolombia, Venezuela, Afrik
a Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu
WHERE

Pembangunan Gerakan Non-blok


dirancang di Konferensi Tingkat
Tingg (KTT) yang diselenggarakan
di Biogard (Belgrade), Yugoslavia.
Pembangunan Gerakan Non-
blok dilaksanakan pada tanggal
1-6 September 1961

WHEN
Gerakan Non-blok didirikan karena, seperti yang
tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, untuk
menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial,
dan keamanan dari negara-negara nonblok dalam
perjuangan mereka
menentang imperialisme, kolonialisme, neo-
kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi

WHY militer, pendudukan, dominasi, interferensi


atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik.
HOW

Usai Perang Dunia II, AS dan Uni Soviet terlibat dalam Perang Dingin.
Perang Dingin adalah ketegangan politik yang terjadi antara Barat
(Amerika Serikat dan sekutu NATO) dengan Uni Soviet dan negara-negara
satelitnya. Keduanya berebut ideologi. AS dengan demokrasinya melawan
Uni Soviet dan komunismenya. Yang jadi sasarannya, negara-negara
berkembang yang baru merdeka seperti Indonesia dan India. Kondisi ini
membuat Jawaharlal Nehru dan pemimpin dunia lainnya menginisiasi
Gerakan Non-Blok.
Konferensi Asia-Afrika
WHAT
Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga
disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika,
yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan.
WHO
KAA diselenggarakan oleh Indonesia,
Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka
(dahulu Ceylon), India dan Pakistan
dan dikoordinasi oleh Menteri Luar
Negeri Indonesia Sunario.yang
dihadiri oleh para pemimpin negara
dari 29 negara berkembang di Asia dan
Afrika
Proses selanjutnya adalah kedua
negara yang bersengketa diundang
dalam perundingan.
Sutan Syahrir
memanfaatkan
kesempatan meskipun
tidak mudah

Sutan Syahrir
1909 - 1966
Solusi yang akhirnya muncul adalah membentuk Komisi Tiga
Negara untuk mengatasi konflik antara Indonesia dan Belanda.
Belanda melakukan
Agresi Militer untuk
yang kedua kalinya,
hal ini mendapatkan
kecaman dari PBB.
United Nation for Indonesia (UNCI)

UNCI pengganti dari


KTN berhasil menggiring
Indonesia-Belanda ke meja
perundingan
Pertemuan Indonesia dan Belanda
dipimpin oleh Marle Cohran dari
UNCI.
Indonesia resmi menjadi negara
Anggota PBB yang ke-60
Indonesia mendapatkan banyak manfaat setelah diterima
menjadi anggota PBB.
Terima
Kasih. Sejarah XII

Anda mungkin juga menyukai