Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS PENGANTAR LINGKNGAN

SAMPAH DAN PENCEMARANNYA

KELOMPOK 4:

GREVANIA GRATIA CL MUNI (1806060076)

RIVAL ANDREAL PELLO (2106060035)

WILHELMUS STEFANUS SOY (2106060065)

ALEXANDER STANLY LAWANG (2106060011)

WEMPITRONI KABNANI(2106060063)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

PRODI FISIKA

KUPANG

2022
A.PENGERTIAN SAMPAH
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam prose alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan
maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya..
Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai
lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.
Kegiatan pasar tradisional, warung, supermarket, toko, pasar swalayan, mall, menghasilkan jenis
sampah yang beragam. Sampah dari perdagangan banyak menghasilkan sampah yang mudah
membusuk, seperti sisa makanan, dedaunan, dan menghasilkan sampah tidak membusuk, seperti
kertas, kardus, plastik, kaleng dan lain – lain.
B. JENIS JENIS SAMPAH
Sampah organik
Sampah organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik
atau pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai, dikelola dan dimanfaatkan dengan prosedur
yang benar. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah organik
merupakan sampah yang mudah membusuk seperti, sisa daging, sisa sayuran, daun-daun, sampah
kebun dan lainnya.
Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk
sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah ini merupakan sampah
yang tidak mudah menbusuk seperti, kertas, plastik, logam, karet, abu gelas, bahan bangunan bekas
dan lainnya.
Sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)
Pada sampah berbahaya atau bahan beracun (B3), sampah ini terjadi dari zat kimia organik dan
nonorganik serta logam-logam berat, yang umumnya berasal dari buangan industri. Pengelolaan
sampah B3 tidak dapat dicampurkan dengan sampah organik dan nonorganik. Sampah ini dikelola
oleh badan khusus, dikelola sesuai dengan peraturan pemerintah. Selain dihasilkan oleh industry,
rumah sakit juga menghasilkan sampah B3 yang tak kalah berbahayanya, seperti sampah infeksius,
sampah radioaktif, sampah sitotoksik, dan sampah gas.
Sampah Plastik
Sampah plastik adalah bahan plastik yang dibuang disekitaran pasar akan bercampur dengan
berbagai jenis sampah lain dan juga air sehingga dapat menimbulkan pencemaran udana dan air
akibat bau dan hancurnya sampah jenis lain.

Dalam sudi kasus kali ini lokasi yang diambil adalah pasar Oesapa Kupang,NTT dmna penggunaan
plastik dan pembungan sampah yg tidak di kategorikan membuat semua jenis sampah tercampur
menjadi 1.lokasi air Rawa yg dekat dengan sampah dan terhubung dengan saluran penghubung
antara air laut dan air rawa membuat sampah yg suda tercampur dengan air rawa terbawa dan
mengakibatkan laut juga tercemar.Di Oesapa bukannya hanya air laut yang tercemar namun juga
udara yg tercemar akibat semua smpah yg tercampur menimbulkan aroma yang tidak sedap ,limbah
buangan air jualan ikan dan pegang kakilima lainnya yg berjualan di sepanjang area parkiran pantai
lasiana.
1. Pengertian Pencemaran Pantai

Pencemaran laut adalah peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan
perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi
memberi efek berbahaya.

Selain itu, definisi pencemaran laut mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi
dengan baku mutu dan/atau fungsinya.

Pencemaran laut tidak dapat dipandang hanya sebagai permasalahan yang terjadi di laut, karena
lautan dan daratan merupakan satu kesatuan ekosistem yang tidak dapat dipisahkan dan
terpengaruh satu dengan yang lainnya.

Kegiatan manusia yang sebagian besar dilakukan di daratan, disadari atau tidak, secara langsung
maupun tidak langsung, berdampak terhadap ekosistem di lautan.

2. Penyebab Pencemaran pantai

Dalam ada berbagai macam penyebab Pencemaran pantai yaitu

• Pencemaran oleh minyak


• Pencemaran oleh logam berat
• Pencemaran oleh sampah
• Pencemaran oleh pestisida
• Pencemaran akibat proses eutrofikasi
• Pencemaran akibat polusi kebisingan
Dalam studi kasus ini kami mengambil kasus penyebab terjadinya pencemaran pantai oelh sampah
yang berlokasi di pantai oesapa. Sekitar 80 persen dari sampah di laut adalah plastik. Penyebab
terjadinya pencemaran pantai ini disebabkan oleh sampah yang berasal dari tempat pembuangan
sampah di samping pasar oesapa. Sampah-sampah ini dibawa oleh air melalui selokan yang menuju
pantai sehingga sampah-sampah tersebut berserakan di pantai ini . Plastik dan turunan lain dari
limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan.
Akibatnya air laut terlihat keruh berwarna kecoklatan dan disepanjang pantai terdapat sampah yang
berserakan. Sampah-sampah ini berasal dari sampah rumah tangga, disamping itu juga sampah
ini berasal dari pasar yang ada di pantai oesapa itu.
Sampah plastik yang beredar di lautan tidak hanya satu jenis saja, terdapat beragam jenis mulai dari
botol plastik, kantong plastik, sikat gigi dan lain-lain. Masing-masing dari sampah tersebut
mempunyai ukuran yang berbeda, berat yang berbeda, bahan baku yang berbeda sehingga daya
apung yang dimiliki oleh barang tersebut juga berbeda-beda. Hal ini membahayakan bagi organisme
yang terdapat di bawah laut. Tidak hanya itu, hal ini juga mengakibatkan sampah-sampah yang
tidak terapung yang justru mencemari langsung ekosistem dibawah laut.

3. Upaya penanganan

Untuk itu, berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi pembuangan sampah yang
berserakan di pantai sebagai berikut:

• Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah plastik

Hal ini menjadi tugas bagi kita semuauntuk memberikan edukasi terhadap seluruh masyarakat
terkait bahaya sampah plastik. Seperti mengadakan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah.
Hal ini menjadi penting karena yang melakukan aktivitas dan mempoduksi sampah adalah manusia
itu sendiri

• Menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau di kawasan pantai

Hal yang menyebabkan seseorang membuang sampah sembarangan adalah keberadaan tempat
sampah yang jauh. Oleh karena itu, Tempat sampah yang banyak disekitar kawasan pantai
memudahkan wisatawan untuk memulai hidup bersih dengan membuang sampah ke tempat yang
benar. Dengan adanya tempat sampah yang mudah dijangkau oleh wisatawan, maka wisatawan tidak
merasa malas untuk membuang sampah di tempatnya.
• Memberikan teguran terhadap masyarakat yang membuang sampah sembarangan di pantai
Ketika dua poin di atas sudah dilakukan dan masih terdapat oknum yang masih membuang
sampah sembarangan, hal ini merupakan tindak yang tidak baik. Oleh sebab itu, teguran
dilakukan agar meminimalisit terjadinya peningkatan jumlah sampah yang berserakan di pantai.
• Mengelola sampah dengan maksimal
Pengelolaan sampah yang baik membawa dampak yang baik juga terhadap lingkungan.
Oleh sebab itu, bagi wisatawan, pengelola resto dan pihak-pihak yang melakukan aktifitas di
dekitar pantai, maka diharapkan untuk mengelola sampahnya dengan baik untuk lingkungan
yang bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai