Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM

REFORMASI HUKUM DITENGAH PERUBAHAN SOSIAL

Disusun oleh : Kelompok 6

WIDIYANTI (E1S022085)

FAOZAN AGIM (E1S022105)

DIAN ASTUTI (E1S022102)

YENNYSA PUSPITA D (E1S022088)

AULIA SOFYAN (E1S022097)

ILMI AINU SHOFA (E1S022110)

FEBI YANTI (E1S022106)

DUWIQ WAHYU F (E1S022104)

ULFI KAMALIA (E1S022080)

ALFI NUR HAFIDZ (E1S022095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023

1
A. IDENTIFIKASI MATERI
1. Pengertian perubahan sosial
Setiap masyarakat akan selalu mengalami perubahan, karena manusia
adaldah mahluk dinamis yang tidak pernah merasa puas dan senantiasa
ingin berkembang, perubahan masyarakat yang disebut sebagai perubahan
sosial merupakan gejala sosial yang terjadi sepanjang masa pada setiap
masyarakat.
Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan karena
antar msyarakat .Perubahan dan kebudayaan dan tidak ada kebudayaan
tanpa masyarakat. Seringkali perubahan sosial diawali dengan adanya
perubahan kebudayaan diikuti dengan perubahan sosial
Berikut beberpa pengertian perubahan sosial menurut para ahli:
1) Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
2) Robert Mac Iver, mengemukakan bahwa perubahan adalah
perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan (eqiuilibrium)
hubungan sosial
3) Selo Soemardjan , menyatakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya. Termasuk nilai-
nilai sikap,dan perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat

2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan sosial

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan sosial


pengertian-dan-penyebab-perubahan-sosial Faktor-faktor tersebut dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal: Berikut adalah
penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut:

Faktor Internal:

2
1. Kependudukan: Masalah kependudukan seperti jumlah penduduk,
perpindahan penduduk, dan perubahan situasi demografi dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
2. Konflik:Munculnya konflik antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
dapat menjadi pendorong terjadinya perubahan sosial.
3. Perubahan situasi: Perubahan situasi dalam masyarakat seperti
perkembangan teknologi, perubahan ekonomi, dan perubahan politik dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan sosial.
4. Perubahan budaya: Perubahan dalam nilai-nilai, norma, dan pola perilaku
dalam masyarakat dapat menjadi faktor internal yang mempengaruhi
perubahan sosial.

Faktor Eksternal:

1. Perubahan alam: Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan tsunami
dapat menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat.
2. Pengaruh budaya luar: Masuknya pengaruh budaya dari luar masyarakat
melalui media massa atau pertukaran budaya dapat mempengaruhi budaya
asli di suatu wilayah dan menyebabkan perubahan sosial.
3. Perang: Peperangan baik perang antarnegara maupun perang saudara dapat
menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat yang terkena
dampaknya.
4. Pendidikan: Sistem pendidikan yang maju dan inovatif dapat
mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat.

Perubahan sosial dapat dipicu oleh salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor
ini Penting untuk memahami bahwa faktor-faktor ini saling berinteraksi dan
kompleks, dan dapat memiliki dampak yang berbeda-beda tergantung pada
konteks dan kondisi masyarakat yang bersangkutan.

3. Teori tentang hukum dan perubahan sosial

Terdapat beberapa teori yang membahas tentang hukum dan perubahan


sosial. Beberapa di antaranya adalah:

3
1. Teori Fungsionalisme
Teori ini berpendapat bahwa hukum merupakan instrumen penting
dalam menjaga stabilitas dan fungsi sosial dalam masyarakat. Hukum
berperan dalam mengatur interaksi sosial dan menjaga keseimbangan
dalam masyarakat.
2. Teori Konflik
Teori ini menekankan bahwa hukum merupakan alat yang digunakan
oleh kelompok-kelompok yang berkuasa untuk menjaga kepentingan
mereka. Hukum cenderung mencerminkan ketidaksetaraan dalam
masyarakat dan dapat mempengaruhi perubahan sosial.
3. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori ini berfokus pada makna dan interpretasi individu terhadap
hukum dalam interaksi sosial. Hukum dipahami sebagai produk dari
interaksi sosial yang terus-menerus, dan perubahan sosial dapat terjadi
melalui perubahan dalam interpretasi dan penggunaan hukum oleh
individu.
4. Teori Konstruksi Sosial
Teori ini berpendapat bahwa hukum bukanlah entitas yang tetap dan
objektif, tetapi konstruksi sosial yang berubah seiring waktu. Hukum
merupakan hasil dari proses sosial yang melibatkan aktor-aktor sosial
dan faktor-faktor kontekstual.
5. Teori Realisme
Teori ini menyoroti hubungan antara hukum dan kekuasaan politik.
Hukum dipahami sebagai alat yang digunakan oleh pemerintah atau
kelompok berkuasa untuk mempertahankan kekuasaan mereka.
Perubahan sosial dapat terjadi melalui perubahan dalam struktur
kekuasaan dan pengaruh politik. Penting untuk memahami bahwa
teori-teori ini saling melengkapi dan dapat memberikan wawasan yang
berbeda terhadap fenomena perubahan sosial dalam konteks hukum.

4. Paradigma Perubahan Sosial Dan Perubahan Hukum


Perubahan sosial dan sektor hukum merupakan dua hal yang saling terkait

4
dan tidak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya. Interaksi perubahan sosial di satu sisi dan perubahan hukum di sisi
lain. Interaksi tersebut membawa konsekuensi ilmiah karena akan dilihat dari
sudut pandang yang berbeda. Untuk menganalisa dampak yang ditimbulkan
sekurang- kurangnya terdapat dua paradigma atau cara pandang secara ilmiah.

Adapun paradigma yang berkembang dalam memberikan format atas hubungan


interaksi perubahan sosial dan perubahan hukum adalah:

1. Hukum melayani kebutuhan masyarakat, agar supaya hukum itu tidak akan
menjadi ketinggalan oleh karena lajunya perkembangan masyarakat.
Dimana apabila pada masyatakat dulu sesuatu yang dianggap buruk yang
merupakan hal yang ditolak, kemudian karena ada perubahan nilai dalam
masyarakat tersebut yang kemudian hal tersebut dianggap hal yang biasa dan
merubah perilaku dalam masyarakat dan menimbulan tuntutan legalitas terhadap
perubahan tersebut.

Ciri- ciri dari paradigma ini adalah:

a) Perubahan yang cenderung diikuti oleh sistem lain karena dalam kondisi
ketergantungan.
b) Ketertinggalan hukum di belakang perubahan sosial.
c) Penyesuaian yang cepat dari hukum kepada keadaan baru.
d) Hukum sebagai fungsi pengabdian.
e) Hukum berkembang mengikuti kejadian berarti di tempatnya adalah di
belakang peristiwa bukan mendahuluinya.

Paradigma pertama ini kita sebut sebagai Paradigma Hukum Penyesuai


Kebutuhan. Makna yang terkandung dalam hal ini adalah bahwa hukum akan
bergerak cepat untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat. Kebutuhan akan peraturan perundang-undangan yang baru misalnya
adalah yang nampak jelas dalam paradigma ini. Kita tidak bisa menghindari
bahwa kebutuhan masyarakat akan suatu pengaturan sedemikian besar tidak
disertai oleh pendampingan hukum yang maksimal.

5
Lajunya perubahan sosial yang membawa dampak pada perubahan hukum
tidak serta merta diikuti dengan kebutuhan secara langsung berupa peraturan
perundang-undangan. Persoalan ini sudah masuk dalam ranah mekanisme dalam
lembaga perwakilan rakyat.Tetapi kebutuhan masyarakat agar hukum mampu
mengikuti sedemikian besar agar jaminan keadilan, kepastian hukum dapat terus
terpelihara.
Sebagai contoh dalam paradigma ini adalah kejahatan teknologi canggih
seperti komputer, internet (cyber crime), pengaturan pernikahan beda agama,
cloning, perbankan syari'ah, santet dan sejenisnya, pornografi, terorisme, status
hukum waria, legalitas pernikahan lesbian dan homo, bayi tabung, eutha-nasia.
Sedemikian banyak sesungguhnya yang terjadi dalam masyarakat yang
perlu dibungkus dengan baju hukum tetapi tidak semua diatur oleh hukum. Ini
ibarat fenomena gunung es, yang secara realitas hal-hal tersebut adalah
permukaan saja yang senyatanya lebih banyak dari contoh di atas. Hal-hal yang
diatur oleh hukum di kemudian hari sudah merupakan pilihan kebijakan publik
dari pemerintah dengan beberapa pertimbangan. Kalaupun misalnya persoalan-
persoalan di atas masuk dalam perkara di pengadilan maka yang dijadikan dasar
adalah aturan yang bersifat umum, masih mencari-mencari peraturan bahkan
sudah kadaluwarsa, tidak spesifik pada kasus tersebut.

Paradigma pertama ini dalam interaksi perubahan sosial terhadap


perubahan hukum paling banyak terjadi. Hal ini membuktikan bahwa hukum
mempunyai peranan apabila masyarakat membutuhkan pengaturannya. Jadi
sifatnya menunggu. Setelah suatu peristiwa menimbulkan sengketa, konflik,
bahkan korban yang berjatuhan maka kemudian dipikirkan, apakah diperlukan
pengaturannya secara formal dalam peraturan perundang-undangan. Kondisi ini
menampilkan posisi hukum sangat tergantung sebagai variabel yang dependent
terhadap perubahan sosial yang terjadi.

2.Hukum dapat menciptakan perubahan sosial dalam masyarakat atau setidak-


tidaknya dapat memacu perubah n-perubahan yang berlangsung dalam
masyarakat.

6
Ciri- ciri dari paradigma ini adalah:

a) Hukum merupakan alat merekayasa masyarakat.


b) Hukum merupakan alat merubah masyarakat secara lagsung.
c) Hukum berorientasi masa depan.

Esensi dari paradigma ini adalah penciptaan hukum digunakan untuk


menghadapi persoalan hukum yang akan datang atau diperkirakan akan muncul.
Paradigma kedua ini disebut sebagai Paradigma Hukum Antisipasi Masa Depan

Persoalan hukum yang akan datang dihadapi dengan merencanakan atau


mempersiapkan secara matang, misalnya dari segi perangkat perundang-
undangan. Hal ini banyak kita jumpai perundang-undangan yang telah diratifikasi
di bidang hukum internasional misalnya peraturan perundang-undangan di bidang
lingkungan hidup.
Berkaitan dengan paradigma ini, terdapat juga peraturan perundang-
undangan yang digunakan untuk mengantisipasi perubahan sosial tetapi
menghadapi polemik yang kontroversial dalam masyarakat.
Kedua paradigma di atas pada akhirnya akan berujung pada keinginan
untuk membuat produk hukum berupa peraturan perundang-undangan.

3.Interaksi Perubahan Hukum dan Perubahan Masyarakat


Dalam hal ini adanya perubahan hukum pastilah akan merubah nilai- nilai
yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Tetapi, perubahan hukum yang
bersangkuan dalam kenyataannya tidak sama persis dengan yang diinginkan
masyarakat atau kelompok masyarakat yang mempelopori perubahan hukum
tersebut. Berbagai kemungkinan yang terjadi antara lain:

a. Hukum benar- benar berubah seperti kainginan masyarakat (full


compliance)
b. Hukum mempertajam persepsi perubahan dalam masyarakat
c. Hukum hanya melakukan ratifikasi atau pengesahan atas sesuatu yang
benar benar telah berubah dalam masyarakat

7
d. Hukum berubah tetapi tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh
masyarakat, karena adanya keengganan dari pihak yang berwenang
merubah hukum untuk menyerap aspirasi masyarakat, munculnya
pendapat yang lebih kuat dari pendapat masyarakat secara umum dalam
forum perubahan hukum.

5. Interaaksi perubahan sosial dan perubahan hukum

Interaksi perubahan sosial di satu sisi dan perubahan hukum di sisi lain
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan seperti dua sisi keping mata uang.
Interaksi tersebut membawa konsekuensi ilmiah karena akan dilihat dari sudut
pandang yang berbeda.Paradigma atau yang disebut model atau cara pandang
yang bersifat ilmiah adalah cara pandang yang tidak bersifat individual melainkan
kolektif, peers group, teman sejawat yang telah mengalami uji "laboratorium
sosial" Oleh sebab itu perjalanan paradigma adalah perjalanan otodidak, tidak
diciptakan dan diuji keabsahannya oleh kaum ilmuwan dan masyarakat.
Apa yang kita sebut sebagai paradigma telah mengalami proses berpikir
secara metodologis keilmuan yang akan dibuktikan keterandalannya melewati
ruang dan waktu. Sebagai bentuk pegangan dalam menganalisis, paradigma
bukan merupakan hasil akhir tetapi sebuah tawaran akademik yang memberikan
jalan berpikir pada pengamat untuk mengevaluasi kembali pola pikir yang telah
dianut orang banyak.Sejalan dengan hal ini maka yang dihindari adalah
penganutan paradigma secara "kultus individu','yang berpegang pada satu
paradigma dan membelanya mati-matian, tanpa berpikir bahwa persoalan hukum
adalah persoalan sosial, maka kerap kali yang dihadapi adalah memberikan
penjelasan yang mudah dan dapat diterima semua pihak.Paradigma dalam proses
berpikir merupakan sebuah tawaran saja bagi proses pembelajaran suatu kaidah
keilmuan, bukan tawaran akhir. Sepanjang perjalanan umat manusia untuk terus
berpikir, maka terbuka banyak sekali kemungkinan untuk timbul paradigma-
paradigma baru dengan setting social yang berbeda.

6. Fungsi hukum sebagai sarana perubahan sosial

8
Fungsi hukum sebagai sarana perubahan sosial di antaranya:

1. Hukum sebagai alat untuk mengubah Masyarakat


Agent of change atau pelopor perubahan adalah seseorang atau
sekelompok orang yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
sebagai pemimpin suatu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Suatu perubahan sosial dikehendaki atau direncanakan selalu berada di
bawah pengendalian serta pengawasan pelopor perubahan tersebut.
Hukum berfungsi secara tidak langsung dalam suatu perubahan sosial
yang direncanakan, hasilnya tergantung pada pelopor perubahan, Apabila
efektivitas penanaman (hasil posistif dari penggunaan tenaga manusia,
alat-alat, organisasi, dan metode yang digunakan) besar dan kekuatan
menentang dari masyarakatnya kecil, maka proses pelembagaan menjadi
lancar.
2. Hukum sebagai sarana pengatur perikelakuan Sebagai sarana
Social engineering hukum merupakan suatu sara yang ditujukan
untuk mengubah perikelakuan warga masyarakat, sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Manusia memiliki struktur normatif di
dalam dirinya yang sekaligus merupakan potensi dalam dirinya untuk
dapat mengubah perikelakuannya, melalui perubahan terencana didalam
wujud penggunaan kaidah hukum sebagai sarana. Pokok didalam proses
perubahan perikelakuan melalui kaidah hukum adalah konsepsi kaidah,
peranan, sarana maupun cara untuk mengusahakan adanya konformitas.
Pemengang peranan merupakan subjek hukum sedangkan peranan
merupakan hak dan kewajiban baekaitan dengan kepentingan hukum.
Berperannya pemegang peranan merupakan peristiwa hukum yang dapat
sesuai atau berlawanan dengannya. Jadi kaidah hukum merupakan role
expectation (dari pelopor) terhadap role occupant didalam proses social
engineering
Menurut Roscoe Pound batas-batas kemampuan hukum terletak
pada hal-hal berikut: Hukum pada umumnya hanya mengatur kepentingan-
kepentingan para warga masyarakat, yang bersifat lahiriah, sanksi-sanksi

9
dalam penerapan hukum ada batas-batasnya, untuk melaksanakan isi,
maksud, dan tujuan hukum diperlukan lembaga-lembaga tertentu.

7. Pentingnya Reformasi Hukum dalam Perubahan Sosial

Reformasi hukum merupakan suatu upaya untuk melakukan pembaharuan


dan perubahan mendasar terhadap sistem hukum yang ada dalam suatu negara
Reformasi hukum memiliki peran yang penting dalam perubahan sosial. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa reformasi hukum penting dalam perubahan
sosial:

1) Meningkatkan keadilan
Reformasi hukum dapat membawa perubahan yang lebih adil
dalam sistem hukum. Dengan mengidentifikasi dan memperbaiki
kelemahan dalam sistem hukum yang ada, reformasi hukum dapat
membantu mengatasi ketidakadilan yang mungkin terjadi dalam
masyarakat. Hal ini dapat mencakup perbaikan dalam proses peradilan,
perlindungan hak asasi manusia, dan penegakan hukum yang lebih efektif.
2) Mendorong perlindungan hak-hak individu
Reformasi hukum juga dapat membawa perlindungan yang lebih
baik terhadap hak-hak individu dalam masyarakat. Dengan mengubah atau
memperkuat undang-undang yang ada, reformasi hukum dapat
memastikan bahwa hak-hak dasar seperti kebebasan berbicara, hak atas
keadilan, dan hak-hak lainnya dihormati dan dilindungi dengan baik.
3) Merespons perubahan sosial
Reformasi hukum juga penting dalam merespons perubahan sosial
yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat terus berkembang dan
berubah, dan sistem hukum harus dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Melalui reformasi hukum, undang-undang dan
peraturan dapat diperbarui atau dibuat untuk mengakomodasi perubahan
sosial yang terjadi, seperti perkembangan teknologi, perubahan nilai-nilai
sosial, atau tuntutan baru dalam masyarakat.
4) Mendorong pertumbuhan ekonomi

10
Reformasi hukum yang baik juga dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi. Dengan menciptakan lingkungan hukum yang stabil, jelas, dan
dapat diprediksi, reformasi hukum dapat memberikan kepastian hukum
bagi pelaku usaha dan investor. Hal ini dapat mendorong investasi,
inovasi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
5) Membangun kepercayaan public
Reformasi hukum yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan juga
dapat membantu membangun kepercayaan publik terhadap sistem hukum
dan pemerintah. Dengan memastikan bahwa hukum diterapkan dengan
adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, reformasi hukum dapat
membantu memperkuat legitimasi pemerintah dan membangun
kepercayaan publik pada lembaga hukum.

Dalam rangka mencapai perubahan sosial yang positif, penting untuk


melakukan reformasi hukum yang komprehensif dan berkelanjutan. Reformasi
hukum yang baik dapat memberikan landasan yang kuat bagi perubahan sosial
yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

8. Analisis isi aturan hukum terkait pentingnya reformasi hukum ditengah


perubahan social

Hukum di Indonesia dewasa ini dihadapkan pada persoalan yang sangat


komplek. Praktik penyelewengan dalam proses penegakan hukum seperti, mafia
hukum dan peradilan, peradilan yang diskriminatif atau rekayasa proses
peradilan merupakan realitas yang gampang ditemui dalam penegakan hukum di
negeri ini. Peradilan yang diskriminatif menjadikan hukum di negeri ini persis
seperti yang dideskripsikan Plato bahwa hukum adalah jaring laba-laba yang
hanya mampu menjerat yang lemah tetapi akan robek jika menjerat yang kaya
dan kuat (laws are spider webs, they hold the weak and delicated who are caught
in their meshes but are torn in pieces by the rich and powerful). Buramnya wajah
hukum merupakan anak kandung penegakan hukum (law enforcement) yang
stagnan. Walaupun hukum telah dicoba ditegakkan maka penegakannya yang
diskriminatif. Oleh karena itu, reformasi hukum dalam konteks ini menjadi

11
sebuah keniscayaan. Reformasi hukum merupakan jawaban terhadap bagaimana
hukum di Indonesia diselenggarakan dalam kerangka pembentukan negara
hukum yang dicita-citakan. Hukum mengemban fungsi ekspresif yaitu
mengungkapkan pandangan hidup, nilai-nilai budaya dan nilai keadilan. Selain
itu hukum mengemban fungsi instrumental yaitu sarana untuk menciptakan dan
memelihara ketertiban, stabilitas dan profitabilitas, sarana untuk melestarikan
nilai-nilai budaya dan mewujudkan keadilan, sarana pendidikan serta
pengadaban masyarakat dan sarana pembaharuan masyarakat (mendorong,
mengkanalisasi dan mengesahkan perubahan masyarakat) Di Indonesia, tujuan
hukum adalah untuk membentuk suatu pembentukan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Jika hukum tidak lagi dapat bekerja
sesuai tujuan dan sebagaimana fungsinya maka itu menandakan upaya-upaya
reformasi hukum sudah waktunya dilakukan. Roscoe Pound misalnya, telah
mengatakan bahwa hukum berfungsi sebagai alat rekayasa pembaruan
masyarakat (law as a tool of social engineering), tetapi apabila dalam
kenyataannya di Indonesia telah bergeser menjadi alat rekayasa pembenaran
korupsi (law as tool of corruption engineering) maka jelas diperlukan reformasi
terhadapnya. Reformasi hukum
bukan saja diartikan sebagai penggantian atau pembaruan perundang-undangan,
akan tetapi juga perubahan asumsi dasar dari sebuah tata hukum yang
berlandaskan ide-ide diskriminatif dan kesenjangan social menjadi ide-ide
persamaan di depan hukum dan keadilan sosial Misi yang diemban dalam rangka
reformasi hukum adalah terciptanya hukum yang tertib dan berkeadilan namun
tetap senantiasa mampu mendorong pembangunan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama
yang hendak dicapai dalam kerangka reformasi hukum adalah tegaknya
supremasi hukum yang berkeadilan dalam masyarakat. Namun demikian, realita
dalam praktek penegakan hukum senantiasa menunjukkan hukum yang

12
meninggalkan rasa keadilan. Ketiadaan keadilan ini merupakan akibat dari
pengabaian hukum (diregardling the law), ketidakhormatan pada hukum
(disrespecting the law), ketidakpercayaan pada hukum (distrusting the law) serta
adanya penyalahgunaan hukum (misuse of the law).

B. ANALISI MATERI
1. Jadi pengertian perubahan sosial terbagi dalam bangunan struktural yang
artinya susunan suatu gabungan yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan
hal yang sama-sama membangun dan saling bersangkutan , dan yang
melandasi kehidupan manusia seperti perdamaian kestabilan dan
persatuan. perubahan sosial dtidak lepas dari faktor pendukung dan faktor
penghambat bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem , baik secara
sistem mikro dan makro oleh karena itu salah satunya adalah perubahan
sosial, dalam kehidupan / bermasyarakat perubahan adalah peristiwa yang
tidak dapat dihindari.
2. Jadi bisa kita lihat dari faktor- faktor yang di atas dia terbagi menjadi 2
bagian saja yakni faktor yang secara internal dan juga eksternal yang
internal terbagi menjadi 4 bagian yakni adanya kependudukan, konflik,
perubahan situasi, dan perubahan budaya
Adapun eksternal nya ini terbagi lagi menjadi 4 bagian juga yakni
perubahan alam, pengaruh budaya luar, perang dan pendidikan sistem.
3. Terdapat beberapa teori yang membahas tentang hukum dan perubahan
sosial. Beberapa di antaranya adalah: Teori Fungsionalisme, Teori Konflik
Teori Interaksionisme Simbolik, Teori Konstruksi Sosial, Teori Realisme
Setiap teori memiliki pendekatan dan penjelasan yang berbeda mengenai
hubungan antara hukum dan perubahan sosial. Penting untuk memahami
bahwa teori-teori ini saling melengkapi dan dapat memberikan wawasan
yang berbeda terhadap fenomena perubahan sosial dalam konteks hukum.
4. Perubahan sosial dan sektor hukum merupakan dua hal yang saling terkait
dan tidak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Interaksi perubahan sosial di satu sisi dan perubahan
hukum di sisi lain. Interaksi tersebut membawa konsekuensi ilmiah karena

13
akan dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Untuk menganalisa dampak
yang ditimbulkan sekurang- kurangnya terdapat dua paradigma atau cara
pandang secara ilmiah. dalam pengaruhnya, hukum terhadap masyarakat
adalah hukum berubah sesuai apa yang diinginkan masyarakat dalam
mempertahankan kedaulatan dan hak rakyat untuk memilih.
5. Hubungan hukum dan perubahan social sudah tidak bisa dipisahkan, akan
tetapi, dalam pemikiran positivism hukum itu harus terpisah dari social,
karena hukum itu bersifat dinamis tapi harus berujung pada statis
sedangkan ilmu social bersifat dinamis dan akan menjadi dinamis.
6. Fungsi hukum dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan masyarakat
dengan mewujudkan kesadaran dan kepatuhan hukum, serta pengayoman
pemegang kekuasaan menuju masyarakat sejahtera. Proses dialog, maupun
membangkitkan sikap tindakan partisipatif merupakan aspek penting
dalam optimalisasi fungsi hukum yang berkeadilan.
7. Pentingnya Reformasi Hukum dalam Perubahan Sosial
Reformasi hukum merupakan suatu upaya untuk melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar terhadap sistem hukum yang ada dalam suatu
negara. Reformasi hukum memiliki peran yang penting dalam perubahan
sosial. Berikut adalah beberapa alasan mengapa reformasi hukum penting
dalam perubahan sosial: Meningkatkan keadilan, Mendorong perlindungan
hak-hak individu, Merespons perubahan sosial, Mendorong pertumbuhan
ekonomi, Membangun kepercayaan publik
Dalam rangka mencapai perubahan sosial yang positif, penting
untuk melakukan reformasi hukum yang komprehensif dan berkelanjutan.
Reformasi hukum yang baik dapat memberikan landasan yang kuat bagi
perubahan sosial yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
8. Jadi hukum merupakan sebuah keadilan yang diskriminatif atau rakayasa
karena realitas yang gampang ditemui dalam penegakan hukum di negara
ini sama seperti yang disebutkan atau menurut plato tersebut bahwa
hukum adalah jaring laba-laba yang mampu menjerat yang kaya dan kuat ,
walaupun hukum sudah berusaha ditegakkan maka penegakannya yang

14
diskriminatif, tujuan utama yang hendak dicapai dalam kerangka reformasi
hukum adalah hukum yang berkeadilan dalam masyarakat.

Berikut analisis kami tentang masing masing materi reformasi hukum


ditengah perubahan sosial:

1. Pengertian perubahan social


Menurut comte pengertian perubahan sosial terbagi dalam
bangunan struktural yang meliputi unsur'' yang melandasi kehidupan
manusia seperti perdamaian,kestabilan,dan persatuan. Dinamika struktural
adalah proses prubahan yg dialami manusia ketika ingin memiliki hidup
yang damai.perubhan sosial tidak lepas dari faktor pendukung dan faktor
penghambat.menguraikan bahwa masyarakat merupakan sebuah
sistem,baik secara sistem mikro maupun makro oleh karna itu salah satu
gagasan perubhan sosial adalah sistem sosial.perubahan sosial lebih
ditunjukan pada perubahan struktural karena prubhan struktural lebih
mengarah pada prubhan sistem. dalam kehidupan manusia perubhan
adalah peristiwa yang tidak dapat di hindari.perubahan dapat terjadi mulai
dari lingkungan. global sampai lingkungan terkecil atau keluarga.dalam
lingkung global , perubahan dapat terjadi karena resesi ekonomi global.
dan dalam keluarga perubahan dapat terjadi seiring dengan perubahan
sebuah status yang dialami oleh sebuah anggota keluarga.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan social
Jadi faktor- faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Faktor internal
Adapun faktor internal ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu ada
 Kependudukan : adapun Masalah kependudukan ini seperti hal nya dengan
jumlah penduduk, perpindahan penduduk, dan perubahan situasi
demografi dan ini termasuk di dalam pengaruh terjadinya perubahan sosial
begitu pula dengan masyarakat.

15
 Konflik yakni :Munculnya konflik pasti konflik ini akan terus ada
terutama pada kelompok-kelompok dalam masyarakat dan ini akan
menjadi suatu pendorong terjadinya perubahan sosial. Selanjutnya itu ada
 Perubahan situasi : yang dimana Perubahan situasi ini ada dalam
masyarakat seperti perkembangan teknologi, perubahan ekonomi, dan
perubahan politik yang juga akan menjadi pengaruh perubahan sosial. Dan
terakhir dari faktor internal itu adanya perubahan
 Perubahan budaya : Perubahan ini di dalamnya terdapat nilai-nilai, norma,
dan pola perilaku dalam masyarakat dapat menjadi faktor internal yang
mempengaruhi perubahan sosial.
b) Faktor eksternal
Adapun faktor eksternal ini terbagi juga menjadi 4 bagian diantara nya : *
 Perubahan alam : diantara nya perubahan alam ini yang terjadi seperti
adanya Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan tsunami yang di
mana perubahan alam ini akan sangat mempengaruhi perubahan sosial
yang ada di masyarakat tersebut.
 Pengaruh budaya luar : artinya pengaruh budaya luar disini ialah
Masuknya pengaruh budaya dari luar masyarakat melalui media massa
atau pertukaran budaya dapat mempengaruhi budaya asli di suatu wilayah
dan menyebabkan perubahan sosial.
 Perang : yang dimana Peperangan baik perang antarnegara maupun perang
saudara pasti dia akan menyebabkan perpecahan belahan bukan saja
merugikan orang sekitar saja tetapi menjadi suatu penyebab yang dapat
menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat dan masyarakat tersebut
pun pasti akan terkena dengan dampak tersebut. Selanjutnya
 Pendidikan Sistem : pendidikan yang maju dan inovatif dapat
mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat.
3. Teori-teori tentang hukum dan perubahan social
Ada beberapa teori yang membahas tentang hukum dan perubahan
sosial yaitu teori fungsionalisme, teori konflik, teori interaksionisme
simbolik, teori konstruksi sosial, teori realisme.

16
4. Paradigma perubahan sosial dan perubahan hukum

Kaitannya terhadap perubahan UU Pilkada no 1 tahun 2014 ke UU Pilkada


no 8 tahun 2015 adalah:
Setelah diundangkannya Undang- Undang Nomor 8 tahun 2015 tentang
perubahan atas Undang- Undang nomor 1 tahun 2015 tentang penetapan
peraturan pemerintah pengganti UU Nomor 1 tahun 2014 tentang
pemilihan Guberbur, bupati, walikota menjadi Undang- Undang beberapa
waktu lalu, hampir semua partai politik pada umumnya dan para bakal
calon kepala daerah sudah berancang- ancang.
Maksud pemerintah mengubah UU Pilkada tersebut pastinya
adalah untuk menyejahterakan dan demi perkembangan masyarakat itu
sendiri. wakil komisi II DPR RI Ahmad Riza Patria berpendapat bahwa
dalam UU Pilkada yang disahkan pada Februari tanggal 17 tersebut
diyakini akan mampu meminimalisasi politik uang atau money politics,
dan semacamnya dalam pencalonan seseorang sebagai kepala daerah.
Oleh karena itu, jika seseorang terbukti melakukan politik uang,
maka yang bersangkutan langsung dipidana dan pencalonannya otomatis
gugur, dan parpol pengusungpun untuk kali berikutnya tidak boleh
mencalonkan. Terkait hal tersebut, dari anggota DPR RI ada yang
mengusulkan agar komisi pemilihan Umum (KPU) membuat aturan atau
surat edaran KPU agar parpol yang terbukti melakukan politik uang bisa
langsung didiskualifikasi. Apalagi mengingat mulai desember 2015 nanti
sudah ada 272 Pilkada. Dikatakan dalam UU tersebut sebenarnya tidak
terlalu banyak perubahan dari UU sebelumnya, dalam UU baru ini hanya
memotong politik dinasti dan kekerabatan. Dikatakan yang terpenting
dalam pelaksanaan pemilu serentak tersebut adalah parpol, penyelenggara
pemilu, penegak hukum, dan masyarakat sendiri.
Pada pemilu 2014 lalu saja terdapat 900-an kasus penyimpangan
pileg. Sebisa mungkin UU Pilkada itu tidak selalu coba- coba, apalagi kita
sudah melakukan 1080 kali pikada. Yang terpenting dalam pemilu adalah
Bawaslu dan Panwaslu, agar menghasilkan pemilu yang demokratis,

17
bermartabat, jujur, dan berkualitas.
Pilkada langsung maupun oleh DPRD, sebenarnya sama- sama
mamiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi, khusus politik dinasti dan
money politics dalam UU pilkada ini sebagai langkah maju. Sebab,
kerabat dekat kepala daerah (incumbent/ petahana) tidak boleh maju lagi
untuk berikutnya. Ini jelas tertulis dalam UU no 8 tahun 2015 pasal 7
huruf r atas UU no 1 tahun 2015 tentang penetapan perpu no 1 tahun 2014
tentang pemilihan gubernur, bupati, walikota (uu pilkada) terkait syarat
yang melarang bakal calon kepala daerah memiliki hubungan darah/
perkawinan dengan petahana. Penjelasan pasal 7 huruf r menyebutkan,
yang dimaksud dengan tidak mamiliki konflik kepentingna petahana
adalah tidak memiliki hubungan darah, ikatan perkawinan dan/ atau garis
keturunan 1 (satu) tingkat lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengna
petahana yaitu ayah, ibu, mertua, paman, bibi, kakak, adik, ipar, anak,
menantu kecuali telah melewati jeda 1 (satu) kali masa jabatan.

5. Interaksi perubahan sosial dan perubahan hukum

Interaksi perubahan sosial dan perubahan hukum adalah satu kesatuan


yang saling berhubungan,Interaksi tersebut membawa konsekuensi ilmiah dari
sudut pandang berbeda. Paradigma disebut sebagai cara pandang yang bersifat
ilmiah yang bersifat kolektif.
Yang disebut sebagai paradigma telah melalui proses berfikir
metologiskeilmuan, paradigma juga merupakan tawaran akademik yang
memberikan jalan berfikir untuk mengevaluasi pola pikir yang telah di anut orang
banyak sedangkan paradigma dalam proses berfikir merupakan tawaran bagi
proses pembelajaran suatu keilmuan tetapi bukan tawaran akhir
6. Fungsi hukum sebagai sarana perubahan sosial
Fungsi hukum dalam kehidupan masyarakat, selalu melihat tingkah laku
seseorang ditempatkan dalam kerangka sistem sosial yang lebih besar dimana di
dalamnya terdapat subsistem yang merupakan suatu kesatuan hirarchis. Sebagai
sub sistem sosial, hukum berfungsi untuk melakukan integrasi mengatur kegiatan

18
individu dalam memenuhi kebutuhannya serta mencegah timbulnya konflik-
konflik dan hal-hal lain yang mengganggu kelancaran pergaulan sosial dan
produktivitas masyarakat. Dalam kegiatan ekonomi, hukum berpengaruh dalam
pemberian norma-norma yang mengatur perbuatan-perbuatan yang termasuk ke
dalam perbuatan-perbuatan ekonomi. Kehidupan ekonomi membutuhkan
peraturan-peraturan untuk membatasi perbuatan orang, memberikan perlindungan
dan jaminan berusaha, ataupun optimasi penyelenggaraan kesejahteraan
masyarakat dapat dicapai

7. Pentingnya reformasi hukum kaitannya dengab perubahan social


Hukum dapat membentuk institusi sosial dan memainkan peranan aktif
dalam menimbulkan perubahan atau pembaharuan dalam masyarakat, Kepastian
hukum juga sangat penting dalam masyarakat karena dapat menjamin
ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat. Hukum harus dapat memainkan
peranan aktif, untuk menimbulkan perubahan atau pembaharuan dalam
masyarakat sehingga fungsinya tidak hanya sekedar untuk menegakkan aturan ,
hukum dapat digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial dan
memperbaharui masyarakat ke arah tatanan yang progresif

8. Analisis isi aturan hukum terkait peentingnnya reformasi hukum di tengah


perubahan social
Hukum di Indonesia dewasa dihadapkan dengan permasalahan yang
sangat komplek ,dalam proses penegakan hukum seperti mafia hukum ,peradilan,
peradilan yang diskriminatif atau rakayasa. Proses peradilan merupakan realitas
yang gampang ditemui dalam penegakan hukum di negara ini. Ada sebuah
peradilan yang diskriminatif menjadikan hukum di negara ini persis seperti yang
di deskripsikan, menurut Plato bahwa hukum adalah jaring laba-laba yang mampu
menjerat yang kaya dan kuat .Walaupun hukum sudah berusaha ditegakkan maka
penegakannya yang diskriminatif, oleh sebab itu reformasi hukum merupakan
jawaban dari bagian hukum di Indonesia diselenggarakan dalam kerangka
penegakan negara hukum yang di cita-citakan. Tujuan utama yang hendak dicapai

19
dalam kerangka reformasi hukum adalah tegaknya supremasi hukum yang
berkeadilan dalam masyarakat

C. KESIMPULAN

Perubahan sosial terbagi dalam bangunan struktural yang artinya susunan


suatu gabungan yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan hal yang sama-sama
membangun dan saling bersangkutan , dan yang melandasi kehidupan manusia
seperti perdamaian kestabilan dan persatuan. perubahan sosial dtidak lepas dari
faktor pendukung dan faktor penghambat bahwa masyarakat merupakan sebuah
sistem , baik secara sistem mikro dan makro oleh karena itu salah satunya adalah
perubahan sosial, dalam kehidupan / bermasyarakat perubahan adalah peristiwa
yang tidak dapat dihindari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan social faktor internal dan
eksternal. Ada beberapa teori yang membahas tentang hukum dan perubahan
sosial yaitu teori fungsionalisme, teori konflik, teori interaksionisme simbolik,
teori konstruksi sosial, teori realisme.
Paradigma perubahan sosial dan perubahan hukum Paradigma pertama ini
dalam interaksi perubahan sosial terhadap perubahan hukum paling banyak
terjadi. Hal ini membuktikan bahwa hukum mempunyai peranan apabila
masyarakat membutuhkan pengaturannya. Interaksi perubahan sosial dan
perubahan hukum adalah satu kesatuan yang saling berhubungan,Interaksi
tersebut membawa konsekuensi ilmiah dari sudut pandang berbeda.
Fungsi hukum dalam kehidupan masyarakat, selalu melihat tingkah laku
seseorang ditempatkan dalam kerangka sistem sosial yang lebih besar dimana di
dalamnya terdapat subsistem yang merupakan suatu kesatuan hirarchis.
Hukum dapat membentuk institusi sosial dan memainkan peranan aktif
dalam menimbulkan perubahan atau pembaharuan dalam masyarakat, Kepastian
hukum juga sangat penting dalam masyarakat karena dapat menjamin
ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat.
Hukum di Indonesia dewasa dihadapkan dengan permasalahan yang
sangat komplek , Dalam proses penegakan hukum seperti mafia hukum ,peradilan,

20
peradilan yang diskriminatif atau rakayasa. Proses peradilan merupakan realitas
yang gampang ditemui dalam penegakan hukum di negara ini. Ada sebuah
peradilan yang diskriminatif menjadikan hukum di negara ini persis seperti yang
di deskripsikan, menurut Plato bahwa hukum adalah jaring laba-laba yang mampu
menjerat yang kaya dan kuat .Walaupun hukum sudah berusaha ditegakkan maka
penegakannya yang diskriminatif, oleh sebab itu reformasi hukum merupakan
jawaban dari bagian hukum di Indonesia diselenggarakan dalam kerangka
penegakan negara hukum yang di cita-citakan. Tujuan utama yang hendak dicapai
dalam kerangka reformasi hukum adalah tegaknya supremasi hukum yang
berkeadilan dalam masyarakat.

21
D. SUMBER

Lauer, Robert H.1989. Perspektif tentang Perubahan Sosial . Edisi kedua, terj .
S.U.Alimandan

Jakarta:Bina Aksara Salim, Agus. 2002. Perumahan Sosial Sketsa Teori dan
Refleksi Metodologi Kasus Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara Wacana

Aufan Gifari , Reformasi Hukum Di Indonesia Terkait Pelaksanaannya dan


Perubahan Sosial . 3 April 2017

Bernard Arief Sidharta, Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum , Bandung: Mandar
Maju, 2000, hlm. 189.

12 Moh. Mahfud MD.,3Keniscayaan...Op .,Cit...,hlm.4

Sri Saptinah ,Dwi Nugroho, M.A Purwandari. 2008

22

Anda mungkin juga menyukai