Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HUKUM DAN PERUBAHAN SOSIAL

Dosen : I Nengah Susrama, S.H.,M.H

RESUME HUKUM DAN PERUBAHAN SOSIAL

UNMAS DENPASAR

Semester Antara / IV (Empat) A Eksekutif

Nama : Made Ayu Krisna Dewi

No Absen : 07

NPM : 1804742010169

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
1. Perubahan Sosial

Perubahan Sosial adalah segala perubahan-perubahan yang terjadi pada


lembaga-lembaga sosial di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dari perumusan tersebut kiranya
menjadi jelas bahwa tekanan diletakkan pada lembaga-lembaga sosial sebagai
himpunan kaidah-kaidah dari segala tingkatan yang berkisar pada kebutuhan-
kebutuhan pokok manusia, perubahan-perubahan mana kemudian mempengaruhi
segi-segi lainnya dari struktur masyarakat. Apabila suatu masyarakat mengalami
perubahan, maka sistem hukumnyalah yang pertama-tama paling disoroti. Pernyataan
seperti ini cukup bisa dimengerti kalau saja diingat, bahwa sistem hukum memberikan
kerangka dan pola bagi hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan
demikian, perubahan-perubahan yang terjadi pada pola hubungan-hubungan sosial
tersebut dapat dilihat sebagai pengujian terhadap kemampuan sistem hukum untuk
tetap menjadi kerangka bagi hubungan-hubungan sosial yang sementara itu telah
berubah. Proses terjadinya perubahan-perubahan pada masyarakat di dunia pada
dewasa ini merupakan suatu gejala yang normal yang pengaruhnya menjalar dengan
cepat kebagian-bagian lain dari dunia, antara lain berkat adanya komunikasi modern
dengan taraf teknologi yang berkembang dengan pesatnya. Penemuan-penemuan baru
di bidang teknologi, terjadi suatu revolusi, modernisasi pendidikan dan lain-lain
kejadian yang di suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat-
masyarakat lain yang bertempat tinggal jauh dari pusat terjadinya peristiwa tersebut di
atas. Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai, kaidah-
kaidah, pola-pola perilaku, organisasi, struktur lembaga-lembaga sosial, stratifikasi
sosial, kekuasaan, interaksi sosial dan lain sebagainya. Oleh karena luasnya bidang di
mana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut, maka peruabahan-perubahan
tadi sebagai proses hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat
meneliti dari kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu tertentu dan kemudian
membandingkannya dengan susunan serta kehidupan masyarakat tersebut pada waktu
yang lampau. Seseorang yang tidak sempat untuk menelaah susunan dan kehidupan
masyarakat desa di Indonesia, misalnya, akan berpendapat bahwa masyarakat desa
tersebut tidak maju dan bahkan tidak berubah sama sekali. Pernyataan tersebut di atas
biasanya didasarkan atas suatu pandangan sepintas lalu yang kurang teliti serta kurang
mendalam, oleh karena tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti pada suatu titik
tertentu di dalam perkembangannya sepanjang masa. Sulit untuk menyatakan bahwa
masih banyak masyarakat-masyarakat desa di Indonesia yang masih terpencil. Para
sarjana sosiologi pernah mengadakan suatu klasifikasi antara masyarakat yang statis
dengan masyarakat yang dinamis. Masyarakat yang statis dimaksudkan sebagai suatu
masyarakat dimana terjadinya perubahan-perubahan secara relatif sedikit sekali,
sedangkan perubahan-perubahan tadi berjalan dengan lambat. Masyarakat yang
dinamis merupakan masyarakat yang mengalami berbagai perubahan-perubahan yang
cepat. Memang, setiap masyarakat pada suatu masa dapat dianggap sebagai
masyarakat yang statis, sedangkan pada masa lainnya dianggap sebagai masyarakat
yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan
belaka, akan tetapi dapat pula berarti suatu kemunduran dari masyarakat yang
berangkutan yang menyangkut bidang-bidang tertentu.

2. Hukum dan Perubahan Sosial

Hukum adalah suatu gejala sosial-budaya dan lembaga kemasyarakatan (social


institution) yang berfungsi untuk menerapkan kaedah-kaedah dan pola-pola
perikelakuan tertentu terhadap individu-individu dalam masyarakat. Hukum dapat
dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum perdata, hukum publik, hukum
pidana, hukum acara, hukum tata negara, hukum internasional. Hukum perdata adalah
salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-individu
dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga hukum privat
atau hukum sipil. Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat adalah jual beli
rumah atau kendaraan . Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi hukum
keluarga, hukum harta kekayaan, dan hukum Warisan. Hukum publik adalah hukum
yang mengatur hubungan antara subjek hukum dengan pemerintah. Dengan istilah
lain, hukum publik adalah hukum yang mengatur kepentingan masayarakat. Hukum
pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-
undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang melakukannya
dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana.
Seperti perbuatan yang dilarang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
Undang-Undang Korupsi, Undang-Undang HAM dan sebagainya Dalam hukum
pidana dikenal dua jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran, kejahatan ialah
perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan undang-undang tetapi juga
bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyarakat.
Contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan sebagainya. Sedangkan
pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh undang-undang, seperti tidak
pakai helem, tidak menggunakan sabuk pengaman dalam berkendaraan, dan
sebagainya. Hukum acara untuk tegaknya hukum materiil diperlukan hukum acara
atau sering juga disebut hukum formil. Hukum acara merupakan ketentuan yang
mengatur bagaimana cara agar hukum (materiil) itu terwujud atau dapat
diterapkan/dilaksanakan kepada subyek yang memenuhi perbuatannya. Tanpa hukum
acara maka tidak ada manfaat hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum
pidana diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum perdata maka ada hukum acara
perdata. Hukum acara ini harus dikuasai para praktisi hukum, polisi, jaksa, pengacara,
dan hakim. Hukum internasional adalah hukum yang mengatur tentang hubungan
hukum antar negara satu dengan negara lain secara internasional. Perubahan-
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat terjadi karena sebab dari
masyarakat itu sendiri dan sebab di luar masyarakat. Sebab-sebab intern misalnya
bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan baru, pertentangan, atau mungkin
karena revolusi. Sedangkan sebab ekstern berasal dari lingkungan alam fisik,
pengaruh kebudayaan masyarakat lain, peperangan atau lainnya.

Di dalam proses perubahan hukum (terutama yang tertulis) pada umumnya


dikenal adanya tiga badan yang dapat mengubah hukum, yaitu badan-badan
pembentuk hukum, badan-badan penegak hukum, dan badan-badan pelaksana hukum.
Pada masyarakat sederhana, ketiga fungsi tadi mungkin berada di tangan satu badan
tertentu atau diserahkan pada unit-unit terpenting dalam masyarakat. Akan tetapi, baik
pada masyarakat modern maupun sederhana ketiga fungsi tersebut dijalankan dan
merupakan saluran-saluran melalui mana hukum mengalami perubahan-perubahan.
Perubahan-perubahan sosial dan perubahan-perubahan hukum tidak selalu
berlangsung bersama-sama. Artinya pada keadaan-keadaan tertentu perkembangan
hukum mungkin tertinggal oleh perkembangan unsur-unsur lainnya dari masyarakat
serta kebudayaannya atau mungkin hal yang sebaliknya yang terjadi. Apabila hal
demikian terjadi maka terjadi ketidakseimbangan yang mengakibatkan kepincangan-
kepincangan. Hal ini terjadi karena hukum pada hakikatnya disusun atau disahkan
oleh bagian kecil dari masyarakat yang pada suatu ketika mempunyai kekuasaan dan
wewenang. Oleh karena itu perbedaan kaidah hukum di satu pihak dengan kaidah
sosial lainnya merupakan ciri yang tak dapat dihindarkan dalam masyarakat.
Kemungkinan, kesulitan-kesulitan di atas dapat diatasi dengan terlebih dahulu
menganalisa peranan hukum dalam mendorong terjadinya perubahan-perubahan
sosial dengan membedakan aspek-aspek hukum secara tidak langsung. Hukum
mempunyai pengaruh yang tidak langsung dalam mendorong terjadinya perubahan
sosial dengan membentuk lembaga-lembaga kemasyarakatan tertentu yang
berpengaruh langsung terhadap masyarakat. Sebaliknya apabila hukum membentuk
atau mengubah lembaga dasar dalam masyarakat maka terjadi pengaruh langsung.

3. Teori tentang hukum dan perubahan sosial

Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di


dalam masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan
pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat. Pada umumnya suatu
perubahan di bidang tertentu akan mempengaruhi bidang lainnya. Maka dari itu jika
diterapkan terhadap hukum maka sejauh manakah perubahan hukum mengakibatkan
perubahan pada bidang lainnya. Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula
bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri dan bisa
dari bangsa lain seperti: pertama, terjadinya berbagai bencana alam menyebabkan
masyarakat yang mendiami daerah-daerah itu terpaksa harus meninggalkan tempat
tinggalnya dan mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru yang
akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga - lembaga
organisasi mereka. Penyebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik kadang-
kadang ditimbulkan oleh tindakan masyarakat itu sendiri. Kedua, peperangan dengan
negara lain memicu perubahan perubahan karena negara yang menang akan
memaksakan kebudayaanya pada negara yang kalah. Ketiga, karena lingkungan fisik
sehingga kebudayan yang disebarkan oleh bangsa lain dapat mengakibatkan
perubahan hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua kelompok masyarakat
mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik, yakni masing-
masing masyarakat dapat mempengaruhi masyarakat lainnya. Apabila pengaruh dari
masyarakat tersebut diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan
demonstration effect.
Menurut Max Weber, perkembangan hukum materiil dan hukum acara
mengikuti tahap-tahap tertentu, mulai dari bentuk sederhana sampai pada tahap
termaju dimana hukum disusun secara sistematis. Ia menyatakan perubahan-
perubahan hukum adalah sesuai dengan perubahan yang terjadi pada sistem sosial dari
masyarakat yang mendukung sistem hukum yang bersangkutan.

Email Durkheim menyatakan bahwa hukum merupakan refleksi dari


solidaritas sosial dalam masyarakat. Menurutnya, di dalam masyarakat terdapat dua
macam solidaritas yaitu bersifat mekanis dan organis. Solidaritas yang mekanis
terdapat pada masyarakat yang sederhana dan homogen, dimana ikatan dari warganya
didasarkan hubungan-hubungan pribadi serta tujuan yang sama. Sedangkan solidaritas
yang organis terdapat pada masyarakat yang heterogen, dimana terdapat pembagian
kerja yang kompleks.
Richard Schwartz dan James C. Millier meneliti beberapa karakteristik sistem
hukum yang telah berkembang yaitu adanya consuel (yaitu suatu badan yang
menyelesaikan persengketaan yang terdiri dari orang-orang yang tidak mempunyai
hubungan kekerabatan dengan pihak-pihak yang bersengketa), mediation (yaitu
intervensi dari pihak ketiga yang tak mempunyai hubungan darah dengan para pihak),
dan polisi yang merupakan angkatan bersenjata yang dipergunakan untuk
melaksanakan hukum. Menurutnya, hukum yang bersifat represif berguna untuk
memahami pentingnya hukuman.
Menurut Sir Henry Maine bahwa perkembangan hukum dari status ke kontrak
adalah sesuai dengan perkembangan dari masyarakat yang sederhana dan homogen ke
masyarakat yang kompleks susunannya dan bersifat heterogen di mana hubungan
antara manusia lebih ditekankan pada unsur pamrih.
Pitirim Sorokin mengemukakan teori tentang perkembangan hukum dan
gejala-gejala sosial lainnya yang disesuaikannya dengan tahapan-tahapan tertentu
yang dilalui oleh setiap masyarakat. Nilai-nilai yang berkembang yaitu ideational
(yaitu kebenaran absolut sebagaimana yang diwahyukan Tuhan Yang Mahakuasa),
sensate (yaitu nilai yang didasarkan pada pengalaman), dan idealistic (yang
merupakan kategori campuran). Perlu diingat bahwa setiap sistem hukum tak akan
mungkin secara mutlak menutup dirinya terhadap perubahan-perubahan sosial di
dalam masyarakat.
Arnold M. Rose mengemukakan 3 teori tentang perubahan-perubahan sosial
yang dihubungkan dengan hukum yaitu penemuan-penemuan di bidang teknologi,
konflik antara kebudayaan, dan gerakan sosial. William F. Ogburn menyatakan teori
yang pertama bahwa penemuan-penemuan di bidang teknologi merupakan faktor
utama yang menjadi penyebab terjadinya perubahan-perubahan sosial, karena
penemuan tersebut mempunyai daya berkembang yang kuat. Teori yang kedua
menyangkut kebudayaan menyatakan bahwa proses pembaharuan atau perubahan
terjadi apabila dua kebudayaan berhubungan. Teori yang ketiga tentang gerakan sosial
bahwa adanya ketidakpuasan terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
menimbulkan keadaan tidak tentram yang menyebabkan terjadinya gerakan-gerakan
untuk mengadakan perubahan-perubahan.

Anda mungkin juga menyukai