Anda di halaman 1dari 11

Aspek-aspek Bidang HukumyangPenting bagi pengembangan Sosiologi

terhadap gejala hukum


Bagian ini berisi ulasan mengenai beberapa aspek sosiologi hukum, yang
dimaksudkan untuk melihat hukum sebagai gejala sosiologis, Eugene V. Rostow, adalah
seorang ilmuwan yang dengan tekun berusaha mencari jawab terhadap pertanyaan tentang
kedudukan hukum dalam kehidupan manusia. Melalui tulisannya yang berjudul Is Law
Dead? (1971) ia berusaha mencari jawaban dengan mencoba melihat keterkaitan antara
hukum dengan gejala-gejala social, menjelaskan mengenai proses terciptanya pemikiran
mengenai Sosiologi Hukum, dan juga seperti Peter Gaya (sebagaimana diungkap Rostow
1971: 21-37), mencoba dengan lebih dulu melakukan penjelasan mengenai keterkaitan
antara Hukum, Keteraturan Sosial dan Pencerahan. Sementara Rostow sendiri berupaya
menjelaskan mengenai perubahan pola-pola hubungan sosial dan krisis hukum dalam
konsentrasi sistem pemerintahan. Dan hasil gambaranbahwa pada dasarnya antara Hukum
dan Kenyataan Sosial itu tidaklah mudah dipisahkan. Kedua gejala itu ternyata saling
mengait,

Berikut ini akan ditampilkan beberapa aspek-aspek Bidang Hukum, yang penting bagi
pengembangan pengertian Sosiologi terhadap gejala hukum, baik menurut versi Soerjono
Soekanto maupun R. Otje Salman.

A. VERSI SOERJONO SOEKANTO

Menurut Soerjono Soekanto (1970: 62), peranan hukum sebagai alat pengubah
masyarakat, sangat berkaitan dengan aspek-aspek Pengadilan; Efek suatu peraturan
perundang-undangan dalam masyarakat; Tertinggalnya hukum di belakang perubahan-
perubahan sosial dalam masyarakat; Difusi hukum dan pelembagaannya; Hubungan antara
penegak atau pelaksana hukum dan; Masalah keadilan.

1. Pengadilan

Pengadilan merupakan suatu lembaga yang memiliki fungsi bagi kehidupan


manusia untuk menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan secara
kekeluargaan atau secara musyawarah. Melalui penelitian yang dilakukan,
diperoleh isyarat bahwa ilmu hukum tak akan mungkin melakukannya sendiri,
tanpa meminta bantuan ilmu lain, seperti: Sosiologi, Ilmu Politik, Psikologi dan
sampai pada batas-batas tertentu juga ilmu Ekonomi dan Antropologi. Apabila
dicermati banyak sekali keterkaitan antara keputusan seorang hakim dengan
masalah-masalah sosial, baik yang positif maupun negatif.Suatu peraturan
perundang-undangan, pastilah akan menimbulkan efek bagi kehidupan masyarakat,
baik positif maupun negatif. Efek positif akan terasa ketika dengan peraturan
perundang-undangan tertentu, suatu masyarakat. 1.26 Sosiologi Hukum  menjadi
tertib dan teratur, akan tetapi tidak jarang juga terjadi bahwa kehidupan masyarakat
menjadi bergejolak, ketika ada peraturan perundangan yang dirasa merugikan
kehidupannya. Misalnya: (1) Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan
Pornoaksi, (2) Perubahan jalur angkutan umum, dan (3) Perubahan sistem dan
standar pendidikan dan lain-lain.

2. Tertinggalnya Hukum di Belakang Perubahan-perubahan Sosial dalam


Masyarakat

Kaidah-kaidah hukum diciptakan oleh masyarakat dengan tujuan untuk


menciptakan situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkutan.
Sementara itu kehidupan masyarakat sendiri selalu mengalami perubahan, dan
mengingat hukum juga dibuat manusia berdasar kebutuhan-kebutuhannya, maka
biasanya hukum baru terpikir setelah kebutuhan itu ada, jadi akibatnya hukum
selalu ketinggalan. Namun demikian, apabila ilmu hukum berusaha pula
berinteraksi dengan ilmu lain yang selalu melihat maka sangat mungkin berbagai
prediksi dan spekulasi dapat dilakukan, sehingga hukum dapat menyongsong
perubahan, bukan sekedar mengikuti perubahan. Sebagai contoh misalnya
Sosiologi dan Psikologi, melalui teori-teori yang dipelajarinya telah dapat
mengetahui bahwa setiap kumpulan orang yang berwujud Kerumunan atau Massa,
biasanya akan sangat mudah melakukan tindak destruktif, karena kerumunan
bersifat “lemah kontrol sosial”. Dan tidak jarang menimbulkan keributan.

3. Difusi Hukum dan Pelembagaannya


Hukum yang tercipta dalam suatu masyarakat, akan diusahakan, untuk
disosialisasikan, namun demikian percepatan sosialisasi hukum itu tidaklah selalu
sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Itu pun masih dipengaruhi
pula oleh tingkat kecerdasan anggota masyarakat dalam upaya memahaminya. Ada
anggota masyarakat yang cepat tanggap, tapi ada pula yang lambat, ada anggota
masyarakat yang tanggap dan berusaha mengomunikasikan serta
mensosialisasikannya terhadap anggota masyarakat yang lain, sehingga terjadi
difusi hukum, namun tidak jarang pula proses sosialisasi dan difusi itu terjadi
sangat lambat di saat mereka merasa ada peraturan atau hukum baru yang perlu
dipadukan.

4. Hubungan antara Penegak atau Pelaksana Hukum


Di Indonesia dikenal beberapa aparat penegak atau pelaksana hukum,
seperti misalnya: Hakim, Jaksa, Polisi dan lain-lain, yang masing-masing memiliki
fungsi-fungsinya. Di antara mereka itu sudah barang tentu perlu sekali untuk saling
menjalin interaksi secara berkesinambungan, agar diperoleh suatu persepsi yang
sama dalam menangani suatu kasus. Pengamatan tentang: Sampai seberapa jauh
jalinan interaksi di antara mereka terjadi, belumlah banyak dilakukan.

5. Masalah Keadilan
Konsep keadilan seringkali dipahami secara berbeda antara anggota
masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lain atau antara aparat
penegak hukum yang satu dengan yang lain. Ada yang menganggap bahwa adil itu
apabila setiap anggota masyarakat mendapatkan hak dan kewajiban yang sama,
sementara anggota masyarakat yang lain dan demikian juga menurut apa yang
tercantum dalam GBHN, bahwa adil itu adalah memberikan hak dan kewajiban
terhadap anggota masyarakat sesuai dengan bobot daya baktinya terhadap negara
dan bangsa. Perbedaan persepsi ini sering membuat kewibawaan hukum menjadi
menurun.

B. VERSI R. OTJE SALMAN

Menurut Otje Salman (1993), beberapa aspek Sosiologi Hukum yang


berpengaruh terhadap perkembangan Sosiologi Hukum, meliputi: Cara pandang
terhadap Sosiologi Hukum; Hukum sebagai faktor integrasi; Sosiologi Hukum dan
perkembangannya; Kesadaran Hukum; Peranan kesadaran hukum dalam
pembentukan hukum; dan Peranan hukum dalam perubahan sosial.
1. Cara Pandang terhadap Ilmu Hukum

Khususnya mengenai cara pandang hukum bersifat abstrak dan fomal


legalistis. Mazhab sejarah yang dipelopori Von Savigini telah mulai menarik
perhatian banyak orang dan suatu analisis hukum yang bersifat abstrak dan
idiologi kepada suatu analisis hukum yang di fokuskan pada ligkungan sosial
yang membentuknya. Pokok pikiran savigni adalah hukum merupakan
perwujudan dari kesadaran masyarakat, juga iya berpendapat bahwa semua
berasal dari adat istiadat dan kepercayaan dan bukan berasal dari pembentukan
dari undang-undang.
Berbicara tentang hukum, maka iya bukanlah suatu hal yang bersifat statis,
hukum dari waktu kewaktu selalu mengalami perkembangan.Apabila dikatakan
hukum mempunyai perkembngan tersendiri, maka yang dimaksud adalah
bahwa terdapat hubungan yang erat dan timbal balik anara hukum dan
masyarakat.Sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang demikian cepat,
problem-problem sosial yang baru disebabkan oleh revolusi industri,
perkembangan teknologi, moderenisasi hal ini menimbulkan tatanan yang baru
pada abad itu. Sebagai akibat hal tersebut diatas terdapat berbagai tuntunan
terhadap hukum. Adanya suatu tuntunan yang tidak dapat dipenuhi oleh teori-
teori (formal-formal) yang ada pada saat itu, maka hal tersebut merupakan
pengaturan yang sesuai dengan kondisi tersebut atau bahkan perlu diciptakan
pengaturan yang dapat menjangkau pada masa yang akan datang.
Pada ahli sosiologi dan ahli hukum menolak aspirasi-aspirasi liberal yang
menekankan pada faktor manusia sebagai individu. Mereka cendrung melihat
bahwa individu-individu tersebut merupakan bagian dari suatu sistem sosial.
Suatu sistem sosial terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi diantara berbagai
individu sebagai akibat hubungan diantara mereka. Yang paling penting
diantara berbagai standar penilaian umum adalah apa yang kita kenal sebgai
norma-norma sosial.

2. Hukum sebagai faktor integraksi


Oleh Otje Salman dikeukakan, bahwa berbicara mengenai fungsi hukum
sebagai faktor integraksi, perlu terlebih dahulu dikemukakantentang sistem
soisial, interaksi sosial dan keterlibatan. Hal ini perlu dikemukakan untuk
melihat secara lebih jelas bagaimanakah fungsi sosial sebagai faktor integrasi.
Selain mahkluk biologis, juga merupakan mahkluk sosial dan bahwa manusia
selalu didorong untuk melakukan hubungan-hubungan sosial dengan
sesamanya. Adanya berbagai macam jenis pekerjaan ini menyebabkan
masyarakat menjadi terbagi dalam spesialisasi-spesialisasi, setelah terdiri dalam
spesialisasi, mustinya masyarakat akan kehilangan integritasnya, namun
didalam kenyataan tidak demikian, sebab setelah seseorang masuk kedalam
spesialisasi tertentu, sebagai contoh : seseorang yang telah memutuskan
memilih spesialisasi menjadi tukang bantu, maka ketika harus mengerjakan
pembangunan sebelum rumah, seseorang tersebut akan meminta bantuan
tukang kayu, tukang tehel atau kramik, tukang sumur dan lain-lain.

Mengingat kehidupan manusia selalu mengalami perubahan-perubahan


maka masing-masing anggota masyarakat tidak melakukan penyimpangan
terhadap suatu yang telah disepakati bersama, apabila hukum itu diikuti, maka
kehidupan manusia akan tetap terjaga integritasnya, atau dengan kata lain
hukum dapat menciptakan integrasi.

3. Sosiologi hukum dan perkembanganya


Sampai saat ini berbagai fakultas hukum masih mengajarkan hukum positif.
Harapan dan tentang adanya lulusan fakultas hukum yang menghasilkan
tenaga-tenaga yang memiliki keterampilan. Sifat prekriftif dalam pengajaran
ilmu hukum suatu sifat yang mendasarkan pada apa hukumnya bagi suatu
kejadian tertentu serta bagaimana untuk mengoprasikan peraturan-peraturan
hukum tersebut.

Disiplin merukan sistem ajaran yang mendasarkan pada Dassollen, yang


mendasarkan pada apa yang seharusnya dilakukan dalam menhadapi
masyarakat, bukan mendasarkan pada Das Sain, yaitu apa yang senyatanya
terjadi.Minsalnya ada seseorang pengemudi mobil menabrak pejalan kaki
sampai meninggal, maka berdasarkan disiplin preskriptif, maka sipengemudi
tersebut harus ditahan, walaupun mungkin yang bersalah adalah sipejalan kaki
tersebut. Tujuan dan pengajaran ilmu hukum adalah mendidik dan memberikan
pengetahuan tentang hukum itu sendiri. Dengan demikian seseorang serjana
hukum dapat memecahkan berbagai masalah hukum yang dihadapinya.
4. Kesadaran hukum
Seringkali kita melihat dilintasan kereta api, bahwa pada saat jalan kereta
akan ada kereta api mau lewat, ternta masih saja ada pengguna jalan yang
berusaha menerobos masuk melintas jalan kereta api tersebut dan jika perlu,
bahkan tak segan-segan mereka berusaha mengangkat palang penutup jalan
kereta tersebut.
Pada bagian yang lain sering pula kita jumpai anggota masyarakat yang
memarkir kendaraan ditikungan jalan, walaupun sudah tahu bahwa disitu telah
dipasang rambu dilarang parkir, dan masih banyak contoh lain lagi yang dapat
kita lihat tidak perlu disbut satu persatu.
Gejala diatas bukanlah disebabkan oleh mereka tidak mengetahui arti tanda
atau rambu-rambu dipasang, atau bukan juga mereka tidak mengetahui
bahayanya, akan tetapi mereka belum menyadari bahwa segala peraturan
maupun hukum itu dibuat sebetulnya untuk kepentingan kita juga.
5. Peranan kesadaran hukum dalam pembentukan hukum
Apabila masyarakat telah mulai memiliki kesadaran hukum, maka jalan
menuju pada kesadaran terhadap perlunya kesadaran pembentuka peraturan
perundangan baru yang diperlukan dan yang bakal diperlukan, tentu akan
menjadi lebi lancar.
6. Peranan hukum dalam perubahan sosial

Apapun yang ada dalam kehidupan dunia ini pastilah akan mengalami
perbahan, perubahan tersebut dapat bersifat positif maupun negatif, untuk
mengantisipasi kemungkinan buruk dan suatu perubahan sosial, maka didalam
kehidupan manusia perlu sekali disiapkan suatu peraturan agar manusia
manjadi tidak lupa diri.

Kedudukan Sosiologi Hukum Dalam Ilmu-ilmu Sosial

Meta Spencer ( 1979; 4-5 ) menyatakan bahwa : A Science is a branch of study that
is concerned and organizing facts,principles and methods.Maksudnya: Ilmu pengetahuan
adalah suatu cabang ilmu yang berkaitan dengan penemuan dan pengorganisasian fakta-
fakta, prinsip-prinsip, dan metode-metode.
Secara garis besar segenap ilmu pengathuan ini dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu ilmu pengetahuan alam atau natural sciences ( seperti: Fisika,
Biologi, dan Astronomi), yang mempelajari gejala-gejala fisik; dan ilmu pengetahuan
sosial atau social science, yang mempelajari hubungan dalam kehidupan manusia ( Bruce
J. Cohen, 1979 : 2).
Paul B. Horton dan Robert Horton (1971 : 1-4) menyatak bahwa ilmu pengetahuan terpilah
lagi menjadi 4 (empat) bagian pokok, meliputi: (1) Ilmu Pengetahuan Alam, seperti
Biologi, dan Geologi, yang mempelajari alam; (2) Ilmu Fisika, seperti Kimia dan Fisika,
yang mempelajari kehidupan benda-benda; (3) Ilmu Sosial, seperti Sosiologi dan Politik,
yang mempelajari kehidupan manusia; dan (4) Humaniora, seperti Bahasa, Literatur,
Filsafat, dan Seni, yang mempelajari kreasi intelektual dan estentika manusia.
Berikut ini ditampilkan sejumlah ilmu social untuk mempermudah pemahaman
kedudukan sosiologi hukum.

A. GAMBARAN SEJUMLAH ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Untuk mempermudah pemahaman mengenai kedudukan Sosiologi Hukum, di


antara sejumlah ilmu sosial lain, marilah disimak satu per satu dan macam-macam ilmu
social berikut ini.

1. Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang menitikberatkan pada


aspek produksi distribusi barang dan jasa ( Economics is concerned with the
production and distribution of goods and services).
2. Ilmu politik
Secara tradisional, ilmu politik dapat dipilah menjadi dua cabang, meliputi:
Teori Politik dan Administrasi Pemrintahan. Sampai dengan antara 30-40 tahun
yang lalu perhatiannya terhadap perilaku politik sangat rendah dan hanya
mengutamakan mengenai bagaimana membuat organisai pemerintahan dapat
melakukan tugasnya secara efisiensi.
3. Sejarah
Historian atau ahli sejarah, sebagaimana telah diketahui bersama, adalah
ilmuan yang mempelajari masa lampau. Sementara Sosiologi lebih tertarik pada
memepelajari sesuatu terjadi pada masa sekarang, atau setidak-tidaknya sesuatu
yang belum lama berselang.
4. Geografi
Geografi menaruh perhatian pada ketertarikan antara kehidupan manusia
dengan lingkungan alamnya. Ahli geografi, biasanya melakukan studi terhadap
lengkungan tertentu yang bersifat spesifik, seperti: masyarakat sepanjang sungai,
masyarakat sekitar hutan tropis, dan sebagainya.
5. Psikologi
Psikologi sering puladisebut sebagai the science of mind. Ilmu ini
mempelajari proses mental seperti: berfikir, belajar, mengingat, mengambil
keputusan, dan lain-lain. Psikologi modern, mempelajari pula mengenai perasaan,
emosi, motivasi, personaliatas, dan sebagainya.
6. Antropologi
Antropolgi merupakan ilmu yang mepelajari mahluk antropos atau manusia,
yang meliputi:
a. Mempelajari sejarah terjadi dan perkembangan manusia sebagai mahluk
biologis;
b. Mempelajari sejarah terjadinya aneka rangam mahluk manusia dipandang dari
sudut cirri-ciri tubuhnya;
c. Mempelajari masalah penyebaran dan terjadinya aneka ragam bahasa yang
digunakan dan yang diucapkan manusia di seluruh dunia;
d. Mempelajari perkembangan dan penyebaran terjainya aneka ragam budaya
manusia;
e. Mempelajari dasar-dasar kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dan
suku-suku bangsa tersebar di seluruh muka bumi.
7. Pekerja Sosial
Pekerja Sosial dinyatakan sebagai bukan merupakan ilmu social murni,
karena ilmu ini merupakan suatu profesi, dan sering pula dinyatakn sebagai ilmu
terapan dari Sosiologi.

B. KEDUDUKAN SOSIOLOGI HUKUM DALAM ILMU SOSIAL


Mengenai kedudukan Sosiologi Hukum dalam Ilmu Sosial ini bukanlah sekedar
melihat bagaimana struktur peta ilmu pengetahuan tertentu di antar ilmu pengetahuan yang
lain, akan tetapi lebih dan sekedar itu adalah juga membahas mengenai keterkaitan serta
kedudukan ilmu ini dan segi kemanfaatannya bagi ilmu lain.

1. Kedudukan dan Fungsi bagi Ilmu Ekonomi


Telah di kemukakan di atas bahwa ilmu ekonomi merupakan pengetahuan
yang menitikberatkan studinya pada aspek produksi dan distribusi barang maupun
jasa.
Dalam kegiatan produksi dan distribusi ini ilmu ekonomi menganut prinsip-
prinsip dasar, meliputi prinsip “bekerja”seminimal mungkin dengan upaya
memperoleh hasil smaksimal mungkin. Jadi konsep sfisiensi dalam ilmu ini
sangatlah diperhatikan.

2. Kedudukan dan Fungsi bagi Ilmu Politik


Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu politik juga telah mengalami
perkembangan dalam penentuan pokok perhatiannya. Ilmu Politik yang pada awal
kelahirannya hanay menitikberatkan perhatian pada dua hal saja, yaitu meliputi:
Teori Politik dan Administrasi Pemerintahan, sekarang sudah mulai melihat pula
kaitan antara ilmu ini dengan kehidupan masyarakat.

3. Sejarah
Kehidupan masa lalu, sebagaimana yang telah menjadi pokok perhatian
ilmu sejarah, pada proses pembahasannya, tidaklah mungkin terlepas dari
pemahaman latar belakang social masyarakat yang sedang dipelajarinya.

4. Geografi
Geografi sebagai ilmu yang sejak semula menaruh perhatian pada
keterkaitan antara kehidupan manusia dengan lingkungan alamnya. Sudah barang
tentu menjadi sangat berkaitan dengan tingkah laku manusia nterhadap alam
sekitarnya.

5. Psikologi
Psikologi sering pula disebut sebagai the science of mind. Ilmu ini
mempelajari proses mental seperti: Kegiatan berfikir, belajar, mengingat,
mengambil keputusan dan lain-lain dari manusia. Psikologi modern, mempelajari
pula mengenai perasaan, emosi, motivasi, personalita, dan sebagainya.

6. Antropologi
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari mahluk antropos atau
manusia, yang meliputi mempelajari sejarah terjadi dan perkembangan manusia
sebagai mahluk biologis.

KEDUDUKAN SOSIOLOGI HUKUM DALAM SOSIOLOGI

Semenjak lahir di muka bumi sampai dengan dewasa dan bahkan samapi meninggal
dunia,manusia pastilah akan menjalin interaksi.pertama tama berinteraksi dengan ayah
ibunya,kemudian dengan saudara saudaranya,teman temannya dan akhirnya pada
masyarakat luas.

Setelah manusia menyadari lingkungannya,mereka kemudian merasakan perbedaan


dan kesamaan terhadap lawan interaksinya. Terhadap perbedaan perbedaan itu sebagian
anggota masyarakat akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui
panduan antara yang ada dengan yang didapatinya dari luar,atau sekaligus mengadopsi
sesuatu yang di dapatnya di lingkungan masyarakat.

Kemudian dengan adanya perbedaan di lingkungan masyarakat tersebut dapat


menimbukkan permasalahan yang menimbulkan ketegangan social.maka dari pada itu
masyarakat memerlukan adanya perangkat pengatur kehidupan manusia baik berupa
budaya maupun nilai nilai atau norma sisoal.

A. Kecenderungan mendasar manusia dan urgensi keberadaan norma hukum.


Dengan rangkaian ketentuan ini diharapkan agar kehidupan masyarakat
mampu berjalan dengan tertib,teratur,serta harmonis. Namun pada saat tertentu,disisi
lain tidak jarang mucul situasi tegang,konflik,tidak tentram maupun tidak teratur.
Hal tersebut terjadi karena masyarakat sebagai pendukung budaya,nilai dan norma
social itu mengalami perubahan. Jadi ada kalanya masyarakat mungkin tidak dapat
memenuhi ketentetuan ketentuan yang mestinya dipenuhi.
Salah satu diantara jenis norma social yang memiliki sangsi yang jelas bagi
pelanggarnya adalah HUKUM. Makin tepatnya norma hokum bagi masyarakat
setempat maka makin efektiflah daya guna norma tersebut dalam mengendalikan
kehidupan social.
B. Norma hokum dan norma social lain.

Keberadaan sejumlah jenis norma memiliki fungsi masing masing yang bersifat
saling mengisi dan saling menutupi kekurangan,sehingga membentuk system
pengendali social yang terpadu. Bentuk bentuk pelanggaran yang semula masih
sederhana dan mudah ditanggulangi,lambat laun akan makin rumit ditanggulangi.itulah
sebabnya kita mengenal bentuk bentuk pelanggaran norma dan kriminalitas yang
meliputi Kriminalitas konvensional,kriminalitas nonkonvensional,delik adat dan
tindakan asocial ,tindak illegal dsb.

C. Kedudukan sosiologi hokum dan sosiologi


Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan masyarakat yang dijumpai
dalam proses interaksi manusia ini akan membantu untuk melakukan prediksi terhadap
berbagai hal yang akan timbul,berkenaan dengan adanya perubahan didalam kehidupan
masyarakat.
Sementara itu secara sodiologis,hokum mempunyai kedudukan yang sangat penting
dan merupakan lembaga kemasyarakatan yang merupakan himpunan nilai nilai,kaidah
kaidah dan pola perilaku masyarakat. Hukum sebagai lembaga permasyarakatan
lainnya dan saling pengaruh-mempengaruhi dengan lembaga kemasyarakatan yang
berssangkutan.

Anda mungkin juga menyukai