PENDAHULUAN
PERMASALAHAN SOSIAL 1
diperlukan, seperti jalan, perumahan, sanitasi, drainase, sekolah dan banyak fasilitas
lainnya.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar hal ini
dapat dilihat dari kondisi Indonesia menjadi negara dengan penduduk terbesar ke-4 di
dunia dengan jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk
yang sangat pesat di suatu wilayah baik kabupaten maupun kota tentunya dapat
menyebabkan ledakan penduduk ataupun kepadatan penduduk. Hal inilah yang dialami
oleh Kota Mataram. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Kota Mataram sebagai pusat
pemerintahan dan berkumpulnya masyarakat dari berbagai kalangan, suku, dan ras
termasuk dari masyarakat kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut.
Kecamatan Cakranegara merupakan salah satu dari enam kecamatan yang ada di
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Di Kecamatan Cakranegara, selain
terdapat potensi juga terdapat suatu permasalahan baik dari aspek sosial, ekonomi
maupun lingkungan. Banyak permasalahan yang terjadi di Kecamatan Cakranegara, salah
satunya adalah permasalahan dalam aspek sosial. Sehingga sebagai upaya dalam
mengidentifikasi permasalahan sosial di Kecamatan Cakranegara, dilakukan peneletian
mengenai permasalahan sosial dan upaya dalam menangani permasalahan tersebut.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahan sosial yang ada di Kecamatan Cakranegara Kota
Mataram.
2. Untuk mengetahui upaya penanggulangan pada permasalahan sosial di Kecamatan
Cakranegara Kota Mataram.
PERMASALAHAN SOSIAL 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
2.1.1 Sosial dan Permasalahan Sosial
Menurut Jones (2009), pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, baik kita
suka atau tidak, hampir semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkaitan
dengan orang lain. Menurut Enda (2010), sosial adalah cara tentang bagaimana para
individu saling berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto (1998), sosial merupakan
sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat.
Masalah sosial adalah masalah yang menyangkut kemasyarakat, baik individu
maupun kelompok. Suatu kejadian yang merupakan sorotan masyarakat juga belum
tentu merupakan masalah sosial (Soerjono, 1982: 318). Menurut Setiadi dan Kolip
(2010: 51), jika di dalam kehidupan sosial antara elemen satu dan elemen lainnya tidak
melaksanakan fungsi dan peranannya sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku, maka keadaan tersebut disebut dengan ketidakteraturan sosial (patologi sosial).
Patologi sosial sebagai bagian dari kajian objek sosiologi sering disebut dengan
masalah sosial.
Masalah sosial dalam perspektif sosiologis sering disebut sebagai problem sosial
(social problems). Menurut Coleman, J.W dan Cressey, D.R. 1984, masalah sosial
merupakan dimensi atau aspek kajian yang sangat luas atau kompleks, dan dapat
ditinjau dari berbagai perspektif (sudut pandang atau teori). Suatu fenomena atau gejala
kehidupan dikatakan sebagai masalah sosial (social problem) adalah apabila: (1)
sesuatu yang dilakukan seseorang itu telah melanggar atau tidak sesuai dengan nilai-
norma yang dijunjung tinggi oleh kelompok; (2) sesuatu yang dilakukan individu atau
kelompok itu telah menyebabkan terjadinya disintegrasi kehidupan dalam kelompok;
dan (3) sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah memunculkan
kegelisahan, ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok (Coleman, J.W dan
Cressey, D.R. 1984).
Menurut Parillo dalam Soetomo (1995), untuk dapat memahami pengertian
masalah sosial perlu diperhatikan empat hal, yaitu: (1) masalah itu bertahan untuk suatu
periode waktu tertentu; (2) dirasakan dapat menyebabkan beragam kerugian secara fisik
dan non fisik pada individu dan kelompok; (3) merupakan pelanggaran terhadap nilai
PERMASALAHAN SOSIAL 3
atau standar sosial atau sendi-sendi kehidupan masyarakat; dan (4) menuntut adanya
usaha untuk di cari pemecahannya.
Dalam hal ini, Soerjono Soekanto (Setiadi dan Kolip, 2010: 51) membuat
beberapa kriteria masalah sosial, antara lain:
1. Faktor ekonomi terdapat masalah kemiskinan, yang dalam hal ini kemiskinan
dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan absolut.
2. Faktor biologis yang didalamnya terdapat persoalan yang harus dipecahkan seperti
masalah endemis atau penyakit menular sebagaimana terjadi dewasa ini, yaitu flu
burung, virus, SARS, HIV, dan penyakit kelamin yang menyerang di beberapa
daerah.
3. Faktor psikologis seperti depresi, stress, gangguan jiwa, gila, tekanan batin, dan
sebagainya.
4. Faktor sosial dan kebudayaan seperti perceraian, masalah kriminal, pelecehan
seksual, kenakalan remaja, konflik ras, krisis moneter, masalah kependudukan dan
sebagainya.
Masalah sosial yang hidup dalam masyarakat dapat diklasifikasikan kedalam
beberapa hal, yaitu: kemiskinan, kejahatan atau kriminalitas, disorganisasi keluarga,
peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan,
masalah lingkungan dll.
Roucek dan Warren dalam Abdul Syani mengartikan masalah sosial sebagai
masalah yang melibatkan sejumlah besar manusia dengan cara-cara yang menghalangi
pemenuhan kehendak- kehendak biologis dan sosial yang ditetapkan mengikuti garis
yang disetujui masyarakat. Berbagai masalah sosial adalah sebagai berikut:
1. Kriminalitas
Kriminalitas adalah segala macam aktivitas yang di tentang masyarakat
karena melanggar huukum, sosial dan agama serta merugikan secara psikologis
ataupun ekonomis (Kartono : 1999).Tindakan kriminalitas biasanya terjadi pada
masyarakat yang sedang tergolong berubah terutama masyarakat kota yang banyak
tekanan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut
(Soekanto 1995).
PERMASALAHAN SOSIAL 4
3. Kependudukan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan
(UndangUndang No. 23 Tahun 2006). Untuk negara tertentu seperti indonesia,
telah melakukan berbagai upaya dalam rangka pengaturan jumlah penduduk
melalui program keluarga berencana juga transmigrasi.
4. Korupsi
Poerwadinata dalam kamus besar bahasa indonesia menyatakan korupsi
adalah perbuatan buruk seperti penggelapan uang dan menerima uang sogok.
Pendekatan terhadap korupsi dapat dilakukan secara sosiologis, normatif, polotik
maupun ekonomi.
5. Gelandangan
Istilah gelandangan yang berarti selalu berkeliaran/tidak mempunyai tempat
tinggal tetap (Suparlan 1995). Gelandangan sebagai suatu masalah sosial yang
terwujud diperkotaan disebabkan oleh kondisi. Adanya gelandangan di kota
bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota tetapi karena tekanan
ekonomi.
PERMASALAHAN SOSIAL 5
1. Kepadatan menurut Sundstrom (dalam Wrightsman & Deaux, 1981),
yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan.
2. Sejumlah individu yang berada disuatu ruang atau wilayah tertentu dan
lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan McFaring, 1978;
Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978).
B. Kategori Kepadatan
Kepadatan dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori. Holahan
(1982) menggolongkan kepadatan ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Kepadatan spasial (spatial density), terjadi bila besar atau luas ruangan
diubah menjadi lebih kecil atau sempit sedangkan jumlah individu
tetap.
2. Kepadatan sosial (social density), terjadi bila jumlah individu ditambah
tanpa diiringi dengan penambahan besar atau luas ruangan sehingga
didapatkan kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya
individu.
C. Akibat Kepadatan
Taylor (dalam Guilfford,1982) berpendapat bahwa lingkungan sekitar
dapat merupakan sumber yang penting dalam mempengaruhi sikap, perilaku
PERMASALAHAN SOSIAL 6
dan keadaan internal individu disuatu tempat tinggal. Rumah dan lingkungan
pemukiman yang memiliki situasi dan kondisi yang baik dan nyaman seperti
memiliki ruang yang cukup untuk kegiatan pribadi akan memberikan
kepuasan psikis pada individu yang menempatinya.
Menurut Heimstra dan Mc Farling (1978) kepadatan memberikan
akibat bagi manusia baik secara fisik, sosial maupun psikis. Akibat secara
fisik yaitu reaksi fisik yang dirasakan individu seperti peningkatan detak
jantung, tekanan darh dan penyakit fisik lain (Heimstra dan McFarling,1978).
Akibat secara sosial antara lain adanya masalah sosial yang terjadi dalam
masyarakat seperti meningkatnya kriminalitas dan kenakalan remaja
(Heimstra dan McFarling,1978; Gifford,1987).
2.1.2.2 Penduduk
Menurut UUD 1945 Pasal26 ayat (2), penduduk adalah warga Negara
Indonesia dan orang asing bertempat tingal di Indonesia.Sementara yang bukan
penduduk adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat
sementara atau sesuai denga visa. Penduduk merupakan semua orang yang
PERMASALAHAN SOSIAL 7
berdomosili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih
dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan tujuan untuk menetap
(BPS, 2014 : 102).
a. Preventive cheks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang
lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1) Penundaanmasa perkawinan
2) Mengendalikan hawa nafsu
3) Pantangan Kawain
b. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian,
termasuk di dalamnya antara lain :
PERMASALAHAN SOSIAL 8
1) Bencana alam
2) Wabah Penyakit
3) Peperangan
PERMASALAHAN SOSIAL 9
(1) Penetapan kebijakan Nasional perkembangan penduduk harus memperhatikan :
a. Pengendalian kualitas penduduk.’
b. Pengembangan Kualitas Penduduk,’
c. Pengarahan Mobilitas penduduk.
PERMASALAHAN SOSIAL 10
Tengah karena kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya.
Pada daerah dengan kepadatan yang tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk akan
lebih sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan.
Kedua, penelitian oleh Muh Mahdi Kharis yang berjudul “Pengaruh Faktor-Faktor
Kependudukan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pemalang”. Penelitian
yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada
program studi sarjana Fakultas Ekonomi di Universitas Diponegoro. Penelitian dilakukan
bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel pertumbuhan penduduk, tenaga kerja
dan rasio beban tanggungan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pemalang. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Pengumpulan
data dilakukan dengan dokumentasi, yaitu mengumpulkan catatan-catatan/data-data yang
diperlukan sesuai penelitian yang akan dilakukan dari dinas/kantor/instansi atau lembaga
terkait.
Terakhir adalah penelitian oleh Wulan Pupita Sari yang berjudul “Analisa dan
Sistem Pengolahan Data Penduduk pada RT03/RW 06 Desa Cimalaka Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang”. Penelitian yang diajukan guna menyelesaikan
persyaratan ujian akhir materi metodologi penelitian. Metode penelitian yang digunakan
adalah wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung mengenai hal
yang berkaitan dengan topik. Penelitian dilakukan bertujuan untuk menghasilkan
program aplikasi untuk mengolah data jumlah penduduk di wilayah tersebut.
PERMASALAHAN SOSIAL 11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini melalui studi kepustakaan
dan pengumpulan data-data sekunder. Sedangkan untuk menganalisa data digunakan analisa
data kuantitatif dan kualitatif. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah :
PERMASALAHAN SOSIAL 12
3.2 Analisis Variabel dan Sub Variabel Terpilih
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi variabel adalah konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif dan kualitatif yang nilainya dapat berubah-
ubah. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam laporan ini:
Tabel 3.1: Variabel dan Sub variabel
PERMASALAHAN SOSIAL 13
3.3 Desain Survey
PERMASALAHAN SOSIAL 14
2. Untuk mengetahui Upaya - Program KB - UU Pemerintah - Berhasilnya upaya
upaya penanggulanga - UU membatasi penanggulangan
penanggulangan n usia menikah yang telah
pada tingkat diterapkan
kepadatan
penduduk di
Kecamatan
Narmada.
PERMASALAHAN SOSIAL 15
BAB IV
UPAYA PENANGGULANGAAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Geografis
Dilihat dari letak geografis, Kecamatan Cakranegara berada di antara Kecamatan
Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Sandubaya, dan Kecamatan Selaparang.
Terletak antara 1160 7”-1160 8” Bujur Timur dan 80 34”-80 35” Lintang Selatan.
Cakranegara terdiri dari 10 kelurahan dengan luas wilayah 9.67 km2.Kelurahan terluas
adalah Saying-Sayang, yang merupakan ibukota Kecamatan Cakranegara, sedangkan yang
memiliki luas wilayah paling kecil adalah Kelurahan Cakranegara Barat. Semua wilayah
Cakranegara merupakan daerah bukan pantai dengan rata-rata curah hujan sebesar 145,29
mm per bulan.
4.1.2 Administratif
Secara admistratif Kecamatan Cakranegara mempunyai 10 kelurahan dengan
keseluruhanya berstatus LPM. 10 kelurahan tersebut semuanya berstatus swadaya atau
swakarsa. Jumlah lingkungan yang terdapat di kecamatan cakranegara berjumlah 44
lingkungan, jika dilihat dari jumlah lingkungan dan RT-nya yaitu sebanyak lima lingkungan
dengan 27 RT.Adapun jumlah RT yang terdapat di kecamatan cakranegara ini adalah
sejumlah 286 wilayah RT. Adapun peta administratif Kecamatan Cakranegara yaitu sebagai
berikut :
PERMASALAHAN SOSIAL 16
Gambar 4.1 : Peta Administatif
PERMASALAHAN SOSIAL 17
Tabel 4.1:Luas Wilayah dan Jarak
Kelurahan Luas wilayah Jarak
Cakranegara barat 0,51 5,3
Cilinaya 1,29 13,3
Sapta marga 0,86 8,9
Mayura 1,02 10,5
Cakranegara timur 0,67 6,9
Cakranegara selatan 0,73 7,6
Cakranegara selatan baru 0,56 5,8
Karang taliwang 0,62 6,4
Cakranegara utara 1,29 13,4
Sayang-sayang 2,12 21,9
Jumlah/total 9,67 100,00
Sumber: badanpusat statistic 2016
Luas Wilayah
5%
Cakranegara Barat
22% 13% Cilinaya
Sapta Marga
Mayura
Cakranegara Timur
9% Cakranegara selatan
Cakranegara Selatan Baru
13% Karang Taliwang
Cakranegara Utara
11%
Sayang-Sayang
6%
7%
6%
8%
PERMASALAHAN SOSIAL 18
Fisik dasar untuk wilayah akan dapat memberikan gambaran global tentang keadaan
tersebut. Sebelum memasuki tahap perencanaan, keadaan fisik dasar wilayah yang akan kita
rencanakan harus kita ketahui terlebih dahulu. Karena kondisi fisik dasar sangat menentukan
langkah-langkah apa yang akan diambil dalam perencanaan untuk menentukan pertumbuhan
dan perkembangan wilayah perencanaan dan dapat pula digunakan untuk mengengineering
daerah tersebut di waktu yang akan datang.
3.2.1 Topografi
PERMASALAHAN SOSIAL 19
Saying-sayang - 1 -
Sumber :Badanpusat Statistic 2016
Musim hujan cukup panjang pada tahun 2015 , terlihat dari jumlah dan curah hujan
pada tahun 2015. hanya saja pada bulan agustus dan septemmber hujan sama sekali tidak
turun. Sedangkan pada bulan yang lain curah hujan dikecamatan cakranegara mengalami
peningkatan yang cukup signifikasi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah hari
hujan paling banyak terjadi padabulan februari yaitu sebanyak 23 hari. Hujan paling lebat
pada tahun 2015 terjadi pada bulan desember yaitu mencapai 345,29 mm. Rincian curah
hujan di Kecamatan Cakranegara di uraikan dalam tabel berikut :
PERMASALAHAN SOSIAL 20
4.3 Fisik Binaan
Fisik binaan yang merupakan sarana prasarana yang mendukung pengelolalaan
Kecamatan Cakranegara. Adapun fisik binaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
4.3.1 Pendidikan
Kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas. Pembangunan suatu daerah sangat bergantung pada kualitas pendidikan
masyarakatnya.di kecamatan Cakranegara telah tersedia 36 SD/Sederajat, 6 SMP/sederajat,
3SMA/sederajat,dan 3 perguruan tinggi.
PERMASALAHAN SOSIAL 21
Salah satu universitas di Cakranegarayaitusepertipadagambarberikutini :
4.3.2 Kesehatan
Pada tahun 2015, jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Cakranegara seperti apotik
dan tokoh obat mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.Terkait kesehatan
bayi dan balita, pelaksanaan pemberian imunisasi di kec.Cakranegara pada tahun 2015
menunjukan bahwa rata-rata balita telah diberikan imunisasi lengkap walaupun belum
mencapai target yang di tetapkan padatahun 2015.
PERMASALAHAN SOSIAL 22
Tabel 4.5 Kesehatan
Fasilitas Kesehatan 2013 2014 2015
Puskesmas 3 3 3
Apotik 24 24 28
Tenaga Kesehatan
Dokter 38 38 41
Bidan 16 16 16
Dukun Bayi 6 6 6
Salah satufasilitas kesehatan yang ada di Cakranegara yaitu seperti pada gambar
berikut ini:
PERMASALAHAN SOSIAL 23
4.3.3 Transportasi dan Komunikasi
Pada tahun 2015 tercatat kendaraan bermotor yang ada di kec.Cakranegara mengalami
peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah truk sebanyak 359 unit, mobil pribadi sebanyak 20.906
unit kendaraan tidak bermotor yaitu cidomo juga mengalami peningkatan menjadi 58 unit
dari 43 unit pada tahun sebelumnya.
Sarana Komunikasi
Kantor Pos 2 2
Telpon umum - -
Sarana transportasi yang ada di Cakranegara yaitu seperti gambar sebagai berikut ini :
PERMASALAHAN SOSIAL 24
Gambar 4.5 seelter SMPK Cakranegara
4.3.4 Penduduk
PERMASALAHAN SOSIAL 25
Tabel 4.7 Indikator Kependudukan
Uraian 2015
Jumlah penduduk 61.274
Kepadatan 6.337
penduduk
Sex ratio 99
Jumlah rumah 17.034
tangga
Rata-rata ART 4
(jiwa/rt)
Sumber :badan pusat statistik 2015
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk, Sex Ratio, dan Kepadatan Penduduk
PERMASALAHAN SOSIAL 26
KEPADATN PENDUDUK MENURUT WILAYH DAN
KELURAHAN
160
140
120
100 KEPADATN PENDUDUK
80 MENURUT WILAYH DAN
60 KELURAHAN
40
20
0
a
a
Ci t
ng
M a
ng ara
g
ela tan
u
ur
ra
g
Sa inay
an
Ca yur
Ke Bar
Ca Tim
ar
wa
Ba
t
a S Sela
ay
Sa ra U
M
a
l
ali
n
a
-S
a
ta
[ta
kr
.T
kr
Ca kra
k
Ca
Ca
ya
kr
Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Kepadatan Penduduk
PERMASALAHAN SOSIAL 27
k (Jiwa) (km2) (jiwa/km2)
1 Cakranegara 3.082 3.177 6.259 0,51 2.227
Barat
2 Cilinaya 2.724 2.897 5.621 1,29 4.357
3 Sapta Marga 2.794 2.829 5.623 0,86 6.358
4 Mayura 2.764 2.665 5.429 1,02 5.323
5 Cakranegara 1.896 1.890 3.786 0,67 6.651
Timur
6 Cakranegara 3.491 3.445 6.936 0,7```3 9.501
Selatan
7 Cakranegara 4.285 4.395 8.680 0,56 15.500
Selatan Baru
8 Karang 2.941 3.121 6.062 0,62 9.777
Taliwang
9 Cakranegara 2.944 2.850 5.794 1,29 4.491
Utara
10 Sayang-Sayang 3.557 3.527 7.084 2,12 3.342
Jumlah 30.478 30.496 112,77 6.337
Berdasarkan Jumlah penduduk yang telah dipaparkan pada tabel diatas dapat dianalisa
kepadatanpenduduk di Kecamatan Cakranegara menggunakan Program SPSS adalah sebagai
berikut:
Statistics
PERMASALAHAN SOSIAL 28
Nama_Keluraha Jumlah_Pendud Kepadatan_Pen
n uk duduk
N Valid 10 9 10
Missing 0 1 0
25 5.5250 4.1032
50 5.7940 5.8405
75 6.5990 9.5700
90 8.6800 14.9277
Berdasarkan tabel dari hasil analisis data kependudukan dengan program SPSS dapat
dilihat dan ditentukan nilai Mean dari kepadatan penduduk Kecamatan Cakranegara sebesar
6.7527, nilai Median adalah 5.8405, nilai Mode (Modus) adalah 2.23, sedangkang nilai
Minimum kepadatan penduduk Kecamatan Cakranegara yang ditunjukkan hasil tabel
program SPSS adalah 2.23 dan untuk jumlah Maximumnya adalah 15.50. Dari hasil tabel
analisis program SPSS juga didapatkan hasilpercentil, berikut dijabarkan hasil persentil dari
tabel diatas adalah:
PERMASALAHAN SOSIAL 29
- Rata-rata kepadatan penduduk 75% sampel dibawah 9
- Rata-rata kepadatan penduduk 90% sampel dibawah 14
4.4.2 Quesioner
Quesioner sengaja dibuat untuk mendukung data yang telah didapat untuk melengkapi
data yang telah ada.Dari quesioner dapat dilakukan analisis mengenai tanggapan dari
masyarakat dari permasalahan yang diangkat. Sehingga dari hasil analisis dapat ditarik
kesimpulan berdasarkan permasalahan yang diangkat di wilayah yang ditentukan dan
bagaimana upaya dalam penanggulannya. Berikut ini disajikan pertanyaan quesioner yang
akan diajukan kepada masrakat/penduduk di Kecamatan Cakranegara.
Pertanyaan:
a. Apakah dengan banyaknya penduduk seperti sekarang di wilayah Anda, Anda merasa
nyaman?
b. Apakah anda ikut berpartisipasi dalam program KB yang diselenggarakan
pemerintah?
c. Apakah anda setuju dengan program KB yang diterapkan oleh pemerintah?
PERMASALAHAN SOSIAL 30
Tabel 4.11: Pertanyaan Qoesioner
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah dengan banyaknya penduduk
seperti sekarang di wilayah Anda, Anda
merasa nyaman? 3 7
PERMASALAHAN SOSIAL 31
(%)
1 Apakah dengan 1 3 30% Hasil penskoring
banyaknya YA menunjukkan bahwa
penduduk seperti manyarakt di
sekarang di Kecamatan
Anda, TIDAK 0 7 0%
wilayah Cakranegara mersa
Anda merasa tidak nyaman dengan
nyaman? banyaknya penduduk
di Kecamatan
Cakranegarasaat ini.
Total 10 100%
PERMASALAHAN SOSIAL 32
dari pensekoring diatas juga menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengikuti
program KB dari pemerintah sudah terbilang cukup baik, Hal ini pula mengindikasikan
bahwa masyarakat di Kecamatan Cakranegara mulai sadar akan pentingnya menekan
pertumbuhan jumlah penduduk untuk mengurangi kepadatan penduduk di Kecamatan
Cakranegara.
PERMASALAHAN SOSIAL 33
(1997) dalam bukunya Ekonomi Pembangauanan, Teori, Masalah, dan Kebijakan
mengungkapkan, pertumbuhan kota yang lebih cepat akan mengakibatkan terjadinya
urbanisasi yang prematur. Dengan demikian, urbanisasi desa-kota terjadi sebelum industri kota
mampu berdiri sendiri, untuk menekan laju urbanisasi maka pemerintah melakukan beberapa
program.
1. Program Transmigrasi
Program transmigrasi patut dipertimbangkan sebagai strategi menekan laju
urbanisasi serta mengimbangi pertambahan jumlah penduduk. Pelaksanaan
program transmigrasi ini diharapkan mampu menerobos isolasi di berbagai daerah,
mengubah lahan telantar menjadi sumber pendapatan, mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah, serta memberikan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi
jutaan rakyat di seluruh negeri sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
kaum urban.
2. Optimalisasi Pembangunan Sektor Pertanian di Desa.
Masih banyak tanah kosong (lahan tidur) di desa yang belum sepenuhnya
termanfaatkan untuk pertanian. Sektor perdesaan dan pertanian merupakan
pengguna investasi terbatas yang lebih responsif dibanding perkotaan (Lipton and
Vyas, 1981). Dengan mengoptimalkan sektor pertanian, ada harapan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Di sinilah dibutuhkan political will
dan keseriusan dari pemerintah untuk lebih memperhatikan pembangunan
pertanian dan sektor-sektor industri berbasis pedesaan.
PERMASALAHAN SOSIAL 34
Ada beberapa hal mendasar yang menurut saya kenapa program KB tak akan pernah
tuntas mengatasi masalah pertumbuhan penduduk sehingga tak efektif dan efisien
digunakan :
Program KB harus dikampanyekan selamanya, begitu lupa dikampanyekan maka
masyarakat akan lupa. Konsekuensi dari kampanye selamanya tentu akan
membutuhkan budget yang luar biasa besar dan selamanya juga. Konsekuensinya kita
tak pernah akan lolos dengan lingkaran setan pembiayaan program KB.
Program KB hanya akan efektif jika disertai konsekuensi bagi pelanggar seperti
halnya di China, tanpa itu laju pertumbuhan penduduk hanya bisa direm sesaat tapi
tak bisa dicegah. Hanya saja dari pengalaman diChina hal ini juga rentan disalah
gunakan : Di China ada pembatasan 1 anak cukup kecuali anak tersebut cacat –
karena mempertimbangkan penerus nama keluarga, padahal disana banyak yang
berharap anaknya laki – laki sehingga banyak praktek anak perempuan dibikin cacat
secara sengaja sebagai alasan bisa beranak lagi untuk memperoleh anak laki – laki.
Secara moral dan HAM, tentu kita tak ingin praktek seperti ini akan berlangsung
diIndonesia jika ada sanksi yang berlaku tentunya
Program KB secara budget tak akan pernah efisien sebab mengharuskan adanya
kampanye secara berkesinambungan yang tentunya akan memakan porsi APBN yang
sangat besar.
Program KB hanya efektif sesaat dan hanya mampu mengerem laju pertumbuhan
karena tak menyentuh akar persoalan dan tak mengkondisikan kenapa seseorang
cukup beranak sedikit.
PERMASALAHAN SOSIAL 35
kurangnya sarana serta fasilitas mengajar. Untuk mengatasi permasalahan penduduk
Indonesia dalam bidang pendidikan dilakukan berbagai usaha sebagai berikut:
1. Dilaksanakan program wajib belajar 9 tahun.
2. Pemberian Bantuan Operasional Siswa (BOS) kepada Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
3. Pemberian beasiswa kepada anak dari keluarga prasejahtera (kurang mampu)
maupun siswa berprestasi.
4. Pembangunan dan penambahan sarana kegiatan belajar mengajar.
5. Peningkatan kesejahteraan kepada para pengajar (guru).
6. Peningkatan kualitas pada para pendidik dengan cara sertifikasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Di setiap wilayah maupun kawasan tentunya memiliki permasalahan sosial yang
berbeda dengan Kawasan lainya, Kecamatan Cakranegara termasuk salah satu wilayah yang
memiliki permasalahan sosial, terutama dalam hal kependuddukan. Berdasarkan dari laporan
di atas permasalahan kependudukan di Kecamatan Cakranegar terpusat pada pada jumlah
PERMASALAHAN SOSIAL 36
atau kuantitas penduduk yang yang terhitung cukup padat. Artinya pada Kecamatan
Cakranegara mengalami masalah kepadatan penduduk yang cukup serius.
Kepadatan jumlah penduduk di Kecamatan Cakranegara tentunya akan menimbulkan
efek negatif bagi masyarakat di kecamatan Cakranegara, salah satunya adalah masyarakat
setempat merasa tidak nyaman dengan keadan jumlah atau kuantitas penduduk di kecamatan
tersebut, hal ini berdasarkan dari hasil qoesioner yang disebarkan di Kecamatan Cakranegara.
Denagan adanya permasalahan jumlah kepadatan penduduk tentunya dibutuhkan
soslusi untuk mengatasi jumlah kepadatan penduduk di Kecamatan Cakranegara, berdasarkan
laporan di telah disajikan beberapa solusi atau upaya untuk mengatasi jumlah kepadatan
penduduk di Kecamatan cakranegara. Berikut solusi untuk mengatasi kepadatan penduduk di
Kecamatan Cakranegara adalah dengan Menekan Tingkat Jumlah Urbanisasi,
menggalangkan program KB (Keluarga Berencana), dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan
dan Kesdaran Masyarakat.
5.2 Saran
Berdasarkan laporan diatas telah disajikan beberapa motode atau program untuk
mengatasi permasalahan sosial khususnya mengenai kepdatan penduduk, dari bebrapa solusi
yang disajikan pemerintah diharapkan mampu mengatasi permasalahan sosial mengenai
kepadatan jumlah penduduk dikecamatan cakranegara.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno
Mahasiswa pascasarjana universitas muhammadiyah surakarta (UMS)
BPS( Badan Pusat statistik)
Kecamatan Cakranegara dalam angka 2015
http://lentikindahaswari20.blogspot.co.id/2015/01/makalah-kepadatan-penduduk-di-
indonesia.html
PERMASALAHAN SOSIAL 37