Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
kehidupan, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia
hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas setiap manusia sehingga diharapkan tidak terjadinya berbagai permasalahan
sosial.
Permasalahan sosial di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari aspek demografisnya,
karena negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar
di dunia. Selain itu, penduduk Indonesia berbeda dengan negara berkembang lainnya,
yaitu terdiri dari banyak suku, adat kebiasaan dan budaya yang sangat beragam.
Permasalahan sosial pada dasarnya merupakan suatu kondisi kehidupan dalam
masyarakat yang tidak diinginkin atau suatu kondisi kehidupan yang menimbulkan
persoalan. Masalah sosial dapat terjadi karena adanya hambatan dalam pemenuhan
kebutuhan, akibat perubahan sosial ekonomi serta penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan atau menimbulkan persoalan,
maka menjadi hal yang wajar apabila seseorang berusaha untuk melakukan perbaikan
atau pemecahan masalah. Menurut Parrilo (1987:14) untuk memahami masalah sosial
perlu memahami empat komponen yaitu: (1) masalah itu bertahan untuk satu periode
waktu, (2) dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerusakan fisik atau mental baik
individu maupun masyarakat, (3) merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar
sosial dari suatu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat dan (4) menimbulkan
kebutuhan akan pemecahan. Agar dapat dilakukan pemecahan masalah sosial diperlukan
suatu langkah untuk memahami proses dan latar belakang timbulnya gejala tersebut.
Kepadatan penduduk merupakan salah satu faktor penyebab permasalahan sosial.
Kepadatan penduduk adalah perbandingan dari jumlah penduduk dibagi dengan luas
wilayahnya. Kepadatan penduduk mempengaruhi kondisi sosial budaya suatu daerah.
Semakin padat penduduk suatu daerah maka semakin banyak pula fasilitas umum yang

PERMASALAHAN SOSIAL 1
diperlukan, seperti jalan, perumahan, sanitasi, drainase, sekolah dan banyak fasilitas
lainnya.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar hal ini
dapat dilihat dari kondisi Indonesia menjadi negara dengan penduduk terbesar ke-4 di
dunia dengan jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk
yang sangat pesat di suatu wilayah baik kabupaten maupun kota tentunya dapat
menyebabkan ledakan penduduk ataupun kepadatan penduduk. Hal inilah yang dialami
oleh Kota Mataram. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Kota Mataram sebagai pusat
pemerintahan dan berkumpulnya masyarakat dari berbagai kalangan, suku, dan ras
termasuk dari masyarakat kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut.
Kecamatan Cakranegara merupakan salah satu dari enam kecamatan yang ada di
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Di Kecamatan Cakranegara, selain
terdapat potensi juga terdapat suatu permasalahan baik dari aspek sosial, ekonomi
maupun lingkungan. Banyak permasalahan yang terjadi di Kecamatan Cakranegara, salah
satunya adalah permasalahan dalam aspek sosial. Sehingga sebagai upaya dalam
mengidentifikasi permasalahan sosial di Kecamatan Cakranegara, dilakukan peneletian
mengenai permasalahan sosial dan upaya dalam menangani permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa permasalahan sosial yang ada di Kecamatan Cakranegara Kota Mataram?
2. Bagaimana upaya penanggulangan permasalahan sosial di Kecaamtan Cakranegara
Kota Mataram?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahan sosial yang ada di Kecamatan Cakranegara Kota
Mataram.
2. Untuk mengetahui upaya penanggulangan pada permasalahan sosial di Kecamatan
Cakranegara Kota Mataram.

PERMASALAHAN SOSIAL 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
2.1.1 Sosial dan Permasalahan Sosial
Menurut Jones (2009), pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, baik kita
suka atau tidak, hampir semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkaitan
dengan orang lain. Menurut Enda (2010), sosial adalah cara tentang bagaimana para
individu saling berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto (1998), sosial merupakan
sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat.
Masalah sosial adalah masalah yang menyangkut kemasyarakat, baik individu
maupun kelompok. Suatu kejadian yang merupakan sorotan masyarakat juga belum
tentu merupakan masalah sosial (Soerjono, 1982: 318). Menurut Setiadi dan Kolip
(2010: 51), jika di dalam kehidupan sosial antara elemen satu dan elemen lainnya tidak
melaksanakan fungsi dan peranannya sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku, maka keadaan tersebut disebut dengan ketidakteraturan sosial (patologi sosial).
Patologi sosial sebagai bagian dari kajian objek sosiologi sering disebut dengan
masalah sosial.
Masalah sosial dalam perspektif sosiologis sering disebut sebagai problem sosial
(social problems). Menurut Coleman, J.W dan Cressey, D.R. 1984, masalah sosial
merupakan dimensi atau aspek kajian yang sangat luas atau kompleks, dan dapat
ditinjau dari berbagai perspektif (sudut pandang atau teori). Suatu fenomena atau gejala
kehidupan dikatakan sebagai masalah sosial (social problem) adalah apabila: (1)
sesuatu yang dilakukan seseorang itu telah melanggar atau tidak sesuai dengan nilai-
norma yang dijunjung tinggi oleh kelompok; (2) sesuatu yang dilakukan individu atau
kelompok itu telah menyebabkan terjadinya disintegrasi kehidupan dalam kelompok;
dan (3) sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah memunculkan
kegelisahan, ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok (Coleman, J.W dan
Cressey, D.R. 1984).
Menurut Parillo dalam Soetomo (1995), untuk dapat memahami pengertian
masalah sosial perlu diperhatikan empat hal, yaitu: (1) masalah itu bertahan untuk suatu
periode waktu tertentu; (2) dirasakan dapat menyebabkan beragam kerugian secara fisik
dan non fisik pada individu dan kelompok; (3) merupakan pelanggaran terhadap nilai

PERMASALAHAN SOSIAL 3
atau standar sosial atau sendi-sendi kehidupan masyarakat; dan (4) menuntut adanya
usaha untuk di cari pemecahannya.
Dalam hal ini, Soerjono Soekanto (Setiadi dan Kolip, 2010: 51) membuat
beberapa kriteria masalah sosial, antara lain:
1. Faktor ekonomi terdapat masalah kemiskinan, yang dalam hal ini kemiskinan
dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan absolut.
2. Faktor biologis yang didalamnya terdapat persoalan yang harus dipecahkan seperti
masalah endemis atau penyakit menular sebagaimana terjadi dewasa ini, yaitu flu
burung, virus, SARS, HIV, dan penyakit kelamin yang menyerang di beberapa
daerah.
3. Faktor psikologis seperti depresi, stress, gangguan jiwa, gila, tekanan batin, dan
sebagainya.
4. Faktor sosial dan kebudayaan seperti perceraian, masalah kriminal, pelecehan
seksual, kenakalan remaja, konflik ras, krisis moneter, masalah kependudukan dan
sebagainya.
Masalah sosial yang hidup dalam masyarakat dapat diklasifikasikan kedalam
beberapa hal, yaitu: kemiskinan, kejahatan atau kriminalitas, disorganisasi keluarga,
peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan,
masalah lingkungan dll.
Roucek dan Warren dalam Abdul Syani mengartikan masalah sosial sebagai
masalah yang melibatkan sejumlah besar manusia dengan cara-cara yang menghalangi
pemenuhan kehendak- kehendak biologis dan sosial yang ditetapkan mengikuti garis
yang disetujui masyarakat. Berbagai masalah sosial adalah sebagai berikut:
1. Kriminalitas
Kriminalitas adalah segala macam aktivitas yang di tentang masyarakat
karena melanggar huukum, sosial dan agama serta merugikan secara psikologis
ataupun ekonomis (Kartono : 1999).Tindakan kriminalitas biasanya terjadi pada
masyarakat yang sedang tergolong berubah terutama masyarakat kota yang banyak
tekanan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut
(Soekanto 1995).

PERMASALAHAN SOSIAL 4
3. Kependudukan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan
(UndangUndang No. 23 Tahun 2006). Untuk negara tertentu seperti indonesia,
telah melakukan berbagai upaya dalam rangka pengaturan jumlah penduduk
melalui program keluarga berencana juga transmigrasi.

4. Korupsi
Poerwadinata dalam kamus besar bahasa indonesia menyatakan korupsi
adalah perbuatan buruk seperti penggelapan uang dan menerima uang sogok.
Pendekatan terhadap korupsi dapat dilakukan secara sosiologis, normatif, polotik
maupun ekonomi.

5. Gelandangan
Istilah gelandangan yang berarti selalu berkeliaran/tidak mempunyai tempat
tinggal tetap (Suparlan 1995). Gelandangan sebagai suatu masalah sosial yang
terwujud diperkotaan disebabkan oleh kondisi. Adanya gelandangan di kota
bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota tetapi karena tekanan
ekonomi.

2.1.2 Penduduk dan Kepadatan Penduduk


2.1.2.1 Kepadatan
A. Definisi Kepadatan
Kesesakan (crowding) dan kepadatan (densitiy) merupakan fenomena
yang akan menimbulkan permasalahan bagi setiap negara di dunia di masa
yang akan datang.  Hal ini dikarenakan terbatasnya luas bumi dan potensi
sumber daya alam yang dapat  memenuhi kebutuhan hidup manusia,
sementara perkembangan jumlah manusia di  dunia tidak terbatas. Contoh
permasalahan sosial  yang nyata dalam perspektif psikologis dari kesesakan
dan kepadatan penduduk  adalah semakin banyaknya orang yang mengalami
stres dan berperilaku agresif  destruktif.
Kepadatan adalah hasil bagi jumlah objek terhadap luas daerah.
Dengan demikian satuan yang digunakan adalah satuan/luas daerah. Berikut
definisi kepadatan menurut beberapa ahli:

PERMASALAHAN SOSIAL 5
1. Kepadatan menurut Sundstrom (dalam Wrightsman & Deaux, 1981),
yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan.
2. Sejumlah individu yang berada disuatu ruang atau wilayah tertentu dan
lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan McFaring, 1978;
Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978).

B. Kategori Kepadatan
Kepadatan dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori. Holahan
(1982) menggolongkan kepadatan ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Kepadatan spasial (spatial density), terjadi bila besar atau luas ruangan
diubah menjadi lebih kecil atau sempit sedangkan jumlah individu
tetap.
2. Kepadatan sosial (social density), terjadi bila jumlah individu ditambah
tanpa diiringi dengan penambahan besar atau luas ruangan sehingga
didapatkan kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya
individu.

Altman (1975) membagi kepadatan menjadi:


1. Kepadatan dalam (insidedensity), yaitu sejumlah individu yang berada
dalam suatu ruang atau tempat tinggal seperti kepadatan di dalam
rumah, kamar;
2. kepadatan luar (outsidedensity), yaitu sejumlah individu yang berada
pada suatu wilayah tertentu, seperti jumlah penduduk yang bermukim
di suatu wilayah pemukiman.

Jain (1987) menyatakan bahwa setiap wilayah pemukiman memiliki


tingkat kepadatan yang berbeda dengan jumlah unit rumah tinggal pada
setiap struktur hunian dan struktur hunian pada setiap wilayah pemukiman.
sehingga suatu ewilayah pemukiman dapat dikatakan mempunyai kepadatan
tinggi dan kepadatan rendah.

C. Akibat Kepadatan
Taylor (dalam Guilfford,1982) berpendapat bahwa lingkungan sekitar
dapat merupakan sumber yang penting dalam mempengaruhi sikap, perilaku

PERMASALAHAN SOSIAL 6
dan keadaan internal individu disuatu tempat tinggal. Rumah dan lingkungan
pemukiman yang memiliki situasi dan kondisi yang baik dan nyaman seperti
memiliki ruang yang cukup untuk kegiatan pribadi akan memberikan
kepuasan psikis pada individu yang menempatinya.
Menurut Heimstra dan Mc Farling (1978) kepadatan memberikan
akibat bagi manusia baik secara fisik, sosial maupun psikis. Akibat secara
fisik yaitu reaksi fisik yang dirasakan individu seperti peningkatan detak
jantung, tekanan darh dan penyakit fisik lain (Heimstra dan McFarling,1978).
Akibat secara sosial antara lain adanya masalah sosial yang terjadi dalam
masyarakat seperti    meningkatnya kriminalitas dan kenakalan remaja
(Heimstra dan McFarling,1978; Gifford,1987).

Akibat psikis lain antara lain:


1. Stress, kepadatan tinggi menumbuhkan perasaan negative, rasa cemas,
stress (Jain, 1987) dan perubahan suasana hati (Holahan, 1982).
2. Menarik diri, kepadatan tinggi menyebabkan individu cenderung
menarik diri dan kurang mau berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
(Heimstra dan McFarling,1978; Holahan,1982; Gifford,1987).
3. Perilaku menolong, kepadatan tinggi menurunkan keinginan individu
untuk menolong atau member bantuan pada orang lain yang
membutuhkan, terutama orang yang tidak dikenal (Holahan,1982; Fisher
dkk., 1984).
4. Kemampuan mengerjakan tugas, situasi padat menurunkan kemampuan
individu untuk mengerjakan tugas-tugas pada saat tertentu
(Holahan,1982).
5. Perilaku agresi, situasi padat yang dialami individu dapat menumbuhkan
frustrasi dan kemarahan, serta pada akhirnya akan terbentuk perilaku
agresi (Heimstra dan McFarling,1978; Holahan, 1982).

2.1.2.2 Penduduk
Menurut UUD 1945 Pasal26 ayat (2), penduduk adalah warga Negara
Indonesia dan orang asing bertempat tingal di Indonesia.Sementara yang bukan
penduduk adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat
sementara atau sesuai denga visa. Penduduk merupakan semua orang yang

PERMASALAHAN SOSIAL 7
berdomosili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih
dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan tujuan untuk menetap
(BPS, 2014 : 102).

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,


persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan
(UndangUndang No. 23 Tahun 2006) Kependudukan adalah hal ihwal yang
berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran,
perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi jumlah
penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh empat komponen yaitu :
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk, dan migrasi keluar
(Subri,2003:16).
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat
dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang
besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus
yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris
(deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secar arismatik
(deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yangdapat
mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara
penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :

a. Preventive cheks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang
lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1) Penundaanmasa perkawinan
2) Mengendalikan hawa nafsu
3) Pantangan Kawain

b. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian,
termasuk di dalamnya antara lain :

PERMASALAHAN SOSIAL 8
1) Bencana alam
2) Wabah Penyakit
3) Peperangan

2.2 Tinjauan Kebijakan


2.2.1 Penduduk
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan
Pasal 3 ayat 1, Perkembangan kependudukan diarahkan pada pengendalian kuantitas
penduduk, pengembangan kualitas penduduk serta pengarahan mobilitas penduduk
sebagai potensi sumber daya manusia agar menjadi kekuatan pembangunan bangsa dan
ketahanan nasional serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi penduduk
dan mengangkat harkat dan martabat manusia dalam segala matra kependudukannya.
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan
Pasal 4 ayat 1,Perkembanan kependudukan bertujuan untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, persebaran penduduk dengan
lingkungan hidup.
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga sejahtera Pasal 10 ayat 1, Pemerintah menctapkan
kebijaksanaan pengendalian kuantitas penduduk yang diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
UU RI No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan Pasal 10 ayat
2, Penetapan kebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada
keserasian, keselarasan, dan kescimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung
dan daya tampung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial ekonomi dan sosial
budaya.
UU RI No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan Pasal 10 ayat
3, Kebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berhubungan dengan penetapan
jumlah, struktur, dan komposisi, pertumbuhan dan persebaran penduduk yang ideal,
melalui upaya penurunan angka kematian, pengaturan kelahiran, dan pengarahan
mobilitas penduduk yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Perkembangan penduduk adalah Sebagai berikut :
PASAL 8

PERMASALAHAN SOSIAL 9
(1) Penetapan kebijakan Nasional perkembangan penduduk harus memperhatikan :
a. Pengendalian kualitas penduduk.’
b. Pengembangan Kualitas Penduduk,’
c. Pengarahan Mobilitas penduduk.

(2) Pengendalian Kuantitas penduduk sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Huruf a


dilaksanakan melalui singkronisasi kebijakan kependudukan di tingkat nasional
dan daerah.
(3) Sinkronisasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berhubungan dengan :

a. Penetapan perkiraan, jumlah, struktur, dan komposisi penduduk,’


b. Penurunan laju penduduk,dan,’
c. Persebaran penduduk.
PASAL 11

(2) Penyelenggaraan pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) diLakukan sesui dengan daya dukung alam dan daya tampung
lingkungan melalui :
a. Pengendalian kelahiran,
b. Penurunan angka kematian,
c. Pengarahan mobilitas penduduk.

2.3 Penelitian Terdahulu


Dari data yang dihimpun, penelitian terdahulu yang secara spesifik mengkaji
mengenai fenomena kepadatan penduduk. Oleh karenanya kajian pustaka dalam
penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan studi kasus dan fenomena
permasalahan sosial.
Pertama, penelitian oleh Charis Christiani dan Pratiwi Tedjo Bambang Martono
yang berjudul “Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup
Masyarakat Provinsi Jawa Tengah”. Penelitian dilakukan menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif dengan sumber data dari data
primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan
dan dokumentasi. Sedangkan analisa data dilakukan dengan analisa kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian yang memfokuskan mengenai kepadatan penduduk di Jawa

PERMASALAHAN SOSIAL 10
Tengah karena kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya.
Pada daerah dengan kepadatan yang tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk akan
lebih sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan.
Kedua, penelitian oleh Muh Mahdi Kharis yang berjudul “Pengaruh Faktor-Faktor
Kependudukan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pemalang”. Penelitian
yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada
program studi sarjana Fakultas Ekonomi di Universitas Diponegoro. Penelitian dilakukan
bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel pertumbuhan penduduk, tenaga kerja
dan rasio beban tanggungan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pemalang. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Pengumpulan
data dilakukan dengan dokumentasi, yaitu mengumpulkan catatan-catatan/data-data yang
diperlukan sesuai penelitian yang akan dilakukan dari dinas/kantor/instansi atau lembaga
terkait.
Terakhir adalah penelitian oleh Wulan Pupita Sari yang berjudul “Analisa dan
Sistem Pengolahan Data Penduduk pada RT03/RW 06 Desa Cimalaka Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang”. Penelitian yang diajukan guna menyelesaikan
persyaratan ujian akhir materi metodologi penelitian. Metode penelitian yang digunakan
adalah wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung mengenai hal
yang berkaitan dengan topik. Penelitian dilakukan bertujuan untuk menghasilkan
program aplikasi untuk mengolah data jumlah penduduk di wilayah tersebut.

PERMASALAHAN SOSIAL 11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan digunakan metode dalam
pengumpulan data. Dalam penelitian ini digunakan metodologi kuantitatif dengan tipe
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari
suatu gejala atau masalah yang diteliti. (Ulber Silalahi, 2009).

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini melalui studi kepustakaan
dan pengumpulan data-data sekunder. Sedangkan untuk menganalisa data digunakan analisa
data kuantitatif dan kualitatif. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah :

1. Studi kepustakaan, dimaksudkan untuk mendapatkan atau melengkapai data teori


yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang di teliti. Teori digunakan sebagai
pedoman untuk memperkuat informasi atau landasan dalam penulisan penelitian.
2. Pengumpulan data secara sekunder dilakukan melalui pengambilan data dari instansi
pemerintah terkait, baik data dari Badan Pusat Statistik, Data dari Kantor Bapeda
dan data dari KCA (kecamatan dalam angka), baik dari data spasial maupun tabulasi
dari instansi terkait.
3. Pengumpulan data secara primer dilakukan dengan melakukan pengumpulan data
secara langsung yang berdasarkan hasil survey yang dilakukan di lapangan. Langkah
yang digunakan untuk mengumpulkan hasil data diantaranya adalah dengan
pengumpulan data menggunakan kuesioner (Quesioner). Pengumpulan data secara
kuesioner dilakukan untuk mengetahui pendapat masyarakat maupun partisipasi
masyarakat terhadap kepadatan penduduk di kawasan identifikasi.Kuesioner yang
dibagikan dalam melakukan identifikasi bersifat tertutup dan tidak memberikan
kebebasan bagi narasumber untuk menjawab, melainkan mempersiapkan pertanyaan
yang terkait data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai di
lokasi identifikasi di Kecamatan Cakranegara.

PERMASALAHAN SOSIAL 12
3.2 Analisis Variabel dan Sub Variabel Terpilih

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi variabel adalah konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif dan kualitatif yang nilainya dapat berubah-
ubah. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam laporan ini:
Tabel 3.1: Variabel dan Sub variabel

Tujuan Variabel Sub Variabel

1. Untuk mengetahui Kepadatan penduduk -Jumlah penduduk


kondisi tingkat - Luas Wilayah
kepadatan penduduk
yang ada di Kecamatan
Narmada Lombok Barat.

2. Untuk mengetahui upaya Upaya - Program KB


penanggulangan pada penanggulangan - UU membatasi usia
tingkat kepadatan menikah
penduduk di Kecamatan
Narmada.

Pada tabel tersebut variabel yang diangkat merupakan permasalahan sosial di


Kecamatan Cakranegara dan permasalahan sosial tersebut memiliki 4 kategori sub variabel
yaitu faktor ekonomi (kemiskinan, kriminalitas), faktor biologis (cacat, penyakit jasmani),
faktor psikologis (gangguan jiwa, depresi, gila) dan faktor sosial & kebudayaan (kriminal,
kependudukan, perceraian, dll). Sehingga dari berbagai kategori dari sub variabel tersebut,
diangkat permasalahan mengenai masalah kependudukan berupa kepadatan penduduk yang
ada di Kecamatan Cakranegara.

PERMASALAHAN SOSIAL 13
3.3 Desain Survey

Tabel 3.2: Desain Survey

Metode Analisa data


Data yang
Tujuan Variabel Sub variable pengumpulan yang dilakukan Output
diperlukan
data
1. Untuk mengetahui Kepadatan - Jumlah -Jumlah penduduk - Pengumpulan - Analisa data - Terpenuhinya suatu
kondisi tingkat penduduk penduduk -Komposisi dari data kualitatif dan wilayah dengan
kepadatan - Luas wilayah penduduknya dilakukan data kuantitatif kepadatan
penduduk yang (laki-laki dan secara penduduk yang
ada di Kecamatan perempuan) sekunder dan rendah
Narmada Lombok -Jumlah kepadatan primer
Barat. penduduk
-Luas wilayah

PERMASALAHAN SOSIAL 14
2. Untuk mengetahui Upaya - Program KB - UU Pemerintah - Berhasilnya upaya
upaya penanggulanga - UU membatasi penanggulangan
penanggulangan n usia menikah yang telah
pada tingkat diterapkan
kepadatan
penduduk di
Kecamatan
Narmada.

PERMASALAHAN SOSIAL 15
BAB IV
UPAYA PENANGGULANGAAN
4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Geografis
Dilihat dari letak geografis, Kecamatan Cakranegara berada di antara Kecamatan
Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Sandubaya, dan Kecamatan Selaparang.
Terletak antara 1160 7”-1160 8” Bujur Timur dan 80 34”-80 35” Lintang Selatan.
Cakranegara terdiri dari 10 kelurahan dengan luas wilayah 9.67 km2.Kelurahan terluas
adalah Saying-Sayang, yang merupakan ibukota Kecamatan Cakranegara, sedangkan yang
memiliki luas wilayah paling kecil adalah Kelurahan Cakranegara Barat. Semua wilayah
Cakranegara merupakan daerah bukan pantai dengan rata-rata curah hujan sebesar 145,29
mm per bulan.

4.1.2 Administratif
Secara admistratif Kecamatan Cakranegara mempunyai 10 kelurahan dengan
keseluruhanya berstatus LPM. 10 kelurahan tersebut semuanya berstatus swadaya atau
swakarsa. Jumlah lingkungan yang terdapat di kecamatan cakranegara berjumlah 44
lingkungan, jika dilihat dari jumlah lingkungan dan RT-nya yaitu sebanyak lima lingkungan
dengan 27 RT.Adapun jumlah RT yang terdapat di kecamatan cakranegara ini adalah
sejumlah 286 wilayah RT. Adapun peta administratif Kecamatan Cakranegara yaitu sebagai
berikut :

PERMASALAHAN SOSIAL 16
Gambar 4.1 : Peta Administatif

4.1.3 Luas Wilayah


Kecamatan cakranegara terdiri dari 10 kelurahan dengan luas wilayah 9,67 km2.
Kelurahan terluas adalah sayang-sayang dengan luas sebesar 2,12 km2, sedangkan yang
memiliki luas wilayah paling kecil adalah kelurahan cakranegara baratdengan luas sebesar
0,51 km2.

Ibu kota kecamatn cakranegara adalah saying-sayang. Adapun kelurahan yang


mempunyai jarak paling jauh dari sayang adalah kelurahan sapta marga dan cakranegara
selatan baru dengan jarak tempuh sebesar 3,5 km. sedangkan kelurahan yang mempunyai
jarak paling dekat adalah kelurahan taliwang dan cakranegara utara dengan jarak tempuh 1,5
km.Adapun tabel luas wilayah per kelurahan yaitu sebagai berikut :

PERMASALAHAN SOSIAL 17
Tabel 4.1:Luas Wilayah dan Jarak
Kelurahan Luas wilayah Jarak
Cakranegara barat 0,51 5,3
Cilinaya 1,29 13,3
Sapta marga 0,86 8,9
Mayura 1,02 10,5
Cakranegara timur 0,67 6,9
Cakranegara selatan 0,73 7,6
Cakranegara selatan baru 0,56 5,8
Karang taliwang 0,62 6,4
Cakranegara utara 1,29 13,4
Sayang-sayang 2,12 21,9
Jumlah/total 9,67 100,00
Sumber: badanpusat statistic 2016

Presentase luas wilayah menurut kelurahan di Kecamatan Cakranegara sebagai


berikut :

Luas Wilayah
5%
Cakranegara Barat
22% 13% Cilinaya
Sapta Marga
Mayura
Cakranegara Timur
9% Cakranegara selatan
Cakranegara Selatan Baru
13% Karang Taliwang
Cakranegara Utara
11%
Sayang-Sayang
6%
7%
6%
8%

Gambar 3.2 diagram luas wilayah kelurahan di kecamatan Cakranegara

4.2 Fisik Dasar

PERMASALAHAN SOSIAL 18
Fisik dasar untuk wilayah akan dapat memberikan gambaran global tentang keadaan
tersebut. Sebelum memasuki tahap perencanaan, keadaan fisik dasar wilayah yang akan kita
rencanakan harus kita ketahui terlebih dahulu. Karena kondisi fisik dasar sangat menentukan
langkah-langkah apa yang akan diambil dalam perencanaan untuk menentukan pertumbuhan
dan perkembangan wilayah perencanaan dan dapat pula digunakan untuk mengengineering
daerah tersebut di waktu yang akan datang.

3.2.1 Topografi

Berdasarkan kondisii topografi Wilayah kecamatan cakranegara seluruhnya merupakan


daerah bukan pantai. Secara umum berdasarkan data yang tersedia di kantor kelurahan
setempat, hal ini dikarenakan wilayah kecamatan cakranegara terletak pada daerah antara
pesisir dan daratan.

Kelurahan menurut topografis di kecamatan cakranegara pada tahun 2015 sebagai


berikut :

Tabel 4.2 Topografi

Kelurahan Pantai Bukan Dataran


pantai rendah
Cakranegara barat - 1 -
Cilinaya - 1 -
Sapta marga - 1 -
Mayura - 1 -
Cakranegara timur - 1 -
Cakranegara selatan - 1 -
- 1 -
Cakranegara selatan - 1 -
baru
Karang taliwang - 1 -
Cakranegara utara - 1 -

PERMASALAHAN SOSIAL 19
Saying-sayang - 1 -
Sumber :Badanpusat Statistic 2016

4.2.2 Iklim dan Curah hujan

Musim hujan cukup panjang pada tahun 2015 , terlihat dari jumlah dan curah hujan
pada tahun 2015. hanya saja pada bulan agustus dan septemmber hujan sama sekali tidak
turun. Sedangkan pada bulan yang lain curah hujan dikecamatan cakranegara mengalami
peningkatan yang cukup signifikasi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah hari
hujan paling banyak terjadi padabulan februari yaitu sebanyak 23 hari. Hujan paling lebat
pada tahun 2015 terjadi pada bulan desember yaitu mencapai 345,29 mm. Rincian curah
hujan di Kecamatan Cakranegara di uraikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 Rincian Curah Hujan

Bulan Hari Curah


hujan hujan
Januari 21 103
Februari 23 205,5
Maret 18 288,5
April 20 191,5
Mei 9 144
Juni 4 95
Juli 1 2
Agustus - -
September - -
Oktober 2 16
November 10 345,5
Desember 18 232,5
Rata-rata 11.000 145,29
Sumber: BadanPusat Statistic 2015

PERMASALAHAN SOSIAL 20
4.3 Fisik Binaan
Fisik binaan yang merupakan sarana prasarana yang mendukung pengelolalaan
Kecamatan Cakranegara. Adapun fisik binaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

4.3.1 Pendidikan

Kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas. Pembangunan suatu daerah sangat bergantung pada kualitas pendidikan
masyarakatnya.di kecamatan Cakranegara telah tersedia 36 SD/Sederajat, 6 SMP/sederajat,
3SMA/sederajat,dan 3 perguruan tinggi.

Pada jenjang pendidikan SD kecamatan Cakranegara mempunyai murid sebanyak


9.251 orang, dengan guru sebanyak 528 orang, dapat dikatakan bahwa seorang guru harus
mengajar rata-rata 17-18 orang murid. Selain sarana pendidikan tenaga pengajar yang terlibat
dalam proses pendidikan merupakan salah satu factor pendukung dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Untuk berbagi jenjang pendidikan setelah SMP, rasio guru murid mulai menurun.
Hal ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan makin baik,rasio murid dan guru hampir
berimbang/proporsional.

Statistik jumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Cakranegara tahun 2016 di uraikan


dala tabel berikut :

Tabel 4.4 Pendidikan

Kelurahan SD SMP/MTS SMA/SMK PT/AK


Cakranegara barat 5 1 - -
Cilinaya 1 - 2 1
Sapta marga 5 1 - -
Mayura 5 1 - -
Cakranegara timur 3 - - -
Cakranegara selatan 2 - - 1
Karang taliwang 4 1 - -
Cakranegara utara 3 2 1 -
Sayang-sayang 2 - - 1
Jumlah 36 6 3 3

Sumber:BadanPusat Statistic 2016

PERMASALAHAN SOSIAL 21
Salah satu universitas di Cakranegarayaitusepertipadagambarberikutini :

Gambar 4.3 Universitas 45 Mataram di Cakranegara

4.3.2 Kesehatan

Tingkat Kualitas kesehatan masyaraat sangat penting dalam upaya peningkatan


kualitas sumber daya manusia dalam barbagai aspek.Oleh karena itu di butuhkan ketersediaan
fasilitas kesehatan yang memadai. Dengan ketersediaan tersebut maka akses masyarakat akan
kesehatan menjadi mudah sehingga tercipta keberhasilan dalam layanan kesehatan
masyarakat, yang berujung pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat.

Pada tahun 2015, jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Cakranegara seperti apotik
dan tokoh obat mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.Terkait kesehatan
bayi dan balita, pelaksanaan pemberian imunisasi di kec.Cakranegara pada tahun 2015
menunjukan bahwa rata-rata balita telah diberikan imunisasi lengkap walaupun belum
mencapai target yang di tetapkan padatahun 2015.

PERMASALAHAN SOSIAL 22
Tabel 4.5 Kesehatan
Fasilitas Kesehatan 2013 2014 2015
Puskesmas 3 3 3
Apotik 24 24 28

Tenaga Kesehatan
Dokter 38 38 41
Bidan 16 16 16
Dukun Bayi 6 6 6

Sumber : Badan Pusat Statistik Kesehatan kecamatan Cakranegara 2015

Salah satufasilitas kesehatan yang ada di Cakranegara yaitu seperti pada gambar
berikut ini:

Gambar 4.4 UGD 24 jam di Cakranegara

PERMASALAHAN SOSIAL 23
4.3.3 Transportasi dan Komunikasi

Transportasi mempermudah perpindahan orang maupun barang dari suku tempat ke


tempat lainnya.Elektifitasi waktu dan biaya menjadi tujuan penting dari perbaikan sarana dan
prasarana transportasi.Panjang jalan tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.

Pada tahun 2015 tercatat kendaraan bermotor yang ada di kec.Cakranegara mengalami
peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah truk sebanyak 359 unit, mobil pribadi sebanyak 20.906
unit kendaraan tidak bermotor yaitu cidomo juga mengalami peningkatan menjadi 58 unit
dari 43 unit pada tahun sebelumnya.

Sarana komunikasi umum di kec.Cakranegara pada tahun 2015 tidak mengalami


perubahan jumlah dari tahun sebelumnya.Internet sudah semakin mudah diakses dengan
adanya warnet maupun hp menyebabkan komunikasi semakin mudah terjangkau.

Tabel 4.6 Statistik Komunikasi


Uraian 2014 2015

Sarana Komunikasi

Kantor Pos 2 2

Wartel/Kios 109 109


Telkom/Warnet

Telpon umum - -

Sumber : badan pusat statistik 2015

Sarana transportasi yang ada di Cakranegara yaitu seperti gambar sebagai berikut ini :

PERMASALAHAN SOSIAL 24
Gambar 4.5 seelter SMPK Cakranegara

4.3.4 Penduduk

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa Cakranegara merupakan pusat


perekonomian kota Mataram. Hal ini juga tercemin dari segi ketenagakerjaan.Komposisi
rumah tangga menurut sektor ekonomi perdagangan dan jasa yaitu masing-masing 41% dan
19%. Rumah tangga yang bergerak di sektor konstitusi mencapai 10,62% sedangkan sektor
pertambangan dan listrik, gas dan air hanya berkisar 1,96 persen.

Sebagian besar penduduk di kec.Cakranegara telah tinggal di bangunan tempat tinggal


yang permanen dan semipermanen. Sekitar 76,20% tempat tinggal sudah permanen,
kemudian 15,51% semipermanen. Kel.Sayang-sayang adalah kelurahan yang mempunyai
bangunan tempat tinggal permanen yang paling banyak yaitu 1,811 unit, sedangkan yang
paling sedikit dikel.Cakranegara timur sebanyak 799 unit.

PERMASALAHAN SOSIAL 25
Tabel 4.7 Indikator Kependudukan
Uraian 2015
Jumlah penduduk 61.274
Kepadatan 6.337
penduduk
Sex ratio 99
Jumlah rumah 17.034
tangga
Rata-rata ART 4
(jiwa/rt)
Sumber :badan pusat statistik 2015
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk, Sex Ratio, dan Kepadatan Penduduk

N0 KELURAHAN PENDUDU PENDUDUK SEX KEPADATAN


K LAKI- PEREMPUA RATIO (JIWA/Km2)
LAKI N
1 Cakranegara Barat 3.082 3.177 0,97 12.487
2 Cilinaya 2.724 2.897 1,94 4.994
3 Sapta Marga 2.794 2.892 0,99 7.517

4 Mayura 2.764 2.665 1,04 5.055


5 Cakranegara 1.896 1.890 1,01 5.535
Timur
6 Cakranegara 3.491 3.445 0,97 9.104
Selatan
7 Cakranegara 4.285 4.395 0,97 12.964
Selatan Baru
8 Karang Taliwang 2.941 3.121 1,03 9.174
9 Cakra Utara 2.944 2.856 0,94 4.079
10 Sayang-Sayang 3.557 3.527 1,01 3.229

TOTAL 30.478 30.796 0,99 6.239

Sumber : Cakranegara Dalam Angka 2015

PERMASALAHAN SOSIAL 26
KEPADATN PENDUDUK MENURUT WILAYH DAN
KELURAHAN
160
140
120
100 KEPADATN PENDUDUK
80 MENURUT WILAYH DAN
60 KELURAHAN
40
20
0
a

a
Ci t

ng
M a

ng ara

g
ela tan

u
ur
ra

g
Sa inay

an
Ca yur

Ke Bar
Ca Tim
ar

wa
Ba

t
a S Sela

ay
Sa ra U
M

a
l

ali
n
a

-S
a

ta
[ta
kr

.T
kr

Ca kra

k
Ca

Ca

ya
kr

Sumber : Cakranegara Dalam Angka 2015

4.4 Pengolahan Data


Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya pasti bertambah begitu pula di Kecamatan
Cakranegara. Penduduk apabila bisa dikontrol dengan baik akan menjadi potensi bagi suatu
wilayah. Namun apabila tidak dapat dikendalikan, penduduk justru akan menimbulkan
masalah mulai dari kesenjangan sosial, kurangnya lapangan pekerjaan, hingga ke kemiskinan
yang akan meningkat. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan ledakan penduduk,
hal ini sangat mempengaruhi kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan penduduk dalam suatu
wilayah tertentu. Berikut data dari jumlah penduduk setiap desa berdasarkan jenis kelamin
dan kepadatan penduduk.

Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Kepadatan Penduduk

No kELURAHAN Laki- Perempua Jumlah Luas Kepadatan


laki n Pendudu wilayah Penduduk

PERMASALAHAN SOSIAL 27
k (Jiwa) (km2) (jiwa/km2)
1 Cakranegara 3.082 3.177 6.259 0,51 2.227
Barat
2 Cilinaya 2.724 2.897 5.621 1,29 4.357
3 Sapta Marga 2.794 2.829 5.623 0,86 6.358
4 Mayura 2.764 2.665 5.429 1,02 5.323
5 Cakranegara 1.896 1.890 3.786 0,67 6.651
Timur
6 Cakranegara 3.491 3.445 6.936 0,7```3 9.501
Selatan
7 Cakranegara 4.285 4.395 8.680 0,56 15.500
Selatan Baru
8 Karang 2.941 3.121 6.062 0,62 9.777
Taliwang
9 Cakranegara 2.944 2.850 5.794 1,29 4.491
Utara
10 Sayang-Sayang 3.557 3.527 7.084 2,12 3.342
Jumlah 30.478 30.496 112,77 6.337

Dari data jumlah penduduk tersebut, dilakukan pengolahan data menggunakan


SPSS (Statistikal Package for the Social Sciens) yang merupakan program aplikasi yang
memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada
lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kota dialog
yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya.

4.4.1 Pengolahan Data Dari Hasil Progam SPSS (Analisis Kuantitatif)

Berdasarkan Jumlah penduduk yang telah dipaparkan pada tabel diatas dapat dianalisa
kepadatanpenduduk di Kecamatan Cakranegara menggunakan Program SPSS adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.10: Hasil Analisis Program SPSS

Statistics

PERMASALAHAN SOSIAL 28
Nama_Keluraha Jumlah_Pendud Kepadatan_Pen
n uk duduk

N Valid 10 9 10

Missing 0 1 0

Mean 6.0214 6.7527

Std. Error of Mean .43600 1.24005

Median 5.7940 5.8405

Mode 3.79a 2.23a

Std. Deviation 1.30800 3.92137

Variance 1.711 15.377

Skewness .579 1.283

Std. Error of Skewness .717 .687

Kurtosis 2.367 1.765

Std. Error of Kurtosis 1.400 1.334

Range 4.89 13.27

Minimum 3.79 2.23

Maximum 8.68 15.50

Sum 54.19 67.53

Percentiles 10 3.7860 2.3385

25 5.5250 4.1032

50 5.7940 5.8405

75 6.5990 9.5700

90 8.6800 14.9277

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel dari hasil analisis data kependudukan dengan program SPSS dapat
dilihat dan ditentukan nilai Mean dari kepadatan penduduk Kecamatan Cakranegara sebesar
6.7527, nilai Median adalah 5.8405, nilai Mode (Modus) adalah 2.23, sedangkang nilai
Minimum kepadatan penduduk Kecamatan Cakranegara yang ditunjukkan hasil tabel
program SPSS adalah 2.23 dan untuk jumlah Maximumnya adalah 15.50. Dari hasil tabel
analisis program SPSS juga didapatkan hasilpercentil, berikut dijabarkan hasil persentil dari
tabel diatas adalah:

- Rata-rata kepadatan penduduk 10% sampel dibawah 2


- Rata-rata kepadatan penduduk 25% sampel dibawah 4
- Rata-rata kepadatan penduduk 50% sampel dibawah 5

PERMASALAHAN SOSIAL 29
- Rata-rata kepadatan penduduk 75% sampel dibawah 9
- Rata-rata kepadatan penduduk 90% sampel dibawah 14

4.4.2 Quesioner

Quesioner sengaja dibuat untuk mendukung data yang telah didapat untuk melengkapi
data yang telah ada.Dari quesioner dapat dilakukan analisis mengenai tanggapan dari
masyarakat dari permasalahan yang diangkat. Sehingga dari hasil analisis dapat ditarik
kesimpulan berdasarkan permasalahan yang diangkat di wilayah yang ditentukan dan
bagaimana upaya dalam penanggulannya. Berikut ini disajikan pertanyaan quesioner yang
akan diajukan kepada masrakat/penduduk di Kecamatan Cakranegara.

Pertanyaan:

a. Apakah dengan banyaknya penduduk seperti sekarang di wilayah Anda, Anda merasa
nyaman?
b. Apakah anda ikut berpartisipasi dalam program KB yang diselenggarakan
pemerintah?
c. Apakah anda setuju dengan program KB yang diterapkan oleh pemerintah?

4.4.3 Analisis Quesioner (Analisis Kualitatif)


Untuk mendapatkan jawaban yang tegas dari permasalahan mengenai kepadatan
penduduk di Kecamata cakranegara maka pertanyaan di quesioner penelitian menggunakan
skala guttman. Dari hasil quesioner yang telah di sebarkan atau dibagikan kepada masyrakat
yang bersangkutan di Kecamatan Cakranegara telah mendaptkan hasil yang disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :

PERMASALAHAN SOSIAL 30
Tabel 4.11: Pertanyaan Qoesioner

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah dengan banyaknya penduduk
seperti sekarang di wilayah Anda, Anda
merasa nyaman? 3 7

2 Apakah anda ikut berpartisipasi dalam


program KB yang diselenggarakan 5 5
pemerintah?
3 Apakah Anda setuju dengan program
KB yang diterapkan oleh pemerintah? 6 4

Menganalisa secara kualitatif menggunak1n hasil dari quesioner menggunakan skala


guttman yaitu jawaban quesioner yang berupa ‘ya’ dan ‘tidak’. Dimana dalam pemberian
skoring atau penilaian, jawaban ya nilainya 1 dan tidak nilainya 0 (ya = 1, tidak = 0). Pada
kenyataannya hasil pengukuran sering ditemukan hasil tidak 0% atau 100%, maka untuk
memudahkan memberikan penilaian secara operasional maka digunakan rentang skala
persentase antara 0%-49%, 50%, 51%-100%. Dimana penilaian 0%-49% berarti kurang baik,
50% berarti cukup baik, dan 51-100% berarti baik.

Rumus Penilain Quesioner:

Jumlah Jawaban Responden


×100 %
Total Jumlah Responden

Tabel 4.12: Pensekoring qoesioner

No Pertanyaan Kriteria Nilai Responden Skor Kesimpulan

PERMASALAHAN SOSIAL 31
(%)
1 Apakah dengan 1 3 30% Hasil penskoring
banyaknya YA menunjukkan bahwa
penduduk seperti manyarakt di
sekarang di Kecamatan
Anda, TIDAK 0 7 0%
wilayah Cakranegara mersa
Anda merasa tidak nyaman dengan
nyaman? banyaknya penduduk
di Kecamatan
Cakranegarasaat ini.
Total 10 100%

2 Apakah anda ikut 1 5 50% Hasil dari pensekoring


berpartisipasi YA mengidikasikan
dalam program bahwa ± setengah dari
KB yang masyarakat di
TIDAK 0 5 0%
diselenggarakan Kecamatan
pemerintah? Cakranegara telah
mengikuti program
KB,hal ini
mengartikan bahwa
masyarakat
sudahmulai sadar akan
pentingnya mengikuti
program KB.
Total 10 100%

3 Apakah Anda 1 6 60% Hasil pensekoring


setuju dengan YA menunjukkan bahwa
program KB yang kesadaran masyarakat
diterapkan oleh akan pentingnya
TIDAK 0 4 0%
pemerintah? program KB sudah
cukup baik untuk,
untuk menekan laju
pertumbuhan
pendudukk
Total 10 100%

Dari hasil pengsekoring data quesioner Kecamatan Cakranegara,dapat diketahi bahwa


masyarakat di Kecamatan Cakranegara tidak merasa nyaman atau bahkan sangat tidak
nyaman dengan kodisi jumlah penduduk Kecamata Cakranegara saat ini. Akan tetapi Hasil

PERMASALAHAN SOSIAL 32
dari pensekoring diatas juga menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengikuti
program KB dari pemerintah sudah terbilang cukup baik, Hal ini pula mengindikasikan
bahwa masyarakat di Kecamatan Cakranegara mulai sadar akan pentingnya menekan
pertumbuhan jumlah penduduk untuk mengurangi kepadatan penduduk di Kecamatan
Cakranegara.

4.5 Upaya Penanggulangan Kepadatan Penduduk


Laju pertumbuhan penduduk yang pesat dan sulit di kendalikan akan mengakibatkan
tingkat kepadatan penduduk yang cukup besar di suatu wilayah, pertumbuhan jumlah
penduduk yang pesat menjadi masalah utama yang dihadapi oleh hampir setiap kawasan
maupun wilayah di indonesia.
Pertambahan jumlah populasi penduduk yang terus meningkat akan berpengaruh
terhadap daya dukung lingkungan adalah kemampuan suatu lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan hidud setiap makhluk hidup yang menempatatinya termasuk juga manusia,
seorang ahli kependudukan, Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa pertambahan
jumlah manusia akan lebih cepat dari pertambahan makanan. Hal ini mengartikan bahwa jika
pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan pemenuhan kebutuhan pangan, maka dapat
menimbulkan berbagi masalah yang cukup serius antara lain, kelaparan, kekurangan tempat
tinggal, kerusakan lingkungan dan sebagainya.
Kondisi Kepadatan penduduk di Kecamatan Caknegara saat ini diakibatkan oleh
jumlah kelahiran yang tinggi dan jumlah urbanisasi yang cukup besar. Dengan keadaan
status kecamatan Cakranegara saat ini sebagai pusat perdagangan atau jasa dan sebagai dari
Kota Mataram mengakibatkan meningkatnya urbanisasi ke Kecamatan Cakranegara. Oleh
karena itu diperlukanya bergai solusi dan upaya untuk mengatasi permasalahan mengenai
kepadatan penduduk di Kecamatan Cakranegar.

4.5.1 Menekan Tingkat Jumlah Urbanisasi


Perbedaan upah antara desa dan kota dinilai sebagai faktor penting yang
mempengaruhi arus urbanisasi. Lapangan pekerjaan dipedesaan semakin berkurang seiring
dengan menyempitnya lahan pertaniaan karena tekanan industrialisasi maupun demografis.
Bagi kaum urban, bekerja di sektor industri perkototaan lebih pasti pendapatanyan
dibangdingkan dengan terus bertahan didesa dan bergelut di sektor pertaniaan. Mudrajad

PERMASALAHAN SOSIAL 33
(1997) dalam bukunya Ekonomi Pembangauanan, Teori, Masalah, dan Kebijakan
mengungkapkan, pertumbuhan kota yang lebih cepat akan mengakibatkan terjadinya
urbanisasi yang prematur. Dengan demikian, urbanisasi desa-kota terjadi sebelum industri kota
mampu berdiri sendiri, untuk menekan laju urbanisasi maka pemerintah melakukan beberapa
program.

1. Program Transmigrasi
Program transmigrasi patut dipertimbangkan sebagai strategi menekan laju
urbanisasi serta mengimbangi pertambahan jumlah penduduk. Pelaksanaan
program transmigrasi ini diharapkan mampu menerobos isolasi di berbagai daerah,
mengubah lahan telantar menjadi sumber pendapatan, mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah, serta memberikan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi
jutaan rakyat di seluruh negeri sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
kaum urban.
2. Optimalisasi Pembangunan Sektor Pertanian di Desa.
Masih banyak tanah kosong (lahan tidur) di desa yang belum sepenuhnya
termanfaatkan untuk pertanian. Sektor perdesaan dan pertanian merupakan
pengguna investasi terbatas yang lebih responsif dibanding perkotaan (Lipton and
Vyas, 1981). Dengan mengoptimalkan sektor pertanian, ada harapan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Di sinilah dibutuhkan political will
dan keseriusan dari pemerintah untuk lebih memperhatikan pembangunan
pertanian dan sektor-sektor industri berbasis pedesaan.

4.5.2 Program KB (Keluarga Berencana)


Untuk menekan laju tingkatan penduduk maka pemerintah harus menggalangkan
program Keluarga B.erencana atau KB. Ketika orde baru berkuasa, mempertimbangkan
peningkatan penduduk Indonesia yang dirasa cukup luar biasa secara kuantitas dan bukan
kualitas maka pemerintah saat itu meluncurkan program KB dengan semboyan yang sangat
terkenal “Dua anak cukup”, kalau menurut saya program KB ini hanya bisa mengerem
tingkat pertumbuhan penduduk tapi tak bisa menghentikan tingkat pertumbuhan penduduk,
padahal saat itu kampanyenya sedemikian massif, tersetruktur dan didukung budget luar biasa
besar karena sampai membuat lembaga khusus BKKBN.

PERMASALAHAN SOSIAL 34
Ada beberapa hal mendasar yang menurut saya kenapa program KB tak akan pernah
tuntas mengatasi masalah pertumbuhan penduduk sehingga tak efektif dan efisien
digunakan :
 Program KB harus dikampanyekan selamanya, begitu lupa dikampanyekan maka
masyarakat akan lupa. Konsekuensi dari kampanye selamanya tentu akan
membutuhkan budget yang luar biasa besar dan selamanya juga. Konsekuensinya kita
tak pernah akan lolos dengan lingkaran setan pembiayaan program KB.
 Program KB hanya akan efektif jika disertai konsekuensi bagi pelanggar seperti
halnya di China, tanpa itu laju pertumbuhan penduduk hanya bisa direm sesaat tapi
tak bisa dicegah. Hanya saja dari pengalaman diChina hal ini juga rentan disalah
gunakan : Di China ada pembatasan 1 anak cukup kecuali anak tersebut cacat –
karena mempertimbangkan penerus nama keluarga, padahal disana banyak yang
berharap anaknya laki – laki sehingga banyak praktek anak perempuan dibikin cacat
secara sengaja sebagai alasan bisa beranak lagi untuk memperoleh anak laki – laki.
Secara moral dan HAM, tentu kita tak ingin praktek seperti ini akan berlangsung
diIndonesia jika ada sanksi yang berlaku tentunya
 Program KB secara budget tak akan pernah efisien sebab mengharuskan adanya
kampanye secara berkesinambungan yang tentunya akan memakan porsi APBN yang
sangat besar.
 Program KB hanya efektif sesaat dan hanya mampu mengerem laju pertumbuhan
karena tak menyentuh akar persoalan dan tak mengkondisikan kenapa seseorang
cukup beranak sedikit.

4.5.3 Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesdaran Masyarakat


Salah satu penyebab faktor ledakan penduduk khususnya di Indonesia adalah
kuranganya kesadaran terhadap efek negatif yang di sebabkan oleh kepadatan penduduk,
dengan menikatnya kesadran dan kualitas pendidikan, masyrakat diharapkan umum secara
sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana (KB). jadi salah satu cara unruk
meningkatkan kesadaran masyrakat adalah dengan miningkatkan mutu pendidikanyan.
Penduduk Indonesia belum seluruhnya memperoleh pendidikan. Hal ini disebabkan
tidak adanya biaya untuk pendidikan, masih terbatasnya tenaga pengajar, dan masih

PERMASALAHAN SOSIAL 35
kurangnya sarana serta fasilitas mengajar. Untuk mengatasi permasalahan penduduk
Indonesia dalam bidang pendidikan dilakukan berbagai usaha sebagai berikut:
1. Dilaksanakan program wajib belajar 9 tahun.
2. Pemberian Bantuan Operasional Siswa (BOS) kepada Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
3. Pemberian beasiswa kepada anak dari keluarga prasejahtera (kurang mampu)
maupun siswa berprestasi.
4. Pembangunan dan penambahan sarana kegiatan belajar mengajar.
5. Peningkatan kesejahteraan kepada para pengajar (guru).
6. Peningkatan kualitas pada para pendidik dengan cara sertifikasi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Di setiap wilayah maupun kawasan tentunya memiliki permasalahan sosial yang
berbeda dengan Kawasan lainya, Kecamatan Cakranegara termasuk salah satu wilayah yang
memiliki permasalahan sosial, terutama dalam hal kependuddukan. Berdasarkan dari laporan
di atas permasalahan kependudukan di Kecamatan Cakranegar terpusat pada pada jumlah

PERMASALAHAN SOSIAL 36
atau kuantitas penduduk yang yang terhitung cukup padat. Artinya pada Kecamatan
Cakranegara mengalami masalah kepadatan penduduk yang cukup serius.
Kepadatan jumlah penduduk di Kecamatan Cakranegara tentunya akan menimbulkan
efek negatif bagi masyarakat di kecamatan Cakranegara, salah satunya adalah masyarakat
setempat merasa tidak nyaman dengan keadan jumlah atau kuantitas penduduk di kecamatan
tersebut, hal ini berdasarkan dari hasil qoesioner yang disebarkan di Kecamatan Cakranegara.
Denagan adanya permasalahan jumlah kepadatan penduduk tentunya dibutuhkan
soslusi untuk mengatasi jumlah kepadatan penduduk di Kecamatan Cakranegara, berdasarkan
laporan di telah disajikan beberapa solusi atau upaya untuk mengatasi jumlah kepadatan
penduduk di Kecamatan cakranegara. Berikut solusi untuk mengatasi kepadatan penduduk di
Kecamatan Cakranegara adalah dengan Menekan Tingkat Jumlah Urbanisasi,
menggalangkan program KB (Keluarga Berencana), dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan
dan Kesdaran Masyarakat.

5.2 Saran
Berdasarkan laporan diatas telah disajikan beberapa motode atau program untuk
mengatasi permasalahan sosial khususnya mengenai kepdatan penduduk, dari bebrapa solusi
yang disajikan pemerintah diharapkan mampu mengatasi permasalahan sosial mengenai
kepadatan jumlah penduduk dikecamatan cakranegara.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno
Mahasiswa pascasarjana universitas muhammadiyah surakarta (UMS)
BPS( Badan Pusat statistik)
Kecamatan Cakranegara dalam angka 2015
http://lentikindahaswari20.blogspot.co.id/2015/01/makalah-kepadatan-penduduk-di-
indonesia.html

PERMASALAHAN SOSIAL 37

Anda mungkin juga menyukai