Anda di halaman 1dari 11

HANKAMRATA

KELOMPOK 7
ERLINDA KUSWINDARYANTI (14)
PUTRI SAKINAH AZZAHRA I (29)
R. CIPTA ABYUDAYA I.A (31)
APA ITU HANKAMRATA?
• Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta adalah sistem
pertahanan negara yang dianut oleh Indonesia. Sesuai UU
RI NO.34 Tahun 2004, Hankamrata adalah sistem
pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh
warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya,
serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah,
berkesinambungan dan berkelanjutan untuk menegakkan
kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan melindungi
keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.
KOMPONEN HANKAMRATA
• Komponen Utama : komponen utama sistem pertahanan dan
keamanan nasional adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
Kepolisian Republik Indonesia. TNI adalah alat negara yang berperan
sebagai alat pertahanan negara. Sedangkan Kepolisian Negara adalah
alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
• Komponen Cadangan : komponen cadangan terdiri atas warga negara,
SDA, sarana, dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilitas guna memperbesar dan memperkuat
komponen utama. Mobilitas adalah tindakan pengarahan dan
penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan
prasarana nasional sebagai kekuatan pertahanan bangsa.
• Komponen Pendukung : komponen pendukung terdiri atas warga
negara, SDA, sumber daya buatan, sarana, dan prasarana, nasional
yang secara langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan
komponen utama dan cadangan.
SIFAT-SIFAT PERLAWANAN RAKYAT S
EMESTA

• a. Kerakyatan
• Kerayakyatan yaitu keikutsertaan seluruh rakyat dan warga negara sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya dalam komponen kekuatan pertahanan keamanan negara.
b. Kesemestaan
• Kesemestaan yaitu seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan diri guna
menanggulangi setiap bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
c. Kewilayahan
• Kewilayahan yaitu seluruh wilayah negara merupakan tumpuan perlawanan dan segenap
lingkungan didayagunakan untuk mendukung setiap bentuk perlawanan secara berlanjut.
LANDASAN HUKUM PEMBELAAN NEGA
RA
• a. Landasan Idiil
Landasan idiil bela negara adalah Pancasila, khususnya sial ke tiga "Persatuan Indonesia".

• b. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusioanal adalah Undang-undang dasar 1945 khususnya pasal 27 Ayat 3 dan pasal 30.

• c. Landasan Struktural
Landasan struktural bela negara adalah ketetapan majelis permusyarawatan rakyat.

• d. Landasan Operasional
Landasan operasional bela negara adalah Undang-undang antara lain :
Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang kepolisian Negara Republik Indonesia,
Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
Undang-undang No. 1 Tahun 1988 tentang perubahan ketentuan pokok, pertahanan Keamanan Negara
Republik Indonesia.
CIRI-CIRI
1. Orientasi pada rakyat, karena memang diperuntukkan terciptanya rasa aman dan keamanan masyarakat.
2. Perlibatannya secara Semesta, yang maknanya bahwa setiap warga dan setiap fasilitas dapat dilibatkan di
dalam upaya Hankam.
3. Digelarnya diwilayah Nusantara secara kewilayahan, yang maknanya tiap unit wilayah harus diupayakan agar
dapat menggalang ketahanan masing-masing.
CONTOH HANKAMRATA
• Perdamaian adalah cita-cita luhur Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 Alinea keempat. Dengan Pancasila dan UUD 1945
sebagai pandangan hidup dan dasar negara, NKRI akan selalu mengusahakan agar perbedaan
dan pertentangan diselesaikan dengan cara damai, diplomasi. Namun, tidak mustahil dalam
perjuangan dan sikap bangsa Indonesia kurang disukai bangsa lain atau pihak yang tidak puas
dengan hasil diplomasi tersebut. Terlebih, Indonesia tampak seperti tumpukan harta karun
dengan kekayaan sumber daya alam dan posisi yang sangat strategis yang semakin membuat
bangsa lain berusaha menguasai kekayaan sumber daya Indonesia tersebut, hal tersebut
terbukti dengan bangsa Belanda, Jepang, Spanyol, Inggris, dan Portugis yang menjajah
Indonesia dan menjarah kekayaan alam Indonesia.
• Keadaan pertahanan RI saat ini sedang dalam proses mencapai MEF (Minimum
Essential Forces) atau kekuatan minimal. Perbandingan antara jumlah personel TNI dan
POLRI sebagai kekuatan utama pertahanan dan keamanan kurang memadai apabila
dibandingkan dengan luasnya wilayah NKRI. Terdapat 236 juta penduduk Indonesia yang
menempati wilayah seluas lima juta kilometer persegi yang dijaga sekitar 500 ribu personel
TNI & POLRI dengan alutsista yang sebagian berusia tua. Dengan fakta tersebut, masuk
diakal apabila selama ini TNI & POLRI belum dapat berbuat maksimal menjaga NKRI.
Sementara itu, berdasarkan data tahun 2008, dukungan anggaran hanya 0,8 persen dari GDP
(Gross Domestic Product) yang membuat kemampuan pertahanan RI saat ini sangat terbatas.
• Dalam Buku Putih Departemen Pertahanan R.I. tahun 2008 dinyatakan; Oleh karena
itu, disektor pertahanan negara harus terus dipersiapkan kemampuan pertahanan dengan
memadukan kemampuan perthanan militer dan non-militer untuk menangkal setiap
kemungkinan ancaman. UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 dan 2 tentang setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
• Dimasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah melakukan
optimalisasi dan revitalisasi sistem dan kemampuan pertahanan RI dengan melakukan
pembelian alutsista baru, perlengkapan yang modern, perbaikan kesejahteraan personel,
dan penambahan anggaran pertahanan yang diprediksi Indonesia akan mampu mencapai
MEF pada tahun 2015. Namun, hal tersebut menjadi kurang memiliki nilai strategis
apabila kekuatan utama tersebut tidak dipadukan dengan kekuatan pendukung yang dapat
menyediakan logistik dan tenaga demi kebutuhan pertahanan, yaitu rakyat.
• Pada UUD 1945 Pasal 30 Ayat 2 yang berbunyi; usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan kemana rakyat semesta oleh TNI & POLRI
sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Sistem pertahanan dan
kemana rakyat semesta adalah sistem pertahanan yang melibatkan seluruh komponen
masyarakat.
• Namun, seiring dengan semakin diperhatikannya masalah kemanan dan pengkajian
tentang sistem pertahanan dan kemana rakyat semesta timbul pertanyaan, apakah
pemerintah mampu mendanai kebijakan sistem pertahanan dan kemana rakyat semesta
tersebut, mengingat saat ini anggaran untuk komponen utama pertahanan pemerintah
masih mengalami kesulitan.
• Kemudian, dalam upaya realisasi sistem pertahanan dan kemana rakyat semesta mengalami
beberapa hambatan. Salahsatu hambatan yang dialami yaitu di era reformasi membuat beberapa
pihak yang kurang senang dengan “penghijauan” selama berkuasanya Orede Baru, melemparkan
isu-isu tentang pengembalian sistem penghijauan atau sistem militeristik yang erat hubungannya
dengan masa Orde Baru yang otoriter. Hal tersebut semakin meningkatkan resistensi masyarakat
terkait sistem hankamrata. Kemudian, pandangan rakyat mengenai sistim pertahanan dan kemana
rakyat semesta adalah harus berjuang dengan mengangkat senjata atau menjadi personel
TNI/POLRI. Pandangan kaku tersebut yang kemudian menghambat pelaksanaan sishankamrata di
Indonesia.
• Dalam pelaksanaan sistem pertahanan dan kemanan rakyat semesta peran rakyat berada digaris
depan pertahanan negara. Oleh karena itu, seperti yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1
yaitu setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya mempertahankan negara maka
rakyat dapat mengabdi dan melaksanakan sistem pertahanan dan kemana rakyat semesta dengan
cara langsung maupun tidak langsung. Sistem pertahanan dan kemana rakyat semesta secara
langsung dilaksanakan dengan secara sukarela menjadi prajurit TNI maupun POLRI. Namun,
dapat juga dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan bekerja keras sesuai profesinya masing-
masing dengan memberikan kontribusi bagi terselenggaranya sistem pertahanan dan kemana
rakyat semesta untuk pertahanan negara.
• Berkaca pada negara lain, pada masa perang kemerdekaan Amerika Serikat tahun 1759 dimana
pihak Republik (AS) melawan tentara Inggris yang jauh lebih terlatih, terorganisasi, modern
dalam segala hal. Pihak republik melakukan segala upaya dengan melibatkan penduduk Amerika
baik dalam melakukan pertempuran maupun sebagai sektor pendukung pasukan yang memberikan
suplai logistik, informasi, dan tidak bekerjasama dengan pihak Inggris. Pada akhirnya,
keunggulan yang dimiliki Inggris dibidang kemiliteran tidak ada gunanya sebab tidak memiliki
tenaga cadangan atau pendukung melawan tentara Republik yang kuat dengan dukungan dari
seluruh rakyat Amerika Serikat.
• Menyikapi bahwa Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan terhadap NKRI yang sangat
kompleks dan dapat datang dari berbagai sisi kehidupan dan tidak terduga datangnya. Maka,
sishankamrata adalah suatu kewajiban bagi Indonesia dalam melengkapi kekuatan utama yang
dimiliki dengan kekuatan cadangan guna mempertahankan eksistensi dan kedaulatannya.
• Berkaca dari pada masa lalu, disaat masa kelam penjajahan bangsa asing di tanah air dimana rasa
nasionalisme kesadaran bela negara rakyat yang rendah sehingga bangsa Indonesia sangat lemah
dan mudah dipecah belah. Maka saat ini Indonesia dan seluruh rakyatnya harus berubah dan
berjuang bersama mencapai tujuan nasional dan mempertahankan kedaulatan bangsa.
• Pembangunan kekuatan utama pertahanan dan keamanan negara yang kuat harus dipadukan
dengan kekuatan cadangan dan pendukung yang berfungsi menyediakan logistic, tenaga, dan
apapun yang dibutuhkan demi kebutuhan pertahanan negara, yaitu rakyat. Dengan kekuatan
cadangan atau pendukung yang terlatih maka pertahanan dan keamanan nasional diharapkan akan
terpelihara.

Anda mungkin juga menyukai