Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PANCASILA

SISHANKAMRATA

DOSEN PENGAMPU :

NUR AMBIA ARMA.MAP

Disusun oleh :

Annisa
Anggi Nur Rasmita
Annisa Tri Forine
Angge Yolanda
Aprilia Mustika

Prodi D4 Kebidanan

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA


MEDAN
TA. 2021-2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang hak asasi manusia. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang hak asasi manusia dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Helvetia, minggu 14 November 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR I.................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................4
B. TUJUAN...........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. PENGERTIAN.................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................11
KESIMPULAN........................................................................................................................11

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di bidang pertahanan dan keamanan


sejak tahun 1945 memberikan banyak pengalaman dan tata cara untuk menyusun suatu sistem
pertahanan keamanan yang mampu mengurangi setiap ancaman. Tantangan, hambatan,
serta gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan falsafah
Pancasila dan UUD 1945. Pengalaman- pengalaman itu dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yakni : Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut dengan
invansi adalah ancaman dari pihak belanda yang ingin menjajah Indonesia yang diperoleh
dari kurun waktu :

1. Kurun waktu 1945-1947

Pada bulan September-Oktober 1945, tentara penduduk sekutu (Inggris) mendapatkan


pasukannya diseluruh kota-kota besar di Indonesia. Mereka melakukan berbagai serangan ke
berbagai serangan kepada negara Indonesia. Perlawanan pun terjadi begitu sengit, maka
tentara Belanda mengusulkan mengadakan perundingan yang selanjutnya, menghasilkan
Perjanjian Linggar Jati, di Cirebon pada tanggal 15 November 1946 yang di tandatangani
oleh Sutan Syahrir (RI), dan Schemerhon (Belanda). Pada tanggal 21 Juni 1947 tentara
Belanda mengadakan serangan terhadap Jawa Barat. Kemudian menduduki kota-kota besar di
Indonesia, serangan selanjutnya ditetapkan sebagai perang gerilya rakyat semesta dengan
perlawanan yang dikenal ini lahirnya Belanda mengalami kegagalan dan mengusulkan
gencatan senjata dan perundingan yang dikenal dengan Perjanjian Renville yang di tanda
tangani pada tanggal 17 Januari 1948.

2. Kurun waktu 1948-1949

Dengan adanya Perjanjian Renville, maka pihak Belanda mendapat kesempatan untuk
berkonsilidasi dan menyusun kembali kekuatan. Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda
melakukan serangan terhadap Ibu Kota RI dan berhasil menduduki Yogyakarta. Kemusian
menawan Presiden, Wakil Presiden, dan beberapa menteri. Puncak serangan-serangan

4
terhadap Belanda dikenal dengan sebutan Serangan Umum 1 Maret 1949 atau dikenal dengan
peristiwa 6 jam di Yogyakarta, yang dipimpin Letnan Kolonel Soeharto.

B. TUJUAN

Tujuan Umum :

1. Mampu menjelaskan pengertian Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta


(HANKAMRATA).

2. Mampu menjelaskan mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi


Pertahanan dan Keamanan.

Tujuan Khusus :

1. Mampu menjelaskan dasar hukum yang berkaitan dengan Pertahanan dan Keamanan
Rakyat Semesta

2. Mampu menyebutkan istilah-istilah di dalam Hankamrata

3. Mampu menjelaskan pola-pola operasi Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Hankamrata adalah wujud usaha yang sungguh-sungguh untuk memelihara wujud dan
kelestarian negara oleh warga negaranya agar negara tetap menjadi tempat yang aman bagi
segenap warga negaranya dan semua orang yang tinggal di dalamnya. Hankamrata dapat
tercapai apabila terciptanya keterpaduan pemeliharaan semua unsur yang wajib ada di
dalamnya.

Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta bersifat semesta dalam ruang
lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya (Zainal Ittihad Amin, 2007). Menurut Zainal
Ittihad Amin, 2007 bahwa sistem pertahanan memilikipotensi, kemampuan, dan kekuatan
nasional, yang tidak lain hanya untuk mencapai satu tujuan yaitu kemampuan pertahanan dan
keamanan negara.

Yang menjadi komponen-komponen Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta


(Zainal Ittihad Amin, 2007) yaitu :

1. Komponen kekuatan dalam Hankamrata

Yaitu sebagai suatu sistem pada hakikatnya adalah jalinan dari semua komponen
hankamrata dan merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari sifat kesemestaannya. Yang
dimaksudkan adalah bahwa kekuatan ditentukan oleh tingkat potensi serta kekuatan yang
secara nyata terhadap wilayah. Apabila dilihat dari pendekatan sistem, menyebutkan bahwa
dalam sistem hankamrata (system approach), komponen dasarnya adalah rakyat yang terlatih
berfungsi untuk ketertiban umum, perlindungan, keamanan, dan perlawanan rakyat yang
diupayakan melalui mobilisasi.

a. Komponen utama yaitu :

ABRI dan TNI

Yaitu berfungsi sebagai subyek kekuatan pertahanan dan keamanan, serta keadaan sosial.

b. Komponen khusus yaitu :

6
LINMAS (Perlindungan Masyarakat)

Berfungsi menanggulangi akibat perang, alam, atau bencana lainnya.

c. Komponen pendukung yaitu :

Sumber Daya Alam (SDA) dan Prasarana Nasional

Berfungsi menjamin kemampuan bangsa dan negara dalam meniadakan ancaman, setiap
ancaman dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Kekuatan Sistem Pertahanan dan Keamanan ada dua kekuatan

perlawanan yaitu :

1) Kekuatan perlawanan bersenjata yaitu Bela Semesta (TNI) yang terdiri dari :

a) Bela Negara

- ABRI (AD, AL, AU, dan POLRI)

Merupakan kekuatan pertahanan dan keamanan negara.

- Cadangan : AD, AU, AL

b) Bela Potensial

Yaitu rakyat yang berfungsi untuk ketertiban umum, baik keamanan, perlawanan, dan
perlindungan rakyat. Kekuatan perlawanan yang dilakukan oleh anggota,atau oknum yang
terdapat dalam bela negara diatas mampu menjadi kekuatan dalam mempertahankan dan
mengamankan negara.

2) Kekuatan perlawanan tidak bersenjata yaitu rakyat di luar Bela Semesta yang
berfungsi untuk perlindungan masyarakat dalam menanggulangi akibat bencana perang.
Berdasarkan UU RI No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara, komponen kekutan
pertahanan dibagi menjadi 3 komponen yaitu

“TNI yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan. Jadi komponen
kekuatan pertahanan dan keamanan yang diasarkan pada UU No. 20 tahun 1982
diintegrasikan kedalam UU No. 3 tentang pertahanan Negara”.

7
Dengan demikian TNI menjadi komponen utama, kepolisian, ratih,dan komponen khusus
perlindungan masyarakat melalui suatu sistem.

3) Doktrin penyelenggaraan pertahanan dan keamanan rakyat semesta Penyelengaraan


sistem prtahanan dan keamanan mengalami perkembangan dilihat dari perjuanganyang telah
dilakukan dalam masa perang yaitu:

a) Perang gerilya rakyat semesta

Konsep ini memperoleh bentuknya setelah adanya kenyataan pengalaman pertempuran


dengan pihak tentara penjajah yang sudah sebagian menduduki wilayah rakyat Indonesia.
Pokok pemikiran yang dituangkan oleh Zainal Ittahid Amin, ke dalam konsep perang
gerilya rakyat semesta dengan pola pelaksanaan sebagai berikut :

- Pola penggunaan kekuatan fisik dengan sasaran :

1) Menghambat selama mungkin serangan musuh sehingga dengan demikian diperoleh


waktu untuk menempati daerah-daerah gerilya yang sudah ditentukan, termasuk kembalinya
pasukan-pasukan yang dihijrahkan ke daerah asalnya.

2) Dalam daerah-daerah diduduki tentara Belanda mengadakan serangan-serangan


untuk menghancurkan pos-pos yang terpencil letaknya dan patrol-patroli kecil.

3) Dalam usaha merebut kembali daerah-daerah yang diduduki musuh, maka perebutan
daerah-daerah tersebut didahului oleh serangan fisik, dilanjutkan dengan penguasaan wilayah
oleh kelengkapan Pemerintahan Republik Indonesia dan unsur-unsur perlawanan rakyat,
sehingga lambat laun daerah- daerah yang kita kuasai semakin meluas.

- Pola pemanfaatan kekuatan potensial wilayah

Manfaat ini bertujuan menguasai suatu wilayah tempat pemerintah RI dapat berjalan
lancar untuk dijadikan daerah pangkal (basis) untuk pelaksanaan perlawanan- perlawanan
rakyat semesta.

- Pola perebutan kembali daerah yang di duduki lawan Yang dimaksud adalah daerah
perebutan-perebutan daerah tersebut didahului oleh serangan fisik sehingga lambat laun
daerah yang dikuasai semakin luas.

b) Perang wilayah

8
Sejak tahun 1950 situasi dan kondisi yang mempengaruhi sistem pertahanan keamanan rakyat
semesta. Perlengkapan mulai peralatan perang mulai diperbaiki mutu pendidikannya.
Kemiliteran mulai di adakan dan organisasi pertahanan dan keamanan disempurnakan.

c) Perang rakyat semesta

Didalam konsep perang wilayah ternyata masih terdapat masalah-masalah yang belum dimuat
dalam pelaksanaannya antara lain, bagaimana menghadapi subversi dan

pemberontakkan dalam negeri.

- Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri (Operasi Kamdagri)

Bertujuan untuk memelihara dan mengembalikan kekuasaan Pemerintah Negara


RI di salah satu atau bagian wilayah negara, yang oleh beberapa bagian wilayah negara, yang
beberapa sebab terganggu keamanan dan stabilitasnya.

Operasi keamanan dalam negeri menggunakan beberapa jenis-jenis operasi :

(a) Operasi Intelijen

Yaitu bagian kegiatan, tindakan, dan usaha secara berencana dengan meniti beratkan
penggunaan kekuatan, baik teknologi maupun sosial.

(b) Operasi Tempur

Yaitu segala kegiatan, tindakan dan usaha secara berencana, dengan menitik beratkan
pada penggunaan sistem senjata teknologi untuk menghancurkan musuh.

(c) Operasi Teritorial

Yaitu segala kegiatan, tindakan dan usaha secara berencana dengan memanfaatkan segala
bidang kehidupan sosial untuk memungkinkan dilakukannya pembinaan militansi rakyat,
serta penyusunan potensi pertahanan dan keamanan rakyat semesta.

- Pola pertahanan

Bertujuan untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari kekuatan perang musuh.

9
d) Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, memiliki kelemahan yang perlu di
perbaiki antara lain:

- Bagaimana usaha-usaha kita untuk mencegah terjadinya pemberontakan.

- Bagaimana usaha-usaha kita untuk mencegah adanya serangan mendadak dari luar.

10
BAB III

KESIMPULAN

1. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di bidang pertahanan dan keamanan


sejak tahun 1945 memberikan banyak pengalaman dan tata cara untuk menyusun
suatu sistem pertahanan keamanan yang mampu mengurangi setiap ancaman.
Tantangan, hambatan, serta gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa dan
negara berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945.
2. Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta bersifat semesta dalam ruang
lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya (Zainal Ittihad Amin, 2007). Menurut
Zainal Ittihad Amin, 2007 bahwa sistem pertahanan memilikipotensi, kemampuan,
dan kekuatan nasional, yang tidak lain hanya untuk mencapai satu tujuan yaitu
kemampuan pertahanan dan keamanan negara.

11

Anda mungkin juga menyukai