PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BELA NEGARA
Dosen Pengampu :
Dr. Endang Setyowati, S.H., M.Hum.
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 tujuan
1. Menjelaskan pengertian Bela Negara
2. Mendeskripsikan peran pendidikan kesadaran bela negara
3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut.Secara fisik, hal ini dapat diartikan
sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang
mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini
diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan
kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.Landasan
konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai
pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib
militer). Beberapa negara (misalnya Israel Iran) dan Singapura memberlakukan
wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk
alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan
selama masa perang.
1. Ancaman Militer
Pertahanan negara dibangun untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah serta keselamatan segenap bangsa dari segala bentukan caman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, baik ancaman militer maupun
non-militer. Yang dimaksud dengan ancaman militer adalah ancaman yang
menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisir yang dinilai mempunyai
kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor: 23 Prp
Tahun 1959 tentang keadaan Bahaya yang berbunyi :
“Presiden/Panglima Tinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau sebagaian
dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan
keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau perang”.
Rincian ancaman militer dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 pada
penjelasan Pasal7 ayat 2 adalah sebagai berikut:
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara, antara lain:
1) Invansi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Bombandemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara Kesatuan
Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain.
4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat
atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.
B. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme
internasional atau yang bekerja sama dengan terorisme dalam negara atau
terorisme dalam negeri yang bereskalasi tinggi hingga membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatansegenap bangsa.
C. Pemberontakan bersenjata
Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan
kelompok masyarakat bersenjata lain.
KESIMPULAN
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
0c505977480375a7625748533db608b9.pdf
https://www.academia.edu/38623167/MAKALAH_PKN_BELA_NEGARA