Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Konsepsi Dasar Bela Negara

1. 1 . Latar Belakang Sejarah


Setiap bangsa dan negara di dunia ini senantiasa berusaha untuk
mewujudkan cita- cita dan kepentingan nasionalnya. Demikian juga halnya
dengan bangsa dan negera Indonesia. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4,
tujuan bangsa Indonesia membentuk suatu pemerintahan negara adalah untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan
Pancasila. Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik
sentral yang perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu
melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun luar
negeri. Salah satu upaya pembinaan potensi sumberdaya manusia agar mampu
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dapat dilakukan melalui
pembelaan negara, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal
30 UUD 1945.
UU No. 20 tahun 1982 tentang pokok-pokok pertahanan dan keamanan
negara telah berlaku sejak tahun 1982. Namun, pemahaman masyarakat akan hak
dan kewajiban mereka dalam bela negara sebagaimana tercantum dalam pasal 27
ayat (3) amandemen keempat UUD 1945 masih lemah dan belum merata ke
seluruh lapisan masyarakat. Di dalam perjuangan non fisik secara nyata,
kesadaran bela Negara mengalami penurunan yag tajam apabila dibandingkan
pada perjuangan fisik. Hal ini dapat ditinjau dari kurangnya rasa persatuan dan
kesatuan bangsa serta adanya beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari

1
NKRI, sehingga mengarah ke disintegrasi bangsa.
Perkembangan lingkungan strategic baik global, regional, maupun
nasioanal sangat erat kaitanya dengan upaya bela Negara yang menjadi hak dan
kewajiban setiap warga negara Indonesia. Kondisi perkembangan lingkungan
strategic sangat menarik sebagai bahan kajian, terutama dikaitkan dengan upaya
bela Negara karena pada dasarnya hal ini merupakan peluang dan sekaligus
tantangan bagi ketahanan nasional bangsa Indonesia.

1. 2 . Rumusan Masalah

Dari gambaran diatas, maka kami merumuskan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Makna dan pengertian bela negara?

2. Bagaimana kedudukan bela negara di Indonesia?

3. Sudahkah masyarakat indonesia sadar akan pentingnya bela negara?

4. Implementasi sikap pembudayaan bela negara yang dikonsepsi di dalam


masyarakat indonesia?

1. 3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari bela negara.

2. Mengidentifikasi Unsur – Unsur dan Dasar Hukum dari bela negara ?

3. Mengetahui makna bela negara ?

4. Mengetahui upaya bela negara yang dibudayakan atau di implementasi di


indonesia ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2 . 1 Pengertian Bela Negara


Berdasarkan pasal 1 ayat (2) UU No. 1 tahun 1988, bela Negara adalah
tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, meyeluruh, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara Indonesia, serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai
ideologi Negara, dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman,
baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kemerdekaan dan kedaulatan Negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan
wilayah, dan yurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga
negara sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pertahanan keamanan negara. Upaya bela Negara merupakan kehormatan yang
dilakukan oleh setiap warga negara secara adil dan merata.
Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan
dalam upaya bela Negara, antara lain diselenggarakan melalui pendidikan
pendahuluan bela Negara (PPBN). Pendidikan pendahuluan bela negara adalah
pendidikan dasar bela negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia. Keyakianan akan kesaktian
Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara, serta
memberikan kemampuan awal bela Negara.
Rumusan tersebut sangat jelas tujuan dan sasarannya, yaitu setiap warga
negara mempunyai hak dan kewajiban untuk mempertahankan kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa, serta keutuhan wilayah NKRI. Namun demikian,
mengingat kemajemukan masyarakat dan keragaman budaya yang melatar
belakanginya, maka pengertian bela negara mempunyai implikasi sosial budaya
yang tidak boleh diabaikan dalam menanamkan kesadaran dan kepedulian
segenap warga Negara.

3
2 . 2 Implementasi Bela Negara
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN memuat serangkaian
kebijakan untuk mengantisipasi masa depan yang lebih mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri. Betapapun baiknya persiapan dan
penyelenggaraan PPBN dilakukan, semua itu tidak akan memberikan hasil
optimal kalau tidak didukung oleh kondisi yang memungkinkan masyarakat dapat
mengembangkan kreativitas secara leluasa. Kenyataan menunjukkan betapa
masyarakat Indonesia mampu mngembangkan ketahanan nasional melawan agresi
Belanda pada masa perang kemerdekaan. Akan tetapi, kini masyarakat mengalami
kelumpuhan sungguhpun didukung dengan penerapan teknologi canggih.
Dalam kondisi seperti itu, pembangunan pertahanan dan keamanan negara
yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional membutuhkan
perencanaan strategik yang relatif akurat dan cerdas. Hail ini tentu membutuhkan
adanya dukungan analisis yang bersifat antisipatif dan proaktif guna
mentransformasikan potensi ancaman menjadi tantangan tugas dan sekaligus
menjadi peluang bagi setiap upaya pembangunan kekuatan pertahanan dan
keamanan negara.
Implementasi bela negara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
kesatuan RI daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, bela
negara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadapi, menyikapi, atau menangani berbagai permasalahan
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan
senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh
dan menyeluruh.
Untuk mengetuk hati nurani setiap warga negara agar sadar bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara diperlukan pendekatan melalui
sosialisasi/pemasyarakatan bela negara dengan program yang teratur, terjadwal
dan terarah sehingga akan terwujud keberhasilan implementasi yang dapat
menumbuhkan kesadaran bela Negara.

4
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) amandemen keempat UUD 1945, usaha bela
Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini mengandung
makna adanya demokratisasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti.
Pertama, setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945
dan perundang-undangan lain yang berlaku. Kedua, setiap warga negara harus
turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan dan
profesinya masing-masing.
Pasal tersebut tidak memberikan tafsiran tentang istilah pembelaan negara
yang terkait dengan penunaian hak dan kewajiban warga negara. Oleh karena itu,
makna bela negara selalu dipersepsikan terkait dengan upaya perjuangan bangsa
Indonesia menghadapi ancaman terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia
pada periode-periode berikut
1. Periode pertama (perang kemerdakaan 1945-1949)
Bela negara dipersepsikan dengan perang kemerdekaan. Artinya, keikutsertaan
warga negara dalam bela negara diwujudkan ikut serta berperang dalam perang
kemerdekaan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata.
2. Periode kedua (1950-1965)
Dalam menghadapi berbagai pemberontakan dan gangguan-gangguan
keamanan dalam negeri, bela Negara dipersepsikan identik dengan upaya
pertahanan keamanan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata.
3. Periode ketiga (Orde Baru 1966-1998)
Dalam upaya menghadapi TAHG, dikembangkan dan diterapkan konsepsi
ketahanan nasional. Oleh karena itu, bela Negara dipersepsikan identik dengan
ketahanan nasional. Pada periode ini keikutsertaan warga Negara dalam bela
Negara diselenggarakan melalui segenap aspek kehidupan nasional.
4. Periode keempat (Orde Reformasi 1998-sekarang)
Bela Negara dipersepsikan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai krisis yang
sedang dihadapi oleh segenap bangsa Indonesia. Pada periode ini keikutsertaan
setiap warga Negara dalam upaya bela negara disesuaikan dengan kemampuan
dan profesi masing-masing.

5
Sejalan dengan perkembangan persepsi bela negara itu, upaya bela negara
juga berkembang, baik sasaran/tujuan maupun kegiatannya. Pada periode pertama
dan kedua, upaya bela negara diarahkan pada keikutsertaan warga negara dalam
upaya keamanan melalui kegiatan pertahanan dan keamanan. Pada periode ketiga
dan keempat, upaya bela Negara di samping diarahkan pada upaya keamanan
melalui jalur pertahanan dan keamanan juga diarahkan pada upaya kesejahteraan
melalui jalur di luar pertahanan dan keamanan. Upaya bela negara ini
diselenggarakan secara bertahap dan berlanjut, yaitu tahap pertama melalui jalur
pendidikan dan berlanjut melalui jalur permukiman dan/atau pekerjaan.
Upaya bela negara melalui jalur pendidikan pada hakekatnya masih
terbatas pada upaya menanamkan dan menumbuhkan kesadaran bela Negara.
Pada tahun 1954 melalui UU No. 29 tahun 1954, upaya bela negara telah
dirumuskan dalam bentuk pendidikan pendahuluan perlawanan rakyat (PPPR).
Kemudian dengan lahirnya UU No. 20 1982 yang disempurnakan dengan UU No.
1 tahun 1988, PPPR disempurnakan dan dikembangkan menjadi pendidikan
pendahuluan bela negara (PPBN).
Di dalam lingkungan pendidikan, PPBN dilakukan secara bertahap, yaitu
tahap awal yang diberikan pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah atas,
dan dalam Gerakan Pramuka. Untuk tahap lanjutan PPBN diberikan dalam bentuk
pendidikan kewiraan pada tingkat pendidikan tinggi. Berdasarkan Undang
Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 39
ayat (2) dinyatakan bahwa setiap jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan
adalah tentang hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara (PPBN).
Sebelum lahir UU No. 20 Tahun 1982, sistem pengikutsertaan warga
negara dalam mempertahankan keamanan negara meliputi komponen rakyat dan
komponen angkatan bersenjata.
1. Komponen rakyat terdiri atas:
a. Kelaskaran, dan bagi yang memenuhi syarat diterima menjadi TNI maupun

6
barisan cadangan;
b. Pasukan gerilya desa (Pager desa) termasuk mobilasi pelajar sebagai bentuk
perlambang barisan cadangan;
c. Organisasi keamanan desa (OKD) dan organisasi perlawanan rakyat (OPR)
sebagai bentuk kelanjutan dari Pager desa;
d. Pertahanan sipil, perlawanan dan keamanan rakyat termasuk resimen
mahasiswa sebagai bentuk kelanjutan dan penyempurnaan OKD maupun
OPR;
e. Perwira cadangan yang merupakan implementasi dari wajib militer di
lingkungan Depdiknas dan Depdagri.
2. Komponen angkatan bersenjata yang terdiri atas:
a. TNI sebagai hasil pengembangan dan penyempurnaan secara berangkai dan
berturut-turut sejak dari Badan Keamanan rakyat (BKR) pada Agustus 1945,
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945 selanjutnya diubah
menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Tentara Republik Indonesia
(TRI) pada Januari 1946 dan akhirnya pada Juli 1947 menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI).
b. Kepolisian Republik Indonesia
Sebelum lahir UU No. 20 tahun 1982, pengikutsertaan warga negara dalam
upaya pertahanan keamanan negara dibina untuk mewujudkan daya dan
kekuatan tangkal dengan membangun, memelihara, dan mengembangkan
secara terpadu dan terarah segenap komponen kekuatan pertahanan
keamanan negara yang terdiri atas:
1) Rakyat terlatih (Ratih) sebagai komponen dasar;
2) TNI dan Polri serta cadangan TNI sebagai komponen utama;
3) Perlindungan masyarakat sebagai komponen khusus;
4) Sumber daya alam, sumber daya buatan, dan prasarana nasional sebagai
komponen pendukung.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warganegara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan

7
Negara ( UU No.3 tahun 2002 ).

Keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara diselenggarakan melalui :

(a)    Pendidikan Kewarganegaraan .

(b)   Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.

(c)    Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela dan secara wajib.

(d)   Pengabdian sesuai dengan profesi

2 . 3 Unsur Dasar Bela Negara

Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa indonesia adalah sebagai
berikut:

1. Cinta Tanah Air

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara

4. Rela berkorban untuk bangsa & negara

5. Memiliki kemampuan awal bela negara

2 . 4 Dasar Hukum “ Bela Negara”

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara di Negara
Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan


Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam


Negara RI.

8
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

2 . 5 Landasan Pembentukan Bela Negara

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara


adalah pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi
lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan
tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta
jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga
negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.Di beberapa negara,
seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan pelatihan
militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya
sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan
cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan


Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas
nasional. Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan,
kadang- kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau
unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan
mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga,
memperkuat pertahanan negara.

9
2 . 6 Pentingnya Masyarakat memiliki jiwa bela negara

Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan


mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanpaatkan oleh negara lain
yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi
bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau
memerlukan pengawas yang cukup ketat. Dimana pengawas tersebut tidak hanya
dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia/
bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang lengkap
mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik-cabik oleh bangsa lain/dengan adanya
bela negara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia
yang saling berbhineka tunggal ika. Sikap bela negara terhadap bangsa Indonesia
merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi proses pembangunan nasional menuju
tujuan nasional dan merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu,
diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakterristik
bangsa Indonesia.

Dengan adanya kesadaran akan bela negara,kita harus dapat memiliki


sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi
nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya
ditanamkan sikap cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan Negara lebih meyakini dan lebih dalam. Dalam sikap bela negara kita
hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang sedang
berlangsung di negara kita, tidak mungkin kita tunjukan sikap bela negara yang
bersifat keras seandainya situasi keamanan nasional terkendali. Menjaga diri,
keluarga dan lingkungan sekitar sudah merupakan salah satu sikap bela negara
dalam sekala kecil. Mentaati peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Bahkan
menyanyikan lagu bela negara yang diciptakan oleh Dharma Oratmangun atau
mengenang hari bela negara yang jatuh pada tanggal 19 Desember yang

10
ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 adalah salah satu bentuk bela negara
sekala kecil. Sehingga ketika kita sebagai warga negara sudah terbiasa melakukan
hak dan kewajiban sebagai warga negara dengan baik dan benar maka seandainya
ada konprontasi atau intervensi terhadap negara, kita akan peka menyikapinya
bahkan dengan mengangkat senjatapun kita akan berani karena jiwa bela negara
dalam diri kita sudah terlatih dan terbiasa.

2 . 7 Implementasi sikap pembudayaan bela negara yang dikonsepsi di


dalam masyarakat indonesia

Beberapa contoh kegiatan yang menerapkan sikap pembudayaan bela


negara yang sering terdapat dalam masyarakat inonesia:

1. Kegiatan RESIMEN MAHASISWA (MENWA)

Sebagai wadah, yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah


perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya bela negara dan
penguatan ketahanan nasional.Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki
pengetahuan, sikap disiplin, fisik dan mental serta berwawasan kebangsaan agar
mampu melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menanamkan
dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan
nasional. Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka
mewujudkan hak dan kewajiban warga Negara dalam Bela Negara.

2. Menurut UUD pasal 31

UU No.2/ 1989: System pendidikan nasional “ Bela Negara dilakukan


melalui pendidikan bela

Negara, pendidikan dapat dilakukan lewat 2 jalur:

a. Formal: sekolah

- PPBN (Pendidikan Pendahuluan Bela Negara) tingkat dasar


(SD-SMA)

11
- PPBN (Pendidikan Pendahuluan Bela Negara) tingkat lanjut
(Perguruan Tinggi)

b. Nonformal, informal (diluar sekolah). Contoh: Kegiatan


PRAMUKA.

12
BAB III

PENUTUP

3. 3 Kesimpulan

Pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan menjadi
salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin berbuat
sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa. Bela Negara adalah
sikap dan perilaku warganegara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Konsep bela negara dapat
diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata
menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan
sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan
rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara. Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik
sentral yang perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu
melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.

3. 4 Saran

Dengan mempelajari konsep dan prinsip cinta tanah air dan bela negara
kita dapat mengetahui makna dari cinta tanah air dan bela negara sehingga kita
harus senantiasa membela negara kita dengan cara memetuhi peraturan
perundang-undangan di indonesia yang menyangkut prinsip cinta tanah air dan
bela negara.

13
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Amik, Fajjin, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Bogor, CV. DUTA GRAFIKA

Undang-Undang :
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN
Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Website :
https://www.academia.edu/12720351/PEMBUDAYAAN_BELA_NEGARA_TER
HADAP_MASYARAKAT_INDONESIA ( Diakses pada hari Kamis, Tanggal 19
September 2019 Pukul 15.00 Wita )

14

Anda mungkin juga menyukai