Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia yang merupakan suatu negara yang demokratis
tentunya mempunyai elemen, seperti masyarakat. Masyarakat disini
sangat berperan dalam pembangunan suatu negara. Negara
mempunyai hak dan kewajiban bagi warga negaranya begitu pula
dengan warga negaranya juga mempunyai hak dan kewajiban
terhadap negaranya. Seperti apakah hak dan kewajiban tersebut yang
seharusnya dipertanggungjawabkan oleh masing-masing elemen
tersebut.
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat, dan yang paling nampak adalah unsur-unsur dari negara
yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara
adalah rakyat, rakyat yang tinggal di suatu negara tersebut merupakan
penduduk dari negara yang bersangkutan. Suatu negara pasti
mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur
tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa
saja kah yang bisa dianggap sebagai warga negara. Di indonesia
merupakan salah satu negara yang mempunyai peraturan tentang
kewarganegaraan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Pengertian Bela Negara ?
2. Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara ?
3. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
4. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945 ?
5. Apakah asas- asas Kewarganegaraan ?
6. Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian yang penulis
teliti adalah :
1. Menjelaskan pengertian Bela Negara
2. Mendeskripsikan peran pendidikan kesadaran bela negara
3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara


Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam
kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara fisik,
hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan
fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara
tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya
untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik
melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
orang-orang yang menyusun bangsa tersebut. Landasan konsep bela
negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai
pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar
(wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel,Iran) dan Singapura
memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali
dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental
atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan
sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer
warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama
masa perang.
Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjalin hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang
Kesadaran Bela Negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu
sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari
hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal

3
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Unsur Dasar Bela Negara:
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologiI negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

B. Peran Pendidikan Bela Negara


Peran pendidikan kesadaran bela negara dalam pertahanan
negara :
1. Ancaman Militer
Pertahanan negara dibangun untuk menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah serta keselamatan segenap bangsa dari
segala bentukan caman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara, baik ancaman militer maupun non-militer. Yang
dimaksud dengan ancaman militer adalah ancaman yang
menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisir yang dinilai
mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Pasal
1 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor: 23 Prp Tahun 1959 tentang
keadaan Bahaya yang berbunyi :
Presiden/Panglima Tinggi Angkatan Perang menyatakan
seluruh atau sebagaian dari wilayah Negara Republik Indonesia
dalam keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat sipil
atau keadaan darurat militer atau perang

4
Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror
bersenjata,ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik
komunal.
Rincian ancaman militer dalam Undang-undang Nomor 3
Tahun 2002 pada penjelasan Pasal7 ayat 2 adalah sebagai berikut :
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara,
antara lain :
1) Invansi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara
lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Bombandemen berupa penggunaan senjata lainnya yang
dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara
Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh angkatan
bersenjata negara lain.
4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap
unsur satuan darat atau satuan laut atau satuan udara
Tentara Nasional Indonesia.
5) Unsur kekuataan bersenjata negara lain yang berada dalam
wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
perjanjian yang tindakan atau keberadaannya bertentangan
dengan ketentuan dalam perjanjian
6) Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan
wilayah oleh negara lain sebagai daerah persiapan untuk
melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh
negara lain untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah
Negara kesatuan Republik Indonesia atau melakuan
tindakan - tindakan seperti tersebut diatas.

5
b. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme
internasional atau yang bekerja sama dengan terorisme dalam
negara atau terorisme dalam negeri yang bereskalasi tinggi
hingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatansegenap bangsa.
c. Pemberontakan bersenjata
Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat
bersenjata dengan kelompok masyarakat bersenjata lain. Bagi
bangsa Indonesia, spektrum ancaman pertahanan negara yang
terbesar, walaupun kecil kemungkinannya adalah agresi berupa
penggunaan kekuatan bersenjata yang dilakukan oleh suatu
negara yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ), dan keselamatan
segenap bangsa.

2. Strategi Pertahanan Militer


Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer
disesuaikan dengan sumber, serta bentuk dan besarnya ancaman
aktual yang mengancam Indonesia. Sebagaimana diatur dalam
pasal 7 Undang –Undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi
ancaman militer menempatkan TNI sebagai Komponen Utama, di
dukung oleh Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung.
Tugas utama TNI adalah menghadapi ancaman militer, yang
berbentuk agresi militer yang dilakukan suatu negara dengan tujuan
menduduki sebagian atau seluruh wilayah NKRI. Meskipun TNI
merupakan Komponen Utama pertahan negara, namum dalam
menghadapi ancaman militer, khususnya agresi militer suatu negara,
lapis diplomasi sebagai pertahanan non militer tetap menjadi pilihan
sebagai lapis pertama untuk mencegah perang atau mengurangi
dampak perang. Ancaman militer yang bentuknya bukan agresi
militer dihadapi dalam kerangka menegakkan kedaulatan negara,
keutuhan, dan keselamatan bangsa Indonesia.

6
Bentuk ancaman militer yang dimaksud, antara lain, adalah
pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain,
pemberontakan bersenjata, gerakan separatis, sabotase, spionase,
aksi teror yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja
sama dengan teroris dalam negeri atau oleh teroris dalam negeri,
ancaman keamanan di laut atau udara yurisdiksi nasional, dan
konflik komunal. Strategi pertahan menghadapi ancaman militer
yang berbentuk bukan agresi dihadapi dengan kekuatan TNI sebagai
lapis pertahanan militer, baik secara matra atau secara gabungan
salam susunan Tri-Matra Terpadu. Besarnya kekuatan yang
dikerahkan disesuaikan dengan bentuk , derajat,dan besaran
ancaman yang dihadapi.

3. Pertahanan Non Militer


a. Ancaman Non militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya adalah ancaman
yang menggunakan faktor - faktor non-militer yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Jenis ancaman non militer dibagi menjadi dua.
 Pertama adalah ancaman yang berkaitan langsung dengan
pertahanan negara, misalnya kesengajaan penyebaran
penyakit sebagai bagian dari perang biologi.
 Kedua adalam ancaman non militer yang tidak berkaitan
langsung dengan pertahanan negara, misalnya penyebaran
penyakit secara alamiah, baik epidemik maupun pendemik.
Sifat ancaman non-militer harus dihadapi pula dengan
pendekatan non-militer, sebagaimana diatur dalam pasal 7
Undang -Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi
ancaman non-militer menempatkan lembaga pemerintahan di
luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan
bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh

7
unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa, sedangkan TNI sebagai
pendukung.
b. Dominasi Ancaman Non militer di Era Globalisasi dan Strategi
menghadapi
Memasuki era globalisai yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan
informasi sebagaimana kita rasakan bersama saat ini,
setidaknya telah mempengaruhi pola dan bentuk ancaman
terhadap kedaulatan suatu negara. Ancaman yang semula
bersifat fisik ( konvensional ), yang biasanya juga dihadapi
dengan kekuatan fisik (hard power ), kini, telah berkembang
menjadi multi dimensional ( fisik dan non fisik ) dengan dominasi
ancaman yang bersifat non fisik, serta berasal dari luar dan dari
dalam negeri.
Jenis ancaman ini merupakan bentuk peperangan baru
yang memanfaatkan perkembangan pesat teknologi informasi,
termasuk perkembangan di bidang new composite
material seperti kimia danbiologi. Bentuk perang di era
globalisasi ini antara lain seperti perang informasi, perang
ekonomi, perang budaya, politik bahkan perangperadaban. Di
sinilah peranan soft power (kekuatan nonmiliter) menjadi sangat
penting dan mengemuka dalam menghadapi ancaman perang
diabad modern ini. Namun demikian, di sisi lain, globalisasi juga
memberikan dampak positif, antara lain ditandai dengan
semakin eratnya hubungan antara bangsa di dunia, yang
menciptakan suatukesaling tergantungan antara negara-negara
di seantero dunia. Implementasi pendekatannya komprehensif
dan integratif, karena pertahanan negara tidak cukup di dekati
dari aspek militer semata, akan tetapi memerlukan pendekatan
yang terpadu secara non militer dengan pendekatan secara
militer, sebagai satu kesatuan pertahanan dengan senantiasa
menyadarkan pada kesadaran bela negara setiap warga negara.

8
Hal ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3
tahun2002 tentang pertahanan Negara pasal 7, bahwa sistem
pertahanan negara adalah bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional
lainnya, dan dilaksanakan secara menyeluruh, total dan terpadu.
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non
militer menempatkan lembaga pemerintah diluar bidang
pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan
sifat ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh unsur-
unsur lain dari kekuatan bangsa, termasuk mahasiswa, para
intelektual Indonesia yang merupakan bagian dari civil society.
c. Pertahanan Non-militer dan Pembinaannya
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 7 bahwa, sistem
pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non-militer
menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan
sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman
yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari
kekuatan bangsa. Subtansi pasal tersebut merefleksikan bahwa
pertahanan negara merupakan fungsi pemerintahan negara
yang cakupannya tidak hanya terbatas pada pertahanan militer,
tetapi juga termasuk ke dalam fungsi lembaga pemerintahan di
luar bidang pertahanan.
Ancaman non-militer ditangani dengan pendekatan non
militer, sedangkan fungsi pertahanan militer dapat digunakan
dalam kondisi tertentu sebagai unsur bantuan. Di sinilah esensi
dari Sistem Pertahanan Semesta yang diwujudkan dengan
keterlibatan lembaga pemerintahan diluar bidang pertahanan
untuk memerankan fungsi pertahanan sipildalam penanganan
ancaman non-militer. Unsur –unsur pertahanan non-militer
berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab setiap
instansi pemerintahan di luar Kementrian pertahanan. Oleh
karena itu, pembangunan posturpertahanan non-militer menjadi
tanggung jawab.

9
d. Pembinaan Kekuatan Pertahanan Non militer
Pertahanan negara non-militer harus dapat didudukkan
dalam konteks sebagai bentuk diplomasi, pelayanan publik,
meningkatkan daya saing dalam ekonomi, memperkuat ikatan
sosial budaya, menjaga ketersedian pasokan energi dan
jaminan beroprasinya sistem distribusinya secara
baik, pelabuhan yang aman, bandara yang aman danefisien,
pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat, serta jaminan keamanan sosial. Dalam Undang-
Undang No. 3 Tahun 2002 pasal 1 titik 2, yang berbunyi:
Sistem pertahanan negara bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya
nasional lainya yangdisiapkan secara dini oleh pemerintah
dan diselenggarakan total,terpadu, terarah dan berlanjut,
untuk menegakkan kedaulat negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa dari segala ancaman
Kesemestaan yang merupakan sifat sitem pertahanan
negara (total defence) dalam konteks pertahanan negara
mempunyai dua fungsi, yaitu dalam bentuk Pertahanan militer
(military defence )dan Pertahanan non militer (non military
defence). Fungi pertahanan militer yang dilaksanakan oleh TNI
meliputi fungi operasi militer perang dan operasi militer selain
perang/other than war (OTW) untuk pertahahan non-militer
dibentuk komponen cadangan dan komponen pendukung guna
memperkuat komponen utama, sedangkan pertahanan sipil
(civil defence) untuk menghadapi ancaman non-milite.
Komponen pertahanan yang akan dibangun mencakup:
1) Komponen Utama, dengan membentuk Prajurit TNI baik
wajib maupun sukarela;
2) Komponen Cadangan, dengan membekali warga negara
dengan latihan dasar kemiliteran; Komponen Cadangan
tidak hanya terdiri atas warga negara, tetapi juga juga
berupa : sumber daya alam,buatan, serta sarana dan
prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan

10
melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
komponen utama.
e. Nilai- Nilai yang harus dibangun adalah Nilai-nilai
kedaulatan, nilai kewilayahan, dan nilai keselamatan.
1) Nilai Kedaulatan adalah nilai berkehendak secara merdeka
tanpa tekanan dari siapa dan pihak manapun. Dalam negara
kemokrasi, kedaulatan berada ditangan rakyat. Intinya
dalam negara demokrasi, penyelenggara negara
menjalankan kekuasaannya setelah mendapat persetujuan
rakyat. Nilai kedaulatan rakyat dapat dijabarkan kedalam
subnilai antara lain : 1) nilai Pancasila; 2) nilai demokrasi; 3)
nilai hak asasi manusia; 4) nilai kesejahteraan; 5) nilai
kepemimpinan.
2) Nilai Kewilayahan adalah ukuran batas ruang lingkup hidup
negara berkedaulatan, batas mana negara berdinamika
dengan warganya secara timbal balik dalam norma hukum
yang disepakati. Menjaga keutuhan wilayah merupakan hal
yang mutlak, karena dalam wilayah itulah kehidupan rakyat
atau warga negara berlangsung dan tanpa wilayah,
eksistensi bangsa tidak akan pernah terwujud.
3) Nilai Keselamatan Bangsa adalah nilai keberlangsungan
hidup bangsa di tengah persaingan antara bangsa
memperebutkan sumber daya yang terbatas
mengembangkan selisih keunggulan. Dalam pembukaan
Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 jelaslah bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

C. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Menurut Prof. Dr. Notonagoro, Hak adalah kuasa untuk menerima
atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu
oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

11
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban
tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban
untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para
pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat
akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika
keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak
dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri.
Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.
Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-
aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi,
maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban
di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak
bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka
lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi dari pada memikirkan
rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi
harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk
mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD
1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan
penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi.Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap
hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini
kepada kehidupan yang lebih baik dan maju.

12
Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan
seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini
kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945


1. Hak Warga Negara Indonesia :
 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (pasal 27 ayat 2)
 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.(pasal 28A)
 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1)
 Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
 Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup
manusia. (pasal 28C ayat 1)
 Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya. (pasal 28C ayat 2)
 Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan
hukum.(pasal 28D ayat 1)
 Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak
 Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun. (pasal 28I ayat 1).

13
2. Kewajiban Warga Negara
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau
keharusan melaksanakannya.Kita sebagai masyarakat yang tinggal
disuatu negara mempunyai kewajiban sebagai warga negara.
Berikut ini adalah kewajiban warga negara Indonesia:
 Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD
1945 berbunyi : segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahandan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat
(3) UUD 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara.
 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J
ayat 1 mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain.
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.
 Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26,
27, 28, dan 30, yaitu:
a. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang

14
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan
pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang.
d. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan
pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

Hak dan Kewajiban warga Negara asing di Indonesia


Bagi warga negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima
hak dan kewajiban selama berada di Indonesia:
a. Kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan perundang-
undangan.
b. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.
c. Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih.
d. Tidak mempunyai jak dan kewajiban untuk bela negara.
Kewajiban Utama warga Negara
a. Membela Negara :
 Sebagai rasa cinta tanah air
 Menjaga citra/nama baik Negara
 Menjaga keutuhan NKRI
b. Menghormati Negara meliputi :
 Hormat kepada Bendera Negara sebagai lambing tertinggi
Negara.
 Hormat kepada Kepala Negara sebagai Presiden dan
Pejabat Tertinggi Negara.

15
 Hornat kepada Lagu Kebangsaan Negara sebagai lagu
kebanggaan bangsa dan negara.
 Hormat kepada pejabat negara, terhadap Kepala Desa
sampai dengan Presiden.
 Mentaati Hukum, perundang-undangan dan segala
peraturan yang berlaku (membayar pajak, mentaati
peraturan lalu lintas, dan lain sebagainya.

Warga Negara Mempunyai hak-hak yang patut diberikan dan


dilindungi oleh Negara, antara lain:
Berdasarkan UUD 1945 :
 Pasal 27 (2) : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 29 (2) : setiap Warga negara memiliki kemerdekaan untuk
memeluk agamanya.
 Pasal 31 (1) :setiap warga Negara berhak mendapatkan
pengajaran.

E. Hak Dan Kewajiban Bela Negara


Upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan
warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa and
bernegara Indonesia serta keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945
(Basrei, 1992: 14). Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban
membela Negara diperlukan pengetahuan tentang bela negara dalam
arti luas. Bela Negara dalam arti luas tidak hanya menyangkut
menghadapi bencana perang tetapi juga bencana lain. Untuk itu setiap
warganegara harus disiapkan dengan baik dan sekaligus perlunya
penjelasan secara meluas tentang hak dan kewajiban dalam upaya bela
negara dan upaya pertahanan keamanan (pasal 27 dan pasal 30 ayat (1).

16
BAB III
KESIMPULAN

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat


perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam
kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara militer
maupun non militer. Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjalin hidup bangsa dan negara yang seutuhnya Peran bela
Negara sangat penting untuk mempertahankan suatu negara dari ancaman
militer maupun non militer.
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak daripada kewajiban. Pelaksanaan hak warga negara
dalam UUD 1945 dikaitkan langsung dengan kewajban karena memang
mepunyai keterkaitan.Karenanya perumusan hak dan kewajiban itu
dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1).

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-
negara.html

http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara

Budianto, 2004 "kewarganegaraan SMA kelas X", jakarta : Erlangga


Departemen Pendidikan Nasional 2003, "Kamus Besar Bahasa Indonesian" ,
Jakarta: Balai pustaka

http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.
http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-
Negara

18

Anda mungkin juga menyukai