PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Pengertian Bela Negara ?
2. Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara ?
3. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
4. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945 ?
5. Apakah asas- asas Kewarganegaraan ?
6. Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara?
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian yang penulis
teliti adalah :
1. Menjelaskan pengertian Bela Negara
2. Mendeskripsikan peran pendidikan kesadaran bela negara
3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Unsur Dasar Bela Negara:
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologiI negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
4
Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror
bersenjata,ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik
komunal.
Rincian ancaman militer dalam Undang-undang Nomor 3
Tahun 2002 pada penjelasan Pasal7 ayat 2 adalah sebagai berikut :
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara,
antara lain :
1) Invansi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara
lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Bombandemen berupa penggunaan senjata lainnya yang
dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara
Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh angkatan
bersenjata negara lain.
4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap
unsur satuan darat atau satuan laut atau satuan udara
Tentara Nasional Indonesia.
5) Unsur kekuataan bersenjata negara lain yang berada dalam
wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
perjanjian yang tindakan atau keberadaannya bertentangan
dengan ketentuan dalam perjanjian
6) Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan
wilayah oleh negara lain sebagai daerah persiapan untuk
melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh
negara lain untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah
Negara kesatuan Republik Indonesia atau melakuan
tindakan - tindakan seperti tersebut diatas.
5
b. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme
internasional atau yang bekerja sama dengan terorisme dalam
negara atau terorisme dalam negeri yang bereskalasi tinggi
hingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatansegenap bangsa.
c. Pemberontakan bersenjata
Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat
bersenjata dengan kelompok masyarakat bersenjata lain. Bagi
bangsa Indonesia, spektrum ancaman pertahanan negara yang
terbesar, walaupun kecil kemungkinannya adalah agresi berupa
penggunaan kekuatan bersenjata yang dilakukan oleh suatu
negara yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ), dan keselamatan
segenap bangsa.
6
Bentuk ancaman militer yang dimaksud, antara lain, adalah
pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain,
pemberontakan bersenjata, gerakan separatis, sabotase, spionase,
aksi teror yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja
sama dengan teroris dalam negeri atau oleh teroris dalam negeri,
ancaman keamanan di laut atau udara yurisdiksi nasional, dan
konflik komunal. Strategi pertahan menghadapi ancaman militer
yang berbentuk bukan agresi dihadapi dengan kekuatan TNI sebagai
lapis pertahanan militer, baik secara matra atau secara gabungan
salam susunan Tri-Matra Terpadu. Besarnya kekuatan yang
dikerahkan disesuaikan dengan bentuk , derajat,dan besaran
ancaman yang dihadapi.
7
unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa, sedangkan TNI sebagai
pendukung.
b. Dominasi Ancaman Non militer di Era Globalisasi dan Strategi
menghadapi
Memasuki era globalisai yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan
informasi sebagaimana kita rasakan bersama saat ini,
setidaknya telah mempengaruhi pola dan bentuk ancaman
terhadap kedaulatan suatu negara. Ancaman yang semula
bersifat fisik ( konvensional ), yang biasanya juga dihadapi
dengan kekuatan fisik (hard power ), kini, telah berkembang
menjadi multi dimensional ( fisik dan non fisik ) dengan dominasi
ancaman yang bersifat non fisik, serta berasal dari luar dan dari
dalam negeri.
Jenis ancaman ini merupakan bentuk peperangan baru
yang memanfaatkan perkembangan pesat teknologi informasi,
termasuk perkembangan di bidang new composite
material seperti kimia danbiologi. Bentuk perang di era
globalisasi ini antara lain seperti perang informasi, perang
ekonomi, perang budaya, politik bahkan perangperadaban. Di
sinilah peranan soft power (kekuatan nonmiliter) menjadi sangat
penting dan mengemuka dalam menghadapi ancaman perang
diabad modern ini. Namun demikian, di sisi lain, globalisasi juga
memberikan dampak positif, antara lain ditandai dengan
semakin eratnya hubungan antara bangsa di dunia, yang
menciptakan suatukesaling tergantungan antara negara-negara
di seantero dunia. Implementasi pendekatannya komprehensif
dan integratif, karena pertahanan negara tidak cukup di dekati
dari aspek militer semata, akan tetapi memerlukan pendekatan
yang terpadu secara non militer dengan pendekatan secara
militer, sebagai satu kesatuan pertahanan dengan senantiasa
menyadarkan pada kesadaran bela negara setiap warga negara.
8
Hal ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3
tahun2002 tentang pertahanan Negara pasal 7, bahwa sistem
pertahanan negara adalah bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional
lainnya, dan dilaksanakan secara menyeluruh, total dan terpadu.
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non
militer menempatkan lembaga pemerintah diluar bidang
pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan
sifat ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh unsur-
unsur lain dari kekuatan bangsa, termasuk mahasiswa, para
intelektual Indonesia yang merupakan bagian dari civil society.
c. Pertahanan Non-militer dan Pembinaannya
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 7 bahwa, sistem
pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non-militer
menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan
sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman
yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari
kekuatan bangsa. Subtansi pasal tersebut merefleksikan bahwa
pertahanan negara merupakan fungsi pemerintahan negara
yang cakupannya tidak hanya terbatas pada pertahanan militer,
tetapi juga termasuk ke dalam fungsi lembaga pemerintahan di
luar bidang pertahanan.
Ancaman non-militer ditangani dengan pendekatan non
militer, sedangkan fungsi pertahanan militer dapat digunakan
dalam kondisi tertentu sebagai unsur bantuan. Di sinilah esensi
dari Sistem Pertahanan Semesta yang diwujudkan dengan
keterlibatan lembaga pemerintahan diluar bidang pertahanan
untuk memerankan fungsi pertahanan sipildalam penanganan
ancaman non-militer. Unsur –unsur pertahanan non-militer
berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab setiap
instansi pemerintahan di luar Kementrian pertahanan. Oleh
karena itu, pembangunan posturpertahanan non-militer menjadi
tanggung jawab.
9
d. Pembinaan Kekuatan Pertahanan Non militer
Pertahanan negara non-militer harus dapat didudukkan
dalam konteks sebagai bentuk diplomasi, pelayanan publik,
meningkatkan daya saing dalam ekonomi, memperkuat ikatan
sosial budaya, menjaga ketersedian pasokan energi dan
jaminan beroprasinya sistem distribusinya secara
baik, pelabuhan yang aman, bandara yang aman danefisien,
pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat, serta jaminan keamanan sosial. Dalam Undang-
Undang No. 3 Tahun 2002 pasal 1 titik 2, yang berbunyi:
Sistem pertahanan negara bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya
nasional lainya yangdisiapkan secara dini oleh pemerintah
dan diselenggarakan total,terpadu, terarah dan berlanjut,
untuk menegakkan kedaulat negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa dari segala ancaman
Kesemestaan yang merupakan sifat sitem pertahanan
negara (total defence) dalam konteks pertahanan negara
mempunyai dua fungsi, yaitu dalam bentuk Pertahanan militer
(military defence )dan Pertahanan non militer (non military
defence). Fungi pertahanan militer yang dilaksanakan oleh TNI
meliputi fungi operasi militer perang dan operasi militer selain
perang/other than war (OTW) untuk pertahahan non-militer
dibentuk komponen cadangan dan komponen pendukung guna
memperkuat komponen utama, sedangkan pertahanan sipil
(civil defence) untuk menghadapi ancaman non-milite.
Komponen pertahanan yang akan dibangun mencakup:
1) Komponen Utama, dengan membentuk Prajurit TNI baik
wajib maupun sukarela;
2) Komponen Cadangan, dengan membekali warga negara
dengan latihan dasar kemiliteran; Komponen Cadangan
tidak hanya terdiri atas warga negara, tetapi juga juga
berupa : sumber daya alam,buatan, serta sarana dan
prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan
10
melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
komponen utama.
e. Nilai- Nilai yang harus dibangun adalah Nilai-nilai
kedaulatan, nilai kewilayahan, dan nilai keselamatan.
1) Nilai Kedaulatan adalah nilai berkehendak secara merdeka
tanpa tekanan dari siapa dan pihak manapun. Dalam negara
kemokrasi, kedaulatan berada ditangan rakyat. Intinya
dalam negara demokrasi, penyelenggara negara
menjalankan kekuasaannya setelah mendapat persetujuan
rakyat. Nilai kedaulatan rakyat dapat dijabarkan kedalam
subnilai antara lain : 1) nilai Pancasila; 2) nilai demokrasi; 3)
nilai hak asasi manusia; 4) nilai kesejahteraan; 5) nilai
kepemimpinan.
2) Nilai Kewilayahan adalah ukuran batas ruang lingkup hidup
negara berkedaulatan, batas mana negara berdinamika
dengan warganya secara timbal balik dalam norma hukum
yang disepakati. Menjaga keutuhan wilayah merupakan hal
yang mutlak, karena dalam wilayah itulah kehidupan rakyat
atau warga negara berlangsung dan tanpa wilayah,
eksistensi bangsa tidak akan pernah terwujud.
3) Nilai Keselamatan Bangsa adalah nilai keberlangsungan
hidup bangsa di tengah persaingan antara bangsa
memperebutkan sumber daya yang terbatas
mengembangkan selisih keunggulan. Dalam pembukaan
Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 jelaslah bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
didirikan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
11
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban
tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban
untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para
pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat
akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika
keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak
dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri.
Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.
Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-
aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi,
maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban
di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak
bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka
lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi dari pada memikirkan
rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi
harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk
mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD
1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan
penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi.Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap
hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini
kepada kehidupan yang lebih baik dan maju.
12
Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan
seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini
kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
13
2. Kewajiban Warga Negara
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau
keharusan melaksanakannya.Kita sebagai masyarakat yang tinggal
disuatu negara mempunyai kewajiban sebagai warga negara.
Berikut ini adalah kewajiban warga negara Indonesia:
Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD
1945 berbunyi : segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahandan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat
(3) UUD 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara.
Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J
ayat 1 mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain.
Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.
Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26,
27, 28, dan 30, yaitu:
a. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
14
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan
pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang.
d. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan
pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
15
Hornat kepada Lagu Kebangsaan Negara sebagai lagu
kebanggaan bangsa dan negara.
Hormat kepada pejabat negara, terhadap Kepala Desa
sampai dengan Presiden.
Mentaati Hukum, perundang-undangan dan segala
peraturan yang berlaku (membayar pajak, mentaati
peraturan lalu lintas, dan lain sebagainya.
16
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-
negara.html
http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara
http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.
http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-
Negara
18