Fenomena global masih mengetengahkan penguatan nilai-nilai universal yakni demokrasi dan hak asasi manusia. Isu lingkungan hidup dan dampak pemanasan global memunculkan persoalan serius yang memerlukan respon secara internasional. Peta keamanan global menempatkan terorisme menjadi ancaman global. Penggunaan kekuatan militer oleh suatu negara ke negara lain mengancam kedaulatan dan kehormatan suatu negara berdaulat. Masalah perbatasan juga sumber utama potensi konflik antarnegara dikawasan Asia Pasifik termasuk Asia Tenggara. Tantangan dilingkungan internal Indonesia adalah mengawal NKRI agar tetap utuh dan bersatu. Disisi lain ancaman terhadap kedaulatan yang masih berpotensi terutama berbentuk konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim dan dirgantara, gangguan keamanan wilayah perbatasan ( pelintas batas illegal, penyelundupan senjata dan bahan peledak, masalah sparatisme, pengawasan pulau-pulau kecil terluar, ancaman terorisme dalam negri dll ) Berdasarkan tantangan tersebut maka visi terwujudnya pertahanan negara yang tangguh dengan misi menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan bangsa harus terwujud. Dalam merumuskan tujuan pertahanan negara, ditempuh dengan tiga strata pendekatan, yaitu : a. Strata mutlak…..dengan menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa Indonesia. b. Strata penting…..dengan menjaga kehidupan demokrasi politik dan ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku, agama, ras dan golongan (sara), penghormatan hak asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup. c. Strata pendukung….dilakukan dalam upaya turut memelihara ketertiban dunia.
E. PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM MENJAGA PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA. 1. Kesadaran Warga Negara Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat membedakan baik/buruk, benar/salah, layak/tidak layak, patut/tidak patut dalam berkata dan berprilaku. Kesadaran warga negara Indonesia saat ini masih perlu pembenahan, salah satunya kesadaran dalam bela negara.
2. Pengertian Bela Negara
Menurut UU RI no tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang pertahanan negara, upaya bela negara adalah sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaanya kepada NKRI berdasarkan pancasila dan UUD NRI tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Setiap warga negara mempunyai kuwajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) terhadap NKRI. ATHG bisa dating dari dalam dan luar negeri. Adapun makna ATHG adalah sebagai berikut : a. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah/merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalui tindak criminal dan politik. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai dapat membahayak kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan dari luar negri berupa : agresi, pelanggaran wilayah dari negara lain, spionase, sabotase, aksi terror dari jaringan internasional dan dari dalam negeri berupa : pemberontakan bersenjata, konflik horizontal, aksi terror. Sabotase, aksi kekerasan yang berbau sara, gerakan sparatis, pengrusakan linkungan. b. Tantangan adalah usaha / hal yang bertujuan menggugah kemampuan. c. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat/bertujuan untuk melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional. d. Gangguan adalah hal/usaha yang berasal dari luar yang bertujuan melemahkan / menghalangi secara tidak konsepsional.
3. Dasar Hukum Bela Negara
Ada beberapa dasar hokum dan peraturan tentang wajib bela negara, yaitu : a. Tap MPR no VI tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. b. UU RI no 29 tahun 1954 tentang Pokok-pokok Perlawanan Rakyat. c. UU RI no 20 tahun 1982 tentang ketentuan pokok hankam negara RI, diubah oleh UU RI no 1 tahun 1988. d. Tap MPR no VI tahun 2000 tentang pemisahan TNI dengan Polri e. Tap MPR no VII tahun 2000 tentang peranan TNI dan Polri. f. Amandemen UUD NRI tahun 1945 pasal 30 ayat 1 dan 2, dan pasal 27 ayat 3 Pasal 30 ayat 1 dan 2 “ Tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI dan Polri sebagai komponen utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung” Pasal 27 ayat 3 “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” g. UU RI no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Ayat 1 “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yangh diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara” Ayat 2 “ Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melaui kegiatan ( Pendidikan Kewarganegaraan, Pelatihan Dasar Kemiliteran, Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau pengabdian sesuai perofesi”
4. Kesediaan Warga Negara Dalam Melakukan Bela Negara
Dalam UU RI no 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara pasal 9 ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara adalah sebagai berikut : a. Pendidikan kewarganegaraan b. Pelatihan dasar kemiliteran c. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia d. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi.
KEGIATAN KALIAN HARI INI :
1. Menurut pendapatmu apa sajakah tantangan yang kita hadapi dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia? Jelaskan? 2. Pernahkan kalian ikut serta dalam usaha pembelaan negara? Jelaskan.
Kerjakan dibuku catatan, jangan lupa tulis hari tanggal dan judul materinya.