Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BELA NEGARA

Disusun guna Memenuhi Tugas Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil BNPB
Tutor:
dr. Bagus Tjahjono, MPH

Oleh :
Divika Namastute (199108182020122015)
Kelompok I Golongan II Angkatan I

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


2021
A. Latar Belakang

Di era reformasi dan globalisasi sekarang ini pola hidup warga negara Indonesia

cukup dapat mengimbangi sebuah kemajuan zaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi

yang berkembang pesat seolah-olah merupakan sumber kemakmuran dan kepuasan,

baik batin dan lahiriah sebagai warga negara. Namun dibalik hal tersebut ada hal yang

masih menjadi tanda tanya besar yaitu mengenai rasa nasionalisme atau kecintaan

terhadap tanah air dari setiap warga negara. Begitu tergantungnya negara ini terhadap

kebutuhan teknologi dari bangsa asing yang seolah-olah menjerat bangsa ini untuk

tunduk terhadap aturan-aturan asing daripada harus menegakkan ideologi bangsa ini

yaitu Pancasila.

Bela negara merupakan landasan sikap yang harus ditumbuh kembangkan

pada setiap warga negara Indonesia guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Dalam hal ini warga negara Indonesia dituntut untuk lebih kreatif

menerapkan arti bela negara ini dalam kehidupannya. Kesadaran bela negara harus

diyakini sebagai sebuah kebutuhan dan keharusan bagi warga negara Indonesia. Bila

warga negara sudah tidak memiliki kesadaran mengenai bela negara, maka ini

merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, ada beberapa permasalahan atau

pertanyaan yang akan dibahas di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Apa hakikat bela negara?

2. Apa dasar hukum bela negara?

3. Apa fungsi dan tujuan bela negara?


4. Apa hakikat ancaman?

5. Bagaimana partisipasi bela negara?

C. Alternatif dan Solusi

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, warga negara harus memahami

penjelasan dari pertanyaan yang telah dirumuskan untuk dapat memahami alternatif

dan solusi dalam menerapkan nilai-nilai bela negara yaitu sebagai berikut:

1) Hakikat Bela Negara

Bela negara merupakan segala upaya pertahanan yang bersifat semesta

(bercirikan kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan), yang

penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran pada hak dan kewajiban seluruh

warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan

kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.

Ciri kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi pertahanan di abdikan

oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat. Cirri kesemestaan mengandung

makna bahwa seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya

pertahanan. Sedangkan ciri kewilayahan bahwa gelar kekuatan pertahanan

dilaksanakan secara menyebar diseluruh wilayah NKRI, sesuai dengan kondisi

geografi sebagai negara kepulauan.

Warga negara memiliki hak dan kewajiban membela serta

mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan

keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan

dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung

jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara

mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara.


2) Dasar Hukum Bela Negara

a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang Konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
b. UU RI Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
c. UU RI Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI,
diubah oleh UU RI Nomor 1 Tahun 1988.
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat (1)
dan (2), Pasal 27 Ayat (3).
g. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
3) Fungsi dan Tujuan Bela Negara

a) Fungsi bela negara, diantaranya:


• Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman;
• Menjaga keutuhan wilayah negara;
• Merupakan kewajiban setiap warga negara.
• Merupakan panggilan sejarah;
b) Tujuan bela negara, diantaranya:
• Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
• Melestarikan budaya
• Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
• Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
• Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara.
4) Hakikat Ancaman

Berdasarkan sifat ancaman, hakikat ancaman digolongkan menjadi

ancaman militer dan nirmiliter.

1. Ancaman militer

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan

bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan


membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan

segenap bangsa. Beberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan

keamanan negara.

a) Dari luar negeri, yaitu: agresi, pelanggaran wilayah oleh negara lain,

spionase (mata-mata), sabotase, aksi terror dari jaringan internasional.

b) Dari dalam negeri, yaitu: pemberontakan bersenjata, konflik horizontal, aksi

terror, sabotase, aksi kekerasan yang berbau SARA, gerakan separatis

(upaya pemisahan diri untuk membuat negara), pengerusakan lingkungan.

2. Ancaman nirmiliter

Ancama nirmiliter dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya, teknologi dan informasi, serta keselamatan umum.

a) Ancaman berdimensi ideologi

metamorphosis dari penganut paham komunis yang telah melebur

kedalam elemen-elemen masyarakat, sewaktu-waktu dapat mengancam

Indonesia. Usaha pihak-pihak tertentu melalui penulisan buku-buku sejarah

dengan tidak mencantumkan peristiwa G30SPKI dengan dewan revolusi

atau gerakan radikalisme yang brutal dan anarkis, memberikan indikasi

bawa anacaman ideologi masih potensial.

b) Ancaman bedimensi politik

Dari luar negeri, ancaman berdimensi politk dilakukan oleh suatu

negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,

provokasi, atau blokade politik adalah bentuk ancaman yang sering kali

digunakan oleh pihak lain untuk menekan negara lain. Dari dalam negeri,

pertumbuhan instrumen politik mencerminkan kadar pertumbuhan


demokrasi suatu negara. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber

dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa mobilisasi

masa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa.

c) Ancaman berdimensi ekonomi

Pada dasarnya ancaman berdimensi ekonomi dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Internal dapat berupa inflasi dan

pengangguran yang tinggi, infrastruktur yang tidak memadai, penetapan

sistem ekonomi yang belum jelas, ketimpangan distribusi pendapatan dan

ekonomi biaya tinggi. Eksternal dapat berupa indikator kinerja ekonomi yang

baik, daya saing, ketidaksiapaan menghadap era globalisasi, dan tingkat

dependensi yang cukup tinggi terhadap asing.

d) Ancaman berdimensi sosial budaya

Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,

keterbelakangan, dan ketidakadilan. Ancaman dari luar timbul bersamaan

dengan dinamika yang terjadi dalam format globalisai dengan penetrasi dan

nilai-nilai budaya dari luar negeri.

e) Ancaman berdimensi teknologi dan informasi.

Ancaman dapat berupa kejahatan cyber dan kejahan perbankan.

Kondisi lain yang menjadi ancaman adalah lambatnya perkembangan

kemajuan IPTEK di Indonesia sehingga ketergantungan terknologi terhadap

negara-negara maju.

f) Ancaman berdimensi keselamatan umum

Ancaman berdimensi keselamatan umum dapat merupakan bencana

alam, seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan tsunami.


Bencana alam yang dipicu oleh ulah manusia, antara lain bencara banjir,

tanah longsor, dan bencana lainnya.

5) Partisipasi dalam Bela Negara

a. Lingkungan Keluarga
• Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
• Membentuk keluarga yang sadar hukum.
• Menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga Saling mengingatkan kepada
sesama anggota keluarga apabila ada yang akan berbuat tidak benar.
• Memberikan pengertian kepada anak supaya cinta kepada tanah air dan
mencintai produk-produk dalam negeri
b. Lingkungan Sekolah
• Mengembangkan kepedulian sosial di sekolah, misalnya dengan
keihklasan mengumplkan dana sosial, infak, zakat, dan lain-lain.
• Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah
• Menjaga nama baik sekolah dengan tidak melaksanakan perbuatan yang
berakibat negatif untuk sekolah dan sebagainya
• Belajar dengan giat terutama pada materi Pendidikan Kewarganegaraan
• Belajar dengan giat supaya mendapatan prestasi baik
c. Lingkungan Negara
• Mematuhi peraturan hukum yang berlaku
• Mengamalkan nilai-nila yang terkandung dalam
• Membayar pajak tepat pada waktunya
• Memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa

D. Daftar Pustaka
Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Riyanto, Joko, dkk. 2016. Bela Negara dan Kebijakan Pertahanan. Jakarta:Puskom
Publik Kemhan.
Rowland. 2013. Kewarganegaraan. Bandung: Lentera Dipantara.

Anda mungkin juga menyukai