Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AJAR

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Materi: Pertahanan dan Keamanan
KD 3.2 Menelaah ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan
kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan.
Oleh : Dwi Hari Saputro, S.Pd

Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia


A. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia
Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu,
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Hakikat pertahanan negara adalah
segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada
kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia merupakan tanggung jawab
seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara
tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga
sangat bertanggung jawab terhadap pertahanan dan kemanan Negara.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan gambaran bahwa
usaha pertahanan dan kemanan negara dilaksanakan dengan menggunakan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala upaya menjaga pertahanan
dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan
prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang
utuh dan menyeluruh. Dengan kata lain, Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan
pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan
kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan pilihan yang
paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan keyakinan pada
kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga negara dalam usaha
pertahanan negara. Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup
tinggi nantinya, model tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan,
dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan
perannya masing-masing.

Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan:


1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan kemanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografi sebagai negara
kepulauan.

Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang dikembangkan bangsa


Indonesia merupakan sebuah sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia. Posisi wilayah
Indonesia yang berada di posisi silang (diapit oleh dua benua dan dua samudera) di satu
sisi memberikan keuntungan, tapi di sisi yang lain memberikan ancaman keamanan yang
besar baik berupa ancaman milter dari negara lain maupun kejahatan-kejahatan
internasional. Selain itu, kondisi wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu saja
memerlukan sistem pertahanan dan kemanan yang kokoh untuk menghindari ancaman
perpecahan. Dengan kondisi seperti itu, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta merupakan sistem yang terbaik bagi bangsa
Indonesia.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini
dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama
(sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu negara untuk menjamin integritas
wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya.
Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut
sebagai kekuatan pertahanan
B. Dasar Hukum Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia
1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pada Pasal 30 yaitu:
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
2) Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syaratsyarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan

negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur
dengan undangundang.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara
3. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang POLRI
4. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI
C. Komponen Pertahanan Negara
Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai "komponen utama" dengan
didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem Pertahanan
Negara dalam menghadapi Ancaman Nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di
luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman
yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.
1. Komponen utama : "Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia , yang
siap digunakan untuk melaksanakan tugas pertahanan.
2. Komponen cadangan : "Komponen cadangan" adalah "sumber daya nasional"
yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui Mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
3. Komponen pendukung : "Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional"
yang dapat digunakan untuk meningkatkankekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan
nyata untuk perlawanan fisik. "Sumber daya nasional" terdiri dari sumber
daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional
yang dapat Dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dariSumber Daya
Alam ,Sumber Daya Buatan , serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup
berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan
prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur
perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.
Komponen cadangan terdiri dari :
1. Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)
2. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
3. Perlindungan masyarakat (Linmas) lebih dikenal dengan sebutan pertahanan
sipil (Hansip)
4. Satuan pengamanan (Satpam)
5. Resimen mahasiswa (Menwa)
6. Organisasi kepemudaan
7. Organisasi bela diri
8. Satuan tugas (Satgas) partai
D. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Kemanan Negara

Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Ikut
serta dalam kegiatan bela negara diwujudkan dengan berpartisipasi dalam kegiatan
penyelenggaraan pertahanan dan kemanan negara, sebagaimana di atur dalam Pasal 30
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Kedua ketentuan tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara harus
memiliki kesadaran bela negara.
Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti pada
negara dan berkorban demi membela negara. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Sebagai warga negara sudah sepantasnya ikut
serta dalam bela negara sebagai bentuk kecintaan kita kepada pada negara dan bangsa.
Saat ini masih ada kecenderungan masyarakat yang menafsirkan bahwa bela
negara itu merupakan tanggung jawab TNI dan POLRI. Bela negara bukanlah tanggung
jawab TNI dan POLRI saja, tetapi merupakan tanggung jawab semua warga negara
sebagai komponen bangsa.
Kesadaran bela negara banyak sekali cara untuk untuk mewujudkannya Membela
negara tidak harus dalam wujud perang atau angkat senjata, tetapi dapat juga dilakukan
dengan cara lain seperti ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar, membantu korban
bencana, menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian, cinta produksi dalam
negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi
baik pada tingkat nasional maupun internasional, termasuk belajar dengan tekun dan
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka dan lain sebagainya.

REFERENSI
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semster 1. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
Tim Dahara Prize. 2009. UUD 1945 (Disertai Amandemen 1,2,3 dan 4) UU No.12/2006
tentang kewarganegaraan RI. Semarang: Dahara Prize
UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Anda mungkin juga menyukai