Anda di halaman 1dari 24

RANGKUMAN MATERI SELEKSI AKADEMIK PPG DALJAB

KEAHLIAN GURU KELAS


BIDANG MATEMATIKA

Materi
Bilangan
Sub Materi
Pemecahan masalah matematis materi Bilangan ( bulat, pecahan, persen, perbandingan, skala,
KPK dan FPB)

Perbandingan senilai
Perbandingan senilai adalah suatu perbandingan yang apabila suatu nilai ditambah maka jumlah
pembandingnya juga bertambah.
Contoh
Jika harga 5 kg rambutan adalah Rp75.000,00, berapakah harga 7 kg rambutan?
Jawab :
5 kg = 75000
7 kg = ………
5/7 = 75000/x
5x = 7x75000
5x = 525000
X = 525000/5
X = 105000

Perbandingan berbalik nilai


Perbandingan berbalik nilai adalah perbandingan yang apabila nilainya ditambah maka nilai
pembandingnya berkurang.
Contoh :

www.pendidik4u.my.id
Pada sebuah peternakan terdapat 40 ayam. Untuk 40 ayam tersebut disediakan sebuah karung
makanan ayam yang akan habis dalam waktu 5 hari. Karena adanya wabah virus, ayam yang
tersisa hanya 25 ayam. Cukup untuk berapa harikah satu karung pakan ayam?
Jawab :
40 ayam = 5 hari
25 ayam = ………
40/25=m/5
40x5=25m
200 = 25m
m = 200/25
m=8

Skala

cara mudah mengingat


JP JP = jarak pada peta
S JB S = skala
JB = jarak sebenarnya
FPB dan KPK
SOAL KPK
Joko beli cilok setiap 4 hari sekali, Dodo beli cilok setiap 7 hari sekali dan Bowo beli cilok setiap
6 hari sekali. Jika pada tanggal 23 januari 2018 mereka membeli cilok bersama sama, pada
tanggal berapa merekaakan datang beli cilok bersama-sama untuk yang ke 4 kalinya?
Jawab KPK dari 4, 6 dan 7 adalah 84.
4 = 22

www.pendidik4u.my.id
6 = 2x3
7=7
KPK = 4 x 3 x 7 = 84
Keempat kalinya 84 x 3 = 252 hari.
Januari 31 – 23 =8
Februari = 28
Maret = 31
April = 30
Mei = 31
Juni = 30
Juli = 31
Agustus = 31
September = 30

2 Oktober
Soal FPB
Sebuah bak mandi mempunyai dua buah kran, yaitu kran besar dan kran kecil. Jika kran kecil
dibuka dan kran besar ditutup, bak mandi akan penuh setelah 60 menit. Jika kran besar dibuka
dan kran kecil ditutup, bak mandi akan penuh dalam waktu 40 menit. Berapa menit dibutuhkan
untuk memenuhi bak mandi jika kedua kran dibuka?
Jawab =
60 = 22 x 3 x 5
40 = 23 x 5
FPB 22 x 5 = 20

Materi
Geometri
Sub Materi

www.pendidik4u.my.id
Konsep teoritis dan pemecahan masalah matematis pada materi geometri (bangun datar, dan
bangun ruang khususnya segitiga, segi empat, prisma dan limas) dan menerapkan dalam
pembelajaran matematika di SD.

A. Kesebangunan pada segi empat


Kesebangunan dan kekongruenan biasanya digunakan untuk membandingkan dua
buah bangun datar/lebih dengan bentuk yang sama. Dua buh bangun datar dapat dikatakan
sebangun apabila: Panjang setiap sisi pada kedua bangun datar tersebut memiliki nilai
perbandingan yang sama. Sedangkan kongruen memiliki konsep yang lebih mendetail,
apabila dua buah/lebih bangun datar memiliki bentuk, ukuran, serta besar sudut yang sama
barulah mereka dapat disebut sebagai bangun datar yang kongruen. Contoh:

Perhatikan bangun datar di bawah ini

Keduanya merupakan bangun datar yang.............................................


1. Perbandingan antara sisi terpanjang dengan sisi terpendek memiliki nilai yang sama
a. Perbandingan sisi terpanjang PQ dengan sisi terpendek QR = 39 : 13 = 3 : 1

www.pendidik4u.my.id
b. Perbandingan sisi terpanjang KL dengan sisi terpendek LM = 24 : 8 = 3 : 1
c. Perbandingan sisi terpanjang RS dengan sisi terpendek RQ = 39 : 13 = 3 : 1
d. Perbandingan sisi terpanjang MN dengan sisi terpendek NK = 24 : 8 = 3 : 1
2. Besar sudut pada kedua persegi panjang tersebut memiliki nilai yang sama
Sudut P = sudut K, sudut Q = sudut L, sudut R = sudut M, sudut S = sudut N, karena
kedua persegi panjang tersebut hanya memiliki bentuk dan sudut yang sama besar namun
tidak memiliki ukuran yang sama, maka dua bangun datar tersebut tidak bisa disebut
kongruen.
Contoh soal!
Ada dua buah persegi panjang dengan ukuran yang berbeda ABCD dan KLMN, persegi
panjang ABCD memiliki panjang 16 cm, lebar 4 cm. Bila persegi panjang ABCD
sebangun dengan persegi panjang KLMN yang memiliki panjang 32 cm, maka berapakah
lebar persegi panjang KLMN?
karena sebangun maka berlaku rumus:
AB/KL = BC/LM
16/32 = 4/LM
LM = 32 x 4/16
LM = 124/16
LM = 8 cm
B. Kesebangunan pada segitiga
Kesebangunan pada segitiga agak lebih sulit dicapai karena ada tiga buah sisi yang harus
sama perbandingannya.
Contoh segitiga yang sebangun:

Segitiga tersebut dapat dikatakan sebangun karena perbandingan sisi-sisinya sama besar:
sisi AC sesuai dengan sisi PR = AC/PR = 4 : 2

www.pendidik4u.my.id
sisi AB sesuai dengan sisi PQ = AB/PQ = 8 : 4
sisi BC sesuai dengan sisi QR = BC/QR = 6 : 3
maka AC/PR = AB/PQ = BC/QR = 2 : 1
sudut A= sudut P, sudut B=sudut Q, sudut C=sudut R

Contoh soal

Diketahui segitiga ABC sebangun dengan segitiga KLM, maka berapakah panjang LM dan
MK?
AB/KL = BC/LM
18/6 = 15/LM
3 = 15/LM
LM = 15/3
LM = 5 cm
Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui bahwa perbandingan sisi pada kedua segitiga
tersebut adalah:
18 : 6 = 3 : 1
15 : 5 = 3 : 1
12 : MK = 3 : 1
MK = 12/3
MK = 4 cm

Contoh soal

www.pendidik4u.my.id
Perhatikan gambar diatas, tentukanlah berapa panjang DE?
Penyelesaian :
Diket :
AC = 10 cm AB = 6 cm CD = 16 cm Dit : DE ?
Jawab :
Perhatikan gambar diatas, dan perhatikan sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua segitiga
tersebut.
DE/CD = AB/BC
Karena kita butuh panjang BC, maka kita dapat mencarinya menggunakan teorema
pythagoras.
BC² = AC²-AB²
BC² = 10² – 6²
BC² = 100 – 36
BC² = 64
BC = √64
BC = 8
Selanjutnya kita kembali pada persamaan diatas untuk menghitung panjang DE.
DE/CD = AB/BC
DE/16 = 6/8
8×DE = 16×6
8×DE = 96
DE = 96/8
DE = 12

www.pendidik4u.my.id
Sehingga panjang DE adalah 12 cm.
C. Prisma

D. Limas
Limas adalah bangun ruang yang mempunyai alas berbentuk segi-n dan bidang tegak nya
berbentuk segitiga yang salah satu sudutnya bertemu di satu titik, titik tersebut desebut
dengan puncak limas. Tinggi limas merupakan jarak terpendek yang dimiliki limas dari
puncak limas ke sisi alas. Tinggi limas harus tegak lurus dengan titik potong pada bidang
alasnya
Ciri-ciri limas :
a. Memiliki satu sisi alas dan tidak memiliki sisi atap (tutup)

www.pendidik4u.my.id
b. Titik puncak dan titik sudut sisi alas dihubungkan oleh rusuk tegak.
c. Semua sisi tegak limas berbentuk segitiga

E. Pendekatan berbasis konstruktivisme


Proses pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme adalah
pembelajaran matematika yang tidak hanya menjadikan matematika sebagai pelajaran
menghafal rumus-rumus dan prosedural dalam mengerjakan soal. Karena menurut teori
belajar konstruktivisme pada dasarnya tiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan
untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian”
orang lain, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.
Pengetahuan akan tersusun atau terbangun di dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berupaya
mengorganisasikan pengalaman barunya berdasar pada kerangka kognitif yang sudah ada
dalam pikirannya. Dalam pembelajaran guru tidak hanya memindahkan pengetahuannya,
akan tetapi guru hanya memfasilitasi siswa dalam belajar. Dengan melibatkan siswa dalam
pembelajaran matematika, maka diharapkan fenomena “fobia matematika” yang merajalela
di kalangan siswa-siswa dan fenomena pembelajaran matematika yang hanya
mengedepankan pengembangan aspek kognitif saja melalui proses prosedural di Indonesia
sedikit demi sedikt dapat dieliminasi. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran matematika
dengan pendekatan konstruktivisme guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
menentukan metodemetode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep teori belajar
konstruktivisme. Kelemahan pendekatan konstruktivisme yang harus dapat disiasati oleh
guru antara lain, bagi siswa yang sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu, maka siswa
akan merasa kesulitan dalam menemukan jawabannya sendiri.
Cara Mengajarkan Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme
Secara umum, Pembelajaran matematika dengan metode pendekatan konstruktivisme
meliputi empat tahap :

www.pendidik4u.my.id
1. Tahap apersepsi (mengungkap konsepsi awal dan membangkitkan motivasi belajar
siswa), siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang
akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan pertanyaan problematis tentang
fenomena yang sering dijumpai sehari – hari oleh siswa dan mengaitkannya dengan
konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan untuk
mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamannya tentang konsep tersebut,
2. Tahap eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep
melalui pengumpulan, pengorganisasian dan menginterprestasikan data dalam suatu
kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara keseluruhan pada tahap ini akan
terpenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena dalam lingkungannya,
3. Tahap diskusi dan penjelasan konsep siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang
didasarkan pada hasil observasi siswa, di tambah dengan penguatan guru. Selanjutnya,
siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari, dan
4. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep guru berusaha menciptakan iklim
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman
konseptualnya, baik melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah–masalah
yang berkaitan dengan isu–isu dalam lingkungan siswa tersebut. (Horsley, 1990:59).
Hal-hal yang harus dilakukan oleh guru agar dapat mengajarkan matematika dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan masalah matematika dengan caranya sendiri dengan kemampuan yang
dimiliki dalam pikirannya, artinya siswa diberi kesempatan melakukan refleksi, interpretasi,
berbahasa matematik, dan mencari strateginya yang sesuai (berfikir alternatif). Rekonstruksi
terjadi bila siswa dalam aktivitasnya melakukan refleksi, interprestasi, dan internalisasi,
rekonstruksi ini dimungkinkan terjadi dengan probabilitas yang lebih besar melalui diskusi,
baik dalam kelompok kecil maupun diskusi kelas atau berbagai bentuk interaksi dan
negosiasi.
Materi
Statistika
Sub Materi

www.pendidik4u.my.id
Ukuran pemusatan data dan pemecahan masalah matematis pada materi statistika.

Ukuran pemusatan data dan pemecahan masalah matematis pada materi statistika
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas dan singkat mengenai keadaan pusat data yang dapat mewakili seluruh data.
A. Rata-rata Hitung (mean)
Rerata atau mean merupakan salah satu ukuran gejala pusat. Mean merupakan wakil
kumpulan data.
Untuk menentukan rata-rata hitung data tunggal dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan
seluruh nilai data dan membagi dengan banyak data.

www.pendidik4u.my.id
www.pendidik4u.my.id
www.pendidik4u.my.id
B. Median
Median (Me) adalah nilai tengah dari sekumpulan data yang telah diurutkan, mulai dari
data terkecil sampai dengan data terbesar.

www.pendidik4u.my.id
www.pendidik4u.my.id
C. Modus
Modus adalah untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau data yang paling
sering muncul. Modus ini bila dibandingkan dengan ukuran lainnya, tidak tunggal adanya.
Berarti sekumpulan data bisa mempunyai lebih dari sebuah Modus.
Contoh:
Diketahui : 65, 70, 90, 40, 40, 40, 40, 35, 45, 70, 80, 50.
Tentukan Modus dari data tersebut!
Setelah diurutkan datanya menjadi : 35, 40 , 40, 40, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90

www.pendidik4u.my.id
Jadi Mo = 40

www.pendidik4u.my.id
Materi
Kapita Selekta
Sub Materi
Konsep teoritis dan pemecahan masalah matematis pada materi kapita selekta (pola bilangan,
aljabar, trigonometri dan logika)

Jarak, Waktu dan Kecepatan


Kecepatan menyatakan cepat atau lambat pergerakan sebuah benda. Semakin cepat benda
bergerak, maka angka kecepatannya akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin lambat
pergerakan sebuah benda, artinya angka kecepatannya akan semakin kecil.

Rumus Berpapasan
1. Rumus Berpapasan Jika Waktu Berangkat Sama

www.pendidik4u.my.id
Kasus soal yang diberikan biasanya melibatkan dua orang yang berangkat dari arah
berlawanan dan melalui jalur yang sama. Kedua orang tersebut berangkat dengan waktu
keberangkatan yang sama. Ilustrasi kasus ini dapat dilihat pada gambar di bawah.

Rumus menentukan waktu berpapasan dengan waktu keberangkatan sama adalah sebagai
berikut.

Contoh Soal 1
Dodi mengendarai sepeda dari rumahnya ke rumah temannya, Amar, dengan jarak tempuh 10
km. Dari arah yang berlawanan, Amar mengendarai sepeda menuju rumah Dodi. Kecepatan
Dodi dan Amar berturut-turut adalah 18 km/jam dan 12 km/jam. Jika keduanya sama-sama
berangkat pukul 09.00, maka mereka akan berpapasan pukul ….
Jawab 09.20
2. Rumus Berpapasan Jika Waktu Berangkat Berbeda
Perhatikan ilustrasi pada kasus bagian ke dua di bawah.

www.pendidik4u.my.id
Rumus berpapasan untuk waktu keberangkatan berbeda adalah sebagai berikut.

Contoh Soal 2
Dodi mengendarai sepeda dari rumahnya ke rumah temannya, Amar, dengan jarak tempuh 18
km. Dari arah yang berlawanan, Amar mengendarai sepeda menuju rumah Dodi. Kecepatan
Dodi dan Amar berturut-turut adalah 16 km/jam dan 12 km/jam. Jika Dodi berangkat pukul
08.00 dan Amar berangkat pukul 08.15 maka mereka akan berpapasan pukul ….
Jawab 08.45

Rumus Menyusul
Bentuk variasi soal seperti ini biasanya terkait permasalahan dua orang yang berangkat dari
arah sama dengan waktu dan kecepatan berbeda. Biasanya, kecepatan orang kedua lebih besar
dari kecepatan orang pertama. Pertanyaan yang sering diberikan adalah pukul berapa orang ke
dua dapat menyusul orang pertama yang telah berangkat terlebih dahulu.
Perhatikan ilustrasinya pada gambar di bawah.

www.pendidik4u.my.id
Rumus menyusul dapat dilihat pada persamaan di bawah.

Selisih jarak = kecepatan x selisih waktu


Contoh Soal 3
Ada dua bus yang akan sama-sama menuju Kota Bandung, sebut saja Bus A dan Bus B.
Kedua bus tersebut akan melalui rute yang sama. Bus A berangkat dari terminal Yogyakarta
dengan kecepatan 60 km/jam. Sedangkan bus B juga berangkat dari Yogyakarta dengan
kecepatan 75 km/jam. Jika bus A berangkat pukul 13.00 dan bus B berangkat pukul 15.30
maka bus B dapat menyusul bus A pada pukul ….
Jawab. 17.30

Rumus Suku dan Jumlah ke n

Rumus Jumlah ke-n

Contoh
Tentukanlah jumlah semua bilangan asli antara 200 dan 299 yang habis dibagi 6!
Penyelesaian:

www.pendidik4u.my.id
Sebelum menentukan jumlah semua bilangan asli antara 200 dan 300 yang habis dibagi 6, maka
kita akan menentukan terlebih dahulu bilangan asli antara 200 dan 300 yang habis dibagi 6.
Bilangan asli antara 200 dan 300 yang habis dibagi 6 adalah:
204, 210, 216, …, 294.
Berdasarkan barisan tersebut:
𝑎 = 204 𝑏 = 6 𝑈𝑛= 294
Sebelum menentukan jumlah, maka tentukan terlebih dahulu banyak suku pada barisan tersebut
atau kita akan mencari 𝑛.

Rumus Suku dari Barisan dan Deret Geometri

www.pendidik4u.my.id
Jumlah ke n dari Barisan dan Deret Geometri

Contoh
Seutas tali dipotong menjadi 7 bagian dengan ukuran panjangnya membentuk deret geometri.
Jika panjang bagian tali yang terpendek adalah 3 cm dan panjang bagian tali terpanjang adalah
192 cm, maka panjang tali seluruhnya adalah ….
Penyelesaian:
𝑎 = 3,𝑛 = 192, 𝑛 = 7.
Dari permasalahan tersebut yang belum diketahui adalah rasio, maka sebelum kita menghitung
jumlah panjang tali seluruhnya, kita akan menentukan ratio terlebih dahulu.

www.pendidik4u.my.id
www.pendidik4u.my.id

Anda mungkin juga menyukai