UNIVERSITAS NIAS
T.A 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "BELA
NEGARA" untuk memenuhi tugas mata kuliah "PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN".
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang pengertian, unsur, fungsi, tujuan, dan manfaat
bela negara. Selanjutnya, kami akan menjelaskan contoh-contoh dari bela negara yang dapat
dijelaskan dalam konteks pendidikan. Kata pengantar ini akan menggambarkan tujuan dari
makalah, yaitu untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan menanamkan kesadaran
tentang bela negara.
Bela Negara adalah konsep yang sangat penting bagi setiap Negara,termasuk Indonesia.
Dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan, bela negara memiliki peran yang krusial.
Makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai bela negara dan bagaimana Indonesia dapat
mengimplementasikannya.
Penulis
Kelompok 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam dan budaya.
Namun, tantangan keamanan dan stabilitas tetap ada, termasuk ancaman dari luar dan
dalam negeri.Bela negara menjadi landasan untuk memastikan keberlanjutan dan
keutuhan negara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya kita dalam bela Negara dalam mewujudkan ketahanan
nasional?
2. Mengapa diperlukan ketahanan nasional dan bela Negara?
3. Apa Sumber Historis,Sosiologis, dan politik tentang ketahanan nasional dan bela
Negara?
4. Esensi dan urgensi ketahanan nasional dan bela Negara?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara mewujudkan bela Negara untuk ketahanan nasional.
2. Perlunya ketahanan nasional dan bela Negara dalam suatu Negara.
3. Mengetahui sumber-sumber Historis,Sosiologis,dan Politik tentang ketahanan
nasional dan bela Negara.
4. Mengetahui esensi dan urgensi ketahanan nasional dan bela Negara.
BAB 2
PEMBAHASAN
Mengangkut senjata: Bela negara tidak hanya mengangkat senjata, tetapi juga
menggambarkan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara: Ketahanan nasional dan
bela negara merupakan konsepsi atau dokrin yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional yang akan menjadi kekuatan pertahanan
negara (national defence) Indonesia yang tangguh dan kuat.
Mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara: Bela Negara
merupakan tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Mempertahankan identitas dan integritas bangsa: Ketahanan nasional dan
bela negara merupakan konsepsi yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional, yang akan menjadi persyarat untuk menjalin kelangsungan
hidup bangsa dan negara.
Mengatasi ancaman negara: Ketahanan nasional dan bela negara merupakan
kondisi yang kokoh dan tangguh, yang akan menjadi persyarat untuk menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Mempertahankan seluruh wilayah negara: Pertahanan negara berfungsi untuk
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Terlepas dari alasan-alasan tersebut, bela negara merupakan hal yang sangat penting
dan fundamental bagi negara, dan harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh seluruh
warga negara.
Sementara itu, politik ketahanan nasional dan bela negara melibatkan kebijakan pemerintah,
kerjasama antarlembaga, serta partisipasi masyarakat dalam membangun komitmen kolektif
kebangsaan. Ketahanan nasional dan bela negara memiliki urgensi yang tinggi bagi Indonesia
dalam menghadapi berbagai tantangan dan dinamika global. Dengan memahami sumber-sumber
historis, sosiologis, dan politik, kita dapat lebih baik memahami esensi dan urgensi ketahanan
nasional dan bela negara sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.
Unsur-unsur ketahanan nasional model Indonesia terdiri atas delapan unsur yang
dinamakan Asta Gatra (delapan gatra), yang terdiri dari Tri Gatra (tiga gatra) alamiah dan
Panca Gatra (lima gatra) sosial. Unsur atau gatra dalam ketahanan nasional Indonesia
tersebut, sebagai berikut;
Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra) yaitu:
1) Gatra letak dan kedudukan geografi
2) Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Lima aspek kehidupan sosial (panca gatra) yaitu:
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya (sosbud)
5) Gatra pertahanan dan keamanan (hankam)
Model Asta Gatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia
dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan
alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model ini merupakan
hasil pengkajian Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Terdapat hubungan antara ketahanan nasional dengan pembelaan negara atau bela
negara. Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.Keikut sertaan warga negara dalam upaya
menghadapi atau menanggulagi ancaman, hakekat ketahanan nasional, dilakukan dalam wujud
upaya bela negara. Pada uraian sebelumnya telah dikatakan bahwa bela negara mencakup
pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela negara secara fisik adalah memanggul
senjata dalam menghadapi musuh (secara militer). Bela negara secara fisik pengertiannya lebih
sempit daripada bela negara secara nonfisik.
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa (Menwa),
Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan
lain-lain. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum,
Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang
disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana
alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah
daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Sementara fungsi
Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih
merupakan unsur bantuan tempur.
b) Bela Negara Secara Nonfisik
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa bela negara tidak selalu harus berarti
“memanggul senjata menghadapi musuh” atau bela negara yang militerisitik.
Berdasar hal itu maka keterlibatan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa, dan dalam segala situasi, misalnya
dengan cara:
Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan nonformal.
Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat
dan tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah bersama.
Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam,memelihara,
dan melestarikan.
Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan negara.
Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama ancaman nirmiliter,
misal menjadi sukarelawan bencana banjir.
Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-
norma kehidupan bangsa Indonesia.
Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan negara
untuk melaksanakan pembangunan.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah bela negara ini adalah bahwa bela Negara adalah
konsep yang berorientasi pada kecintaan tanah air, yang dapat dilakukan
dengan dua cara: bela negara secara non fisik (warga Negara dapat ikut
dalam program bela negara dengan menumbuhkan rasa kecintaan dan
kebanggaan terhadap tanah air Indonesia) dan bela Negara secara fisik
(warga negara dapat terlibat langsung dalam upaya bela negara dengan
menjadi angota militer atau kepolisian yang diberi latihan atau dipersenjatai
oleh negara). Konsep pertahanan dan keamanan negara dalam pasal 30 ayat
(1) dan (2) UUD 1945 adalah konsep bela negara yang berorientasi pada
kecintaan tanah air, dan pendidikan bela negara di kalangan mahasiswa
sangat penting mengingat mahasiswa adalah generasi muda dan generasi
penerus bangsa.
B. Saran
Saran dari makalah bela negara ini yaitu,
1. Bagi Pemerintah: Bagi pemerintah untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi seperti seminar, webinar,
penyuluhan, dan lain sebagainya secara terus menerus mengenai
penyelenggaraan bela negara di Indonesia, karena masih kurangnya
pemahaman masyarakat dan seringkali terjadi kesalahpahaman mengenai
apa makna bela negara itu sendiri dan bagaimana penyelenggaraannya.
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/650313/mod_resource/content/1/
wiraedisikhusus1-6-11_ketahanan%20nasional.pdf
https://sipejar.um.ac.id/pluginfile.php/1128020/mod_resource/content/4/Power
%20Point%20PKn%20Pertemuan%2014.pdf
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/887033/mod_resource/content/
1/15%20%20Ketahanan%20Nasional.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-lampung/pendidikan-
kewarganegaraan/sumber-historis-sosiologis-dan-politik-ketahanan-nasional-dan-
bela-negara/46133289
https://dosen.stie-alanwar.ac.id/read/nurrohman/2020/10/16/497/
PENDIDIKAN_KEWARGANEGARAAN
9-PendidikanKewarganegaraan.pdf