Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR DAN DAMPAK PERTUMBUHAN REMAJA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : PUTRA JAYA GEA

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU :

APRIANUS TELAUMBANUA, S,Pd.,M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANNGUNUNG SITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNANN

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini berjudul “PERKEMBANGAN INTELEKTUAL”. Atas terselesainya
makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan dan kelemahan yang
menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Harapan penulis atas terbentuknya makalah ini, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Gunungsitoli, 14 Juni 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................ 1
C. TUJUAN.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
A. Pengertian Remaja................................................................................... 3
B. Pertumbuhan Fisik Remaja..................................................................... 3
C. Faktor yang Mempengaeruhi Pertumbuhan remaja................................ 3
D. Dampak Pertumbuhan Fisik Remaja....................................................... 4
BAB III PENUTUP..................................................................................... 5
A. KESIMPULAN....................................................................................... 5
B. SARAN................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis,
dan pematangan fungsi seksual. Remaja dalam perkembanganya seringkali prihatin selama
tahun-tahun awal remaja. Salah satu sumber keprihatinan tersebut adalah perubahan bentuk
tubuh yang tidak sesuai dengan standar budaya yang berlaku sebagai akibat dari
perkembangan seksual sekunder yang dialami remaja.
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele
“perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan
sekedarpenambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan
kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang
kompleks.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan remaja itu?
2. Bagaimana pertumbuhan fisik pada masa remaja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik pada remaja?
4. Bagaimana dampak pertumbuhan fisik remaja?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan remaja itu.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pertumbuhan fisik pada masa remaja.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik pada
remaja.
4. Untuk mengetahui dampak pertumbuhan fisik remaja terhadap psikologis remaja, baik
yang positif maupun negative.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik karena
pubertas serta perubahan kognitif dan sosial. Periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12
tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun ( Seifert dan Hoffnung
1987)
Sedangkan Undang-undang Kesejahteraan Anak (UU No.4/1979) misalnya,
menganggap semua orang dibawah usia 21 tahun dan belum menikah sebagai anak-anak lain
karenanya berhak mendapat perlakuan dan kemudahan-kemudahan yang diperuntukkan bagi
anak (misalnya pendidikan, perlindungan dari orang tua dll).
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama –
yang dicetuskan oleh psikolog G.Stanley Hall - adolescence is a time of “storm and stress “.
Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di
mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang
menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta
menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987).Dalam hal ini,
Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh
dengan konflik. Keyakinan ini tercermin dari teori mereka tentang perkembangan manusia.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan
konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu
beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu
beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan
masyarakatnya.

Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang
mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh
konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua
situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian
(fluktuatif).
B. Pertumbuhan Fisik Pada Masa Remaja
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan ilmu faal)
remaja di kenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia
mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan
tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat-alat
kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Pada akhir dari peran perkembangan
fisik ini akan terjadi seorang pria yang berotot dan berkumis/berjanggut yang mampu
menghasilkan beberapa ratus juta sel mani (spermatozoa) setiap kali ia berejakulasi
(memancarkan air mani), atau seseorang wanita yang berpayudara dan berpinggul besar yang
setiap bulannya mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telurnya.
Sebagai makluk yang lambat perkembangannya, masa pematangan fisik ini berjalan
lebih kurang 2 tahun dan biasanya di hitung mulai haid yang pertama pada wanita atau sejak
seorang laki-laki mengalami mimpi basahnya (mengeluarkan air mani pada waktu tidur) yang
pertama. Masa yang 2 tahun ini di namakan pubertas (puberty), yang dalam bahasa latin
berarti usia kedewasaan (the age of manbord) yang berkaitan dengan kata latinnya pubescere
yang berarti masa pertumbuhan rambut didaerah tulang pufic (di wilayah kemaluan).
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat
pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt merupakan
tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan
fisik dan seksual.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja


1. Pengaruh Hormon
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi
aktif bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak
mengeluarkan dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan
perubahan pada masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau
sering disebut hormon yang merangsang gonat yaitu merangsang gonat supaya aktif
bekerja. Seluruh proses ini di kendalikan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar
hypothalamus, yaitu kelenjar yang di kenal sebagai kelenjar untuk merangsang
pertumbuhan pada masa remaja dan terletak di otak.
2. Pengaruh Keluarga
Pengaruh faktor keluarga disini meliputi faktor keturunan maupun lingkungan.
Faktor keturunan menyebabkan anak mewarisi sifat genetik orang tua. Faktor
lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang di bawa anak tersebut.
3. Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan sedikit lebih cepat mencapai
taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi.
4. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan.
Kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya perbadaan berat dan
tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda
dari anak perempuan.
5. Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah,
cenderung lebih kecil darpada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial
ekonominya tinggi.

D. Dampak Pertumbuhan Fisik Remaja


Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena ia
harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang terlalu
cepat akan membuat remaja merasa malu atau kurang percaya diri. Demikian pula dalam
menghadapi haid dan “mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu mengadakan
penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang tua.
Perubahan fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini sering
menjadi sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan sikapnya
sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja, perubahan yang
terjadi sangat mencolok, sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya
sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga dan sering agak
melawan nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu masa ini sering dinamakan
sebagai masa negatif atau masa pancaroba. Pada saat irama pertumbuhan sedikit lambat
dan perubahan tubuhnya telah sempurna maka akan terjadi keseimbangan kembali.
Meskipun pengaruh pubertas terhadap remaja berbeda-beda, cara mereka melampiaskan
gangguan ketidakseimbangan itu hampir sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat
terlihat adalah ia menjadi mudah tersinggung, sangat pemalu, ada kecenderungan
menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang otoritas orang
tua dan guru, mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka
melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya tertekan
dan tidak bahagia.
Karena sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan
terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara fisik
sering merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu makan berkurang,
mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan sebagainya karena
tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi anak
perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak remaja terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami
proses perubahan. Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu mereka yang terlalu memerhatikan normal atau tidak dirinya dan mereka yang
terlalu memikirkan tepat atau tidaknya kehidupan kelaminnya. Jika mereka
memerhatikan teman sebayanya, kemudian dirinya berbeda dari mereka maka akan
muncul pikiran tentang normal tidaknya dirinya. Misalnya, perbedaan dalam hal
kecepatan pertumbuhan dapat menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya. Anak-anak
yang cepat dan lebih awal tumbuh sering merasa khawatir bahwa pada masa dewasanya
nanti, tubuhnya akan terlalu besar dan tinggi, sedangkan anak yang mulai tumbuh pendek
sampai dewasa akan an kehidupan merasa khawatir pertumbuhan dan kehidupan
kelaminnya tidak akan berkembang secara normal.
Apabila tertinggal dari teman sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau kurang
berminat dalam kegiatan sebayanya, mereka lalu khawatir apakah mereka akan menjadi
dewasa. Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan kelaminnya juga merupakan hal yang
biasa terjadi dalam tahap ini. Pada saat seorang mencapai remaja, dalam pikirannya telah
terbentuk konsep mengenai wajar-tidaknya kehidupan kelamin dalam penampilan
seseorang. Konsep ini terbentuk melalui pengalaman si anak sehari-hari misalnya dari
televisi, buku cerita, komik, atau dari orang-orang disekelilingnya yang dikagumi. Bila
mereka berpendapat bahwa dirinya tidak wajar. Sayangnya, konsep yang telah terbentuk
ini sukar sekali dihilangkan, bahkan mungkin dapat menetap seumur hidupnya.
Salah satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting adalah pengaruh
jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan kepribadiannya. Sejumlah
penelitian telah menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap tertentu yang sudah
terbentuk ini biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa kasus tampak semakin
parah. Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling menetap adalah dalam
hal penyimpangan kematangan kelaminnya. Perkembangan kehidupan kelamin yang
tidak wajar ini akan menimbulkan pengaruh pada anak laki-laki dan juga pada anak
perempuan, bahkan pengaruh itu tidak hanya terjadi di masa remaja, tetapi dapat
berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang mengalami perkembangan kelamin
lebih awal, secara sosial lebih menguntungkan, sedangkan bagi anak perempuan tidak
sedemikian halnya.
Tinggi, berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak laki-
laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman sebayanya dari kedua jenis
kelamin. Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi pada anak gadis, ia
akan memperoleh sebutan atau label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini sering
menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat dalam
kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra dirinya,
merasa kurang dihargai, dan sering diabaikan.
Bahaya fisik utama pada masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endoktrin dan
hormon gonad, jika remaja kekurangan hormon endoktrin maka anak menjadi lebih kecil
dari rata-rata pada waktu ia matang. Jika kekurangan hormon gonad maka pertumbuhan
anggota badan berlangsung terlalu lama dan individu menjadi lebih besar dari rata-rata
selain itu juga mempengaruhin perkembangan normal organ seks dan ciri seks sekunder.
Apabila persediaan hormon gonad berlebihan pada usia sangat muda mengakibatkan
permulaan masa puber kadang-kadang dimulai sedini usia lima atau enam tahun. Ini di
kenal sebagai masa puber yang terlalu awal atau puberty precox.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami
kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja
meliputi; perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri kelamin
kedua.
Penyebab perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi
aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Yaitu kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak
mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa remaja.
Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan
ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad
agar mulai aktif bekerja.

B. SARAN
Dalam upaya pertumbuhan fisik pada remaja secara maksimal, diharapkan dukungan
dari berbagai pihak. Diantaranya pihak sekolah yait guru, keluarga utamanya orang tua dan
lingkungan. Dengan demikian pertumbuhan fisik pada remaja akan berlangsung secara
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Syamsu,Nani M Sugandhi. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta PT


RajaGrafindo Perssada
Sunarto, H,.Hartono,Agung.1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai