Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ancaman di Bidang
Pertahanan dan Keamanan Terhadap Kedudukan NKRI”.
Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai ancaman negara dan juga
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa buku,
artikel dan tulisan telah kami jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus
berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan
yang lebih baik. Kami berharap semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan
kesalahan. Kami menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………….i
Kata Pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahasan
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….………..17
3.2 Saran………………………………………………………………..…………
18
Daftar Pustaka………………………………………………………………….19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah
sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya yang
besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya
ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan
bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari
yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang
satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa
yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang
serba berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai.
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa
pemerintahan dari gerakan separatis. Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi
geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan
Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antara negara besar.
Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap
aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan
eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap
bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya.
Disinilah letak kepentingan Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia, untuk tetap teguh
berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia, untuk menghindari segala jenis ancaman dan
bahaya yang bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat dan pendirian Bangsa Indonesia.
Ketahanan Nasional memiliki salah satu tujuan yakni untuk menjaga keamanan dan ketentraman
bangsa Indonesia dari segala bahaya. Itulah sebabnya pentingnya perlindungan Negara di bidang
Pertahanan dan Keamanan negara Karena itu, Fungsi Pertahanan dan Keamanan negara
diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan
bangsa serta menanggulangi setiap ancaman meliputi subfungsi pertahanan, subfungsi keamanan
dalam negeri dan subfungsi keamanan ketertiban masyarakat.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Hal
ini merupakan dasar dari sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Pelaksanaannya
diatur dengan memenuhi keadilan dan pemerataan dalam menjalankan tugas pertahanan dan
keamanan nasional. Dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, ABRI yang tumbuh
dari rakyat serta bersama dalam kemanunggalan dengan rakyat menegakkan dan mengisi
kemerdekaan bangsa, menjadi inti dalam sistem tersebut.
Pertahanan dan keamanan nasional yang disusun berdasarkan sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta akan mampu mensukseskan perjuangan nasional pada umumnya,
pembangunannasional pada khususnya dan mengamankannya dari setiap ancaman, sehingga
usaha bangsa dalam mencapai tujuan nasional dapat berlangsung dalam suasana damai, aman,
tenteram, tertib dan dinamis.Pembinaan pertahanan dan keamanan nasional diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan, yang meliputi kemampuan kekuatan
di darat, di laut, di udara, penertiban dan penyelamatan masyarakat, sehingga mampu melaksa-
nakan tugas-tugas pertahanan dan keamanan nasional sesuai dengan keperluan dan tantangan
yang dihadapi oleh negara dan bangsa Indonesia.
Kekayaan Angkatan Bersenjata RI sebagai kekuatan sosial, bersama kekuatan sosial
lainnya, memikul tugas dan tanggung jawab perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dan
memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembinaan kemampuan
ABRI sebagai kekuatansosial diarahkan agar Angkatan Bersenjata RI dalam kemanunggalannya
dengan rakyat,mampu secara aktif melaksanakan kegiatan pembangunan nasional, serta dapat
meningkatkan peranannya dalam memperkokoh ketahanan nasional. Di samping itu, operasi
Bakti ABRI merupakan peluang untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga kepada
masyarakat .
1.3 TUJUAN
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman bisa berbentuk tindakan fisik atau nonfisik, baik secara terang-terangan
(menifest) atau secara tertutup (latent). Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar
maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan.
Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu
unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai
dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara , pertahanan rudal, dll.Tindakan,taktik, operasi
atau strategi pertahanan adalah untuk menentang atau membalas serangan dari dalam maupun
luar negara dengan dukungan alutsista yang semakin canggih dan modern.
Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman yang mencantum terhadap
integrasi bangsa yang perlu kita waspadai yang mengancam segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negaradan keselamatan segenap bangsa dapat
berasal dari luar maupun dalam negeri .
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan pada
saat menjabat, mengingatkan bahwa pertahanan dan keamanan Indonesia terancam dari
berbagai konflik dan masalah.
Ancaman dari dalam negeri yang dihadapi saat ini, kata Luhut adalah terorisme, narkoba,
gerombolan separatis bersenjata, konflik komunal, dan disintegrasi bangsa. “Sementata dari
luar negeri berupa konflik perbatasan, spionase, cyber war, proxy war, terorisme, dan
kejahatan lintas negara,” kata Luhut dalam kuliah umum di Balai Sidang Universitas Indonesia,
Rabu (20/4). Selain itu, ujar Luhut, Indonesia juga menghadapi ancaman lain seperti perubahan
iklim, bencana alam, dan epidemi.
Mengatasi ancaman ini, Luhut menuturkan berbagai upaya juga dilakukan seperti
mendorong kemajuan ekonomi dan pendekatan budaya. Selanjutnya Luhut menyebut belanja
militer Indonesia masih inefisien atau tidak tepat. “Masih banyak belanja pegawai dan barang,
sementara alutsista masih kecil,” kata Luhut.
Menurut Luhut, alat utama sistem pertahanan atau alutsista harus semakin canggih guna
mendukung pertahanan dan keamanan nasional. Pembelian alutsista, menurut Luhut akan
memberikan banyak keuntungan. “Misalnya, Indonesia bisa terbebas dari penangkapan ikan
ilegal,” ujar Luhut. Untuk itu, dia terus mengupayakan untuk meningkatkan pembelian alutsista
melalui anggaran yang akan dinaikkan secara bertahap.
Anggaran pertahanan, saat ini sebesar 0,8 persen, hingga 2019 Luhut berencana akan
menaikkannya hingga mencapai di atas satu persen. Luhut juga membandingkan anggaran
pertahanan Indonesia dengan negara tetangga. Indonesia masih tertinggal dari negara-negara
di ASEAN. “Kalau dengan Amerika jelas sudah terlalu jauh. Dengan Singapura yang seluas
Jakarta hampir 10 miliar dollar AS, Indonesia hanya 8 miliar dollar AS,” ucap Luhut.
Selain alutsista, teknologi juga dianggap penting dalam menjaga pertahanan dan keamanan
Indonesia. Luhut menilai, pertahanan sudah tidak lagi bergantung pada manusia, melainkan
teknologi.
Adapun faktor- factor yang menyebabkan ancaman itu terjadi antara lain:
Faktor Internal
Aksi Teror, misalnya kejadian teror BOM di Sarinah yang dilakukan oleh warga Indonesia
sendiri
Konflik Horisontal, yaitu konflik yang terjadi antara individu atau kelompok organisasi yang
memiliki kedudukan yang sama atau setara. Contohnya tawuran antara mahasiswa fakultas
teknik dengan mahasiswa fakultas hukum
Sabotase, yaitu tindakan pengrusakan terencana terhadap kelengkapan negara.
Aksi Kekerasan yang berbau SARA, biasanya terjadi karena adanya egositas seseorang atau
sekelompok orang yang dilakukan dengan jalan kekerasan
Gerakan Separatis, yaitu gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri atau mendirikan
Negara sendiri. Misalnya usaha pelepasan Timor-timur dulu , waktu pemerintahan Pak Habbie
Pemberontak bersenjata, misalnya Pemberontakan G-30-S/PKI
Pengrusakan lingkungan
Faktor Eksternal
Adapun strategi yang dapat dilakukan agar dapat mengatasi ancaman dari dalam dan dari luar
antara lain adalah:
Korupsi
- Menanamkan jiwa anti korupsi diikuti dengan peningkatan iman dan takwa
- Menciptakan pemerintah bersih dan berwibawa serta bebas KKN
- Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintah terutama bidang keuangan
Terorisme
- Meningkatkan rasa nasionalisme
- Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil
- Melaporkan warga yang diduga teroris
Pemberontakan
- Mengakui persamaan derajat dan HAM
- Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah
Perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI
- Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip
Ancaman Dari Luar
Spionase
- Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme
- Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat Negara
- Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi
Kondisi fisik bumi Indonesia serta letak geografisnya di dunia mengandung faktor-
faktorpenentu strategis yang relatif permanen. Garis-garis pantainya yang panjang, laut teritorial
beserta selat-selatnya, dan wilayah udaranya menjadi jalur pelayaran dan penerbangan
internasional. Wilayah perbatasan yang belum berkembang, mewujudkan suatu pola
permasalahan tersendiri. Perkembangan sosial ekonomi dan kepadatan penduduk yang sangat
tinggi di daerah-daerah tertentu, mengandung pula permasalahan yang relatif permanen. Semua
itu memerlukan perhatian dari segi pertahanan dan keamanan nasional. Sebagai suatu bangsa
yang berada dalam lingkungan dunia yang luas, perjuangan mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur dapat mengakibatkan kepentingan bangsa Indonesia dihadapkan kepada
kepentingan bangsa lain. Dalam keadaan demikian, bangsa Indonesia yang cinta damai
mengutamakan penyelesaian masalah melalui perundingan dan diplomasi. Tetapi, karena tidak
ada jaminan bahwa bangsa lain tidak akan menggunakan perang sebagai cara penyelesaian, maka
bangsa Indonesia harus menjalankan upaya untuk membela dirinya terhadap berbagai bentuk
perang yang mungkin dilancarkan terhadapnya oleh bangsa lain.
2.4 Program Strategi Mengatasi Ancaman
Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan kepolisian daerah untuk dapat
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, mampu memberikan pelayanan dan
penyelenggaraan penyelamatan masyarakat, penanggulangan gangguan terhadap keamanan dan
ketertiban masyarakat serta kemampuan penegakan hukum yang dapat menindak,
membuktikan di depan pengadilan dan melaksanakan putusan pengadilan atas perbuatan
penyimpangan terhadap hukum.
Berbicara soal batas wilayah yang memisahkan satu negara dengan negara lain
merupakan permasalahan yang sangat konflek sekali. Tidak jarang hampir disetiap negara sering
terjadi konflik antar negara lebih banyak terfokus pada persoalan perbatasan.
Pada peraturan dan perundangan-undangan Dewan Keamanan PBB tentang pengaturan
dan kesepakatan perbatasan wilayah negara di dunia menyebutkan bahwa perbatasan adalah
garis khayalan yang memisahkan dua atau lebih wilayah politik atau yurisdiksi seperti negara,
negara bagian atau wilayah subnasional.
Perbatasan yang terdapat di daratan suatu wilayah biasanya ditandai dengan tanda-tanda
patok atau tugu yang sudah menjadi kesepakatan bersama antara pemerintah negara-negara yang
memiliki batas satu daratan dengan bukti kesepakatan yang ditandatangani bersama dibawah
naungan Dewan Keamanan PBB yang menangani tentang perbatasan suatu batas negara
berdaulat. Selain ditandai dengan patok atau tugu, perbatasan batas wilayah negara berdaulat bisa
juga ditandai dengan bentangan memanjang bangunan berbentuk pagar batas yang tentunya
berdasarkan kesepakatan bersama pula.
Sementara itu yang masih sangat sulit untuk ditandai dan dibuktikan dengan tanda yang
akurat dan identik adalah soal tanda batas perbatasan wilayah yang memisahkan satu negara
dengan negara lain yang berhubungan dilautan lepas dan batas wilayah penerbangan. Disinilah
yang sering kali terjadi konflik antar negara dan warga perbatasan.
Di Indonesia sendiri soal perbatasan antar wilayah batas negara dengan negara tetangga
lainnya hingga sekarang masih belum terselesaikan dengan tuntas. Pesoalan perbatasan di
Indonesia dengan negara-negara tetangganya sering kali terjadi kesalah pahaman, dan hal itu
sering terjadi pelanggaran yang banyak dilanggar oleh negara-negara tetangga, seperti batas
wilayah perbatasan antara Indonesia Malaysia, Indonesia Singapura, Indonesia Philipina,
Indonesia Papuanugini, Indonesia Timor Leste, dan Indonesia Australia.
Pelanggaran perbatasan batas suatu negara sering terjadi dilakukan oleh tingkah laku
politik berkepentingan oleh salah satu negara perbatasan yang melibatkan warga masyarakat di
perbatasan, militer dan perubahan peta perbatasan yang sepihak oleh negara yang menginginkan
suatu perluasan wilayah yang banyak memiliki kandungan sumber alam.
Di Indonesia sendiri hal tersebut diatas sering terjadi semacam itu, dan biasanya selalu
dimulai dengan provokasi ganda yang dilakukan oleh negara tetangganya. Baik dengan cara
penyerobotan batas wilayah perbatasan dengan invansi militer, penghilangan tanda bukti batas
perbatasan, pembangunan ilegal sebuah bangunan atau kawasan yang dibangun melebihi batas
negara yang telah disepakati, atau juga adanya perubahan peta perbatasan yang sepihak yang
dilakukan oleh negara bersangkutan (salah satu negara tetangga yang berkeinginan untuk
memperluas wilayah teritorialnya dengan melakukan perubahan peta internasional soal tanda
batas garis perbatasan wilayah negara secara ilegal dan sepihak).
Ditahun 2010, tepatnya di bulan Agustus 2010 yaitu sebanyak tiga orang petugas dari
KKP ditangkap oleh polisi perairan Malaysia setelah menangkap tujuh nalayan Malaysia yang
ketahuan menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia. Tiga orang petugas dari KKP kemudian
ditahan di Malaysia dan mereka dibebaskan dengan cara dibarter dengan tujuh nelayan Malaysia.
Dalam peristiwa ini spontan mendapat banyak protes dari waga negara Indonesia, dan
termasuk protes keras dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia terhadap pemerintahan
Malaysia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Fadel Muhammad mengatakan Malaysia
meremehkan Indonesia dengan memperlakukan tiga petugas dari kementeriannya yang
ditangkap polisi air Malaysia kurang layak.
“Tiga orang petugas dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) yang ditangkap
polisi air Malaysia ditahan dikantor polisi Malaysia, dipakaikan pakaian tahanan, dan pada saat
keluar ruangan tangannya diborgol,” kata Fadel Muhammad pada diskusi polemik “Indonesia-
Malaysia: Serumpun tapi Tidak Rukun” di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, perlakuan polisi Malaysia itu meremehkan Indonesia. Apalagi tiga orang
tersebut adalah petugas resmi yang ditangkap saat menjalankan tugasnya yakni menangkap tujuh
nelayan Malaysia yang ketahuan menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia.
Fadel meminta kepada pemerintah untuk bersikap lebih tegas karena kalau terus-menerus
seperti ini ia mengkhawatirkan tindakan Malaysia akan semakin meremehkan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio
mengatakan, pejabat di Kementerian Pertahanan bergaul banyak dengan pejabat di Kementerian
Pertahanan maupun militer dari Malaysia.
“Setahu saya tidak ada pejabat militer Malaysia yang meremehkan Indonesia,” katanya.
Untuk menjaga pertahanan di wilayah perbatasan, kata dia, Kementerian Pertahanan
melakukan kerja sama pertahanan dengan Malaysia maupun dengan Singapura.
Insiden di Bintan, Kepulauan Riau yang melibatkan nelayan Malaysia, tiga petugas Dinas
Kelautan dan Perikanan serta pemerintah Indonesia dan Malaysia sebenarnya menunjukkan
lemahnya pertahanan laut Indonesia.
” Kami minta kasus sengketa Malaysia jadi momentum membenahi pengelolaan wilayah
perbatasan maritim” kata Mahfudz Sidik, Anggota Komisi Pertahanan DPR dalam diskusi di
Jakarta, Sabtu 21 Agustus 2010. Dalam diskusi itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel
Muhammad mengakui, pertahanan maritim Indonesia masih lemah. Ini karena kurangnya
koordinasi antara satu pihak dengan lainnya. ” Dilihat dari yang berperan, harusnya lebih dari
cukup. Tapi ini karena tak pernah ada kerjasama” kata Fadel.
Menurut Fadel, keamanan di laut Indonesia ditangani pasukan dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Badan Koordinasi Keamanan Laut, kepolisian, TNI Angkatan Laut, dan petugas dari
bea cukai. “Saya sudah lapor Presiden untuk ditata, agar kejadian dengan Malaysia kemarin tidak
terjadi lagi dan tidak saling menyalahkan,” kata Fadel. Nantinya pengamanan kawasan maritim,
Fadel berharap ditangani Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan. Juru Bicara Kementerian
Pertahanan I Wayan Midhio mengakui perlu ada kesepakatan untuk mengatur keamanan laut.
“UU-nya belum ada, perlu dirancang untuk kepastian pembagian penjagaan,” kata Dia.
Perbatasan Laut
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer,
memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontinen) maupun
laut (maritim). wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua
Nugini (PNG). Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang
jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. Beberapa diantaranya masih perlu penataan
dan pengelolaan yang lebih intensif karena mempunyai kecenderungan permasalahan dengan
negara tetangga.
Perbatasan Darat
Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 (RKP 2006) telah pula menempatkan
pembangunan wilayah perbatasan sebagai prioritas pertama dalam mengurangi disparitas
pembangunan antarwilayah, dengan program-program antara lain Percepatan pembangunan
prasarana dan sarana di wilayah perbatasan, pulau-pulau kecil terisolir melalui kegiatan : (i)
pengarusutamaan DAK untuk wilayah perbatasan, terkait dengan pendidikan, kesehatan,
kelautan dan perikanan, irigasi, dan transportasi, (ii) penerapan skim kewajiban layanan publik
dan keperintisan untuk transportasi dan kewajiban layanan untuk telekomunikasi serta listrik
pedesaan;Pengembangan ekonomi di wilayah Perbatasan Negara; Peningkatan keamanan dan
kelancaran lalu lintas orang dan barang di wilayah perbatasan, melalui kegiatan : (i) penetapan
garis batas negara dan garis batas administratif, (ii) peningkatan penyediaan fasilitas kapabeanan,
keimigrasian, karantina, komunikasi, informasi, dan pertahanan di wilayah Perbatasan Negara
(CIQS); Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah yang secara adminstratif terletak
di wilayah Perbatasan Negara.
BAB IIi
Kesimpulan dan saran
3.1 Kesimpulan
Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. UUD NRI Tahun 1945 Pasal
30 Ayat 1 mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.” Pasal tesebut menyatakan dengan jelas bahwa
pertahanan kemananan negara merupakan kewajiban warga negara yang merupakan kehormatan
yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk mengatasi berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam.
Persoalan siapa yang harus bertanggung jawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu
menjadi rumit dan politikal: rumit, karena perkembangan konsep dan ketidapastian setelah
berakhirnya Perang Dingin dan politikal, karena landasan konstitusional, sejarah, maupun realita
politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja baru. Salah satu
konsekuensi penting adalah perlunya ketentuan yang mengatur level of engagement dan
instrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman terhadap keamanan
nasional.
Di dalam pertahanan negara seluruh elemen masyarakat, mahasiswa dan laainnya juga sangat
berperan penting dalam rangka atau ikut serta dalam mempertahankan pertahanan dan keamanan
negara agar tetap terjaga dari ancaman luar supaya kehidupan di suatu negara itu menjadi lebih
tentram,sejahtera dan damai
Kondisi “perbatasan tanpa batas” yang sudah dibiarkan mengambang selama 65 tahun
Indonesia merdeka ini akan terus menjadi bumerang bagi Indonesia dan Malaysia. Hal ini sudah
tentu dapat menjadi potensi konflik yang besar bagi hubungan Indonesia dan Malaysia apabila
tidak diselesaikan, terlebih berada di beberapa kawasan yang krusial karena keempat kawasan
tersebut tidak saja terkait dengan permasalahan kedaulatan, tetapi juga nilai ekonomi seperti jalur
perdagangan, perikanan, dan sumber daya alam.
3.2 Saran
Kita sebagai WNI (Warga Negara Indonesia) harus biasa membantu mempertahankan Negara ini
dari Negara yang ingin menguasai kekayaan bangsa Indonesia seperti ,pulau-pulau, kebudayaan,
dll. Jangan samapai kita ini saling bermusuhan sesama WNI, kita harus mempunyai prinsip
hidup yang baik, dan sebagai warga Negara yang baik, kita tidak boleh ragu dalam mengambil
keputusan, apa lagi perintah harus benar tepat dalam mengambil keputusan, jangan sampai kita
mau di adu dombakan oleh bangsa lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugaskuliah.info/2010/03/makalah-ketahanan-nasional pendidikan.html
http://www.organisasi.org
http://kompas.com/keamanan-negara-ri/kasus-ambalat
http://indoskripsi.com
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2004/34TAHUN2004UU.htm
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_3_02.htm
http://iwanttohappierever.blogspot.co.id/2014/04/cara-mengatasi-ancaman-dari-luar-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ancaman
https://raid32.wordpress.com/2013/01/14/hubungan-antara-konflik-sara-suku-agama-ras-dan-
antar-golongan-dengan-paham-primordialisme-2/
http://anaklerenggunungkemulan.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pkn-faktor-faktor-
ketahanan.html
http://blogkupengetahun.blogspot.co.id/2017/03/makalah-ppkn-ancaman-terhadap-negara_9.html
http://ufberbagi.blogspot.co.id/2017/06/ancaman-di-bidang-pertahanan-dan.html
http://heryseeker.blogspot.co.id/2016/04/makalah-pertahanan-dan-keamanan-negara.html
https://lancercell.com/2016/04/20/pertahanan-dan-keamanan-indonesia-terancam/