Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ancaman di Bidang
Pertahanan dan Keamanan Terhadap Kedudukan NKRI”.
Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai ancaman negara dan juga
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa buku,
artikel dan tulisan telah kami jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus
berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan
yang lebih baik. Kami berharap semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan
kesalahan. Kami menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Ujoh Bilang, 20 Februari 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………….i

Kata Pengantar……………………………………………………………………ii

Daftar Isi………………………………………………………………………….iii

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….………..4


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….………….5
1.3 Tujuan………………………………………………………….………………5

Bab II : Pembahasan

2.1 Pengertian Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan………….………6


2.2 Faktor Penyebab Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan….….…….7
2.3 Strategi Mengatasi Ancaman………………………………………….………8
2.4 Program Strategi Mengatasi Ancaman……………………………….………..9
2.5 Contoh Kasus Ancaman ……………………………………………….…….12
2.6 Peraturan Mengenai Ancaman di Wilayah Indonesia……………………….15

Bab II : Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….………..17
3.2 Saran………………………………………………………………..…………
18

Daftar Pustaka………………………………………………………………….19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

            Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah
sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya yang
besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya
ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan
bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari
yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang
satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa
yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang
serba berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai.
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa
pemerintahan dari gerakan separatis. Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi
geografis, sumber  daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan
Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antara negara besar.
Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap
aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan
eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap
bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya.
Disinilah letak kepentingan Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia, untuk tetap teguh
berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia, untuk  menghindari segala jenis ancaman dan
bahaya yang bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat dan pendirian Bangsa Indonesia.
Ketahanan Nasional memiliki salah satu tujuan yakni untuk menjaga keamanan dan ketentraman
bangsa Indonesia dari segala bahaya. Itulah sebabnya pentingnya perlindungan Negara di bidang
Pertahanan dan Keamanan negara Karena itu, Fungsi Pertahanan dan Keamanan negara
diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan
bangsa serta menanggulangi setiap ancaman meliputi subfungsi pertahanan, subfungsi keamanan
dalam negeri dan subfungsi keamanan ketertiban masyarakat.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Hal
ini merupakan dasar dari sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Pelaksanaannya
diatur dengan memenuhi keadilan dan pemerataan dalam menjalankan tugas pertahanan dan
keamanan nasional. Dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, ABRI yang tumbuh
dari rakyat serta bersama dalam kemanunggalan dengan rakyat menegakkan dan mengisi
kemerdekaan bangsa, menjadi inti dalam sistem tersebut.
Pertahanan dan keamanan nasional yang disusun berdasarkan sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta akan mampu mensukseskan perjuangan nasional pada umumnya,
pembangunannasional pada khususnya dan mengamankannya dari setiap ancaman, sehingga
usaha bangsa dalam mencapai tujuan nasional dapat berlangsung dalam suasana damai, aman,
tenteram, tertib dan dinamis.Pembinaan pertahanan dan keamanan nasional diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan, yang meliputi kemampuan kekuatan
di darat, di laut, di udara, penertiban dan penyelamatan masyarakat, sehingga mampu melaksa-
nakan tugas-tugas pertahanan dan keamanan nasional sesuai dengan keperluan dan tantangan
yang dihadapi oleh negara dan bangsa Indonesia.
     Kekayaan Angkatan Bersenjata RI sebagai kekuatan sosial, bersama kekuatan sosial
lainnya, memikul tugas dan tanggung jawab perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dan
memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembinaan kemampuan
ABRI sebagai kekuatansosial diarahkan agar Angkatan Bersenjata RI dalam kemanunggalannya
dengan rakyat,mampu secara aktif melaksanakan kegiatan pembangunan nasional, serta dapat
meningkatkan peranannya dalam memperkokoh ketahanan nasional. Di samping itu, operasi
Bakti ABRI merupakan peluang untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga kepada
masyarakat .

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ancaman di bidang Pertahanan dan Keamanan ?


2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya ancaman di Bidang Pertahanan dan
Keamanan ?
3. Bagaimana strategi mengatasi ancaman tersebut ?
4. Program apa saja yang digunakan sebagai strategi engatasi ancaman tersebut ?
5. Apa contoh kasus ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan yang pernah terjadi
di Indonesia ?
6. Peraturan apa yang mengatur mengenai adanya ancaman di wilayah Indonesia ?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan pengertian ancaman terhadap negara


2. Menjelaskan pengertian ancaman di bidang pertahanan dan keamanan
3. Menjelaskan faktor-faktor penyebab ancaman
4. Menjelaskan cara mengatasi ancaman
5. Mengetahui kasus ancaman di bidang pertahanan dan keamanan yang pernah terjadi
6. Mengetahui apa saja peraturan mengenai ancaman di wilayah Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman  bisa berbentuk tindakan fisik atau nonfisik, baik secara terang-terangan
(menifest) atau secara tertutup (latent). Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar
maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan.

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk


mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negaradan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sedang, Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai suasana
"bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan".

Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu
unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai
dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara , pertahanan rudal, dll.Tindakan,taktik, operasi
atau strategi pertahanan adalah untuk menentang atau membalas serangan dari dalam maupun
luar negara dengan dukungan alutsista yang semakin canggih dan modern.

Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman yang mencantum terhadap
integrasi bangsa yang perlu kita waspadai yang mengancam segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negaradan keselamatan segenap bangsa dapat
berasal dari luar maupun dalam negeri .
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan pada
saat menjabat, mengingatkan bahwa pertahanan dan keamanan Indonesia terancam dari
berbagai konflik dan masalah.
Ancaman dari dalam negeri yang dihadapi saat ini, kata Luhut adalah terorisme, narkoba,
gerombolan separatis bersenjata, konflik komunal, dan disintegrasi bangsa. “Sementata dari
luar negeri berupa konflik perbatasan, spionase, cyber war, proxy war, terorisme, dan
kejahatan lintas negara,” kata Luhut dalam kuliah umum di Balai Sidang Universitas Indonesia,
Rabu (20/4). Selain itu, ujar Luhut, Indonesia juga menghadapi ancaman lain seperti perubahan
iklim, bencana alam, dan epidemi.
Mengatasi ancaman ini, Luhut menuturkan berbagai upaya juga dilakukan seperti
mendorong kemajuan ekonomi dan pendekatan budaya. Selanjutnya Luhut menyebut belanja
militer Indonesia masih inefisien atau tidak tepat. “Masih banyak belanja pegawai dan barang,
sementara alutsista masih kecil,” kata Luhut.
Menurut Luhut, alat utama sistem pertahanan atau alutsista harus semakin canggih guna
mendukung pertahanan dan keamanan nasional. Pembelian alutsista, menurut Luhut akan
memberikan banyak keuntungan. “Misalnya, Indonesia bisa terbebas dari penangkapan ikan
ilegal,” ujar Luhut. Untuk itu, dia terus mengupayakan untuk meningkatkan pembelian alutsista
melalui anggaran yang akan dinaikkan secara bertahap.
Anggaran pertahanan, saat ini sebesar 0,8 persen, hingga 2019 Luhut berencana akan
menaikkannya hingga mencapai di atas satu persen. Luhut juga membandingkan anggaran
pertahanan Indonesia dengan negara tetangga. Indonesia masih tertinggal dari negara-negara
di ASEAN. “Kalau dengan Amerika jelas sudah terlalu jauh. Dengan Singapura yang seluas
Jakarta hampir 10 miliar dollar AS, Indonesia hanya 8 miliar dollar AS,” ucap Luhut.
Selain alutsista, teknologi juga dianggap penting dalam menjaga pertahanan dan keamanan
Indonesia. Luhut menilai, pertahanan sudah tidak lagi bergantung pada manusia, melainkan
teknologi.

2.2 Faktor Penyebab Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Adapun faktor- factor yang menyebabkan ancaman itu terjadi antara lain:

1.      Kurangnya penerapan dan penegakkan hukum dan HAM


2.      Kurangnya penerapan keadilan
3.      Adanya suatu kelompok yang bertujuan untuk memecahkan bangsa Indonesia
4.      Lambatnya pemulihan ekonomi
5.      Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing
6.      Kemerosotan wibawa para penegak hukum
7.      Ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak
puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan)

Faktor Internal

      Aksi Teror, misalnya kejadian teror BOM di Sarinah yang dilakukan oleh warga Indonesia
sendiri
      Konflik Horisontal, yaitu konflik yang terjadi antara individu atau kelompok organisasi yang
memiliki kedudukan yang sama atau setara. Contohnya tawuran antara mahasiswa fakultas
teknik dengan mahasiswa fakultas hukum
      Sabotase, yaitu tindakan pengrusakan terencana terhadap kelengkapan negara.
      Aksi Kekerasan yang berbau SARA, biasanya terjadi karena adanya egositas seseorang atau
sekelompok orang yang dilakukan dengan jalan kekerasan
      Gerakan Separatis, yaitu gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri atau mendirikan
Negara sendiri. Misalnya usaha pelepasan Timor-timur dulu , waktu pemerintahan Pak Habbie
      Pemberontak bersenjata, misalnya Pemberontakan G-30-S/PKI
      Pengrusakan lingkungan

Faktor Eksternal

      Agresi, yaitu penyerangan militer terhadap suatu negara


      Pelanggaran wilayah oleh negara lain
      Spionase atau mencari dan mendapat rahasia militer dari negara lain
      Sabotas, yaitu tindakan pengrusakan terencana terhadap kelengkapan negara
      Aksi Teror dari jaringan Internasional , yaitu teror yang dilakukan oleh orang atau kelompok
luar negeri kepada suatu negara
     

2.3 Strategi Mengatasi Ancaman

Adapun strategi yang dapat dilakukan agar dapat mengatasi ancaman dari dalam dan dari luar
antara lain adalah:

Ancaman Dari Dalam

      Perang antar suku


-       Melakukan mediasi terhadap pihak yang bertikai dengan mempertemukan perwakilan setiap
pihak yang bertikai
-       Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan kerugian adanya pertikaian
-       Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku.

      Korupsi
-       Menanamkan jiwa anti korupsi diikuti dengan peningkatan iman dan takwa
-       Menciptakan pemerintah bersih dan berwibawa serta bebas KKN
-       Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintah terutama bidang keuangan

      Terorisme
-       Meningkatkan rasa nasionalisme
-       Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil
-       Melaporkan warga yang diduga teroris

      Pemberontakan
-       Mengakui persamaan derajat dan HAM
-       Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah
Perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI
-       Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip
Ancaman Dari Luar

      Agresi militer


-       Menjalin hubungan persahabatan antar Negara
-       Meningkatkan peralatan, pertahanan militer, dan pertahanan nasional diiringi dengan
peningkatan dari kualitas TNI sebagai inti dari sistem HANKAMRATA
-       Selalu waspada terhadap segala yang dapat membahayakan keutuhan NKRI

      Penorobosan wilayah


-       Mengadakan patroli secara rutin pada daerah rawan penerobosan
-       Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang lebih kuat
-       Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak bergantung pada Negara lain

      Spionase
-       Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme
-       Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat Negara
-       Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi

Strategi nasional bangsa Indonesia yang mengutamakan pembangunan nasional untuk


peningkatan kesejahteraan rakyat, merupakan kepentingan nasional yang utama. Oleh karena itu
segenap upaya nasional, baik ke dalam maupun ke luar harus menunjang. suksesnya
pembangunan nasional. Sehubungan dengan itu, upaya pertahanan dan keamanan nasional
berkewajiban mendukung usaha pembangunan itu dengan menjamin terpeliharanya suasana dan
kondisi masyarakat yang damai, aman, tenteram, tertib dan dinamis. Pembangunan pada
hakekatnya adalah suatu proses perubahan masyarakat dari suatu keadaan tertentu menuju suatu
keadaan baru yang lebih baik dan lebih maju. Dan setiap perubahan akan selalu menyebabkan
gangguan terhadap keseimbangan, sehingga akibat-akibat yang ditimbulkan oleh gangguan
keseimbangan yang lahir dari proses perubahan ini akan merupakan suatu perubahan keadaan
yang harus dihadapi dan diatasi secara terus menerus.

Kondisi fisik bumi Indonesia serta letak geografisnya di dunia mengandung faktor-
faktorpenentu strategis yang relatif permanen. Garis-garis pantainya yang panjang, laut teritorial
beserta selat-selatnya, dan wilayah udaranya menjadi jalur pelayaran dan penerbangan
internasional. Wilayah perbatasan yang belum berkembang, mewujudkan suatu pola
permasalahan tersendiri. Perkembangan sosial ekonomi dan kepadatan penduduk yang sangat
tinggi di daerah-daerah tertentu, mengandung pula permasalahan yang relatif permanen. Semua
itu memerlukan perhatian dari segi pertahanan dan keamanan nasional. Sebagai suatu bangsa
yang berada dalam lingkungan dunia yang luas, perjuangan mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur dapat mengakibatkan kepentingan bangsa Indonesia dihadapkan kepada
kepentingan bangsa lain. Dalam keadaan demikian, bangsa Indonesia yang cinta damai
mengutamakan penyelesaian masalah melalui perundingan dan diplomasi. Tetapi, karena tidak
ada jaminan bahwa bangsa lain tidak akan menggunakan perang sebagai cara penyelesaian, maka
bangsa Indonesia  harus  menjalankan  upaya  untuk  membela dirinya terhadap berbagai bentuk
perang yang mungkin dilancarkan terhadapnya oleh bangsa lain.
2.4 Program Strategi Mengatasi Ancaman

Program Bala Pertahanan Wilayah

Program ini meliputi kegiatan sebagai berikut:


a)      Pembinaan TNI-AD diprioritaskan pada peningkatan pembinaan teritorial sampai ke
pelosok-pelosok wilayah Nasional untuk dapat menciptakan kondisi teritorial yang mantap serta
dapat menumbuhkan desa sebagai pangkal kekuatan pertahanan rakyat semesta meningkatkan
kemampuan kekuatan pemukul wilayah termasuk kemampuan pembekalan dan pemeliharaan
wilayah serta meningkatkan kemampuan aparatur intelijen dari tingkat Kodam sampai dengan
tingkat Koramil, sehingga dapat melaksanakan penginderaan sedini mungkin, menghambat,
melokalisasikan dan menetralisasikan setiap gangguan dan ancaman.
b)      Pembinaan TNI-AL diprioritaskan pada peningkatan pengendalian laut dan peningkatan
pembinaan perlawanan rakyat di laut guna mendukung kemampuan pengamatan laut teritorial
dalam rangka mengimplementasikan Wawasan Nusantara dan meningkatkan sistem dukungan
administrasi dan logistik yang mampu menunjang operasi-operasi, baik yang dilaksanakan oleh
Kekuatan Wilayah maupun Kekuatan Terpusat.
c)      Pembinaan TNI-AU diprioritaskan pada peningkatan kemampuan komando dan
pengendalian operasi udara dalam rangka membantu pelaksanaan operasi-operasi darat dan laut;
peningkatan kemampuan pengamatan udara dengan memanfaatkan segenap potensi yang ada
dalam wilayah seperti organisasi penerbangan sipil dan rakyat; meningkatkan sistem dukungan
administrasi dan logistik yang mampu menunjang operasi-operasi, baik yang dilaksanakan .oleh
kekuatan wilayah maupun oleh kekuatan terpusat.

Program Bala Pertahanan Terpusat

Program ini meliputi kegiatan sebagai berikut:


a)    Pembinaan TNI-AD diprioritaskan pada peningkatan kekuatan pemukul yang memiliki daya
tempur dan kesiapan yang tinggi, mobilitas darat dan lintas udara yang memadai, beserta
perlengkapan yang lebih baik.
b)   Pembinaan TNI-AL diprioritaskan pada peningkatan kemampuan peperangan di laut dan
peningkatan kemampuan pengamatan laut dengan mengembangkan kekuatan-kekuatan tempur
laut yang tergabung dalam Eskader TNI-AL.
c)    Pembinaan TNI-AU diprioritaskan pada peningkatan kemampuan pengamatan udara,
penyerangan udara dan pertahanan udara.
Program Angkutan Terpusat

Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan pemindahan strategis pasukan, 


perlengkapan dan perbekalan keseluruh wilayah Nusantara, dengan membentuk dan atau
menyempurnakan satuan-satuan angkutan strategis, terutama laut dan udara. Program Bala
Cadangan

Program ini meliputi kegiatan pembentukan satuan-satuan tempur cadangan untuk


meningkatkan kekuatan bala pertahanan wilayah, khususnya dalam rangka meningkatkan
kemampuan peperangan wilayah satuan-satuan angkutan darat, laut dan udara cadangan untuk
meningkatkan kemampuan pemindahan strategis serta personil militer cadangan dalam rangka
membangun satuan-satuan, dan cadangan. Untuk itu, perlu segera disiapkan ketentuan-ketentuan
serta petunjuk-petunjuk .

Program Intelijen dan Komunikasi Terpusat.

Program ini meliputi kegiatan:

a)    Peningkatan kemampuan intelijen strategis melalui peningkatan kemampuan personil yang


ada dan penambahan tenaga-tenaga ahli, serta meningkatkan penginderaan dan apresiasi
terhadap lingkungan strategis di dalam negeri maupun di luar negeri, yang meliputi bidang-
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, psychologi dan militer, sehingga perubahan-
perubahan tersebut dapat di identifikasikan dengan teliti dan cermat serta dapat memberikan
cukup waktu untuk bertindak.
b)   Peningkatan pelaksanaan kegiatan topografi dan hidrografi untuk melengkapkan data bumi
dan perairan wilayah Nusantara, yang punya arti penting bagi upaya pertahanan dan keamanan
maupun kesejahteraan nasional.
c)    Peningkatan kemampuan komunikasi strategis yang meliputi pendayagunaan segenap
peralatan modern yang sudah ada.

Program Utama Kekuatan

Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan kepolisian daerah untuk dapat
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, mampu memberikan pelayanan dan
penyelenggaraan penyelamatan masyarakat, penanggulangan gangguan terhadap keamanan dan
ketertiban masyarakat serta kemampuan penegakan hukum yang dapat menindak,
membuktikan di depan pengadilan dan melaksanakan putusan pengadilan atas perbuatan
penyimpangan terhadap hukum.

1)      Program Kepolisian Pusat


Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan untuk penanggulangan gangguan-
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat yang bersifat khusus, berintensitas
tinggi dan memerlukan pencegahan serta penindakan secara khusus.
2)      Program Angkutan Terpusat
Kebutuhan pemindahan strategis Polri dipenuhi oleh Angkutan Terpusat dari Program Utama
Kekuatan Pertahanan.

3)      Program Bantuan Keamanan Masyarakat


Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan menyelenggarakan upaya keamanan oleh
rakyat sendiri, dan peningkatan kemampuan dari berbagai kepolisian khusus yang dibentuk
dalam badan-badan pemerintah tertentu

2.5 Contoh Kasus Ancaman

Indonesia Vs Malaysia - Fenomena Perbatasan Negara Berdaulat

Berbicara soal batas wilayah yang memisahkan satu negara dengan negara lain
merupakan permasalahan yang sangat konflek sekali. Tidak jarang hampir disetiap negara sering
terjadi konflik antar negara lebih banyak terfokus pada persoalan perbatasan.
Pada peraturan dan perundangan-undangan Dewan Keamanan PBB tentang pengaturan
dan kesepakatan perbatasan wilayah negara di dunia menyebutkan bahwa perbatasan adalah
garis khayalan yang memisahkan dua atau lebih wilayah politik atau yurisdiksi seperti negara,
negara bagian atau wilayah subnasional.
Perbatasan yang terdapat di daratan suatu wilayah biasanya ditandai dengan tanda-tanda
patok atau tugu yang sudah menjadi kesepakatan bersama antara pemerintah negara-negara yang
memiliki batas satu daratan dengan bukti kesepakatan yang ditandatangani bersama dibawah
naungan Dewan Keamanan PBB yang menangani tentang perbatasan suatu batas negara
berdaulat. Selain ditandai dengan patok atau tugu, perbatasan batas wilayah negara berdaulat bisa
juga ditandai dengan bentangan memanjang bangunan berbentuk pagar batas yang tentunya
berdasarkan kesepakatan bersama pula.
Sementara itu yang masih sangat sulit untuk ditandai dan dibuktikan dengan tanda yang
akurat dan identik adalah soal tanda batas perbatasan wilayah yang memisahkan satu negara
dengan negara lain yang berhubungan dilautan lepas dan batas wilayah penerbangan. Disinilah
yang sering kali terjadi konflik antar negara dan warga perbatasan.
Di Indonesia sendiri soal perbatasan antar wilayah batas negara dengan negara tetangga
lainnya hingga sekarang masih belum terselesaikan dengan tuntas. Pesoalan perbatasan di
Indonesia dengan negara-negara tetangganya sering kali terjadi kesalah pahaman, dan hal itu
sering terjadi pelanggaran yang banyak dilanggar oleh negara-negara tetangga, seperti batas
wilayah perbatasan antara Indonesia Malaysia, Indonesia Singapura, Indonesia Philipina,
Indonesia Papuanugini, Indonesia Timor Leste, dan Indonesia Australia.
Pelanggaran perbatasan batas suatu negara sering terjadi dilakukan oleh tingkah laku
politik berkepentingan oleh salah satu negara perbatasan yang melibatkan warga masyarakat di
perbatasan, militer dan perubahan peta perbatasan yang sepihak oleh negara yang menginginkan
suatu perluasan wilayah yang banyak memiliki kandungan sumber alam.
Di Indonesia sendiri hal tersebut diatas sering terjadi semacam itu, dan biasanya selalu
dimulai dengan provokasi ganda yang dilakukan oleh negara tetangganya. Baik dengan cara
penyerobotan batas wilayah perbatasan dengan invansi militer, penghilangan tanda bukti batas
perbatasan, pembangunan ilegal sebuah bangunan atau kawasan yang dibangun melebihi batas
negara yang telah disepakati, atau juga adanya perubahan peta perbatasan yang sepihak yang
dilakukan oleh negara bersangkutan (salah satu negara tetangga yang berkeinginan untuk
memperluas wilayah teritorialnya dengan melakukan perubahan peta internasional soal tanda
batas garis perbatasan wilayah negara secara ilegal dan sepihak).

Malaysia Pelanggar Perbatasan Indonesia Terbanyak:

Ditahun 2008 - 2009, pelanggaran perbatasan nagara Indonesia dengan negara


tetangganya sering banyak dilanggar oleh Malaysia. Ini terbukti dengan adanya pelanggaran
perbatasan wilayah negara masih terus dilakukan oleh negara tetangga. Malaysia yang paling
sering melakukan pelanggaran batas wilayah RI.
Hal itu terungkap pada rapat kerja (raker) Komisi I dengan menteri-menteri di jajaran
Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), di Jakarta, Senin (2 Maret 2009).  Menko polhukam
Widodo AS (pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode I)  itu
memaparkan tentang berbagai pelanggaran terhadap wilayah RI yang terjadi dalam kurun waktu
Januari hingga Desember 2008.
Dari catatan Kementrian Polhukam, Provinsi Kalimantan Timur adalah wilayah RI yang
paling sering mengalami pelanggaran wilayah oleh negara lain. Untuk pelanggaran wilayah
perbatasan perairan Indonesia, di perairan Kalimantan Timur dan seputar Laut Sulawesi telah
terjadi 21 kali pelanggaran oleh Kapal Perang Malaysia dan enam kali oleh Kapal Polisi Maritim
Malaysia.
Sementara di perairan lainnya sebanyak tiga kali, ucapnya. Dalam raker yang juga
dihadiri Menteri Pertahanan, Kepala BIN, Jaksa Agung, Panglima TNI dan Kapolri itu, Widodo
mengungkapkan, pelanggaran wilayah perbatasan udara paling banyak terjadi juga di wilayah
Kalimantan Timur.
Selama 2008, terjadi 16 kali pelanggaran wilayah udara di Kaltim, sebutnya. wilayah lain
yang juga mengalami pelanggaran kedaulatan udara antara lain tiga kali di Papua, dua kali di
wilayah Selat Malaka dan tujuh kali di wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Sementara untuk pelanggaran wilayah darat, diantaranya berupa pemindahan patok-patok
batas wilayah di Kalimantan Barat. Pemindahan patok batas terjadi di Sektor Tengah, Utara
Gunung Mumbau, Taman Nasional Betung Kerihun, Kecamatan Putu Sibau, serta Kabupaten
Kapuas Hulu, kata Widodo. Selain itu, mantan Panglima TNI ini melanjutkan, pelanggaran
wilayah perbatasan darat juga dilakukan oleh para pelintas batas yang tidak memiliki dokumen
yang sah.
Pada raker yang dipimpin Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga itu, Widodo juga
menjelaskan perihal berbagai tindakan atas pelanggaran kedaulatan wilayah RI. Untuk
pelanggaran wilayah darat, Departeman Luar Negeri RI telah mengirimkan sejumlah nota protes
ke negara pelanggar. Kasus pelanggaran wilayah darat juga dibawa ke forum Genera Border
Committe (GBC) Indonesia-Malaysia maupun Joint Border Committe (JBC) Indonesia-Papua
Nugini. Dan untuk pelanggaran wilayah perairan dan udara nasional, telah direspon dengan
pengusiran langsung oleh satuan operasional TNI, serta pengiriman nota protes oleh Deplu, tutur
Widodo. (berita hankam)
Militer Diraja Malaysia Memasuki Wilayah Perairan Indonesia Di Ambalat

Ditahun 2010, tepatnya di bulan Agustus 2010 yaitu sebanyak tiga orang petugas dari
KKP ditangkap oleh polisi perairan Malaysia setelah menangkap tujuh nalayan Malaysia yang
ketahuan menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia. Tiga orang petugas dari KKP kemudian
ditahan di Malaysia dan mereka dibebaskan dengan cara dibarter dengan tujuh nelayan Malaysia.
Dalam peristiwa ini spontan mendapat banyak protes dari waga negara Indonesia, dan
termasuk protes keras dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia terhadap pemerintahan
Malaysia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Fadel Muhammad mengatakan Malaysia
meremehkan Indonesia dengan memperlakukan tiga petugas dari kementeriannya yang
ditangkap polisi air Malaysia kurang layak.
“Tiga orang petugas dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) yang ditangkap
polisi air Malaysia ditahan dikantor polisi Malaysia, dipakaikan pakaian tahanan, dan pada saat
keluar ruangan tangannya diborgol,” kata Fadel Muhammad pada diskusi polemik “Indonesia-
Malaysia: Serumpun tapi Tidak Rukun” di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, perlakuan polisi Malaysia itu meremehkan Indonesia. Apalagi tiga orang
tersebut adalah petugas resmi yang ditangkap saat menjalankan tugasnya yakni menangkap tujuh
nelayan Malaysia yang ketahuan menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia.
Fadel meminta kepada pemerintah untuk bersikap lebih tegas karena kalau terus-menerus
seperti ini ia mengkhawatirkan tindakan Malaysia akan semakin meremehkan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio
mengatakan, pejabat di Kementerian Pertahanan bergaul banyak dengan pejabat di Kementerian
Pertahanan maupun militer dari Malaysia.
“Setahu saya tidak ada pejabat militer Malaysia yang meremehkan Indonesia,” katanya.
Untuk menjaga pertahanan di wilayah perbatasan, kata dia, Kementerian Pertahanan
melakukan kerja sama pertahanan dengan Malaysia maupun dengan Singapura.
Insiden di Bintan, Kepulauan Riau yang melibatkan nelayan Malaysia, tiga petugas Dinas
Kelautan dan Perikanan serta pemerintah Indonesia dan Malaysia sebenarnya menunjukkan
lemahnya pertahanan laut Indonesia.
” Kami minta kasus sengketa Malaysia jadi momentum membenahi pengelolaan wilayah
perbatasan maritim” kata Mahfudz Sidik, Anggota Komisi Pertahanan DPR dalam diskusi di
Jakarta, Sabtu 21 Agustus 2010. Dalam diskusi itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel
Muhammad mengakui, pertahanan maritim Indonesia masih lemah. Ini karena kurangnya
koordinasi antara satu pihak dengan lainnya. ” Dilihat dari yang berperan, harusnya lebih dari
cukup. Tapi ini karena tak pernah ada kerjasama” kata Fadel.
Menurut Fadel, keamanan di laut Indonesia ditangani pasukan dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Badan Koordinasi Keamanan Laut, kepolisian, TNI Angkatan Laut, dan petugas dari
bea cukai. “Saya sudah lapor Presiden untuk ditata, agar kejadian dengan Malaysia kemarin tidak
terjadi lagi dan tidak saling menyalahkan,” kata Fadel. Nantinya pengamanan kawasan maritim,
Fadel berharap ditangani Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan. Juru Bicara Kementerian
Pertahanan I Wayan Midhio mengakui perlu ada kesepakatan untuk mengatur keamanan laut.
“UU-nya belum ada, perlu dirancang untuk kepastian pembagian penjagaan,” kata Dia.

2.6 Peraturan Mengenai Ancaman di Wilayah Indonesia

Perbatasan Laut

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer,
memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontinen) maupun
laut (maritim). wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua
Nugini (PNG). Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang
jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. Beberapa diantaranya masih perlu penataan
dan pengelolaan yang lebih intensif karena mempunyai kecenderungan permasalahan dengan
negara tetangga.

Perbatasan Darat

Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan negara-negara


Malaysia, Papua New Guinea (PNG) dan Timor Leste. Perbatasan darat Indonesia tersebar di
tiga pulau, empat Provinsi dan 15 kabupaten/kota yang masing-masing memiliki karakteristik
perbatasan yang berbeda-beda. Demikian pula negara tetangga yang berbatasannya baik, bila
ditinjau dari segi kondisi sosial, ekonomi, politik maupun budayanya.

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-Nasional 2004-


2009) telah menetapkan arah dan pengembangan wilayah Perbatasan Negara sebagai salah satu
program prioritas pembangunan nasional. Pembangunan wilayah perbatasan memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan misi pembangunan nasional, terutama untuk menjamin
keutuhan dan kedaulatan wilayah, pertahanan keamanan nasional, serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan. Paradigma baru, pengembangan wilayah-wilayah
perbatasan adalah dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung
berorientasi sehingga wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas
ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Pendekatan pembangunan wilayah
Perbatasan Negara menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) dengan tidak
meninggalkan pendekatan keamanan (security approach). Sedangkan program pengembangan
wilayah perbatasan (RPJM Nasional 2004-2009), bertujuan untuk :
(a)        menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin
oleh  Hukum Internasional;
(b)        meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan menggali potensi ekonomi,
sosial dan budaya serta keuntungan lokasi geografis yang sangat strategis untuk berhubungan
dengan negara tetangga. Disamping itu permasalahan perbatasan juga dihadapkan pada
permasalahan keamanan seperti separatisme dan maraknya kegiatan-kegiatan ilegal.

Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2005

Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 (RKP 2006) telah pula menempatkan
pembangunan wilayah perbatasan sebagai prioritas pertama dalam mengurangi disparitas
pembangunan antarwilayah, dengan program-program antara lain Percepatan pembangunan
prasarana dan sarana di wilayah perbatasan, pulau-pulau kecil terisolir melalui kegiatan : (i)
pengarusutamaan DAK untuk wilayah perbatasan, terkait dengan pendidikan, kesehatan,
kelautan dan perikanan, irigasi, dan transportasi, (ii) penerapan skim kewajiban layanan publik
dan keperintisan untuk transportasi dan kewajiban layanan untuk telekomunikasi serta listrik
pedesaan;Pengembangan ekonomi di wilayah Perbatasan Negara; Peningkatan keamanan dan
kelancaran lalu lintas orang dan barang di wilayah perbatasan, melalui kegiatan : (i) penetapan
garis batas negara dan garis batas administratif, (ii) peningkatan penyediaan fasilitas kapabeanan,
keimigrasian, karantina, komunikasi, informasi, dan pertahanan di wilayah Perbatasan Negara
(CIQS); Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah yang secara adminstratif terletak
di wilayah Perbatasan Negara.
BAB IIi
Kesimpulan dan saran
3.1 Kesimpulan

Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. UUD NRI Tahun 1945 Pasal
30 Ayat 1 mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.” Pasal tesebut menyatakan dengan jelas bahwa
pertahanan kemananan negara merupakan kewajiban warga negara yang merupakan kehormatan
yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk mengatasi berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam.

Persoalan siapa yang harus bertanggung jawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu
menjadi rumit dan politikal: rumit, karena perkembangan konsep dan ketidapastian setelah
berakhirnya Perang Dingin dan politikal, karena landasan konstitusional, sejarah, maupun realita
politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja baru. Salah satu
konsekuensi penting adalah perlunya ketentuan yang mengatur level of engagement dan
instrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman terhadap keamanan
nasional.

Di dalam pertahanan negara seluruh elemen masyarakat, mahasiswa dan laainnya juga sangat
berperan penting dalam rangka atau ikut serta dalam mempertahankan pertahanan dan keamanan
negara agar tetap terjaga dari ancaman luar supaya kehidupan di suatu negara itu menjadi lebih
tentram,sejahtera dan damai
Kondisi “perbatasan tanpa batas” yang sudah dibiarkan mengambang selama 65 tahun
Indonesia merdeka ini akan terus menjadi bumerang bagi Indonesia dan Malaysia. Hal ini sudah
tentu dapat menjadi potensi konflik yang besar bagi hubungan Indonesia dan Malaysia apabila
tidak diselesaikan, terlebih berada di beberapa kawasan yang krusial karena keempat kawasan
tersebut tidak saja terkait dengan permasalahan kedaulatan, tetapi juga nilai ekonomi seperti jalur
perdagangan, perikanan, dan sumber daya alam.

3.2 Saran

Kita sebagai WNI (Warga Negara Indonesia) harus biasa membantu mempertahankan Negara ini
dari Negara yang ingin menguasai kekayaan bangsa Indonesia seperti ,pulau-pulau, kebudayaan,
dll. Jangan samapai kita ini saling bermusuhan sesama WNI, kita harus mempunyai prinsip
hidup yang baik, dan sebagai warga Negara yang baik, kita tidak boleh ragu dalam mengambil
keputusan, apa lagi perintah harus benar tepat dalam mengambil keputusan, jangan sampai kita
mau di adu dombakan oleh bangsa lain. 
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugaskuliah.info/2010/03/makalah-ketahanan-nasional pendidikan.html
http://www.organisasi.org
http://kompas.com/keamanan-negara-ri/kasus-ambalat
http://indoskripsi.com
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2004/34TAHUN2004UU.htm
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_3_02.htm
http://iwanttohappierever.blogspot.co.id/2014/04/cara-mengatasi-ancaman-dari-luar-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ancaman
https://raid32.wordpress.com/2013/01/14/hubungan-antara-konflik-sara-suku-agama-ras-dan-
antar-golongan-dengan-paham-primordialisme-2/
http://anaklerenggunungkemulan.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pkn-faktor-faktor-
ketahanan.html
http://blogkupengetahun.blogspot.co.id/2017/03/makalah-ppkn-ancaman-terhadap-negara_9.html
http://ufberbagi.blogspot.co.id/2017/06/ancaman-di-bidang-pertahanan-dan.html
http://heryseeker.blogspot.co.id/2016/04/makalah-pertahanan-dan-keamanan-negara.html
https://lancercell.com/2016/04/20/pertahanan-dan-keamanan-indonesia-terancam/

Anda mungkin juga menyukai