Disusun Oleh :
Kelompok 13
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Tak lupa pula shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw.
Semoga syafa’atnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Dahlil Marjon, S.H, M.H
selaku dosen pengampu mata kuliah Kearganegaraan atas arahan dan bimbinganya,
serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis harapkan kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan ke depannya dapat lebih baik.
Rabu, 2023
Kelompok 13
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep Kewarganegaraan dan Kewarganegaraan 3
2.2 Proses Terjadinya Suatu Negara 5
2.3 Warga Negara dan Kewarganegaraan di Indonesia 8
2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara 13
2.5 Masalah Kewarganegaraan 15
BAB III PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
dunia. Oleh karena itu upaya dan cara penyelenggaraan pertahanan dan keamanan
negara ditentukan dalam kebijaksanaan pertahanan dan keamanan negara.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sistem juga dapat diartikan
sebagai kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan serta mempunyai komponen-
komponen penggerak, contohnya negara. Menurut Aristoteles, negara merupakan
persekutuan dari pada keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.
Dari pendapat yang dikeluarkan oleh Aristoteles dapat diketahui bahwa negara merupakan
sebuah sistem yang saling berhubungan antara rakyat dan lembaga-lembaga negara
dimana mempunyai tujuan untuk memberikan hidup yang baik bagi rakyat dan rakyatlah
sebagai penggerak dari negara. Banyak sistem yang diterapkan dalam sebuah negara
seperti sistem perekonomian, sistem perdagangan, sistem pertahanan dan keamanan dan
lain sebagainya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, sistem merupakan serangkaian
atau gabungan dari perangkat atau komponen yang saling berhubungan atau berkaitan
satu dengan yang lainnya untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu.
Kata keamanan berakar kata dari kata aman. Secara sederhana istilah keamanan
dapat diartikan sebagai suasana bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan,
dan ketakutan. Dalam kajian tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam konteks
ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
yang bersifat semesta mempunyai ciri-ciri yaitu kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan.
Ciri kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi pertahanan diabdikan untuk
kepentingan seluruh rakyat. Ciri kesemestaan mengandung makna bahwa seluruh sumber
daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan. Ciri kewilayahan merupakan gelar
kekuatan pertahanan yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sesuai dengan kondisi geografi sebagai satu kesatuan pertahanan.
Pilihan model pertahanan yang bersifat semesta menjadi strategi yang diadopsi oleh
Indonesia. Meskipun negara ini telah mencapai tingkat kemajuan yang signifikan dalam
6
membangun kemandirian pertahanan, model kesemestaan tetap dijunjung tinggi karena
mempercayai potensi dan daya yang dimiliki oleh bangsa sendiri. Ini menunjukkan bahwa
Indonesia mengakui pentingnya peran warga negara dalam mempertahankan kedaulatan
dan keamanan negara.
Sistem pertahanan negara Indonesia yang bersifat semesta memiliki tiga ciri utama.
Pertama, kerakyatan, di mana orientasi pertahanan diabdikan untuk kepentingan seluruh
rakyat. Hal ini menandakan bahwa pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab
pemerintah atau militer semata, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen
masyarakat. Kedua, kesemestaan, yang berarti semua sumber daya dan sarana prasarana
nasional dimanfaatkan untuk upaya pertahanan. Negara memanfaatkan potensi yang ada,
termasuk potensi manusia, teknologi, dan kekayaan alam, sebagai bagian integral dari
pertahanan negara. Ketiga, kewilayahan, di mana kekuatan pertahanan didistribusikan
secara merata di seluruh wilayah NKRI, mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai
negara kepulauan dan maritim. Dengan adanya distribusi kekuatan ini, negara berupaya
menjaga keutuhan wilayah dan menghadapi potensi ancaman dari berbagai arah dengan
efektif.
7
Terdapat beberapa pola operasi yang menjadi bagian integral dari Sishankamrata, yaitu
Pola Operasi Pertahanan, Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri, Pola Operasi Intelijen
Strategis, dan Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara.
Pola Operasi Pertahanan memiliki tujuan utama untuk menggagalkan serangan dan
ancaman dari kekuatan perang musuh. Dalam pola ini, unsur perlawanan rakyat dan
pertahanan sipil memegang peranan penting sebagai bagian dari kekuatan perang, dengan
angkatan bersenjata sebagai inti. Tahap-tahap operasi pertahanan meliputi tahap operasi
defensif strategis dan tahap operasi ofensif strategis. Tahap defensif strategis digunakan
ketika perbandingan kekuatan perang antara musuh dan kita tidak memungkinkan untuk
melakukan operasi ofensif strategis. Sedangkan tahap ofensif strategis bertujuan untuk
menghancurkan kekuatan perang musuh atau memaksanya menyerah.
Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri berfokus pada pemeliharaan atau pemulihan
kekuasaan pemerintah negara terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.
Tujuannya adalah untuk memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah Indonesia
serta melakukan perbaikan serasi atau merata terhadap daerah yang terganggu keamanan
atau kestabilannya.
Pola Operasi Intelijen Strategis melibatkan kegiatan intelijen dan perang urat syaraf
di tingkat strategis. Tujuan dari operasi intelijen ini adalah untuk memperoleh informasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan strategi nasional dan operasi pertahanan keamanan
nasional. Selain itu, pola ini juga bertujuan untuk menghancurkan sumber yang
mengancam keamanan di wilayah musuh dan melaksanakan kegiatan tertutup lainnya guna
menciptakan kondisi strategis yang menguntungkan. Operasi intelijen strategis
menyesuaikan dengan keadaan politik nasional, dilakukan di luar wilayah nasional, dan
bersifat tertutup yang disesuaikan dengan ruang dan waktu.
Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara menjadi salah satu
pola utama dalam Sishankamrata. Kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan
8
perdamaian dalam pembangunan suatu negara. Dalam kerja sama ini, negara-negara Asia
Tenggara berupaya bersama dalam menghadapi kemungkinan gangguan terhadap
keamanan, stabilitas nasional, dan perdamaian di kawasan. Kerja sama ini ingin
menciptakan kawasan yang damai dan bebas dari pengaruh negara-negara lain, dengan
melibatkan tindakan bersama dalam mewujudkan daerah yang aman dan stabil.
9
menjaga stabilitas negara dan mewujudkan kondisi yang aman bagi rakyat Indonesia.
Pentingnya pola-pola operasi ini terletak pada upaya untuk menjaga kedaulatan,
keutuhan, dan keamanan nasional, serta untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan
bagi pembangunan dan kemajuan negara. Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia terus
mengembangkan dan menyesuaikan pola-pola operasi ini dengan tuntutan zaman dan
perkembangan keamanan global.
Selain itu, kerja sama bilateral dan multilateral juga menjadi bagian penting dari
pola operasi Sishankamrata. Kerja sama dengan negara-negara lain, terutama di kawasan
Asia Tenggara, memungkinkan pertukaran informasi, pelatihan, dan koordinasi dalam
menghadapi ancaman bersama. Melalui kerja sama ini, negara-negara dapat saling
mendukung dan memperkuat kapasitas pertahanan dan keamanan masing-masing.
11
penting dalam pola-pola operasi Sishankamrata. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
pertahanan dan keamanan, seperti pelatihan warga negara dan pemberdayaan komunitas
lokal, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan kondisi yang aman dan
stabil. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan serta
melaporkan informasi yang relevan kepada pihak berwenang dapat memperkuat upaya
pertahanan dan keamanan negara.
Selain itu, pendekatan multisektor dan multidimensi juga harus diintegrasikan dalam
pola-pola operasi Sishankamrata. Keamanan dan pertahanan tidak dapat dipisahkan dari
aspek ekonomi, sosial, dan politik suatu negara. Oleh karena itu, kerja sama dengan sektor
lain, termasuk sektor ekonomi, pendidikan, dan sosial, harus ditingkatkan untuk mencapai
tujuan pertahanan dan keamanan secara menyeluruh.
12
a. Tujuan
Pertahanan dan keamanan negara memiliki tujuan yang penting dan strategis dalam
menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta keselamatan seluruh bangsa Indonesia
dari berbagai bentuk ancaman. Tujuan tersebut tercermin dalam Pembukaan UUD NRI
1945 yang menegaskan bahwa tujuan nasional adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pertama, tujuan pertahanan dan keamanan negara adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini melibatkan
perlindungan fisik bangsa dan wilayah Indonesia dari ancaman kekuatan yang berasal
dari luar. Dalam konteks ini, pertahanan negara juga bertujuan untuk melindungi hak-
hak setiap warga, komunitas, dan wilayah dari kemungkinan eksploitasi oleh pihak
manapun.
Kedua, tujuan pertahanan dan keamanan negara adalah memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan martabat bangsa dengan memberikan ruang yang cukup bagi
setiap komponen bangsa untuk mengembangkan diri sesuai dengan aspirasi dan
budaya masing-masing. Tujuan ini juga mencakup menciptakan iklim kondusif yang
mendukung tercapainya tujuan dan cita-cita nasional secara keseluruhan.
Ketiga, tujuan pertahanan dan keamanan negara adalah ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Hal
ini melibatkan penciptaan lingkungan yang aman dan damai, baik dalam lingkup global
maupun dalam negeri. Gangguan terhadap perdamaian dunia tidak hanya dipicu oleh
konflik antarnegara, tetapi juga dapat berasal dari konflik internal dalam negeri. Dalam
hal ini, arti kemerdekaan mengacu pada kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain dan
kemerdekaan dalam menentukan nasib bangsa sendiri. Sedangkan, keadilan sosial
diwujudkan untuk kemaslahatan dan kehidupan bangsa Indonesia.
Pertahanan negara memiliki tujuan spesifik yang meliputi menjaga dan melindungi
13
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman. Tujuan ini mencakup upaya untuk menjaga sistem ideologi
negara dan sistem politik negara. Pertahanan negara diarahkan untuk mengawal dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia. Setiap
usaha untuk mengganti ideologi Pancasila akan berhadapan dengan instrumen
pertahanan negara yang siap sedia membela dan mempertahankannya. Selain itu,
pertahanan negara juga diarahkan untuk mendukung terwujudnya pemerintahan
negara yang demokratis, stabil, bersih, berwibawa, dan mengandung tata nilai.
Pemerintahan yang stabil, bersih, dan berwibawa menjadi faktor penting dalam
terselenggaranya pembangunan nasional secara efektif. Sebaliknya, pemerintahan
yang tidak stabil dapat mengganggu kelancaran pembangunan nasional dan bahkan
mengancam masa depan Indonesia yang menjadi tidak menentu.
Tata nilai bangsa Indonesia yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
juga menjadi bagian dari tujuan pertahanan negara. Bangsa Indonesia menegaskan
dirinya sebagai bangsa yang meneguhkan persatuan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dengan menghormati nilai-nilai demokrasi, hukum, hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup. Pertahanan negara juga memiliki tanggung
jawab dalam menghadapi gangguan yang berdimensi SARA (suku, agama, ras, dan
antargolongan), demokrasi, hak asasi manusia, serta tindakan perusakan lingkungan
hidup.
Upaya menjaga keutuhan NKRI menjadi bagian penting dari tujuan pertahanan
negara. NKRI dipandang sebagai putusan final yang harus dipelihara dan
dipertahankan. Setiap upaya pemisahan diri atau upaya yang bertujuan mengubah
serta memecah belah NKRI dianggap sebagai ancaman yang akan dihadapi dengan
sistem pertahanan negara.
Selanjutnya, tujuan pertahanan dan keamanan negara juga mencakup jaminan
keselamatan bangsa. Keselamatan bangsa menjadi hal fundamental dalam
penyelenggaraan fungsi pertahanan negara dengan tujuan melindungi warga dari
segala bentuk ancaman. Upaya menjaga keselamatan bangsa meliputi penanggulangan
14
dampak bencana alam, penanganan kerusuhan sosial, penghadapan terorisme,
penanggulangan ancaman keamanan lintas negara, serta penegakan keamanan di laut
dan udara Indonesia.
Secara keseluruhan, tujuan pertahanan dan keamanan negara melibatkan
perlindungan terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
Tujuan ini juga meliputi upaya untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pertahanan negara juga berperan dalam
menjaga sistem ideologi dan sistem politik negara, serta mendukung terwujudnya
pemerintahan negara yang demokratis, stabil, bersih, berwibawa, dan mengandung
tata nilai. Semua ini dilakukan untuk menjaga dan melindungi keberlanjutan dan masa
depan yang baik bagi negara dan bangsa Indonesia.
b. Sasaran
Pertahanan negara adalah aspek penting dalam menjaga dan melindungi kedaulatan
serta keamanan suatu negara. Dalam konteks Indonesia, pertahanan negara bertujuan
untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, serta
keselamatan seluruh bangsa dari segala bentuk ancaman yang mungkin timbul baik
dari luar maupun dari dalam negeri. Hal ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya
pemerintah untuk mewujudkan visi, misi, dan agenda prioritas dalam rangka
mendukung kebijakan Pembangunan Manusia dan Demokrasi (PMD).
Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan pertahanan negara Indonesia
dirumuskan dalam lima sasaran strategis yang saling terkait. Pertama, sasaran strategis
pertahanan negara adalah mewujudkan pertahanan negara yang mampu menghadapi
ancaman dari berbagai pihak. Ini mencakup upaya-upaya dalam meningkatkan
kesiapan dan kapabilitas pertahanan guna menangkal ancaman yang mungkin timbul.
Kedua, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan pertahanan negara
yang mampu menangani keamanan wilayah maritim, wilayah daratan, dan wilayah
dirgantara. Hal ini menekankan pentingnya menjaga keamanan di semua sektor
wilayah negara, termasuk perairan, daratan, dan ruang udara, serta mengembangkan
15
kemampuan yang memadai untuk menghadapi ancaman yang mungkin terjadi di
masing-masing sektor tersebut.
Ketiga, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan pertahanan negara
yang mampu berperan dalam menciptakan perdamaian dunia berdasarkan politik bebas
aktif. Indonesia memiliki komitmen untuk ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia
dan berperan aktif dalam hubungan internasional. Melalui kebijakan politik luar negeri
yang berbasis pada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, Indonesia
berupaya membangun kerjasama dengan negara-negara lain untuk menciptakan
stabilitas global dan regional.
Keempat, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan industri
pertahanan yang kuat, mandiri, dan berdaya saing. Indonesia berupaya untuk
mengembangkan industri pertahanan nasional yang mampu memenuhi kebutuhan
pertahanan negara secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada impor alat
pertahanan, serta meningkatkan daya saing industri pertahanan dalam skala regional
maupun global.
Kelima, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan warga negara
Indonesia yang memiliki kesadaran bela negara. Hal ini mencakup upaya dalam
membangun kesadaran nasional dan semangat bela negara di kalangan masyarakat
Indonesia. Pendidikan, pelatihan, dan sosialisasi akan pentingnya peran setiap warga
negara dalam pertahanan negara menjadi fokus dalam mencapai sasaran ini.
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran tersebut, pertahanan negara Indonesia
harus melibatkan berbagai upaya dan strategi yang komprehensif. Pertama-tama,
penting untuk memperkuat dan meningkatkan kapabilitas pertahanan militer Indonesia.
Ini meliputi pengembangan dan modernisasi alat-alat pertahanan, peningkatan
pelatihan dan kesiapan personel militer, serta peningkatan kemampuan operasional
dalam menghadapi berbagai ancaman.
Selain itu, penting juga untuk menjaga keamanan wilayah negara, termasuk wilayah
maritim, wilayah daratan, dan wilayah dirgantara. Penguatan pengawasan dan patroli
di perairan Indonesia, peningkatan keamanan perbatasan, serta peningkatan
16
pengawasan udara menjadi bagian penting dalam mewujudkan pertahanan negara
yang efektif.
Selanjutnya, Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara pertahanan militer dan
pertahanan nirmiliter. Ancaman-ancaman nirmiliter seperti pelanggaran wilayah,
spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, separatisme, dan pemberontakan bersenjata
juga harus ditangani dengan serius dan dilakukan operasi militer selain perang (OMSP).
Dalam konteks ini, kolaborasi antara aparat keamanan, intelijen, dan lembaga terkait
lainnya menjadi penting untuk memastikan penanganan yang efektif terhadap
ancaman-ancaman tersebut.
Selain itu, penting juga untuk memperkuat industri pertahanan nasional.
Pengembangan industri pertahanan yang kuat, mandiri, dan berdaya saing akan
meningkatkan kemampuan Indonesia dalam memproduksi dan memasok kebutuhan
pertahanan sendiri, mengurangi ketergantungan pada impor alat-alat pertahanan, serta
menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Tidak kalah pentingnya adalah membangun kesadaran bela negara di kalangan
warga negara Indonesia. Pendidikan dan sosialisasi akan pentingnya peran setiap
individu dalam pertahanan negara harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan
nasional. Hal ini dapat dilakukan melalui pembelajaran di sekolah, pelatihan bela
negara, kampanye kesadaran nasional, dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan-
kegiatan yang mendukung pertahanan negara.
Terakhir, Indonesia juga harus berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan
stabilitas regional. Melalui diplomasi, kerjasama bilateral, regional, dan multilateral,
Indonesia dapat mempromosikan pandangan dan langkah-langkah yang mendukung
perdamaian, keadilan, dan kestabilan di tingkat global dan regional.
Kebijakan pertahanan negara ini dikembangkan dengan berpedoman pada visi dan
misi pemerintahan dalam pembangunan nasional, yang juga menjadi visi dan misi dalam
pembangunan pertahanan negara. Visi tersebut adalah “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi ini dijabarkan
melalui tujuh misi pembangunan yang mencakup berbagai aspek kehidupan bangsa.
Agenda prioritas pertahanan negara juga telah dirumuskan sebagai pedoman dalam
pembangunan pertahanan negara. Agenda ini mencakup sembilan prioritas yang juga
merupakan pedoman dalam pembangunan nasional secara umum. Prioritas tersebut
mencakup menghadirkan kembali peran negara dalam melindungi seluruh bangsa dan
memberikan rasa aman kepada warga negara, membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta melakukan reformasi sistem
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
Selain itu, agenda prioritas juga mencakup peningkatan kualitas hidup manusia
Indonesia, peningkatan produktivitas dan daya saing di pasar internasional, penggerakan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik untuk mencapai kemandirian ekonomi, revolusi
karakter bangsa, dan penguatan kebhinekaan serta restorasi sosial.
18
Dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan agenda prioritas pertahanan negara,
dirumuskan kebijakan pertahanan negara yang menjadi acuan dalam perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengawasan sistem pertahanan negara. Kebijakan ini mencakup
segala upaya untuk membangun, memelihara, dan mengembangkan secara terpadu dan
terarah seluruh komponen pertahanan negara, baik dalam kebijakan pembangunan,
pemberdayaan, maupun pengerahan pertahanan negara. Hal ini dilakukan dengan
dukungan kebijakan regulasi, penganggaran, dan pengawasan yang efektif.
26
ratifikasi perjanjian internasional bidang pertahanan.
Kesadaran bela negara merupakan aspek penting dalam konteks pertahanan dan
keamanan negara di tengah arus dan dinamika globalisme yang terjadi saat ini. Pemerintah
memiliki peran dalam mempersiapkan seluruh warga negara untuk menghadapi wujud
globalisasi tanpa harus mengorbankan kedaulatan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
dan wilayah kepada pihak asing.
Selain itu, kesadaran bela negara juga berperan dalam meningkatkan keamanan
dalam skala mikro. Ketika masyarakat memiliki kesadaran bela negara yang kuat, mereka
cenderung membentuk ikatan sosial yang lebih erat dan saling percaya satu sama lain. Hal
ini menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil di tingkat komunitas. Ketika warga
negara saling peduli dan bertanggung jawab terhadap keamanan, mereka dapat mencegah
dan menangani ancaman kejahatan, terorisme, atau konflik internal secara lebih efektif.
Kesadaran bela negara juga memainkan peran penting dalam memperkuat identitas
nasional dan kebanggaan dalam masyarakat. Ketika masyarakat memiliki pemahaman yang
kuat tentang nilai-nilai dan budaya negara mereka, mereka akan lebih bersemangat untuk
mempertahankan dan melindungi kepentingan negara. Ini berkontribusi pada pembentukan
identitas nasional yang solid dan memperkuat ikatan sosial antara masyarakat.
Pembinaan kesadaran bela negara tidak hanya dilakukan melalui diklat bela negara
semata. Pemanfaatan media elektronik, media sosial, dan media lainnya juga menjadi
sarana penting dalam mensosialisasikan nilai-nilai bela negara. Melalui diklat yang telah
melahirkan kader-kader bela negara yang terlatih, diperlukan suatu badan atau lembaga
yang bertugas menangani kader-kader bela negara dalam menerapkan dan
mensosialisasikan nilai-nilai bela negara. Tujuannya adalah agar harapan pemerintah dalam
penanaman nilai-nilai bela dapat tercapai dengan tepat sasaran dan tujuan yang
ditetapkan.
Sumber :
Suryana, MM. Postur Komponen Cadangan Negara Tahun 2020-2045.
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia.
Jakarta: Kemhan.
Departemen Pertahanan Republik Indonesia. 2008. Buku Putih Pertahanan Indonesia.
Jakarta: Departemen Pertahanan RI.
Murti, H., Toruan, dan Halkis, M. 2020. PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM
MENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA. Jurnal Strategi Perang Semesta 6 (2).
29
Suwito, A. 2017. Sishankamrata Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Nasional Indonesia.
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017. Semarang: FPIPSKR Universitas PGRI
Semarang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
30
DAFTAR PUSTAKA
31