Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“PELAKSANAAN SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA ”

Disusun Oleh :
Kelompok 13

Miftahul Rizki 2210931002


Alzda Rahmalia Wibawa 2210933037
Haura Adzro Humaira 2211222005
Ulan Fitri Rahmadani 2211223009
Muhammad Tarmizi 2211123007
Nasution

Dosen Pengampu : Dr. Dahlil Marjon, S.H, M.H


Kelas : Kewarganegaraan 33

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusunan


panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelaksanaan
Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta”.

Tak lupa pula shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw.
Semoga syafa’atnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Dahlil Marjon, S.H, M.H
selaku dosen pengampu mata kuliah Kearganegaraan atas arahan dan bimbinganya,
serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis harapkan kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan ke depannya dapat lebih baik.

Rabu, 2023

Kelompok 13

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep Kewarganegaraan dan Kewarganegaraan 3
2.2 Proses Terjadinya Suatu Negara 5
2.3 Warga Negara dan Kewarganegaraan di Indonesia 8
2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara 13
2.5 Masalah Kewarganegaraan 15
BAB III PENUTUP 17
3.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertahanan dan keamanan negara merupakan bagian integral


dari pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan
ketahanan nasional dan selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan lebih
mendorong lagi pembangunan nasional.

Pembangunan pertahanan dan keamanan negara didasarkan pada pandangan


hidup bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian, tetapi terlebih lagi mencintai
kemerdekaan dan kedaulatannya. Hanya dalam suasana kehidupan dunia yang damai
dan dalam suasana negara yang merdeka dan berdaulat itu, memungkinkan bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui usaha pembangunan.

Upaya pertahanan dan keamanan negara haruslah menjamin tercegahnya


atau teratasinya hal-hal yang langsung atau tidak langsung dapat mengganggu
jalannya pembangunan nasional. Hal-hal yang langsung dapat mengganggu jalannya
pembangunan nasional, adalah gangguan keamanan dalam negeri dan ancaman
terhadap kemerdekaan, kedaulatan dan integritas RI, sedangkan hal-hal yang bersifat
tidak langsung adalah keamanan dunia umumnya dan keamanan di kawasan Asia
Tenggara khususnya.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa kelangsungan hidup bangsa dan negara


ditentukan oleh keberhasilan pembangunan nasionalnya. Ancaman dan gangguan
oleh lawan dari dalam dan luar negeri, merupakan hal yang tidak dapat begitu saja
diserahkan kepada nasib, ataupun dipercayakan kepada kekuatan-kekuatan lain di

3
dunia. Oleh karena itu upaya dan cara penyelenggaraan pertahanan dan keamanan
negara ditentukan dalam kebijaksanaan pertahanan dan keamanan negara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sistem Pertahanan Dan Keamanan Rakyat


Semesta (Sishankamrata)?
2. Bagaimana substansi pertahanan dan keamanan negara republik Indonesia?
3. Apa Yang Menjadi Pola-Pola Operasi (Sishankamrata)?
4. Apa tujuan dan sasaran pembangunan pertahanan dan keamanan negara?
5. Bagaimana kebijakan dalam pembangunan pertahanan dan keamanan
negara?
6. Bagaimana kesadaran bela negara dalam konteks sistem pertahanan dan
keamanan negara?

1.3 Tujuan

1. Memberi pengetahuan tentang apa itu Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat


Semesta.
2. Menjelaskan tentang sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
3. Menambah wawasan mengenai Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta
4. Memaparkan tentang tujuan dan sasaran pembangunan pertahanan dan
keamanan negara.
5. Menjelaskan kebijakan yang tercakup dalam pembangunan pertahanan dan
keamanan negara.
6. Menambah wawasan tentang kesadaran bela negara dalam konteks sistem
pertahanan dan keamanan negara.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)

Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sistem juga dapat diartikan
sebagai kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan serta mempunyai komponen-
komponen penggerak, contohnya negara. Menurut Aristoteles, negara merupakan
persekutuan dari pada keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.
Dari pendapat yang dikeluarkan oleh Aristoteles dapat diketahui bahwa negara merupakan
sebuah sistem yang saling berhubungan antara rakyat dan lembaga-lembaga negara
dimana mempunyai tujuan untuk memberikan hidup yang baik bagi rakyat dan rakyatlah
sebagai penggerak dari negara. Banyak sistem yang diterapkan dalam sebuah negara
seperti sistem perekonomian, sistem perdagangan, sistem pertahanan dan keamanan dan
lain sebagainya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, sistem merupakan serangkaian
atau gabungan dari perangkat atau komponen yang saling berhubungan atau berkaitan
satu dengan yang lainnya untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu.

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 1


angka (1) mendefinisikan pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap 4 keutuhan bangsa
dan negara. Pertahanan Negara merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer)
diselenggarakan oleh suatu negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan
dari orang dan menjaga kepentingan-kepentingannya. Dengan demikian penyelenggaraan
pertahanan negara harus mengacu pada tujuan mempertahankan kedaulatan negara dan
5
keutuhan wilayah. Pertahanan negara dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Tentara
Nasional Indonesia disebut sebagai kekuatan pertahanan.

Kata keamanan berakar kata dari kata aman. Secara sederhana istilah keamanan
dapat diartikan sebagai suasana bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan,
dan ketakutan. Dalam kajian tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam konteks
ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
yang bersifat semesta mempunyai ciri-ciri yaitu kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan.
Ciri kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi pertahanan diabdikan untuk
kepentingan seluruh rakyat. Ciri kesemestaan mengandung makna bahwa seluruh sumber
daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan. Ciri kewilayahan merupakan gelar
kekuatan pertahanan yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sesuai dengan kondisi geografi sebagai satu kesatuan pertahanan.

Sishankamrata adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan


seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan
secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman.

2. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia

Pertahanan negara Republik Indonesia memiliki substansi yang bersifat semesta, di


mana keseluruhan rakyat dan sumber daya nasional terlibat secara aktif. Substansi ini
didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan
akan kekuatan internal yang dimiliki. Dalam konsep kesemestaan, semua elemen
masyarakat turut terlibat dalam upaya pertahanan, baik secara individu maupun kolektif,
sesuai dengan peran masing-masing.

Pilihan model pertahanan yang bersifat semesta menjadi strategi yang diadopsi oleh
Indonesia. Meskipun negara ini telah mencapai tingkat kemajuan yang signifikan dalam
6
membangun kemandirian pertahanan, model kesemestaan tetap dijunjung tinggi karena
mempercayai potensi dan daya yang dimiliki oleh bangsa sendiri. Ini menunjukkan bahwa
Indonesia mengakui pentingnya peran warga negara dalam mempertahankan kedaulatan
dan keamanan negara.

Sistem pertahanan negara Indonesia yang bersifat semesta memiliki tiga ciri utama.
Pertama, kerakyatan, di mana orientasi pertahanan diabdikan untuk kepentingan seluruh
rakyat. Hal ini menandakan bahwa pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab
pemerintah atau militer semata, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen
masyarakat. Kedua, kesemestaan, yang berarti semua sumber daya dan sarana prasarana
nasional dimanfaatkan untuk upaya pertahanan. Negara memanfaatkan potensi yang ada,
termasuk potensi manusia, teknologi, dan kekayaan alam, sebagai bagian integral dari
pertahanan negara. Ketiga, kewilayahan, di mana kekuatan pertahanan didistribusikan
secara merata di seluruh wilayah NKRI, mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai
negara kepulauan dan maritim. Dengan adanya distribusi kekuatan ini, negara berupaya
menjaga keutuhan wilayah dan menghadapi potensi ancaman dari berbagai arah dengan
efektif.

Pertahanan negara Indonesia pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan


yang mencakup seluruh elemen masyarakat dan sumber daya nasional, serta didasarkan
pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada
kekuatan internal. Substansi pertahanan ini mengedepankan partisipasi aktif seluruh rakyat
dan penggunaan semua potensi yang dimiliki negara. Dalam menghadapi dinamika
keamanan global dan ancaman yang terus berkembang, Indonesia tetap memilih dan
mengembangkan model pertahanan kesemestaan sebagai strategi yang relevan dan efektif.

3. Pola-Pola Operasi (Sishankamrata)

Pola-Pola Operasi Sistem Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta merupakan


kerangka operasional yang penting dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara.

7
Terdapat beberapa pola operasi yang menjadi bagian integral dari Sishankamrata, yaitu
Pola Operasi Pertahanan, Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri, Pola Operasi Intelijen
Strategis, dan Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara.

Pola Operasi Pertahanan memiliki tujuan utama untuk menggagalkan serangan dan
ancaman dari kekuatan perang musuh. Dalam pola ini, unsur perlawanan rakyat dan
pertahanan sipil memegang peranan penting sebagai bagian dari kekuatan perang, dengan
angkatan bersenjata sebagai inti. Tahap-tahap operasi pertahanan meliputi tahap operasi
defensif strategis dan tahap operasi ofensif strategis. Tahap defensif strategis digunakan
ketika perbandingan kekuatan perang antara musuh dan kita tidak memungkinkan untuk
melakukan operasi ofensif strategis. Sedangkan tahap ofensif strategis bertujuan untuk
menghancurkan kekuatan perang musuh atau memaksanya menyerah.

Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri berfokus pada pemeliharaan atau pemulihan
kekuasaan pemerintah negara terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.
Tujuannya adalah untuk memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah Indonesia
serta melakukan perbaikan serasi atau merata terhadap daerah yang terganggu keamanan
atau kestabilannya.

Pola Operasi Intelijen Strategis melibatkan kegiatan intelijen dan perang urat syaraf
di tingkat strategis. Tujuan dari operasi intelijen ini adalah untuk memperoleh informasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan strategi nasional dan operasi pertahanan keamanan
nasional. Selain itu, pola ini juga bertujuan untuk menghancurkan sumber yang
mengancam keamanan di wilayah musuh dan melaksanakan kegiatan tertutup lainnya guna
menciptakan kondisi strategis yang menguntungkan. Operasi intelijen strategis
menyesuaikan dengan keadaan politik nasional, dilakukan di luar wilayah nasional, dan
bersifat tertutup yang disesuaikan dengan ruang dan waktu.

Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara menjadi salah satu
pola utama dalam Sishankamrata. Kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan

8
perdamaian dalam pembangunan suatu negara. Dalam kerja sama ini, negara-negara Asia
Tenggara berupaya bersama dalam menghadapi kemungkinan gangguan terhadap
keamanan, stabilitas nasional, dan perdamaian di kawasan. Kerja sama ini ingin
menciptakan kawasan yang damai dan bebas dari pengaruh negara-negara lain, dengan
melibatkan tindakan bersama dalam mewujudkan daerah yang aman dan stabil.

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di bidang pertahanan dan


keamanan, memainkan peran penting dalam penentuan sistem pertahanan dan keamanan
suatu negara. Ada tiga kemungkinan atau cara yang digunakan dalam menentukan sistem
tersebut. Pertama, peniruan dari sistem pertahanan dan keamanan negara lain. Biasanya,
cara ini dilakukan oleh negara-negara yang telah meraih kemerdekaannya dari negara yang
pernah menjajahnya. Namun, pendekatan ini mungkin kurang sesuai dengan situasi dan
kondisi negara yang bersangkutan. Kedua, pemilihan secara kebetulan dengan
kemungkinan-kemungkinan yang kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya dari negara
dan bangsa yang memilihnya. Ini bisa menjadi hasil dari faktor-faktor politik, ekonomi, atau
hubungan internasional yang tidak sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan dan
tantangan yang dihadapi oleh negara tersebut. Ketiga, usaha suatu bangsa di bidang
pertahanan dan keamanan berdasarkan falsafah, identitas, kondisi lingkungan, dan
kemungkinan-kemungkinan kondisi yang mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup
bangsa tersebut. Pendekatan ini dapat dikatakan yang paling tepat, karena disesuaikan
dengan kondisi dan situasi yang spesifik dari negara dan bangsa yang bersangkutan. Dalam
konteks Indonesia, penentuan sistem pertahanan dan keamanan didasarkan pada usaha
bangsa ini. Falsafah, identitas, kondisi lingkungan geografis yang terdiri dari kepulauan,
serta kemungkinan-kemungkinan ancaman yang dihadapi menjadi faktor-faktor penting
dalam menentukan pola-pola operasi dalam Sishankamrata.

Melalui Sishankamrata, pemerintah Indonesia berupaya menjaga kedaulatan,


keutuhan wilayah, dan keamanan nasional. Pola operasi yang terintegrasi dan koordinasi
yang baik antara unsur-unsur kekuatan pertahanan dan keamanan menjadi landasan dalam

9
menjaga stabilitas negara dan mewujudkan kondisi yang aman bagi rakyat Indonesia.

Dengan adanya pola-pola operasi Sishankamrata, Indonesia memiliki kerangka kerja


yang komprehensif dalam menghadapi berbagai tantangan di bidang pertahanan dan
keamanan. Selain menjaga keamanan dalam negeri, pola-pola operasi ini juga mencakup
kerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara guna menciptakan stabilitas regional.

Pentingnya pola-pola operasi ini terletak pada upaya untuk menjaga kedaulatan,
keutuhan, dan keamanan nasional, serta untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan
bagi pembangunan dan kemajuan negara. Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia terus
mengembangkan dan menyesuaikan pola-pola operasi ini dengan tuntutan zaman dan
perkembangan keamanan global.

Dengan demikian, pola-pola operasi dalam Sishankamrata merupakan pijakan


penting dalam membangun pertahanan dan keamanan yang kokoh, yang mampu menjaga
kedaulatan, integritas wilayah, dan keamanan nasional Indonesia. Selain itu, pola-pola
operasi ini juga berperan dalam menghadapi ancaman-ancaman yang berkembang, baik
dari dalam maupun luar negeri. Seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika
keamanan global, pola-pola operasi Sishankamrata terus mengalami penyesuaian dan
pengembangan. Hal ini dilakukan agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi
ancaman-ancaman baru yang muncul. Kemajuan teknologi, perubahan dinamika politik,
dan perkembangan konflik di berbagai belahan dunia menjadi faktor yang mempengaruhi
perkembangan pola-pola operasi ini.

Selain itu, kerja sama bilateral dan multilateral juga menjadi bagian penting dari
pola operasi Sishankamrata. Kerja sama dengan negara-negara lain, terutama di kawasan
Asia Tenggara, memungkinkan pertukaran informasi, pelatihan, dan koordinasi dalam
menghadapi ancaman bersama. Melalui kerja sama ini, negara-negara dapat saling
mendukung dan memperkuat kapasitas pertahanan dan keamanan masing-masing.

Pola-pola operasi Sishankamrata juga mengedepankan aspek intelijen strategis.


10
Dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks dan terencana, upaya pengumpulan
informasi yang akurat dan analisis yang mendalam sangat diperlukan. Intelijen strategis
bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam merumuskan kebijakan dan
mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjaga keamanan negara.

Selain itu, pola-pola operasi Sishankamrata juga mengandalkan kerjasama antara


angkatan bersenjata, aparat kepolisian, dan elemen-elemen lain dalam menjaga keamanan
dalam negeri. Sinergi antara unsur-unsur kekuatan pertahanan dan keamanan menjadi
kunci dalam menjamin stabilitas dan ketertiban di dalam negeri.

Dalam perkembangannya, pola-pola operasi Sishankamrata juga tidak terlepas dari


peran teknologi dan inovasi. Kemajuan teknologi militer, sistem komunikasi canggih, dan
penerapan kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi pola operasi
modern. Penggunaan teknologi yang cerdas dan efisien dapat meningkatkan efektivitas
operasi serta memperkuat pertahanan dan keamanan negara.

Secara keseluruhan, pola-pola operasi Sishankamrata merupakan kerangka


operasional yang penting dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara Indonesia.
Melalui pola-pola operasi ini, Indonesia berupaya untuk menjaga kedaulatan, integritas
wilayah, dan keamanan nasional, serta berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan
perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Dalam menghadapi perkembangan ancaman yang
semakin kompleks, pola-pola operasi ini terus mengalami penyesuaian dan pengembbangan
guna memastikan kehandalan dan efektivitasnya.

Selain itu, penting untuk memperhatikan bahwa pola-pola operasi Sishankamrata


juga harus selaras dengan kebijakan nasional dan konteks politik yang sedang berlangsung.
Setiap perubahan dalam kebijakan dan prioritas nasional harus tercermin dalam pola
operasi yang diadopsi. Dalam hal ini, peran pemerintah dan kebijakan strategis yang jelas
sangat penting untuk memastikan keselarasan antara tujuan nasional dengan pola operasi
yang dijalankan. Selanjutnya, melibatkan partisipasi aktif masyarakat juga menjadi faktor

11
penting dalam pola-pola operasi Sishankamrata. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
pertahanan dan keamanan, seperti pelatihan warga negara dan pemberdayaan komunitas
lokal, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan kondisi yang aman dan
stabil. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan serta
melaporkan informasi yang relevan kepada pihak berwenang dapat memperkuat upaya
pertahanan dan keamanan negara.

Selain itu, pendekatan multisektor dan multidimensi juga harus diintegrasikan dalam
pola-pola operasi Sishankamrata. Keamanan dan pertahanan tidak dapat dipisahkan dari
aspek ekonomi, sosial, dan politik suatu negara. Oleh karena itu, kerja sama dengan sektor
lain, termasuk sektor ekonomi, pendidikan, dan sosial, harus ditingkatkan untuk mencapai
tujuan pertahanan dan keamanan secara menyeluruh.

Dalam menjaga keamanan dan pertahanan nasional, penting untuk selalu


melakukan evaluasi dan pengembangan terus-menerus terhadap pola-pola operasi
Sishankamrata. Perubahan dinamika keamanan global, perkembangan teknologi, dan
ancaman yang berkembang dengan cepat menuntut adaptasi dan inovasi yang konstan
dalam pola operasi. Kebutuhan akan pembaruan kebijakan, pelatihan yang berkualitas, dan
pengembangan kapasitas juga harus menjadi fokus dalam menjaga kehandalan pola-pola
operasi tersebut.

Dalam era globalisasi dan kompleksitas tantangan keamanan, pola-pola operasi


Sishankamrata memiliki peran krusial dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara
Indonesia. Melalui kerangka ini, negara Indonesia berupaya untuk melindungi kepentingan
nasional, menjaga stabilitas regional, dan berkontribusi dalam perdamaian dunia. Dengan
tetap berpegang pada prinsip-prinsip strategis dan penyesuaian yang terus-menerus, pola-
pola operasi Sishankamrata akan terus menjadi landasan yang kuat bagi pertahanan dan
keamanan negara Indonesia.

4. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara

12
a. Tujuan
Pertahanan dan keamanan negara memiliki tujuan yang penting dan strategis dalam
menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta keselamatan seluruh bangsa Indonesia
dari berbagai bentuk ancaman. Tujuan tersebut tercermin dalam Pembukaan UUD NRI
1945 yang menegaskan bahwa tujuan nasional adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pertama, tujuan pertahanan dan keamanan negara adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini melibatkan
perlindungan fisik bangsa dan wilayah Indonesia dari ancaman kekuatan yang berasal
dari luar. Dalam konteks ini, pertahanan negara juga bertujuan untuk melindungi hak-
hak setiap warga, komunitas, dan wilayah dari kemungkinan eksploitasi oleh pihak
manapun.
Kedua, tujuan pertahanan dan keamanan negara adalah memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan martabat bangsa dengan memberikan ruang yang cukup bagi
setiap komponen bangsa untuk mengembangkan diri sesuai dengan aspirasi dan
budaya masing-masing. Tujuan ini juga mencakup menciptakan iklim kondusif yang
mendukung tercapainya tujuan dan cita-cita nasional secara keseluruhan.
Ketiga, tujuan pertahanan dan keamanan negara adalah ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Hal
ini melibatkan penciptaan lingkungan yang aman dan damai, baik dalam lingkup global
maupun dalam negeri. Gangguan terhadap perdamaian dunia tidak hanya dipicu oleh
konflik antarnegara, tetapi juga dapat berasal dari konflik internal dalam negeri. Dalam
hal ini, arti kemerdekaan mengacu pada kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain dan
kemerdekaan dalam menentukan nasib bangsa sendiri. Sedangkan, keadilan sosial
diwujudkan untuk kemaslahatan dan kehidupan bangsa Indonesia.
Pertahanan negara memiliki tujuan spesifik yang meliputi menjaga dan melindungi
13
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman. Tujuan ini mencakup upaya untuk menjaga sistem ideologi
negara dan sistem politik negara. Pertahanan negara diarahkan untuk mengawal dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia. Setiap
usaha untuk mengganti ideologi Pancasila akan berhadapan dengan instrumen
pertahanan negara yang siap sedia membela dan mempertahankannya. Selain itu,
pertahanan negara juga diarahkan untuk mendukung terwujudnya pemerintahan
negara yang demokratis, stabil, bersih, berwibawa, dan mengandung tata nilai.
Pemerintahan yang stabil, bersih, dan berwibawa menjadi faktor penting dalam
terselenggaranya pembangunan nasional secara efektif. Sebaliknya, pemerintahan
yang tidak stabil dapat mengganggu kelancaran pembangunan nasional dan bahkan
mengancam masa depan Indonesia yang menjadi tidak menentu.
Tata nilai bangsa Indonesia yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
juga menjadi bagian dari tujuan pertahanan negara. Bangsa Indonesia menegaskan
dirinya sebagai bangsa yang meneguhkan persatuan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dengan menghormati nilai-nilai demokrasi, hukum, hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup. Pertahanan negara juga memiliki tanggung
jawab dalam menghadapi gangguan yang berdimensi SARA (suku, agama, ras, dan
antargolongan), demokrasi, hak asasi manusia, serta tindakan perusakan lingkungan
hidup.
Upaya menjaga keutuhan NKRI menjadi bagian penting dari tujuan pertahanan
negara. NKRI dipandang sebagai putusan final yang harus dipelihara dan
dipertahankan. Setiap upaya pemisahan diri atau upaya yang bertujuan mengubah
serta memecah belah NKRI dianggap sebagai ancaman yang akan dihadapi dengan
sistem pertahanan negara.
Selanjutnya, tujuan pertahanan dan keamanan negara juga mencakup jaminan
keselamatan bangsa. Keselamatan bangsa menjadi hal fundamental dalam
penyelenggaraan fungsi pertahanan negara dengan tujuan melindungi warga dari
segala bentuk ancaman. Upaya menjaga keselamatan bangsa meliputi penanggulangan
14
dampak bencana alam, penanganan kerusuhan sosial, penghadapan terorisme,
penanggulangan ancaman keamanan lintas negara, serta penegakan keamanan di laut
dan udara Indonesia.
Secara keseluruhan, tujuan pertahanan dan keamanan negara melibatkan
perlindungan terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
Tujuan ini juga meliputi upaya untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pertahanan negara juga berperan dalam
menjaga sistem ideologi dan sistem politik negara, serta mendukung terwujudnya
pemerintahan negara yang demokratis, stabil, bersih, berwibawa, dan mengandung
tata nilai. Semua ini dilakukan untuk menjaga dan melindungi keberlanjutan dan masa
depan yang baik bagi negara dan bangsa Indonesia.
b. Sasaran
Pertahanan negara adalah aspek penting dalam menjaga dan melindungi kedaulatan
serta keamanan suatu negara. Dalam konteks Indonesia, pertahanan negara bertujuan
untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, serta
keselamatan seluruh bangsa dari segala bentuk ancaman yang mungkin timbul baik
dari luar maupun dari dalam negeri. Hal ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya
pemerintah untuk mewujudkan visi, misi, dan agenda prioritas dalam rangka
mendukung kebijakan Pembangunan Manusia dan Demokrasi (PMD).
Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan pertahanan negara Indonesia
dirumuskan dalam lima sasaran strategis yang saling terkait. Pertama, sasaran strategis
pertahanan negara adalah mewujudkan pertahanan negara yang mampu menghadapi
ancaman dari berbagai pihak. Ini mencakup upaya-upaya dalam meningkatkan
kesiapan dan kapabilitas pertahanan guna menangkal ancaman yang mungkin timbul.
Kedua, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan pertahanan negara
yang mampu menangani keamanan wilayah maritim, wilayah daratan, dan wilayah
dirgantara. Hal ini menekankan pentingnya menjaga keamanan di semua sektor
wilayah negara, termasuk perairan, daratan, dan ruang udara, serta mengembangkan
15
kemampuan yang memadai untuk menghadapi ancaman yang mungkin terjadi di
masing-masing sektor tersebut.
Ketiga, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan pertahanan negara
yang mampu berperan dalam menciptakan perdamaian dunia berdasarkan politik bebas
aktif. Indonesia memiliki komitmen untuk ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia
dan berperan aktif dalam hubungan internasional. Melalui kebijakan politik luar negeri
yang berbasis pada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, Indonesia
berupaya membangun kerjasama dengan negara-negara lain untuk menciptakan
stabilitas global dan regional.
Keempat, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan industri
pertahanan yang kuat, mandiri, dan berdaya saing. Indonesia berupaya untuk
mengembangkan industri pertahanan nasional yang mampu memenuhi kebutuhan
pertahanan negara secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada impor alat
pertahanan, serta meningkatkan daya saing industri pertahanan dalam skala regional
maupun global.
Kelima, sasaran strategis pertahanan negara adalah mewujudkan warga negara
Indonesia yang memiliki kesadaran bela negara. Hal ini mencakup upaya dalam
membangun kesadaran nasional dan semangat bela negara di kalangan masyarakat
Indonesia. Pendidikan, pelatihan, dan sosialisasi akan pentingnya peran setiap warga
negara dalam pertahanan negara menjadi fokus dalam mencapai sasaran ini.
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran tersebut, pertahanan negara Indonesia
harus melibatkan berbagai upaya dan strategi yang komprehensif. Pertama-tama,
penting untuk memperkuat dan meningkatkan kapabilitas pertahanan militer Indonesia.
Ini meliputi pengembangan dan modernisasi alat-alat pertahanan, peningkatan
pelatihan dan kesiapan personel militer, serta peningkatan kemampuan operasional
dalam menghadapi berbagai ancaman.
Selain itu, penting juga untuk menjaga keamanan wilayah negara, termasuk wilayah
maritim, wilayah daratan, dan wilayah dirgantara. Penguatan pengawasan dan patroli
di perairan Indonesia, peningkatan keamanan perbatasan, serta peningkatan
16
pengawasan udara menjadi bagian penting dalam mewujudkan pertahanan negara
yang efektif.
Selanjutnya, Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara pertahanan militer dan
pertahanan nirmiliter. Ancaman-ancaman nirmiliter seperti pelanggaran wilayah,
spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, separatisme, dan pemberontakan bersenjata
juga harus ditangani dengan serius dan dilakukan operasi militer selain perang (OMSP).
Dalam konteks ini, kolaborasi antara aparat keamanan, intelijen, dan lembaga terkait
lainnya menjadi penting untuk memastikan penanganan yang efektif terhadap
ancaman-ancaman tersebut.
Selain itu, penting juga untuk memperkuat industri pertahanan nasional.
Pengembangan industri pertahanan yang kuat, mandiri, dan berdaya saing akan
meningkatkan kemampuan Indonesia dalam memproduksi dan memasok kebutuhan
pertahanan sendiri, mengurangi ketergantungan pada impor alat-alat pertahanan, serta
menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Tidak kalah pentingnya adalah membangun kesadaran bela negara di kalangan
warga negara Indonesia. Pendidikan dan sosialisasi akan pentingnya peran setiap
individu dalam pertahanan negara harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan
nasional. Hal ini dapat dilakukan melalui pembelajaran di sekolah, pelatihan bela
negara, kampanye kesadaran nasional, dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan-
kegiatan yang mendukung pertahanan negara.
Terakhir, Indonesia juga harus berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan
stabilitas regional. Melalui diplomasi, kerjasama bilateral, regional, dan multilateral,
Indonesia dapat mempromosikan pandangan dan langkah-langkah yang mendukung
perdamaian, keadilan, dan kestabilan di tingkat global dan regional.

5. Kebijakan dalam Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara


Kebijakan pembangunan pertahanan dan keamanan negara merupakan hasil dari
berbagai pertimbangan yang mendasar, yang disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan
nasional. Kebijakan ini merujuk pada visi dan misi pemerintah yang ingin diwujudkan secara
17
proporsional, seimbang, dan terkoordinasi. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, perlu
dirumuskan strategi pertahanan negara yang meliputi tujuan, sasaran strategis, cara
mencapai sasaran, dan pengalokasian sumber daya pertahanan.

Pembangunan kekuatan pertahanan negara merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari kebijakan pemerintah dalam pembangunan nasional secara keseluruhan,
termasuk kebijakan pembangunan pertahanan maritim yang terintegrasi dengan
memanfaatkan teknologi satelit dan sistem drone. Kebijakan pertahanan negara ini
diimplementasikan melalui berbagai upaya dalam pengelolaan sumber daya dan sarana
prasarana nasional untuk mengatasi berbagai bentuk ancaman.

Kebijakan pertahanan negara ini dikembangkan dengan berpedoman pada visi dan
misi pemerintahan dalam pembangunan nasional, yang juga menjadi visi dan misi dalam
pembangunan pertahanan negara. Visi tersebut adalah “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi ini dijabarkan
melalui tujuh misi pembangunan yang mencakup berbagai aspek kehidupan bangsa.

Agenda prioritas pertahanan negara juga telah dirumuskan sebagai pedoman dalam
pembangunan pertahanan negara. Agenda ini mencakup sembilan prioritas yang juga
merupakan pedoman dalam pembangunan nasional secara umum. Prioritas tersebut
mencakup menghadirkan kembali peran negara dalam melindungi seluruh bangsa dan
memberikan rasa aman kepada warga negara, membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta melakukan reformasi sistem
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

Selain itu, agenda prioritas juga mencakup peningkatan kualitas hidup manusia
Indonesia, peningkatan produktivitas dan daya saing di pasar internasional, penggerakan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik untuk mencapai kemandirian ekonomi, revolusi
karakter bangsa, dan penguatan kebhinekaan serta restorasi sosial.

18
Dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan agenda prioritas pertahanan negara,
dirumuskan kebijakan pertahanan negara yang menjadi acuan dalam perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengawasan sistem pertahanan negara. Kebijakan ini mencakup
segala upaya untuk membangun, memelihara, dan mengembangkan secara terpadu dan
terarah seluruh komponen pertahanan negara, baik dalam kebijakan pembangunan,
pemberdayaan, maupun pengerahan pertahanan negara. Hal ini dilakukan dengan
dukungan kebijakan regulasi, penganggaran, dan pengawasan yang efektif.

Pembangunan pertahanan negara diperlukan untuk membangun kekuatan


pertahanan tangguh yang memiliki kemampuan penangkalan sebagai negara kepulauan
sekaligus negara maritim, sehingga Indonesia memiliki posisi tawar dalam menjaga
kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan segenap bangsa Indonesia.
Pembangunan pertahanan negara baik pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter,
diselenggarakan secara terpadu dengan mengacu pada sistem pertahanan negara yang
bersifat semesta, yang diarahkan pada pembangunan postur pertahanan negara,
pembangunan sistem pertahanan negara, pembangunan kelembagaan pertahanan militer
dan pertahanan nirmiliter, pembangunan wilayah pertahanan, pembangunan wilayah
perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar/ terdepan, pembangunan teknologi serta sistem
informasi dan komunikasi bidang pertahanan, pembangunan bidang kerja sama
internasional, pembangunan industri pertahanan, serta pembangunan karakter bangsa.
a. Pembangunan Postur Pertahanan
Negara Pembangunan postur pertahanan negara diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pertahanan negara. Potensi ancaman yang dihadapi Indonesia semakin
kompleks dan beragam, sehingga memerlukan kemampuan pertahanan negara yang
kuat. Postur pertahanan negara terus disesuaikan dan diarahkan agar dapat menjawab
berbagai kemungkinan tantangan, serta ancaman nyata dan belum nyata.
Pembangunan pertahanan negara diselenggarakan untuk mewujudkan pertahanan
militer dan pertahanan nirmiliter menuju kekuatan maritim regional yang disegani di
kawasan Asia Pasifik dengan prinsip defensif aktif dalam rangka menjamin kepentingan
19
nasional. Usaha pertahanan negara diselenggarakan melalui pembangunan postur
pertahanan negara secara berkesinambungan untuk mewujudkan kekuatan,
kemampuan dan gelar. Pembangunan postur pertahanan militer diarahkan pada
pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) komponen
utama dan menyiapkan komponen pertahanan lainnya, yang diprioritaskan pada
pembangunan kekuatan pertahanan maritim dengan memanfaatkan teknologi satelit
dan sistem drone. Sedangkan pembangunan postur pertahanan nirmiliter diprioritaskan
pada: Peningkatan peran K/L sesuai tugas dan fungsi masing-masing dalam
menghadapi ancaman non militer; Kemampuan pengelolaan sumber daya dan sarana
prasarana nasional; serta dalam pembinaan kemampuan pertahanan nirmiliter guna
mendukung kepentingan pertahanan negara. Dalam mengantisipasi perkembangan
situasi keamanan maritim wilayah Indonesia saat ini, khususnya di wilayah kepulauan
Natuna dan wilayah Merauke, peningkatan pembangunan kekuatan pertahanan negara
di kedua wilayah tersebut merupakan bagian dari pembangunan postur pertahanan
negara secara menyeluruh sesuai kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional.
b. Pembangunan Sistem Pertahanan Negara
Pembangunan sistem pertahanan negara yang terintegrasi terdiri atas pertahanan
militer dan pertahanan nirmiliter diarahkan untuk menyinergikan dan meningkatkan
efektivitas serta efisiensi koordinasi dalam penyelenggaraan pertahanan negara dalam
menghadapi ancaman militer, non militer, dan hibrida.
c. Pembangunan Kelembagaan Pertahanan Militer dan Pertahanan Nirmiliter
Pembangunan kelembagaan pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter
diselenggarakan guna mewujudkan kekuatan yang terintegrasi dalam pengelolaan
pertahanan negara melalui penguatan dan penataan ulang serta restrukturisasi
kelembagaan. Pertama, pembentukan instansi vertikal Kemhan di daerah untuk
menjembatani kepentingan aspek pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter di
daerah. Kedua, optimalisasi fungsi Atase Pertahanan pada Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri yang mampu menjalankan diplomasi pertahanan negara
20
secara luas dan terkoordinasi. Ketiga, pembangunan sistem pertahanan negara yang
terintegrasi dengan sistem keamanan nasional dalam rangka peningkatan kapasitas
pertahanan. Keempat, penguatan kapasitas lembaga intelijen dan kontra intelijen untuk
pertahanan negara, termasuk pengembangan pertukaran informasi antar K/L dalam
rangka peningkatan kemampuan deteksi dini dan peringatan dini. Kelima,
pembentukan lembaga lainnya yang terkait dengan pertahanan militer dan pertahanan
nirmiliter ditujukan untuk efektivitas, efisiensi, dan responsif kelembagaan dalam
menghadapi kemungkinan ancaman yang berimplikasi pada stabilitas nasional.
d. Pembangunan Wilayah Pertahanan Negara
Pembangunan wilayah pertahanan diarahkan untuk memperkuat sistem pertahanan
negara yang mampu menghadapi ancaman, dan menunjang keamanan kawasan
perbatasan negara, wilayah maritim, wilayah daratan, dan wilayah dirgantara termasuk
mitigasi bencana meliputi wilayah daratan, maritim, dan dirgantara. Pembangunan
tersebut diselenggarakan secara terintegrasi antara unsur Pemerintah dan Pemerintah
Daerah (Pemda) melalui penataan ruang wilayah nasional/daerah dengan tata ruang
wilayah pertahanan untuk mewujudkan ruang pertahanan yang tangguh.
e. Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Pulau-Pulau Kecil Terluar/Terdepan
Pembangunan wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar/ terdepan yang
merupakan halaman depan NKRI, diarahkan pada usaha pengembangan kawasan
perbatasan negara dengan pendekatan pada aspek pertahanan dan keamanan negara,
aspek kesejahteraan, dan aspek lingkungan hidup. Kawasan perbatasan berada
dibagian dari wilayah negara yang berbatasan dengan sepuluh negara. Pembangunan
kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar/ terdepan dilakukan melalui:
Pertama, pengintegrasian peran dan fungsi K/L dan Pemda dengan memaksimalkan
peran Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dalam melaksanakan penataan dan
pengelolaan wilayah perbatasan negara dan pulau-pulau kecil terluar/terdepan secara
terpadu; dan Kedua, optimalisasi upaya diplomasi secara bilateral maupun multilateral
dengan mengedepankan penyelesaian masalah perbatasan secara damai bersama
negara-negara tetangga.
21
f. Pembangunan Teknologi serta Sistem Informasi dan Komunikasi
Bidang Pertahanan Pembangunan teknologi serta sistem informasi dan komunikasi
bidang pertahanan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sistem informasi pertahanan
negara berbasis satelit, termasuk pertahanan siber yang dilakukan secara bertahap,
berkesinambungan dan terintegrasi dalam pengelolaan pertahanan negara.
Pengembangan teknologi dilakukan melalui; Penelitian dan pengembangan dengan
melibatkan lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi dan industri
nasional, serta Alih teknologi yang diperoleh dari proses akuisisi dengan industri
pertahanan luar negeri, dan kerja sama pembangunan produk Alpalhan dengan industri
luar negeri termasuk dalam pemanfaatan teknologi satelit sehingga dapat
meningkatkan kemampuan teknologi industri pertahanan dalam negeri.
g. Pembangunan Bidang Kerja sama Internasional
Pembangunan di bidang kerja sama internasional diarahkan pada peningkatan kerja
sama pertahanan secara bilateral maupun multilateral yang mengacu pada kebijakan
politik luar negeri yang bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara kepulauan
sekaligus negara maritim. Bentuk kerja sama internasional dikembangkan untuk
membangun kepercayaan (Confidence Building Measures/ CBM), pembangunan
kapasitas (capacity building), ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia,
pendidikan dan pelatihan, serta upaya-upaya diplomasi melalui dialog pertahanan
strategis, dialog keamanan, dan kemitraan strategis sesuai kebijakan Pemerintah.
Dalam konteks regional, Indonesia terus mendorong dan memperkuat pembangunan
kerja sama kawasan secara terintegrasi dengan memperkuat Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) sebagai organisasi regional yang penting bagi kawasan dalam
mewujudkan integrasi kawasan. Dalam konteks global, Indonesia juga berperan secara
aktif dalam memelihara perdamaian dunia dan bantuan kemanusiaan dibawah bendera
PBB maupun organisasi internasional lainnya.
h. Pembangunan Industri Pertahanan Kebijakan
Pembangunan industri pertahanan diarahkan untuk mewujudkan industri
pertahanan yang kuat, mandiri dan berdaya saing yang dapat mendukung pertahanan
22
dan keamanan negara, serta mendukung pembangunan pertumbuhan ekonomi
nasional. Pembangunan tersebut ditujukan untuk mewujudkan kemandirian guna
pemenuhan kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) dari
dalam negeri. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilaksanakan dengan pemberdayaan
dan pendayagunaan industri pertahanan dalam negeri sehingga mampu memproduksi
dan memelihara Alpalhankam yang sesuai dengan tuntutan operasional dan spesifikasi
teknis pengguna serta mampu mengikuti perkembangan teknologi. Industri pertahanan
pada umumnya merupakan bagian dari komunitas industri pertahanan dunia, yang
harus memiliki kriteria profesional, efektif, efisien, terintegrasi, dan inovatif. Industri
pertahanan bertanggung jawab untuk membangun kemampuan dalam menghasilkan
Alpalhankam sehingga wajib mempunyai sistem jaga kualitas yang memungkinkan
menerapkan standar tinggi melalui mekanisme penguatan inovasi. Untuk itu diperlukan
manajemen yang visioner yang mampu mengintegrasikan dan menyinkronisasikan
potensi produksi dan pemeliharaan dalam mengisi celah antara kemampuan industri
dan kebutuhan pengguna.
i. Pembangunan Karakter Bangsa
Pembangunan karakter bangsa sebagai bagian dari revolusi mental, diselenggarakan
melalui pembinaan kesadaran dan kemampuan bela negara bagi setiap warga negara
Indonesia untuk menyiapkan sumber daya manusia pertahanan negara, serta
penguatan jati diri bangsa yang berdasarkan kepribadian dan berkebudayaan
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945. Pembangunan karakter bangsa dilakukan
secara terintegrasi di semua K/L, Pemda, dan komponen bangsa lainnya. Program
Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) diwujudkan untuk membentuk kader bela
negara yang memiliki kesadaran dan kemampuan didasarkan pada nilai-nilai bela
negara.

Pemberdayaan pertahanan negara diarahkan untuk memelihara dan


mengembangkan seluruh kekuatan dan potensi pertahanan negara secara terpadu dan
terarah dengan melibatkan seluruh warga negara, serta memanfaatkan seluruh sumber
23
daya dan sarana prasarana nasional serta seluruh wilayah negara untuk selalu siap menjadi
bagian dari sistem pertahanan negara. Pemberdayaan pertahanan negara juga bertujuan
untuk meningkatkan kesiapsiagaan secara terintegrasi guna menghadapi situasi kontijensi
dan eskalasi ancaman sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan strategis.
a. Pemberdayaan Pertahanan Militer
Pemberdayaan pertahanan militer diselenggarakan dengan memantapkan kebijakan
strategis, memelihara dan meningkatkan kemampuan TNI, membina kekuatan TNI
secara proporsional, menata gelar TNI secara seimbang dengan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung, dan membina sumber daya dan
sarana prasarana nasional untuk pertahanan militer. Penyelenggaraannya disesuaikan
dengan karakteristik geografi Indonesia guna menghadapi ancaman secara
berkesinambungan dalam kerangka Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi
Militer Selain Perang (OMSP) dengan mengacu pada konsep ‘Trimatra Terpadu’.
b. Pemberdayaan Pertahanan Nirmiliter
Pemberdayaan pertahanan nirmiliter diselenggarakan dengan meningkatkan
kapasitas, sinergisme dan peran K/L di luar bidang pertahanan sebagai Unsur Utama
dalam menghadapi ancaman nonmiliter sesuai bentuk dan sifat ancaman, didukung K/L
lainnya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Unsur Lain Kekuatan Bangsa. TNI sebagai
Unsur Lain Kekuatan Bangsa dipersiapkan secara terpadu untuk mendukung K/L dan
Pemda dalam pertahanan nirmiliter.
c. Pemberdayaan Potensi Pertahanan
Pemberdayaan potensi pertahanan diarahkan untuk dapat mendukung transformasi
sumber daya dan sarana prasarana nasional sebagai kekuatan pertahanan dengan
menyinergikan fungsi K/L dan Pemda dalam: Pembinaan SDM; Pengelolaan dan
pemanfaatan SDA dan SDB serta sarana dan prasarana nasional; Penerapan nilai-nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia maupun yang bersifat universal; Penguasaan teknologi;
Peningkatan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran; dan Penataan ruang
wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota yang terintegrasi dengan penataan ruang
wilayah pertahanan. Pada aspek militer, pemberdayaan potensi pertahanan diarahkan
24
untuk membentuk Komponen Cadangan dan menata Komponen Pendukung sesuai
dengan peran dan fungsinya dalam pertahanan negara. Sedangkan pemberdayaan
potensi pertahanan nirmiliter diarahkan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi K/L di
luar bidang pertahanan sebagai Unsur Utama dan Unsur Lain Kekuatan Bangsa.
d. Pemberdayaan Bidang Kerja sama Internasional
Pemberdayaan bidang kerja sama internasional diarahkan bagi terwujudnya
kawasan yang damai dan stabil melalui kerja sama dengan negara-negara tetangga di
kawasan dan upaya bersama antarnegara yang memiliki pengaruh penting bagi
kawasan Asia Pasifik.
e. Pemberdayaan dan Pendayagunaan Industri Pertahanan
Pemberdayaan industri pertahanan diarahkan pada pengembangan industri nasional
untuk memiliki kemampuan dalam mendukung industri pertahanan sesuai dengan
kemampuan teknologi serta rencana pengembangan industri dengan berpedoman pada
kebutuhan pengguna sesuai postur pertahanan negara. Pemberdayaan industri
pertahanan dapat diartikan sebagai pemanfaatan produk-produk alpalhankam dari
industri-industri pertahanan dalam negeri dan pendayagunaan industri pertahanan
melalui kegiatan memperkuat kapasitas (anggaran, teknologi, infrastruktur dan SDM)
industri pertahanan untuk memproduksi alpalhankam serta kerjasama dengan industri
pertahanan luar negeri baik kerjasama produksi dan kerjasama pengembangan.
Kebutuhan Postur pertahanan negara menjadi pedoman rencana pengembangan
industri pertahanan, dan berpengaruh pula pada titik berat pendayagunaan industri
pertahanan. Saat ini pendayagunaan industri pertahanan dititikberatkan pada sektor
maritim yang diintegrasikan dengan matra lain. Industri alat utama pertahanan
didukung oleh klaster industri pertahanan lainnya, seperti industri elektronika,
persenjataan/munisi dan perbekalan.
f. Pemberdayaan Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemda
Peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan K/L dan Pemda baik terhadap
Unsur Utama maupun Unsur Lain Kekuatan Bangsa, dilakukan melalui revitalisasi dalam
program peningkatan nasionalisme dan wawasan kebangsaan untuk peningkatan
25
kapasitas dan sinergisme kekuatan dalam menghadapi ancaman dalam rangka
mendukung pertahanan negara.

Pengerahan kekuatan pertahanan negara diselenggarakan berdasarkan kebijakan


dan keputusan politik negara dalam menghadapi ancaman pertahanan negara dan kondisi
tertentu secara terpadu sesuai peraturan perundang-undangan. Kebijakan pengerahan
kekuatan pertahanan negara diarahkan pada: Pertama, menghadapi ancaman militer agresi
dan non agresi, pengerahan kekuatan pertahanan militer diselenggarakan dengan
menempatkan TNI sebagai Komponen Utama yang didukung Komponen Cadangan dan
pendukung; Kedua, menghadapi ancaman nonmiliter, pengerahan kekuatan pertahanan
nirmiliter diselenggarakan dengan menempatkan K/L di luar bidang pertahanan dan Pemda
sebagai Unsur Utama didukung oleh TNI dan Unsur Lain Kekuatan Bangsa; Ketiga,
menghadapi ancaman hibrida, diselenggarakan dengan pola pertahanan militer, dengan
mengerahkan kekuatan TNI secara proporsional dan kekuatan pertahanan nirmiliter yang
diformasikan dalam Komponen Pendukung sesuai hakikat dan eskalasi ancaman hibrida
yang timbul; Keempat, melaksanakan tugas perdamaian dunia, diselenggarakan oleh TNI
dan K/L sesuai bidang tugas dan fungsinya dalam misi perdamaian dunia berdasarkan
mandat dari Dewan Keamanan PBB atau lembaga internasional sesuai dengan kebijakan
politik luar negeri Indonesia; dan Kelima, menghadapi kondisi tertentu untuk kepentingan
nasional, dengan mengerahkan unsur TNI dan unsur-unsur pertahanan nirmiliter lainnya.

Kebijakan regulasi di bidang pertahanan diarahkan pada pada percepatan


(akselarasi) dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan yang selaras
dengan program legislasi nasional (Prolegnas). Pembentukan peraturan perundang-
undangan mencakup seluruh produk legislasi, baik yang didelegasikan oleh undang-
undang, maupun yang dibentuk karena kebutuhan dalam rangka pengelolaan pertahanan
negara yang disesuaikan dengan ketentuan hukum nasional maupun hukum internasional
dengan berdasarkan prinsip demokrasi dan hak asasi manusia, termasuk peraturan
perundang-undangan yang merupakan bagian dari daftar kumulatif terbuka dalam rangka

26
ratifikasi perjanjian internasional bidang pertahanan.

Kebijakan anggaran pertahanan negara diarahkan untuk memenuhi kebutuhan


penyelenggaraan pertahanan negara meliputi: Pertama, dukungan anggaran pertahanan
militer diarahkan pada peningkatan anggaran, untuk pencapaian tujuan strategis
pertahanan negara dengan memedomani prioritas dan sasaran bidang pertahanan, serta
tugas-tugas sesuai dengan rencana strategis pertahanan negara; Kedua, dukungan
anggaran pertahanan nirmiliter disediakan masingmasing K/L dan Pemda yang digunakan
untuk pembangunan, pemberdayaan dan pengerahan kekuatan pertahanan nirmiliter sesuai
rencana strategis K/L dan Pemda yang selaras dengan kepentingan pertahanan negara;
Ketiga, tersedianya anggaran di tingkat pusat dan daerah untuk memenuhi kebutuhan
penanganan keadaan darurat dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

Fungsi pengawasan diselenggarakan melalui pengawasan internal dan eksternal baik


dalam penyelenggaraan pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter. Pengawasan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme serta peraturan perundangundangan,
yang diarahkan pada pengawasan terhadap penyelenggaraan pertahanan negara dalam
rangka mencegah terjadinya penyalahgunaan anggaran, dan menjamin akuntabilitas
pengelolaan anggaran.

6. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan


Negara

Kesadaran bela negara merupakan aspek penting dalam konteks pertahanan dan
keamanan negara di tengah arus dan dinamika globalisme yang terjadi saat ini. Pemerintah
memiliki peran dalam mempersiapkan seluruh warga negara untuk menghadapi wujud
globalisasi tanpa harus mengorbankan kedaulatan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
dan wilayah kepada pihak asing.

Pertama, kesadaran bela negara membantu melindungi kedaulatan negara. Ketika


masyarakat memiliki kesadaran bela negara yang tinggi, mereka cenderung lebih
27
memahami dan menghargai integritas wilayah, sistem politik, dan ideologi negara. Mereka
akan mampu melawan campur tangan asing yang berpotensi mengancam kedaulatan
nasional.

Kedua, kesadaran bela negara mendorong kontribusi aktif masyarakat dalam


pertahanan negara. Ketika masyarakat sadar akan pentingnya peran mereka dalam
menjaga keamanan, mereka akan lebih aktif berpartisipasi dalam upaya pertahanan
negara. Mereka dapat memberikan dukungan moral, sumber daya, dan kerja sama dalam
menjaga keamanan negara, termasuk dalam hal keamanan fisik, intelijen, dan respons
terhadap ancaman yang mungkin muncul.

Selain itu, kesadaran bela negara juga berperan dalam meningkatkan keamanan
dalam skala mikro. Ketika masyarakat memiliki kesadaran bela negara yang kuat, mereka
cenderung membentuk ikatan sosial yang lebih erat dan saling percaya satu sama lain. Hal
ini menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil di tingkat komunitas. Ketika warga
negara saling peduli dan bertanggung jawab terhadap keamanan, mereka dapat mencegah
dan menangani ancaman kejahatan, terorisme, atau konflik internal secara lebih efektif.

Kesadaran bela negara juga memainkan peran penting dalam memperkuat identitas
nasional dan kebanggaan dalam masyarakat. Ketika masyarakat memiliki pemahaman yang
kuat tentang nilai-nilai dan budaya negara mereka, mereka akan lebih bersemangat untuk
mempertahankan dan melindungi kepentingan negara. Ini berkontribusi pada pembentukan
identitas nasional yang solid dan memperkuat ikatan sosial antara masyarakat.

Dalam keseluruhan, kesadaran bela negara masyarakat memiliki dampak yang


signifikan dalam sistem pertahanan dan keamanan negara. Dengan meningkatkan
kesadaran bela negara, masyarakat menjadi lebih siap dan terlibat aktif dalam menjaga
kedaulatan negara, memberikan kontribusi dalam pertahanan negara, meningkatkan
keamanan dalam skala mikro, dan memperkuat identitas nasional.
28
Kementerian Pertahanan berperan sebagai leading sector dalam melaksanakan
fungsi pertahanan negara dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Pertahanan
Negara. Oleh karena itu, Kementerian pertahanan memiliki tugas untuk menyusun rumusan
Kebijakan Umum Pertahanan Negara dan menetapkan Kebijakan Penyelenggaraan
Pertahanan Negara. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Kementerian Pertahanan saat
ini dan beberapa tahun ke depan adalah meningkatkan kesadaran bela negara bagi setiap
warga negara. Upaya tersebut dilakukan melalui pembentukan Pusat Pendidikan dan
Latihan Bela Negara (Pusdiklat Bela Negara) di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kemhan RI. Pusdiklat Bela Negara merupakan wadah dalam penyelenggaraan pendidikan
dan latihan bela negara bagi Kementerian/Lembaga, Pemerintah daerah, maupun
organisasi yang ada di masyarakat.

Pembinaan kesadaran bela negara tidak hanya dilakukan melalui diklat bela negara
semata. Pemanfaatan media elektronik, media sosial, dan media lainnya juga menjadi
sarana penting dalam mensosialisasikan nilai-nilai bela negara. Melalui diklat yang telah
melahirkan kader-kader bela negara yang terlatih, diperlukan suatu badan atau lembaga
yang bertugas menangani kader-kader bela negara dalam menerapkan dan
mensosialisasikan nilai-nilai bela negara. Tujuannya adalah agar harapan pemerintah dalam
penanaman nilai-nilai bela dapat tercapai dengan tepat sasaran dan tujuan yang
ditetapkan.

Sumber :
Suryana, MM. Postur Komponen Cadangan Negara Tahun 2020-2045.
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia.
Jakarta: Kemhan.
Departemen Pertahanan Republik Indonesia. 2008. Buku Putih Pertahanan Indonesia.
Jakarta: Departemen Pertahanan RI.
Murti, H., Toruan, dan Halkis, M. 2020. PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM
MENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA. Jurnal Strategi Perang Semesta 6 (2).
29
Suwito, A. 2017. Sishankamrata Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Nasional Indonesia.
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017. Semarang: FPIPSKR Universitas PGRI
Semarang.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

30
DAFTAR PUSTAKA

31

Anda mungkin juga menyukai