Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH GLOBALISASI

TERHADAP KETAHANAN NASIONAL

COSTANTINUS MATHEUS HATTALAIBESSY


NIM; 041963801
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa, yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan artikel ini dengan
tepat pada waktunya dengan judul “ Pengaruh Globalisasi terhadap Sistem ketahanan
nasional”.
Saya menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
artikel ini.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada para pembaca dan tutor yang bersedia
untuk memberikan masukan bagi kesempurnaan artikel ini.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
I.1. Latar Belakang Masalah………………………………………………………...1
BAB II. KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………….2
II.1. Pengertian Ketahanan Nasional………………………………………………...2
II.2. Asas- Asas Ketahanan Nasional………………………………………………..2
II.3. Sifat Ketahanan Nasional……………………………………………………….3
II.4. Ketahanan Nasional Dalam Berbagai Aspek……………………………………5
II.5. Pengertian Globalisasi…………………………………………………………..7
BAB III. PEMBAHASAN…………………………………………………………………..8
III.1. Aspek- Aspek Yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional terhadap Globalisasi8
III.2. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Globalisasi………………………………8
III.3. Dampak Globalisasi Terhadap Ketahanan Nasional……………………….....9
III.4. Aspek- Aspek Ketahanan Nasional Dalam Globalisasi……………………....10
III.5. Esensi Nasionalisme Indonesia yang harus Dipertahankan…………………...10
III.6. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme……....11
BAB IV. PENUTUP…………………………………………………………………………12
IV.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….12
IV.2. Saran……………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
ii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Globalisasi yang sedang merobek-robek kehidupan manusia berdampak luas terhadap


kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Karena kemajuan teknologi yang begitu
pesat menembus batas-batas tradisional ( geografi) suatu negara. Tidak ada suatu negara pun
yang dapat membendungnya. Oleh karena itu, sangat tepat dikatakan, suka atau tidak suka
globalisasi itu dating melanda kita.

Kedaulatan negara yang dahulu menjadi symbol kekuatan yang di pegang teguh
berangsur-angsur menjadi kurang.

Globalisasi yang di percepat dengan pertumbuhan luar biasa dari media massa melalui
media telekomunikasi dinggap akan menghilangkan batas geografi suatu negara. Akibatnya
nasionalisme akan kehilangan wujud aslinya dan berganti menjadi universalisme atau
globalisme dimana orang akan menjadi warga dunia, bukan warga suatu negara yang batas-
batasnya sudah jelas atau tertentu.

Era globalisasi telah menempatkan bangsa dan negara Indonesia pada posisi yang
dilematis. Disuatu sisi proses globalisasi tersebut telah memberikan kesempatan dan
tantangan bagi bangsa dan negara Indonesia untuk dapat hidup bergaul dengan masyarakat
internasional lebih baik lagi dalam hal ini proses tersebut telah merangsang upaya
peningkatan daya saing dan kompetisi bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di
berbagai aktifitas kehidupan. Disisi lain, proses globalisasi tersebut memberikan tekanan dan
beban yang sangat berat bagi bangsa dan negara Indonesia. Untuk dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan masyarakat internasional seperti dalam masalah penegakan HAM,
lingkungan hidup dan lain-lainnya dikarenakan adanya campur tangan asing. Situasi seperti
ini kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur-unsur utama kekuatan hankam dan
komponen-komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri.
Dan setiap perubahan akan selalu menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan, sehingga
akibat-akibat yang ditimbulkan oleh gangguan keseimbangan yang lahir dari proses
perubahan ini akan merupakan suatu perubahan keadaan. Persoalan-persoalan inilah yang
kemudian harus di hadapi oleh bangsa Indonesia karena penanganan yang tidak efektif
terhadap persoalan semacam ini dapat mengganggu keutuhan dan ketahanan nasional bangsa
Indonesia. Banyak konflik yang muncul salah satunya merupakan indikasi terganggunya
ketahanan nasional, misalnya saja, munsulnya gerakan-gerakan separatis di pelosok tanah air.
Hal-hal inilah yang kemudian dapat menghambat kesatuan bangsa Indonesia dalam mencapai
tujuan dan cita-cita dan kemajuan negara bangsa Indonesia.
1

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan dan ketangguhan suatu


bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.
Ketahanan berasal dari kata “ tahan” : tahan menderita, tabah, kuat, dapat menguasai
diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang perihal kuat, keteguhan hati,
atau ketabahan. Jadi ketahana nasional adalah perihal kuat, teguh dalam rangka kesadaran,
sedangkan pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat.
Dengan demikian istilah ketahanan nasional adalah perihal keteguhan hati untuk
memperjuangkan kepentingan nasiinal.

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hanbatan, serta gangguan baik
yang datang dari luar dan dalam, yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasionalnya.

Hakikat konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah pengaturan dan


penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam
aspek hidup dan kehidupan nasional.

II.2. Asas- Asas Ketahanan Nasional

Asas merupakan tata laku yang relative telah tersusun dan melandasi nilai-nilai yang
merupakan pedoman bagi ketahanan nasional yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan
wawasan nasional, yang terdiri dari:
2

1. Pendekatan kesejahteraan dan keamanan

Konsepsi ketahanan nasional hakikatnya adalah konsepsi pengaturan kesejahteraan


dan keamanan. Konsepsi ketahanan nasional itu merupakan perwujudan Pancasila dan
UUD 1945 dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesejahteraan
dan keamanan bak satu kepingan mata uang. Sisi yang satu, kesejahteraan dan sisi
yang lainnya keamanan. Keduanya tidak dapat di pisahkan tapi dapat di bedakan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan
maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakam asas dalam system
kehidupan nasional dan merupakan nilai intrinsic yang ada padanya. Dalam
realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan
menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak mengabaikan keamanan. Sebaliknya
memberikan prioritas pada keamanan. Tidak boleh mengabaikan kesejahteraan, oleh
karena itu, keduanya harus selalu ada berdampingan pada kondisi apapun sebab
keduanya merupakan salah satu parameter tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa
dan negara.

2. Komprehensif dan Integral

Ketahanan nasional dalam memecahkan maslah-masalah kehidupan nasional, melihat


secara komprehensif integral (utuh menyeluruh), tidak dipandang dari satu sisi.
Perbedaan waktu, tempat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu
melahirkan masalah- masalah yang bersifat mutlikompleks. Pemecahannya
memerlukan pendekatan intradispliner, multidisiplin dan transdisiplin serta lintas
sektoral. Hal inilah yang membuat pemikiran kearah holistik, komprehensif dan
integral.

II.3. Sifat Ketahanan Nasional

Tannas selain mempunyai asas, juga mempunyai sifat-sifat. Sifat ini diangkat dari
karakteristik ketahanan nasional yang mencakup semua aspek kehidupan bangsa. Sifat-sifat
tersebut adalah sebagai berikut;

1. Manunggal
Aspek kehidupan bangsa Indonesia di kelompokan ke dalam gatra atau astagatra.
Astagatra dibagi dalam dua kelompok yaitu gatra alamiah (trigatra) dan gatra sosial
(pancagatra). Astagatra itu harus dilihat secara holistik terintegrasi (manunggal)
karena adanya hubungan dan keterkaitan antara gatra maupun antar kelompok gatra,
kelemahan salah satu gatra dapat melemahkan gatra yang lain.

2. Mawas kedalam dan mawas keluar

Ketahanan nasional diarahkan pada diri bangsa dan negara sendiri. Mawasa kedalam
diarahkan kepada meningkatkan derajat kemandirian. Sedangkan mawas keluar
dimana kita suka atau tidak suka, harus menerima adanya saling ketergantungan
(interdependensi) antar bangsa (globalisasi). Dalam kondisi globalisasi ini kita
diharapkan , bangsa Indonesia dapat mengembangkan keunggulan kompetitif dan
komparatif dengan bangsa lain, sambal membina hubungan baik dengan bangsa-
bangsa lain di dunia.

3. Kewibawaan

Makin meningkatnya pembangunan social, akan meningkatkan ketahanan nasional.


Peningkatan ketahanan nasional menggambarkan kekuatan atau ketangguhan bangsa
yang mempunyai daya cegah dan daya tangkal bahkan daya hancur terhadap lawan
yang mungkun mencoba untuk mengganggu atau menguasai. Kekuatan atau
ketangguhan ini (menurut persepsi pihak luar) mencerminkan suatu kewibawaan.

4. Berubah menurut waktu

Ketahanan nasional sebagai kondisi bangsa tidak selalu tetap, tergantung dari upaya
bangsa dalam pembangunan nasional dari waktu ke waktu dan ketangguhannya
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Makin tinggi intensitas
pembangunan nasional dan hasil-hasilnya, ketahanan nasional semakin meningkat.
Sebaliknya apabila pembangunan nasional menurun maka ketahanan nasional akan
menurun pula.

5. Tidak membenarkan adu kekuatan atau adu kekuasaan

Konsep ketahanan nasional tidak hanya mengutakan kekuatan fisik tetapi juga
kekuatan moral yang dimiliki suatu bangsa. Kekuatan ini ditujukan secara langsung
untuk memelihara kesejahteraan dan keamanan yang penggunaannya dengan
menampilkan atau menonjolkan kewibawaan. Oleh karenya dalam penggunaan
kekuatan, lebih diutamakan kekuatan abstrak (moral) dan musyawarah, sikap saling
menghargai, menghindari permusuhan dan sifat konfrontatif. Penggunaan kekuatan
fisik merupakan jalan terakhir. Hal ini sangat berbeda dengan konsep power yang
ditujukan hanya untuk memelihara kemampuan dengan menonjolkan kekuatan fisik
untuk penangkalan dalam pemberian hukuman pada pihak lawan.

6. Percaya pada diri sendiri

Ketahanan nasional ditingkatkan dan dikembangkan didasrkan atas kemampuan


sumber daya yang ada pada bangsa dan sikap percaya kepada diri sendiri. Sebagai
bangsa yang merdeka dan berdaulat kita tidak tergantung kepada bantuan luar yang
mengikat atau yang mendikte dan mencampuri urusan dalam negeri kita. Bantuan luar
yang kita miliki tanpa ikatan yang menurunkan martabat bangsa. Rasa kebanggaan
sebagai bangsa Indonesia harus di pertahankan dan rasa cinta kepada tanah air
Indonesia harus ditanamkan dilubuk hati setiap bangsa Indonesia, untuk
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

II.4. Ketahanan Nasional Dalam Berbagai Aspek

1. Ketananan Pada Aspek Ideologi

Ketahanan nasional dibidang ideologi atau ketahanan ideologi, dapat diartikan sebagai
kondisi dinamis suatu bangsa yang berisikan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi
dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari
dalam dan luar, yang membahayakan kelangsungan ideologi bangsa dan negara.
Ideologi atau falsafah bangsa dan negara Indonesia adalah Pancasila yang terdapat
didalam Pembukaan UUD 1945.

2. Ketahanan Pada Aspek Politik

Ketahanan bidang politik daapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisikan keuletan dan ketangguhan yang menngandung kemampuan untuk
mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari dalam dan luar yang
membahayakan kelangsungan polotik bangsa dan negara.
Tingkat ketahanan di bidang politik ditentukan oleh kemampuan system politik (yang
dianut) dalam menanggulangi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ditujukan
kepada kehidupan politik bangsa Indonesia.
5

3. Ketahanan Pada Aspek Ekonomi

Ketahanan bidang ekonomi dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa
yang berisikan keuletan dan ketangguhan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari dalam atau luar yang
membahayakan kelangsungan ekonomi bangsa dan negara.
Ketahanan di bidang ekonomi merupaka mata rantai terlemah di antara mata-mata
rantai ketahanan yang secara keseluruhan merupakan ketahanan nasional Indonesia.
Sampai saat ini ketahanan di bidang itu belum mencapai apa yang di inginkan.

4. Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya

Kesatuan bidang social budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa
yang berisikan kekuatan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari dalam dan luar yang
membahayakan kelangsungan social budaya bangsa dan negara.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya maka manusia harus mengadakan
kerja sama dengan sesame manusia. Jadi, manusia harus hidup bermasyarakat. Hal ini
dapat berjalan lancer dalam keadaan tertib social, atau berdasarkan pengaturan social
budaya.

5. Ketahanan Pada Aspek Pertahanan Keamanan

Ketahanan di bidang pertahanan dan keamanan dapat diartikan sebagai kondisi


dinamik suatu bangsa yang berisikan kekuatan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kehidupan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam atau
luar kabinet yang membahayakan kelangsungan pertahanan dan keamanan bangsa dan
negara.
Kekuatan bangsa Indonesia terletak pada tradisi yang dimiliki sebagai bangsa
pejuang, Doktrin Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta yang diterapkan
kedalam Sishankamrata yang melibatkan seluruh kekuatan bangsa dalam pertahanan
dan keamanan bangsa negara. Kelemahan yang nampak dan perlu mendapatkan
perhatian dalam pembangunan nasional ialah Sishankamrata belum sepenuhnya
terwujud, kesadaran bela negara belum memasyarakat, kriminalitas yang semakin
meningkat dan kewaspadaan terhadap bahaya subversi maupun konflik sara perlu
ditingkatkan.

II.5. Pengertian Globalisasi

Istilah globalisasi berhubungan dengan peningkatan saling keterkaitan antarbangsa


dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk interaksi-interaksi lain. Menurut asal katanya, kata globalisasi diambil
dari kata global, yang maknanya ialah universal. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain,
ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara
adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif terhadapnya. Dari sudut
pandangan ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-
negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing, dengan kata lain, negara
yang kaya akan semakin kaya dan negara-negara yang kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing, dengan kata lain, negara yang kaya akan semakin kaya dan negara-negara
kecil akan semakin bergantung padanya.

Pengaruh globalisasi baik positif maupun negatif dapat menjadi bahan masukan dalam
diri kita masing-masing. Beberapa orang menyatakan bahwa globalisasi merupakan mitos
atau di anggap sebagai suatu kelanjutan dari trend yang telah lama mapan. Tapi disisi lain
banyak yang mengatakan bahwa globalisasi tidak hanya real, tetapi juga sudah sangat maju
perkembangannya.

Dari bebrapa sumber, pengertian globalisasi diantaranya yaitu, globalisasi adalah


keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dab antar manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit (sumber : id.wikipedia.org,
diakses tanggal 25 Oktober 2019). Pengertian globalisasi belum memiliki definisi yang
mapan sehingga memunculkan pandangan yang berbeda-beda, kecuali sekedar definisi kerja,
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.
7

BAB III. PEMBAHASAN

III.1. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional terhadap Globalisasi


Saat ini, bangsa Indonesia masih berada dalam perkembangan ekonomi yang sampai
sekarang belum pulih dari krisis. Dan negara ini akan goyah lagi apabila dihantam oleh
globalisasi jika kemampuan, produktivitas masyarakat tidak ditingkatkan sesuai dengan
kemampuan bangsa lain, sehingga bias bersaing di dalam pasar globalisasi. Sebagai upaya
untuk mengatasi tantangan masa depan bangsa ini maka kita sebagai bangsa yang besar
memerlukan pemimpin yang mewakili wawasan ketahanan yang luas. Karena era globalisasi
akan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
1. Aspek pertama, social-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi. Keadaan social
politik bangsa akan berpengaruh ataupun di pengaruhioleh dunia luar dan bias
merubah paham dan asas yang sudah di anut. Ini akan melemahkan ketahanan
nasional Indonesia dan menurunkan wibawa bangsa di mata bangsa lain.
2. Aspek kedua, dalam kehidupan tatanan nasional akan dipengaruhi secara langsung
juga dengan globalisasi. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan dari pemerintah.
Untuk dapat mengatasinya.
3. Aspek ketiga, apabila kebijakan-kebijakan pemerintah salah maka globalisasi akan
memperlemah ketahanan nasional. Pemerintah diharuskan mengambil langkah dan
kebijakan untuk mengantisipasi gelombang globalisasi di masa mendatang.

III.2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Globalisasi


Adapun factor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya globalisasi yaitu;
1. Kemajuan IPTEK terutama dalam bidang informasi dan inovasi-inovasi baru di dalam
teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
2. Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan IPTEK
3. Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan berusaha dari
bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
4. Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban manusia di
dalam kehidupan Bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatnya kesadaran
Bersama dalam alam demokrasi. (H.A.R TILAAR, 1997)

III.3. Dampak Globalisasi terhadap Ketahanan Nasional


1. Dampak Positif
A. Globalisasi Ekonomi
Terbukanya pasar internasional, meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal
tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang
kehidupan nasional bangsa.
B. Globalisasi Sosial Budaya
Dalam globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir seperti etos kerja
yang tinggi dan disiplin dan IPTEK dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kamajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
C. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap
dilaksanakannyanhak-hak asasi manusia.
D. Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
E. Semakin banyaknya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih
profesional, transparan dan akuntabel
F. Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas
penjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban negara yang profesional.
G. Adanya hubungan kerja sama antarbangsa khususnya dalam bidang pertahanan
keamanan baik kerja sama bilateral, regional maupun internasional.

2. Dampak Negatif Globalisasi


A. Ideologi Bangsa
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tersebut
terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
B. Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia
C. Peran Masyarakat
Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, keadulatan dan ketertiban negara
semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak
tentara dan polisi.
D. Perubahan Dunia Yang cepat
Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara
global. Masyarakat seringkali mengajukan tuntutan kepada pemerintah dan jika
tidak di penuhi, masyarakat cendrung bertindak anarkis sehingga dapat
mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dankesatuan
bangsa.

9
E. Kemajuan Teknologi
Ini juga di pergunakan oleh jaringan atau kelompok penjahat internasional untuk
beroperasi di berbagai negara untuk mempermudah mencapai tujuannya.

III.4. Aspek-Aspek Ketahanan Nasional dalam Mengatasi Globalisasi


Aspek-aspek yang dikedepankan dalam ketahanan nasional meliputi;
1. Kemampuan dan keuatan untuk mempertahankan kelansungan hidup (survival,
identitas dan integritas bangsa dan negara).
2. Kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan kehidupan bernegara dan
berbangsa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
3. Berpedoman pada wawasan nasional
Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut
sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.

III.5. Esensi Nasionalisme Indonesia Yang Harus Dipertahankan


Sesungguhnya nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu bersumber dari
sosiokultural bangsa dan bumi Indonesia. Sekalipun akan mengalami interaksi dengan dunia
luar dalam era globalisasi, tetapi hakekatnya tidak boleh berubah.
1. Esensi pertama, secara intrinsic tidak akan berubah, apalagi hal itu memiliki nilai-
nilai mendasar dan sebagai “way of life” bangsa Indonesia, serta sebagai dasar Negara
Rebublik Indonesia akan tetap dapat dipertahankan. Sekalipun saat ini mengalami
pasang surut dan mungkin sedikit memudar sifatnya tentu sementara.
2. Esensi kedua adalah UUD 1945 sebagai sumber dari segala sumber hokum di
Indonesia akan tetap menjadi kaidah utama. Kita sadari dan di implementasikan
bahwa menata negara dan masyarakat diperlukan berbagai undang-undang dan
peraturan yang tentunya harus bersumber pada UUD 1945 ini. Faham kebangsaan kita
menyadari dengan sepenuhnya, bahwasemua tata kehidupan bangsa, harus telah
tertuang dan teratur didalam pasal-pasal UUD tersebut. Hal ini sekaligus
merupakankomitmen kita Bersama dalam mendirikan Negara republik Indonesia.
3. Esensi ketiga adalah rasa cinta tanah air dan rela berkorban. Sebagai bangsa yang
merdeka karena perjuangan melawan penjajah dan telah mengorbankan jiwa raga
beribu-ribu pahlawan bangsa, maka rasa kebangsaan kita harus dilandasi oleh tekad
dan semangat terus berupaya mencintai tanah air Indonesia dengan segala isi yang
terkandung didalamnya sepanjang masa. Karena dengan rasa cinta tanah air, bangsa
ini akan tetap utuh dan akan rela berkorban pula bagi kejayaan bangsa dan negaranya.
Sekalipun hujan emas di negeri orang tentu tidak seindah hidup dinegeri sendiri,
walaupun serba menghadapi kesulitan dan kemiskinan.
10
4. Esensi keempat adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa di dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini yang sekarang terkoyak-koyak dan nyaris
menghadapi disintegrasi. Pangaruh globalisasi sangat besar, eforia reformasi, telah
membuat bangsa Indonesia hampir-hampir kehilangan arah dan tujuan. Ide
separatisme dan upaya-upaya memisahkan diri dari NKRI oleh beberapa daerah
adalah contoh nyata yang perlu kita cegah. Kalau ide tersebut dibiarkan berkembang
maka NKRI mengalami ancaman yang serius. Sudah tentu hal tersebut mengingkari
nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang telah dirintis oleh para pendahulu republik ini.
5. Esensi kelima tentang wawasan kebangsaan yang bersumber dari wawasan nusantara
dan ketahanan nasional hendaknya terus dapat melekat pada hati dan hayati
sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, sehingga tertanam pola pikir, pola sikap
dan pola tindakyang sarwa nusantara, merangkul semua kepentingan dan
mengarahkan pada cita-cita dan tujuan pembangunan nasional.
6. Esensi keenam adalah disiplin nasional. Bangsa yang ingin maju dan mandiri harus
memiliki disiplin nasional yang tinggi. Nasionalisme berakar pula pada budaya
disiplin bangsa tersebut. Justru antra disiplin nasional dan nasionalisme merupakan
dua sisi mata uang yang saling berpengaruh. Makna dan esensi disiplin nasional akan
terlihat pada disiplin para penyelenggara negara, tertib dan lancarnya pelayanan
masyarakat, serta dalam berbagai kehidupan sehari-hari.

III.6. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi terhadap Nilai Nasionalisme


Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai
nasionalisme antara lain yaitu;

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai


produk dalam negeri
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dengan sebaik-baiknya
3. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
4. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.

11

BAB IV. PENUTUP

IV. 1. Kesimpulan

Nasionalisme bangsa Indonesia belum memudar, sekalipun saat ini di dera oleh
pengaruh globalisasi dan liberalisme serta proses demokratisasi. Tantangan baru ini harus
dihadapi dengan serius dan optimisme, bilamana tidak di pupuk kembali dan tidak mendapat
dorongan semangat baru oleh para pemimpin bangsa ini, maka tidak mustahil faham tentang
kebangsaan ini akan tersapu oleh peradaban baru yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai
luhur sosio-kultural bangsa kita.
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan ini antra lain adalah:

1. Pengertian globalisasi belum memiliki definisi yang mapan sehingga memunculkan


pandangan yang berbeda-beda, kesimpulannya globalisasi adalah merupakan suatu
proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak
tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk di
seleksi atau dikontrol.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam ilmu komunikasi dapat
meningkatkan ketahanan nasional, yang dengan adanya komunikasi semua informasi
yang ada diseluruh nasional agar dapat menciptakan keharmonisan dan keselarasan
dalam berbangsa dan bernegara.
3. Titik awal lahirnya globalisasi, dimulai dengan ditemukannya alat komunikasi dan
transportasi modern. Untuk mempertahankan identitas nasional, maka diperlukan
identitas dalam pandangan perspektif ketahanan nasional yang merupakan salah satu
sasaran dalam membentuk kondisi dinamis yang meliputi segala aspek yang
terintegrasi dalam bangsa dan negara Indonesia, karena globalisasi memiliki dampak
positif juga negatif bagi hankam di Indonesia.

IV.2. Saran

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan sangat mungkin terpengaruh
oleh adanya arus globalisasi, sebagai warga negara kita perlu menerima semua informasi dari
segala aspek kehidupan dan dapat menyaring semua itu, apakah termasuk kedalam jati diri
dan kepribadian bangsa Indonesia. Sudah tentu kita selaku warga negara sangat peduli dan
langsung berkepentingan terhadap perkembangan yang terjadi dalam negara kita. Kepedulian
itu terutama berkenan dengan cita-cita reformasi sebagai hal yang telah tumbuh dalam
masyarakat luas, da agenda yang mendesak ialah memberantas dan mengakhiri kejahatan
kemasyarakatan dan kenegaraan berupa KKN. Terdapat suasana umum dalam masyarakat
yang memandang bahwa agenda itu belum terwujud dengan baik

12
DAFTAR PUSTAKA

Oesman Oetojo dan Alfian (1990). Pancasila Sebagai Ideologi dalam Bidang kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Jakarta : BP-7 Pusat

Amin Ittihad Zainul (2019). Pendidkan Kewarganegaran Buku Materi Pokok : Tangerang:
Universitas Terbuka

A.T. Soegito (1983), Pancasila Tinjauan dari Aspek Historis, Semarang : FPIPS – IKIP
Semarang
13

Anda mungkin juga menyukai