Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa, yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan artikel ini dengan
tepat pada waktunya dengan judul “ Pengaruh Globalisasi terhadap Sistem ketahanan
nasional”.
Saya menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
artikel ini.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada para pembaca dan tutor yang bersedia
untuk memberikan masukan bagi kesempurnaan artikel ini.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
I.1. Latar Belakang Masalah………………………………………………………...1
BAB II. KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………….2
II.1. Pengertian Ketahanan Nasional………………………………………………...2
II.2. Asas- Asas Ketahanan Nasional………………………………………………..2
II.3. Sifat Ketahanan Nasional……………………………………………………….3
II.4. Ketahanan Nasional Dalam Berbagai Aspek……………………………………5
II.5. Pengertian Globalisasi…………………………………………………………..7
BAB III. PEMBAHASAN…………………………………………………………………..8
III.1. Aspek- Aspek Yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional terhadap Globalisasi8
III.2. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Globalisasi………………………………8
III.3. Dampak Globalisasi Terhadap Ketahanan Nasional……………………….....9
III.4. Aspek- Aspek Ketahanan Nasional Dalam Globalisasi……………………....10
III.5. Esensi Nasionalisme Indonesia yang harus Dipertahankan…………………...10
III.6. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme……....11
BAB IV. PENUTUP…………………………………………………………………………12
IV.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….12
IV.2. Saran……………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
ii
BAB I. PENDAHULUAN
Kedaulatan negara yang dahulu menjadi symbol kekuatan yang di pegang teguh
berangsur-angsur menjadi kurang.
Globalisasi yang di percepat dengan pertumbuhan luar biasa dari media massa melalui
media telekomunikasi dinggap akan menghilangkan batas geografi suatu negara. Akibatnya
nasionalisme akan kehilangan wujud aslinya dan berganti menjadi universalisme atau
globalisme dimana orang akan menjadi warga dunia, bukan warga suatu negara yang batas-
batasnya sudah jelas atau tertentu.
Era globalisasi telah menempatkan bangsa dan negara Indonesia pada posisi yang
dilematis. Disuatu sisi proses globalisasi tersebut telah memberikan kesempatan dan
tantangan bagi bangsa dan negara Indonesia untuk dapat hidup bergaul dengan masyarakat
internasional lebih baik lagi dalam hal ini proses tersebut telah merangsang upaya
peningkatan daya saing dan kompetisi bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di
berbagai aktifitas kehidupan. Disisi lain, proses globalisasi tersebut memberikan tekanan dan
beban yang sangat berat bagi bangsa dan negara Indonesia. Untuk dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan masyarakat internasional seperti dalam masalah penegakan HAM,
lingkungan hidup dan lain-lainnya dikarenakan adanya campur tangan asing. Situasi seperti
ini kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur-unsur utama kekuatan hankam dan
komponen-komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri.
Dan setiap perubahan akan selalu menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan, sehingga
akibat-akibat yang ditimbulkan oleh gangguan keseimbangan yang lahir dari proses
perubahan ini akan merupakan suatu perubahan keadaan. Persoalan-persoalan inilah yang
kemudian harus di hadapi oleh bangsa Indonesia karena penanganan yang tidak efektif
terhadap persoalan semacam ini dapat mengganggu keutuhan dan ketahanan nasional bangsa
Indonesia. Banyak konflik yang muncul salah satunya merupakan indikasi terganggunya
ketahanan nasional, misalnya saja, munsulnya gerakan-gerakan separatis di pelosok tanah air.
Hal-hal inilah yang kemudian dapat menghambat kesatuan bangsa Indonesia dalam mencapai
tujuan dan cita-cita dan kemajuan negara bangsa Indonesia.
1
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hanbatan, serta gangguan baik
yang datang dari luar dan dalam, yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasionalnya.
Asas merupakan tata laku yang relative telah tersusun dan melandasi nilai-nilai yang
merupakan pedoman bagi ketahanan nasional yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan
wawasan nasional, yang terdiri dari:
2
Tannas selain mempunyai asas, juga mempunyai sifat-sifat. Sifat ini diangkat dari
karakteristik ketahanan nasional yang mencakup semua aspek kehidupan bangsa. Sifat-sifat
tersebut adalah sebagai berikut;
1. Manunggal
Aspek kehidupan bangsa Indonesia di kelompokan ke dalam gatra atau astagatra.
Astagatra dibagi dalam dua kelompok yaitu gatra alamiah (trigatra) dan gatra sosial
(pancagatra). Astagatra itu harus dilihat secara holistik terintegrasi (manunggal)
karena adanya hubungan dan keterkaitan antara gatra maupun antar kelompok gatra,
kelemahan salah satu gatra dapat melemahkan gatra yang lain.
Ketahanan nasional diarahkan pada diri bangsa dan negara sendiri. Mawasa kedalam
diarahkan kepada meningkatkan derajat kemandirian. Sedangkan mawas keluar
dimana kita suka atau tidak suka, harus menerima adanya saling ketergantungan
(interdependensi) antar bangsa (globalisasi). Dalam kondisi globalisasi ini kita
diharapkan , bangsa Indonesia dapat mengembangkan keunggulan kompetitif dan
komparatif dengan bangsa lain, sambal membina hubungan baik dengan bangsa-
bangsa lain di dunia.
3. Kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai kondisi bangsa tidak selalu tetap, tergantung dari upaya
bangsa dalam pembangunan nasional dari waktu ke waktu dan ketangguhannya
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Makin tinggi intensitas
pembangunan nasional dan hasil-hasilnya, ketahanan nasional semakin meningkat.
Sebaliknya apabila pembangunan nasional menurun maka ketahanan nasional akan
menurun pula.
Konsep ketahanan nasional tidak hanya mengutakan kekuatan fisik tetapi juga
kekuatan moral yang dimiliki suatu bangsa. Kekuatan ini ditujukan secara langsung
untuk memelihara kesejahteraan dan keamanan yang penggunaannya dengan
menampilkan atau menonjolkan kewibawaan. Oleh karenya dalam penggunaan
kekuatan, lebih diutamakan kekuatan abstrak (moral) dan musyawarah, sikap saling
menghargai, menghindari permusuhan dan sifat konfrontatif. Penggunaan kekuatan
fisik merupakan jalan terakhir. Hal ini sangat berbeda dengan konsep power yang
ditujukan hanya untuk memelihara kemampuan dengan menonjolkan kekuatan fisik
untuk penangkalan dalam pemberian hukuman pada pihak lawan.
Ketahanan nasional dibidang ideologi atau ketahanan ideologi, dapat diartikan sebagai
kondisi dinamis suatu bangsa yang berisikan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi
dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari
dalam dan luar, yang membahayakan kelangsungan ideologi bangsa dan negara.
Ideologi atau falsafah bangsa dan negara Indonesia adalah Pancasila yang terdapat
didalam Pembukaan UUD 1945.
Ketahanan bidang politik daapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisikan keuletan dan ketangguhan yang menngandung kemampuan untuk
mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari dalam dan luar yang
membahayakan kelangsungan polotik bangsa dan negara.
Tingkat ketahanan di bidang politik ditentukan oleh kemampuan system politik (yang
dianut) dalam menanggulangi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ditujukan
kepada kehidupan politik bangsa Indonesia.
5
Ketahanan bidang ekonomi dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa
yang berisikan keuletan dan ketangguhan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari dalam atau luar yang
membahayakan kelangsungan ekonomi bangsa dan negara.
Ketahanan di bidang ekonomi merupaka mata rantai terlemah di antara mata-mata
rantai ketahanan yang secara keseluruhan merupakan ketahanan nasional Indonesia.
Sampai saat ini ketahanan di bidang itu belum mencapai apa yang di inginkan.
Kesatuan bidang social budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa
yang berisikan kekuatan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dating dari dalam dan luar yang
membahayakan kelangsungan social budaya bangsa dan negara.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya maka manusia harus mengadakan
kerja sama dengan sesame manusia. Jadi, manusia harus hidup bermasyarakat. Hal ini
dapat berjalan lancer dalam keadaan tertib social, atau berdasarkan pengaturan social
budaya.
Pengaruh globalisasi baik positif maupun negatif dapat menjadi bahan masukan dalam
diri kita masing-masing. Beberapa orang menyatakan bahwa globalisasi merupakan mitos
atau di anggap sebagai suatu kelanjutan dari trend yang telah lama mapan. Tapi disisi lain
banyak yang mengatakan bahwa globalisasi tidak hanya real, tetapi juga sudah sangat maju
perkembangannya.
9
E. Kemajuan Teknologi
Ini juga di pergunakan oleh jaringan atau kelompok penjahat internasional untuk
beroperasi di berbagai negara untuk mempermudah mencapai tujuannya.
11
IV. 1. Kesimpulan
Nasionalisme bangsa Indonesia belum memudar, sekalipun saat ini di dera oleh
pengaruh globalisasi dan liberalisme serta proses demokratisasi. Tantangan baru ini harus
dihadapi dengan serius dan optimisme, bilamana tidak di pupuk kembali dan tidak mendapat
dorongan semangat baru oleh para pemimpin bangsa ini, maka tidak mustahil faham tentang
kebangsaan ini akan tersapu oleh peradaban baru yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai
luhur sosio-kultural bangsa kita.
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan ini antra lain adalah:
IV.2. Saran
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan sangat mungkin terpengaruh
oleh adanya arus globalisasi, sebagai warga negara kita perlu menerima semua informasi dari
segala aspek kehidupan dan dapat menyaring semua itu, apakah termasuk kedalam jati diri
dan kepribadian bangsa Indonesia. Sudah tentu kita selaku warga negara sangat peduli dan
langsung berkepentingan terhadap perkembangan yang terjadi dalam negara kita. Kepedulian
itu terutama berkenan dengan cita-cita reformasi sebagai hal yang telah tumbuh dalam
masyarakat luas, da agenda yang mendesak ialah memberantas dan mengakhiri kejahatan
kemasyarakatan dan kenegaraan berupa KKN. Terdapat suasana umum dalam masyarakat
yang memandang bahwa agenda itu belum terwujud dengan baik
12
DAFTAR PUSTAKA
Oesman Oetojo dan Alfian (1990). Pancasila Sebagai Ideologi dalam Bidang kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Jakarta : BP-7 Pusat
Amin Ittihad Zainul (2019). Pendidkan Kewarganegaran Buku Materi Pokok : Tangerang:
Universitas Terbuka
A.T. Soegito (1983), Pancasila Tinjauan dari Aspek Historis, Semarang : FPIPS – IKIP
Semarang
13