Puji dan syukur Kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahhmat-NYA yang telah di limpahkan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Ketahanan Nasional yang
merupakan
salah
satu
tugas
dari
mata
kuliah
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN.
Pada Makalah ini Kami membahas mengenai bagaimana Membahas
mengidetifikasi Masalah makalah,latar belakang,tujuan dan manfaat
makalah kesimpulan dan saran dalam makalah.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami.
Akhir kata kelompok kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 1
A. latar Belakang2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Konsep Dasar Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi4
Saran
DAFTAR PUSTAKA3
B.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep Ketahanan nasional (tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan , baik yang datang dari dalam maupun luar untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan,
dibina terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan
nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yan mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi
tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategic yang dirancang dengan
memerhatikan kondisi bangsa dan konstelasi georafi Indonesia. Permasalahan yang timbul
sebagai konsekuensi negara kesatuan dengan ciri nusantara adalah kemajemukannya.
Selain itu perbedaan ideologi dari masing-masing daerah juga sangat kental dan seringkali
menjadi pemicu konflik antar suku (internal) di negara Indonesia.
Padahal pada tataran ideal, konsepsi ketahanan nasional Indonesia ditujukan
sebagai
konsepsi pengembangan
kekuatan
nasional
melalui
pengaturan
dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam
selurh aspek kehidupan secara utuh dan menyelurh serta terpadu berlandaskan Pancasila,
UUD 1945 dan wawasan nusantara. Konsepsi ini merupakan pedoman untuk
meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Adapun asas-asas ketahanan nasional adalah :
1.
3.
4.
Dalam upaya mewujudkan ketahanan nasional tentu ada banyak cara yang bisa
dilakukan baik sebagai komponen utama yaitu TNI dan POLRI serta elemen pendukung
yaitu rakyat Indonesia. Makalah ini akan mengkaji sistem pertahanan dan keamanan
nasional yang diterapkan di Indonesia sebagai solusi integrasi bangsa.
4
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Ketahanan Nasional di Indonesia ?
2. Bagaimana Konsepsi Ketahanan Nasional ditinjau dari aspek Pertahanan dan
Keamanan dalam Konstitusi Indonesia ?
3. Bagaimana konsep Pertahanan dan Keamanan yang ideal demi terwujudnya
Ketahanan Nasional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Ketahanan Nasional di Indonesia.
2. Untuk Konsepsi Ketahanan Nasional ditinjau dari aspek Pertahanan dan Keamanan
dalam Konstitusi Indonesia.
3. Untuk konsep Pertahanan dan Keamanan yang ideal demi terwujudnya Ketahanan
Nasional.
B.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi
Sejatinya ketahanan nasional bisa terwujud dengan integrasi semua lini yang
menjadi unsur negara Indonesia dalam hal ini pemerintah serta rakyat. Untuk
mewujudkan sistem ketahanan nasional tentu Pertahanan negara sejatinya adalah elemen
5
terpenting bagi kelangsungan negara. Terlebih lagi di Indonesia sebagai negara dengan
struktur geografis negara kepulauan, dan memiliki sumber daya alam serta manusia yang
besar, tentu pertahanan negara menjadi hal yang mutlak untuk dijalankan dan harus
diatur secara tepat dan. Pertahanan negara sendiri adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara1. Setiap bangsa tentu mempunyai caranya sendiri untuk
mempertahan eksistensinya, dan cara ini antara lain dipengaruhi oleh kondisi yang
meliputi setiap gatra dari kehidupannya/kehidupan nasional dan ancaman yang dihadapi.
Karena kondisi dan ancaman ini tidak mungkin sama bagi dua negara, apalagi bagi
sekian puluh bangsa didunia ini maka mungkin ada dua sistem Hankam yang persis
sama.2
Pertahanan negara adalah tanggung jawab setiap warga negara. Dan
sesungguhnya dengan sumber daya yang besar yang dimiliki, Indonesia dapat
membentuk kekuatan pertahanan yang besar pula. Untuk membentuk kekuatan
pertahanan yang baik tentu harus terlebih dahulu dibentuk sistem pertahanan yang
komprehensif, agar dapat mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan dapat menangkal segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar
negara. Dan untuk menjalankan sistem pertahanan tersebut perlu dibentuk doktrin
pertahanan negara sebagai acuan bagi komponen-komponen pertahanan yang terlibat.
Sementara
itu,
keamanan
negara
sudah
memiliki
pengertian
tertentu
menanggulangi ancaman yang datang, baik dari dalam maupun dari luar negeri
profesionalitas aparat keamanan meningkat sehingga pencitraan dan pelayanan terhadap
masyarakat semakin dirasakan, serta berbagai ancaman dapat diredam berkat
kesiapsiagaan dukungan informasi dan intelijen yang semakin membaik.
B.
a.
b.
3Andi Widjajanto, Evolusi Doktrin Pertahanan Indonesia, Jurnal Pro Patria, 2005, hlm. 1
4Andi Widjajanto, Ibid.
7
c.
d.
kemerdekaan hingga sekarang sehingga prinsip ini perlu untuk diakomodir dalam undangundang dasar.
Salah satu azas yang melandasi hukum humaniter adalah apa yang disebut
distinction principle. Menurut prinsip ini warga negara atau rakyat dari negara yang sedang
berperang dibagi dalam dua golongan yang besar yaitu : golongan yang secara aktif turut
serta dalam pertikaian bersenjata itu dan golongan yang tidak turut serta (tidak aktif).
Golongan pertama lazim disebut kombatan dan golongan lain disebut civilians atau
penduduk sipil. Pembagian ini perlu diadakan karena masing-masing golongan mempunyai
hak dan kewajiban sendiri-sendiri.6 Berdasarkan prinsip ini, sishankamrata yang
mengakomodir peran rakyat dalam membela negara juga diakomodir oleh hukum
humaniter.
Istilah keamanan sampai saat ini belum mempunyai arti yang jelas karena dalam
menafsirkan kata keamanan, ahli dipengaruhi dengan kondisi negara. Begitupun juga
dengan tugas pertahanan yang diartikan sebagai keamanan dalam pemahaman strategic
definition tang sifatnya abstrak.
Keamanan dalam bingkai kenegaraan dibagi dalam dua dimensi yaitu strategic
definition dan economic non-strategic. Strategic definition adalah upaya mempertahankan
independensi dan kedaulatan negara secara utuh yang dilaksanakan oleh militer, sedangkan
economic non-strategic adalah penjagaan sumber ekonomi dari aspek non militer dari
fungsi negara serta diaplikasikan dalam wujud pelayanan publik, penjagaan keamanan dan
ketertiban nasional, penegakan hukum dan perundang-undangan lainnya yang dilaksnakan.
Pasca perang dingin, konsep tentang keamanan telah banyak mengalami
perkembangan. Mely Cabellero-Anthony(2004) menyebutkan minimal ada tiga pandangan
tentang keamanan yaitu:7
1) Pandangan pertama adalah yang beranggapan bahwa ruang lingkup keamanan atau
lebih luas daripada semata-mata keamanan militer.
2) Pandangan kedua adalah menentang perluasan ruang lingkup dari pada keamanan dan
lebih cenderung konsistensi tentang status qou.
6Haryomataram. Ibid, hlm. 178.
7Booth dalam Anthony, Menuju Paradigma Keamanan Komprehensif Berperspektif
Kemanan Manusia Dalam Kebijakan Keamanan Nasional Indonesia,
http://www.esaunggul c.id/~artikel.htm/>, [diakses pada 2/03/2014]
3) Pandangan ketiga keamanan adalah lebih luas dari semata-mata ancaman militer dan
ancaman negara, namun juga berusaha untuk memperlancar proses pencapaian
emansipasi manusia, bermakna pembebasan manusia (baik sebagai individu maupun
bagian dari kelompok) dari keterbatasan fisik dan kemanusiannya yang menghentikan
upaya mereka untuk memperoleh kenikmatan dari hal-hal yang sepatutnya mereka
dapatkan.
Dari beberapa pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa arti keamanan tidak hanya
membahas tentang keamanan dibidang militer tetapi juga keamanan non-militer. Hal ini
menunjukkan bahwa tugas TNI dibidang pertahanan dan Polri dibidang keamanan harus
terpisah.
Fungsi pertahan dan keaman negara dipegang oleh Tentara Nasional dan Kepolisian
Negara. Kedua fungsi itu harus dipisahkan dengan tegas satu sama lain. Tentara hanya
mengurus soal-soal pertahanan negara, sedangkan Kepolisian Negara hanya mengurus
soal-soal keamanan dan ketertiban masyarakat. Namun, berbeda dengan kepolisian negara
yang secara mutlak tidak boleh diberi tugas pertahanan, tentara nasional dapat melakukan
tugas-tugas keamanan dan ketertiban apabila diperlukan berdasarkan ketentuan undangundang dan atas permintaan aparatur kepolisian.
Jika negara berada dalam keadaan darurat yang diberlakukan secara resmi menurut
ketentuan undang-undang, aparatur tentar nasioanl dapat dipertahankan oleh undangundang untuk melakukan tugas-tugas keamanan dan ketertiban. Dalam keadaan tertentu
yang di izinkan oleh undang-undang, aparatur tentara nasioanl juga dapat memberikan
bantuan kepada pihak kepolisian dalam melaksanakan tugas-tugas keamanan dan
ketertiban masyarakat. Namun, ketertiban tentara dalam tugas keamanan dan ketertiban itu
hanya bersifat sementara dan sifatnya sangat terbatas. Dalam keadaan normal, tentara
nasional tidak dapat ikut campur dalam urusan kepolisan dan apalagi dalam urusan-urusan
politik civil. Tentara Nasional adalah aparatur pertahanan negara, bukan aparatur
keamanan ataupun aparatur politik.
Sistem pertahanan yang dipilih adalah sistem pertahanan semesta (total
defence),yang dilaksanakan oleh segenap rakyat Indonesia dan TNI sebagai komponen
utama.Polri secara kelembagaan tidak diikutsertakan dalam upaya pertahanan.
Penyelenggaraan upaya pembinaan keamanan dalam negeri dilaksanakan oleh
segenapkomponen bangsa dengan Polri dan TNI sebagai komponen utama.Perubahan ini
10
juga mengatur tentang pembinaan keamanan umum yangdilaksanakan secara terpadu oleh
segenap warga masyarakat dengan Polri dan pemerintahdaerah sebagai komponen utama.
Selain melaksanakan upaya pembinaan keamananumum, Polri juga melaksanakan
penegakan hukum sebagai bagian terpadu dalam systemperadilan pidana.
D. Realitas Permasalahan Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang pertahanan dan
keamanan relatif hampir sama dari tahun ke tahun, meskipun dengan tingkatan yang
berbeda-beda. Di samping permasalahan yang sifatnya sistemik dalam arti sangat
mendasar serta memerlukan waktu dan sumber daya yang sangat besar untuk
memecahkannya, terdapat juga permasalahan yang sifatnya insidental yang relatif dapat
segera diatasi.
Pemisahan TNI-Polri masih menyisakan sejumlah masalah yang menjadi wilayah
abu-abu. Wilayah abu-abu itu adalah belum adanya kesepakatan dan pengaturan yang
jelas secara detail tentang kewenangan keamanan. Pembagian peran antara Polri (sebagai
penanggungjawab keamanan) dan TNI (sebagai penanggungjawab pertahanan) juga
masih secara garis besar, sehingga over lapping sangat mungkin terjadi. Untuk itu,
diperlukan kesepahaman dan pengaturan lebih lanjut batasan jelas mengenai eskalasi
ancaman dan tingkat ancaman yang menjadi kewenangan TNI. Juga perlu diatur wujud
kerjasama TNI dan Polri dalam menangani ancaman yang eskalatif, terutama pada saat
terjadinya persinggungan kewenangan dan tanggung jawab.
Aspirasi masyarakat Indonesia dalam Era Reformasi telah terkristal pada butirbutir tuntutan refomasi yang menghendaki perubahan total menuju: masyarakat madani
(civil society), demokratisasi, supremasi hukum dan perlindungan HAM. Di bidang
keamanan, hal ini bermuara kepada tuntutan pemisahan yang tegas antara masalah
pertahanan dan keamanan serta pemisahan TNI dan Polri. Pola mencampuradukkan
masalah pertahanan dan keamanan pada masa lalu dinilai telah menyesatkan, memberi
peluang disalah gunakannya kekuatan militer dan semakin kurang profesionalnya aparat
keamanan di bidang tugas pokoknya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam rangka mewujudkan postur dan struktur menuju kekuatan pokok minimum
yang mampu melaksanakan operasi gabungan dan memiliki efek penangkal langkah
kebijakan yangditempuh adalah Pertahanan dan keamanan negara RI dilaksanakan
dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakan seluruh potensi nasional temasuk
kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
Pertahanan dan keamanan pada hakikatnya adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat
semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri.
Sishankamrata bersifat semesta dalam konsep, semesta dalam ruang lingkup dan semesta
dalam pelaksanaannya. Komponen kekuatannya terdiri dari berikut ini.
1) Komponen dasar, yaitu rakyat terlatih.
2) Komponen utama, yaitu ABRI dan cadangan TNI.
12
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta, yang
penyelenggaraannya.
Pemikiran SBY dalam bukunya "Menuju Perubahan Menegakkan Civil Society
patut kita jadikan sebagai rujukan : "Sebetulnya kalau kita mendefinisikan keamanan
dalam arti yang seluas-luasnya, itu memang menyangkut segi kehidupan apa saja dan
melibatkan banyak faktor pemeran dan pelaku untuk menegakan keamanan itu sendiri.
Keamanan dengan K besar diterjemahkan dengan pertahanan eksternal. Bagaimana
tanah air kita ini tetap aman dari agresi lawan. Dalam konteks ini, maka tugas keamanan
sepenuhnya diemban oleh tentara (TNI) ..... ada yang disebut dengan internal security
atau keamanan internal. Kalau keamanan dalam negeri ini kita letakkan dalam konteks
keamanan masyarakat dan terbebasnya rakyat dari kejahatan-kejahatan, itu memang
kepolisian diharapkan berdiri di depan. Tetapi kalau keamanan negeri itu adalah
menyangkut ancaman bersenjata di dalam negeri seperti pemberontakan dan separatisme
bersenjata, itu sebetulnya paduan dari TNI dan Kepolisian. Itu kalau kita bicara tentang
domain dan wilayah tanggung jawab, sekaligus fungsi dan tugas yang perlu diberikan
kepada TNI dan Polri'.
Pembangunan keamanan ditempuh melalui Program Pengembangan
Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Program Pengembangan
Keamanan Dalam Negeri. Sasaran program ini adalah terwujudnya Polri yang
profesional sebagai penanggungjawab dan pelaksana inti penegak hukum, fungsi
keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu mendukung segenap
komitmen/kesepakatan nasional, serta mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan yang
berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan strategis. Berdasarkan uraian tersebut,
jelas bahwa Polri dalam kerangka keamanan nasional memiliki peran yang tidak
terbantahkan. Polri dalam hal ini memiliki fungsi preventif, yakni menjalankan
kewenangannya untuk mencegah timbulnya ancaman-ancaman terhadap keamanan
nasional Indonesia.
B. Saran
Urgensi dari aktualisasi upaya-ypaya nyata dalam mewujudkan Ketahanan
Nasional bagi Indonesia semakin perlu diperhatikan. Sebagai negara kestuan yang
majemuk, sduah seharusnya Indonesia punya konsepsi sistem pertahanan dan keamanan
nasional yang berintegritas. Solusi dari makalah ini perlu dipertimbangkan mengingat
urgensinya. Disarankan kepada pihak pemerintah untuk menguatkan dan memperbaiki
sistem pertahanan dan keamanan negara melalui perbaikan materi muatan konstitusi
Indonesia.
13
Kepada para pembaca, penulis berharap agar dilakukannya upaya nyata serta
penelitian-penelitian lanjutan guna meningkatkan integrasi bangsa khusunya bagi upaya
pengembangan konsep Ketahanan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Booth dalam Anthony, Menuju Paradigma Keamanan Komprehensif Berperspektif Kemanan
Manusia
Dalam
Kebijakan
Keamanan
Nasional
Indonesia,
Pustaka
Indonesia,
konsepsi
ketahanan
nasional
Indonesia.
http://www.pusakaindonesia.org/konsepsi-ketahanan-nasionalindonesia/ [diakses pada 10/03/2015]
14