Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahhmat-NYA yang telah di limpahkan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Ketahanan Nasional yang
merupakan

salah

satu

tugas

dari

mata

kuliah

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN.
Pada Makalah ini Kami membahas mengenai bagaimana Membahas
mengidetifikasi Masalah makalah,latar belakang,tujuan dan manfaat
makalah kesimpulan dan saran dalam makalah.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami.
Akhir kata kelompok kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Makassar, 15 April 2015

Kelompok 7

DAFTAR ISI
SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 1

A. latar Belakang2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Konsep Dasar Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi4

Konsep Pertahanan dan Keamanan dalam UUD NRI 1945


C. Konsep Ideal Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi
D. Realitas Permasalahan Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi1
B.

BAB III PENUTUP1


A. Kesimpulan2

Saran
DAFTAR PUSTAKA3
B.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep Ketahanan nasional (tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan , baik yang datang dari dalam maupun luar untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan,
dibina terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan
nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yan mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi
tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategic yang dirancang dengan
memerhatikan kondisi bangsa dan konstelasi georafi Indonesia. Permasalahan yang timbul
sebagai konsekuensi negara kesatuan dengan ciri nusantara adalah kemajemukannya.
Selain itu perbedaan ideologi dari masing-masing daerah juga sangat kental dan seringkali
menjadi pemicu konflik antar suku (internal) di negara Indonesia.
Padahal pada tataran ideal, konsepsi ketahanan nasional Indonesia ditujukan
sebagai

konsepsi pengembangan

kekuatan

nasional

melalui

pengaturan

dan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam
selurh aspek kehidupan secara utuh dan menyelurh serta terpadu berlandaskan Pancasila,
UUD 1945 dan wawasan nusantara. Konsepsi ini merupakan pedoman untuk
meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Adapun asas-asas ketahanan nasional adalah :
1.

Asas kesejahteraan dan keamanan; kesejahteraan dan keamanan merupakan


kebutuhan manusia yan mendasar serta esensial baik sebagai perseorangan
maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Realisasi kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitik
beratkan kepada kesejahteraan, tanpa mengabaikan keamanan. Sebaliknya,
3

memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan.


Baik kesejahteraan maupun keamanan harus selalu berdampingan pada kondisi
apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan
nasiona yang dcapai merupakana tolak ukur ketahanan nasional.
2.

Asas Komprehensif integral : Sistem kehidupan nasional mencakup segenap


aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, terpadu dalam perwujudan
persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan. Sehingga ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap
aspek kehidupan bangsa atau komprehensif dan integral.

3.

Asas mawas diri ke dalam dan keluar; kehidupan nasional merupakan


kehidupan bangsa yang salng berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya.
Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul beragai dampak yang bersifat
positif maupun negative. Untuk itu diperlukan sikap awas diri ke dalam dan
keluar. Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang
uket dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa ketahanan nasiona mengandung
sikap isosiasi atau nasionalisme sempit. Mawas Diri ke luar bertujuan untuk
dapat berpartisipasi dan ikut berperan mengatasi dampak lingkungan strategis
luar negeri serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan
ketergantungan dalam dunia internasional.

4.

Asas kekeluargaan; mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,


gotong royong , tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini dakui adanya
perbedaan dan perbedaan tersebut harus dkembankan secara serasi dalam
hubungan kemitraan serta dijaga tidak berkembang menjadi konflik yang
bersifa antagonis yang saling menghancurkan.

Dalam upaya mewujudkan ketahanan nasional tentu ada banyak cara yang bisa
dilakukan baik sebagai komponen utama yaitu TNI dan POLRI serta elemen pendukung
yaitu rakyat Indonesia. Makalah ini akan mengkaji sistem pertahanan dan keamanan
nasional yang diterapkan di Indonesia sebagai solusi integrasi bangsa.
4

Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Ketahanan Nasional di Indonesia ?
2. Bagaimana Konsepsi Ketahanan Nasional ditinjau dari aspek Pertahanan dan
Keamanan dalam Konstitusi Indonesia ?
3. Bagaimana konsep Pertahanan dan Keamanan yang ideal demi terwujudnya
Ketahanan Nasional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Ketahanan Nasional di Indonesia.
2. Untuk Konsepsi Ketahanan Nasional ditinjau dari aspek Pertahanan dan Keamanan
dalam Konstitusi Indonesia.
3. Untuk konsep Pertahanan dan Keamanan yang ideal demi terwujudnya Ketahanan
Nasional.
B.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi

Sejatinya ketahanan nasional bisa terwujud dengan integrasi semua lini yang
menjadi unsur negara Indonesia dalam hal ini pemerintah serta rakyat. Untuk
mewujudkan sistem ketahanan nasional tentu Pertahanan negara sejatinya adalah elemen
5

terpenting bagi kelangsungan negara. Terlebih lagi di Indonesia sebagai negara dengan
struktur geografis negara kepulauan, dan memiliki sumber daya alam serta manusia yang
besar, tentu pertahanan negara menjadi hal yang mutlak untuk dijalankan dan harus
diatur secara tepat dan. Pertahanan negara sendiri adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara1. Setiap bangsa tentu mempunyai caranya sendiri untuk
mempertahan eksistensinya, dan cara ini antara lain dipengaruhi oleh kondisi yang
meliputi setiap gatra dari kehidupannya/kehidupan nasional dan ancaman yang dihadapi.
Karena kondisi dan ancaman ini tidak mungkin sama bagi dua negara, apalagi bagi
sekian puluh bangsa didunia ini maka mungkin ada dua sistem Hankam yang persis
sama.2
Pertahanan negara adalah tanggung jawab setiap warga negara. Dan
sesungguhnya dengan sumber daya yang besar yang dimiliki, Indonesia dapat
membentuk kekuatan pertahanan yang besar pula. Untuk membentuk kekuatan
pertahanan yang baik tentu harus terlebih dahulu dibentuk sistem pertahanan yang
komprehensif, agar dapat mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan dapat menangkal segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar
negara. Dan untuk menjalankan sistem pertahanan tersebut perlu dibentuk doktrin
pertahanan negara sebagai acuan bagi komponen-komponen pertahanan yang terlibat.
Sementara

itu,

keamanan

negara

sudah

memiliki

pengertian

tertentu

(statesecurity) sehingga tidak mencakup konsep keamanan umum (public security).


Secarakeseluruhan pengertian keamanan juga mencakup keamanan dunia (world security)
yangbisa tercakup dalam pengelolaan keamanan negara, sementara keamanan
manusia/insan(human security) sudah cukup diakomodasi dalam pasal-pasal tentang
HAM.
Secara umum pembangunan pertahanan dan keamanan telah menghasilkan
kekuatan

pertahanan negara pada tingkat penangkalan yang mampu menindak dan

menanggulangi ancaman yang datang, baik dari dalam maupun dari luar negeri
profesionalitas aparat keamanan meningkat sehingga pencitraan dan pelayanan terhadap
masyarakat semakin dirasakan, serta berbagai ancaman dapat diredam berkat
kesiapsiagaan dukungan informasi dan intelijen yang semakin membaik.
B.

Konsep Pertahanan dan Keamanan dalam UUD NRI 1945

1UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara


2Haryomataram, Hukum Humaniter, Jakarta:Rajawali Press,1984, hlm, 163.
6

Doktrin Pertahanan Negara adalah prinsip-prinsip dasar yang memberikan arah


bagi pengelolaan sumber daya pertahanan untuk mencapai tujuan keamanan nasional.
Prinsip-prinsip dasar tersebut terdiri dari enam muatan doktrin pertahanan, yaitu (1)
perspektif bangsa tentang perang; (2) komponen negara yang terlibat perang; (3)
pemegang kendali perang; (4) mekanisme pertanggung-jawaban; (5) strategi perang; dan
(6) terminasi perang. Enam muatan ini kemudian disusun di tiga tingkatan, yaitu politik,
militer, dan profesional.3
Di tingkatan politik, prinsip politik dari doktrin berisi beberapa hal yang berkaitan
dengan tugas angkatan bersenjata untuk menghadapi ancaman militer bersenjata. Di
tingkatan militer, doktrin lebih banyak menjawab pertanyaan tentang bagaimana kekuatan
militer akan digunakan untuk menghadapi ancaman. Penggunaan kekuatan militer ini
dapat saja mengakomodasi kebutuhan untuk melakukan strategi pencegahan dini agar
perang-perang berskala kecil tidak meluas.4
Dalam Doktrin Pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dijelaskan
tentang Hakikat, Kedudukan dan Landasan Doktrin Pertahanan, Perjuangan Bangsa
Indonesia untuk berdiri sejajar dengan bangsa lain di dunia, Hakikat ancaman, Konsepsi
Pertahanan Negara, Penyelenggaraan Pertahanan Negara dan Pembinaan Keamanan pada
pasal 30 UUD NRI 1945 yang secara jelas telah menyebutkan bahwa :

a.

Keamanan Negara bukanlah keamanan nasional. Penanganan Keamanan negara


telah dijabarkan ke dalam berbagai peraturan perundang-undangan antara lain :
UU No. 2/2002, KUHAP, KUHP, UU Tindak Pidana Khusus (Terorisme,
Narkoba, Hak CIpta, Pabean dan sebagainya) dan fungsi-fungsi pemerintahan
yang menangani aspek keamanan

semuanya telah terbagi habis ke instansi

pemerintah, untuk menjalankan Undang-Undang yang menjadi landasan


hukumnya.

b.

Ayat 2 yang berbunyi, Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan


melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. dengan jelas menegaskan bahwa TNI
dan Polri sebagai kekuatan utama dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

3Andi Widjajanto, Evolusi Doktrin Pertahanan Indonesia, Jurnal Pro Patria, 2005, hlm. 1
4Andi Widjajanto, Ibid.
7

c.

Ayat 3 dan ayat 4 yang masing-masing berbunyi: Tentara Nasional Indonesia


terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat
negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum. yang merupakan
penjabaran dari ayat 2. Kata kunci dari ayat 3 yang mengatur tugas TNI adalah
keutuhan dan kedaulatan negara. Sehingga tugas TNI hanya menyangkut hal-hal
yang berdampak pada keutuhan dan kedaulatan negara, seperti agresi militer dan
lain sebagainya.

d.

Ayat 5 yang berbunyi: Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia,


Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga Negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur
dengan undang-undang.

C. Konsep Ideal Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi


Negara sebagai persekutuan hidup manusia tertinggi mempunyai tanggung jawab
dalam menjaga pertahanan dan keamanan dari segala macam serangan dari luar maupun
dari dalam negari. Begitupun juga halnya dengan negara indonesia yang mempunyai tujuan
yang tertuang di dalam pembukaan UUD NRI 1945 yaitu melindungi segenap bangsa
indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Konsepsi sistem pertahanan dan keamanan negara indonesia adalah sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Sishankamrata adalah segenap
kegiatan, organisasi dan proses terlibat dalam persiapan dan pengaman wilayah nasional,
termasuk segala daya mampu yang berada diatas dan didalamnya berserta rakyat untuk
pertahanan dan keamanan bangsa indonesia.5 Konsepsi ini merupakan prinsip yang sudah
tertanam dalam diri bangsa indonesia sejak zaman penjajahan dalam rangka merebut
5Haryomataram, Op.Cit., hlm. 169.
8

kemerdekaan hingga sekarang sehingga prinsip ini perlu untuk diakomodir dalam undangundang dasar.
Salah satu azas yang melandasi hukum humaniter adalah apa yang disebut
distinction principle. Menurut prinsip ini warga negara atau rakyat dari negara yang sedang
berperang dibagi dalam dua golongan yang besar yaitu : golongan yang secara aktif turut
serta dalam pertikaian bersenjata itu dan golongan yang tidak turut serta (tidak aktif).
Golongan pertama lazim disebut kombatan dan golongan lain disebut civilians atau
penduduk sipil. Pembagian ini perlu diadakan karena masing-masing golongan mempunyai
hak dan kewajiban sendiri-sendiri.6 Berdasarkan prinsip ini, sishankamrata yang
mengakomodir peran rakyat dalam membela negara juga diakomodir oleh hukum
humaniter.
Istilah keamanan sampai saat ini belum mempunyai arti yang jelas karena dalam
menafsirkan kata keamanan, ahli dipengaruhi dengan kondisi negara. Begitupun juga
dengan tugas pertahanan yang diartikan sebagai keamanan dalam pemahaman strategic
definition tang sifatnya abstrak.
Keamanan dalam bingkai kenegaraan dibagi dalam dua dimensi yaitu strategic
definition dan economic non-strategic. Strategic definition adalah upaya mempertahankan
independensi dan kedaulatan negara secara utuh yang dilaksanakan oleh militer, sedangkan
economic non-strategic adalah penjagaan sumber ekonomi dari aspek non militer dari
fungsi negara serta diaplikasikan dalam wujud pelayanan publik, penjagaan keamanan dan
ketertiban nasional, penegakan hukum dan perundang-undangan lainnya yang dilaksnakan.
Pasca perang dingin, konsep tentang keamanan telah banyak mengalami
perkembangan. Mely Cabellero-Anthony(2004) menyebutkan minimal ada tiga pandangan
tentang keamanan yaitu:7
1) Pandangan pertama adalah yang beranggapan bahwa ruang lingkup keamanan atau
lebih luas daripada semata-mata keamanan militer.
2) Pandangan kedua adalah menentang perluasan ruang lingkup dari pada keamanan dan
lebih cenderung konsistensi tentang status qou.
6Haryomataram. Ibid, hlm. 178.
7Booth dalam Anthony, Menuju Paradigma Keamanan Komprehensif Berperspektif
Kemanan Manusia Dalam Kebijakan Keamanan Nasional Indonesia,
http://www.esaunggul c.id/~artikel.htm/>, [diakses pada 2/03/2014]

3) Pandangan ketiga keamanan adalah lebih luas dari semata-mata ancaman militer dan
ancaman negara, namun juga berusaha untuk memperlancar proses pencapaian
emansipasi manusia, bermakna pembebasan manusia (baik sebagai individu maupun
bagian dari kelompok) dari keterbatasan fisik dan kemanusiannya yang menghentikan
upaya mereka untuk memperoleh kenikmatan dari hal-hal yang sepatutnya mereka
dapatkan.
Dari beberapa pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa arti keamanan tidak hanya
membahas tentang keamanan dibidang militer tetapi juga keamanan non-militer. Hal ini
menunjukkan bahwa tugas TNI dibidang pertahanan dan Polri dibidang keamanan harus
terpisah.
Fungsi pertahan dan keaman negara dipegang oleh Tentara Nasional dan Kepolisian
Negara. Kedua fungsi itu harus dipisahkan dengan tegas satu sama lain. Tentara hanya
mengurus soal-soal pertahanan negara, sedangkan Kepolisian Negara hanya mengurus
soal-soal keamanan dan ketertiban masyarakat. Namun, berbeda dengan kepolisian negara
yang secara mutlak tidak boleh diberi tugas pertahanan, tentara nasional dapat melakukan
tugas-tugas keamanan dan ketertiban apabila diperlukan berdasarkan ketentuan undangundang dan atas permintaan aparatur kepolisian.
Jika negara berada dalam keadaan darurat yang diberlakukan secara resmi menurut
ketentuan undang-undang, aparatur tentar nasioanl dapat dipertahankan oleh undangundang untuk melakukan tugas-tugas keamanan dan ketertiban. Dalam keadaan tertentu
yang di izinkan oleh undang-undang, aparatur tentara nasioanl juga dapat memberikan
bantuan kepada pihak kepolisian dalam melaksanakan tugas-tugas keamanan dan
ketertiban masyarakat. Namun, ketertiban tentara dalam tugas keamanan dan ketertiban itu
hanya bersifat sementara dan sifatnya sangat terbatas. Dalam keadaan normal, tentara
nasional tidak dapat ikut campur dalam urusan kepolisan dan apalagi dalam urusan-urusan
politik civil. Tentara Nasional adalah aparatur pertahanan negara, bukan aparatur
keamanan ataupun aparatur politik.
Sistem pertahanan yang dipilih adalah sistem pertahanan semesta (total
defence),yang dilaksanakan oleh segenap rakyat Indonesia dan TNI sebagai komponen
utama.Polri secara kelembagaan tidak diikutsertakan dalam upaya pertahanan.
Penyelenggaraan upaya pembinaan keamanan dalam negeri dilaksanakan oleh
segenapkomponen bangsa dengan Polri dan TNI sebagai komponen utama.Perubahan ini
10

juga mengatur tentang pembinaan keamanan umum yangdilaksanakan secara terpadu oleh
segenap warga masyarakat dengan Polri dan pemerintahdaerah sebagai komponen utama.
Selain melaksanakan upaya pembinaan keamananumum, Polri juga melaksanakan
penegakan hukum sebagai bagian terpadu dalam systemperadilan pidana.
D. Realitas Permasalahan Pertahanan dan Keamanan dalam Konstitusi
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang pertahanan dan
keamanan relatif hampir sama dari tahun ke tahun, meskipun dengan tingkatan yang
berbeda-beda. Di samping permasalahan yang sifatnya sistemik dalam arti sangat
mendasar serta memerlukan waktu dan sumber daya yang sangat besar untuk
memecahkannya, terdapat juga permasalahan yang sifatnya insidental yang relatif dapat
segera diatasi.
Pemisahan TNI-Polri masih menyisakan sejumlah masalah yang menjadi wilayah
abu-abu. Wilayah abu-abu itu adalah belum adanya kesepakatan dan pengaturan yang
jelas secara detail tentang kewenangan keamanan. Pembagian peran antara Polri (sebagai
penanggungjawab keamanan) dan TNI (sebagai penanggungjawab pertahanan) juga
masih secara garis besar, sehingga over lapping sangat mungkin terjadi. Untuk itu,
diperlukan kesepahaman dan pengaturan lebih lanjut batasan jelas mengenai eskalasi
ancaman dan tingkat ancaman yang menjadi kewenangan TNI. Juga perlu diatur wujud
kerjasama TNI dan Polri dalam menangani ancaman yang eskalatif, terutama pada saat
terjadinya persinggungan kewenangan dan tanggung jawab.
Aspirasi masyarakat Indonesia dalam Era Reformasi telah terkristal pada butirbutir tuntutan refomasi yang menghendaki perubahan total menuju: masyarakat madani
(civil society), demokratisasi, supremasi hukum dan perlindungan HAM. Di bidang
keamanan, hal ini bermuara kepada tuntutan pemisahan yang tegas antara masalah
pertahanan dan keamanan serta pemisahan TNI dan Polri. Pola mencampuradukkan
masalah pertahanan dan keamanan pada masa lalu dinilai telah menyesatkan, memberi
peluang disalah gunakannya kekuatan militer dan semakin kurang profesionalnya aparat
keamanan di bidang tugas pokoknya.

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam rangka mewujudkan postur dan struktur menuju kekuatan pokok minimum
yang mampu melaksanakan operasi gabungan dan memiliki efek penangkal langkah
kebijakan yangditempuh adalah Pertahanan dan keamanan negara RI dilaksanakan
dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakan seluruh potensi nasional temasuk
kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
Pertahanan dan keamanan pada hakikatnya adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat
semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri.
Sishankamrata bersifat semesta dalam konsep, semesta dalam ruang lingkup dan semesta
dalam pelaksanaannya. Komponen kekuatannya terdiri dari berikut ini.
1) Komponen dasar, yaitu rakyat terlatih.
2) Komponen utama, yaitu ABRI dan cadangan TNI.
12

3) Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas).


4) Komponen pendukung, yaitu sumber daya dan prasarana nasional.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta, yang
penyelenggaraannya.
Pemikiran SBY dalam bukunya "Menuju Perubahan Menegakkan Civil Society
patut kita jadikan sebagai rujukan : "Sebetulnya kalau kita mendefinisikan keamanan
dalam arti yang seluas-luasnya, itu memang menyangkut segi kehidupan apa saja dan
melibatkan banyak faktor pemeran dan pelaku untuk menegakan keamanan itu sendiri.
Keamanan dengan K besar diterjemahkan dengan pertahanan eksternal. Bagaimana
tanah air kita ini tetap aman dari agresi lawan. Dalam konteks ini, maka tugas keamanan
sepenuhnya diemban oleh tentara (TNI) ..... ada yang disebut dengan internal security
atau keamanan internal. Kalau keamanan dalam negeri ini kita letakkan dalam konteks
keamanan masyarakat dan terbebasnya rakyat dari kejahatan-kejahatan, itu memang
kepolisian diharapkan berdiri di depan. Tetapi kalau keamanan negeri itu adalah
menyangkut ancaman bersenjata di dalam negeri seperti pemberontakan dan separatisme
bersenjata, itu sebetulnya paduan dari TNI dan Kepolisian. Itu kalau kita bicara tentang
domain dan wilayah tanggung jawab, sekaligus fungsi dan tugas yang perlu diberikan
kepada TNI dan Polri'.
Pembangunan keamanan ditempuh melalui Program Pengembangan
Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Program Pengembangan
Keamanan Dalam Negeri. Sasaran program ini adalah terwujudnya Polri yang
profesional sebagai penanggungjawab dan pelaksana inti penegak hukum, fungsi
keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu mendukung segenap
komitmen/kesepakatan nasional, serta mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan yang
berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan strategis. Berdasarkan uraian tersebut,
jelas bahwa Polri dalam kerangka keamanan nasional memiliki peran yang tidak
terbantahkan. Polri dalam hal ini memiliki fungsi preventif, yakni menjalankan
kewenangannya untuk mencegah timbulnya ancaman-ancaman terhadap keamanan
nasional Indonesia.
B. Saran
Urgensi dari aktualisasi upaya-ypaya nyata dalam mewujudkan Ketahanan
Nasional bagi Indonesia semakin perlu diperhatikan. Sebagai negara kestuan yang
majemuk, sduah seharusnya Indonesia punya konsepsi sistem pertahanan dan keamanan
nasional yang berintegritas. Solusi dari makalah ini perlu dipertimbangkan mengingat
urgensinya. Disarankan kepada pihak pemerintah untuk menguatkan dan memperbaiki
sistem pertahanan dan keamanan negara melalui perbaikan materi muatan konstitusi
Indonesia.

13

Kepada para pembaca, penulis berharap agar dilakukannya upaya nyata serta
penelitian-penelitian lanjutan guna meningkatkan integrasi bangsa khusunya bagi upaya
pengembangan konsep Ketahanan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Booth dalam Anthony, Menuju Paradigma Keamanan Komprehensif Berperspektif Kemanan
Manusia

Dalam

Kebijakan

Keamanan

Nasional

Indonesia,

http://www.esaunggul c.id/~artikel.htm/>, [diakses pada 10/03/2015]


Andi Widjajanto, Evolusi Doktrin Pertahanan Indonesia, Jurnal Pro Patria, 2005
Haryomataram, Hukum Humaniter, Jakarta:Rajawali Press,1984

Pustaka

Indonesia,
konsepsi
ketahanan
nasional
Indonesia.
http://www.pusakaindonesia.org/konsepsi-ketahanan-nasionalindonesia/ [diakses pada 10/03/2015]

Janedjri M. Gaffar (ed), Demokrasi Konstitusional: Praktik Ketatanegaraan


Indonesia setelah Perubahan UUD 1945, Jakarta: Konstitusi Press,
2012
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Srategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Munadjat Danusaputro, Wawasan Nusantara (dalam Pendidikan dan Kebudayaan)
Buku III, Bandung: Alumni, 1981

14

Anda mungkin juga menyukai