Anda di halaman 1dari 16

ANCAMAN INTEGRASI NASIONAL

DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

Rama Alfarizi
Kelas: XII Akomondasi Perhotelan
SMK YADIKA LUBUKLINGGAU

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ancaman Integrasi Nasional di
Bidang Pertahanan dan Keamanan ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang
kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah tentang Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Pertahanan
dan Keamanan ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Pertahanan dan Keamanan..... 3
B. Penetapan Pemrograman Pertahanan dan Keamanan............................ 4
C. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan..... 7
D. Sistem Pertahanan dan Keamanan Semesta.......................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 11
B. Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan
seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara
atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang
luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak
hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa
tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga
timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang ideologis. Meski
demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk
tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang
dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan
dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan
suasana damai.
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia
mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda
dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya
alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia
menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antara negara
besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak
negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan
membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi NKRI. Untuk itu bangsa
Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi
setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun
datangnya.
Di sinilah letak kepentingan Ketahanan Nasional bagi bangsa
Indonesia, untuk tetap teguh berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia,

1
2

untuk menghindari segala jenis ancaman dan bahaya yang bermaksud


menghancurkan atau merusak hakikat dan pendirian Bangsa Indonesia.
Ketahanan Nasional memiliki salah satu tujuan yakni untuk menjaga
keamanan dan ketenteraman bangsa Indonesia dari segala bahaya. Itulah
sebabnya pentingnya perlindungan Negara di bidang Pertahanan dan
Keamanan negara Karena itu, Fungsi Pertahanan dan Keamanan negara
diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan, daya
tangkal negara dan bangsa serta menanggulangi setiap ancaman meliputi
subfungsi pertahanan, subfungsi keamanan dalam negeri dan subfungsi
keamanan ketertiban masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa saja ancaman integrasi nasional di bidang pertahanan dan keamanan?
2. Bagaimana penetapan pemrograman pertahanan dan keamanan?
3. Bagaimana strategi mengatasi ancaman di bidang pertahanan dan
keamanan?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem pertahanan dan keamanan semesta?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Walaupun perang umum dapat diharapkan tidak akan terjadi dalam
jangka waktu lima tahun yang akan datang, namun perang terbatas tetap
merupakan ancaman yang sukar untuk dapat dicegah, sedang kegiatan
subversi senantiasa akan merupakan bahaya laten yang akan memanfaatkan
setiap keadaan dalam negeri bangsa-bangsa yang sedang berkembang. Oleh
karena itu upaya pertahanan dan keamanan haruslah dapat mewujudkan
kemampuan untuk dapat menghadapi dan menanggulangi ancaman perang
terbatas, dan mencegah serta mengatasi kegiatan subversi dalam berbagai
bentuknya.
Dalam pengkajian masalah pertahanan dan keamanan nasional
diketemukan banyak ketidakpastian. Ketidakpastian masa depan menuntut
tersedianya jaminan dalam berbagai bentuk. Pertama, perkembangan keadaan
yang dapat melahirkan ancaman harus dapat diketahui segera. Suatu
kemampuan intelijen harus dimiliki agar dapat mewujudkan jaminan
tersedianya waktu peringatan yang maksimum. Kedua, persiapan pertahanan
dan keamanan nasional tidak dapat ditunda sampai munculnya suatu ancaman
secara pasti. Perkembangan-perkembangan yang mendadak menuntut
tersedianya kekuatan siap yang cukup, yang jika perlu dalam waktu yang
singkat masih dapat diperbesar lagi dengan mengaktifkan kekuatan cadangan.
Ketiga, berbagai peristiwa dalam berbagai bentuk dapat timbul kemudian.
Pengkajian harus senantiasa dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa yang
belum terjadi, tetapi dapat merupakan bentuk peristiwa yang dapat saja timbul
di masa depan.
Kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia perlu diamankan
terhadap ancaman perang dan segala bentuk gangguan keamanan.
Kepentingan nasional yang demikian tinggi nilainya, harus dijamin
kelangsungannya oleh Bangsa Indonesia sendiri dan tidak boleh disandarkan
kepada kekuatan bangsa lain. Ketetapan bangsa Indonesia untuk tidak

3
4

mengikatkan diri dalam suatu persekutuan atau fakta pertahanan, memperkuat


keharusan untuk selalu bersandar pada kemampuan sendiri. Di samping itu,
kepentingan Indonesia terhadap perdamaian dunia, khususnya keamanan di
kawasan Asia Tenggara, mewajibkan bangsa Indonesia untuk turut serta
dalam upaya internasional maupun regional untuk memelihara keamanan dan
perdamaian.
Beban kewajiban ini dapat berupa suatu kekuatan pemelihara
perdamaian, sebagai salah satu sahamnya dalam kerja sama internasional.
Sebagai suatu bangsa yang cinta damai, Indonesia lebih mengutamakan
penyelesaian pertentangan melalui jalan kebijaksanaan politik dari pada jalan
militer. Meskipun demikian dalam keadaan tertentu, kemampuan Hankamnas
yang berdiri di belakangnya, berguna untuk mendukung kebijaksanaan politik.
Oleh karena itu bagi Indonesia adalah penting untuk menampakkan dirinya
sebagai suatu negara yang menangani setiap permasalahan Hankamnas secara
bersungguh-sungguh serta untuk menunjukkan bahwa kekuatan yang
dimilikinya mempunyai kemampuan yang harus diperhitungkan.
Pertahanan ini disertai upaya untuk meningkatkan kemampuan
organisasi komando dan pengendalian antar Angkatan. Untuk seluruh
Kekuatan Pertahanan ini perlu dibangun atau ditingkatkan fasilitas-fasilitas
pangkalan, baik yang berupa pangkalan operasi maupun asrama kesatuan,
yang lokasinya sedapat mungkin disesuaikan dengan rencana pengembangan
wilayah. Program Utama ini terdiri dari Program Bala Pertahanan Wilayah,
Program Bala Pertahanan Terpusat, Program Angkutan Terpusat, Program
Bala Cadangan dan Program Intelijen, dan Komunikasi Terpusat.

B. Penetapan Pemrograman Pertahanan dan Keamanan


1. Program Bala Pertahanan Wilayah
a. Pembinaan TNI-AD diprioritaskan pada peningkatan pembinaan
teritorial sampai ke pelosok-pelosok wilayah Nasional untuk dapat
menciptakan kondisi teritorial yang mantap serta dapat menumbuhkan
desa sebagai pangkal kekuatan pertahanan rakyat semesta
meningkatkan kemampuan kekuatan pemukul wilayah termasuk
5

kemampuan pembekalan dan pemeliharaan wilayah serta me-


ningkatkan kemampuan aparatur intelijen dari tingkat Kodam sampai
dengan tingkat Koramil, sehingga dapat melaksanakan pengindraan
sedini mungkin, menghambat, melokalisasikan dan menetralisasikan
setiap gangguan dan ancaman.
b. Pembinaan TNI-AL diprioritaskan pada peningkatan pengendalian laut
dan peningkatan pembinaan perlawanan rakyat di laut guna
mendukung kemampuan pengamatan laut teritorial dalam rangka
mengimplementasikan Wawasan Nusantara dan meningkatkan sistem
dukungan administrasi dan logistik yang mampu menunjang operasi-
operasi, baik yang dilaksanakan oleh Kekuatan Wilayah maupun
Kekuatan Terpusat.
c. Pembinaan TNI-AU diprioritaskan pada peningkatan kemampuan
komando dan pengendalian operasi udara dalam rangka membantu
pelaksanaan operasi-operasi darat dan laut; peningkatan kemampuan
pengamatan udara dengan memanfaatkan segenap potensi yang ada
dalam wilayah seperti organisasi penerbangan sipil dan rakyat;
meningkatkan sistem dukungan administrasi dan logistik yang mampu
menunjang operasi-operasi, baik yang dilaksanakan oleh kekuatan
wilayah maupun oleh kekuatan terpusat.
2. Program Bala Pertahanan Terpusat
a. Pembinaan TNI-AD diprioritaskan pada peningkatan kekuatan
pemukul yang memiliki daya tempur dan kesiapan yang tinggi,
mobilitas darat dan lintas udara yang memadai, beserta perlengkapan
yang lebih baik.
b. Pembinaan TNI-AL diprioritaskan pada peningkatan kemampuan
peperangan di laut dan peningkatan kemampuan pengamatan laut
dengan mengembangkan kekuatan-kekuatan tempur laut yang ter-
gabung dalam Eskader TNI-AL.
c. Pembinaan TNI-AU diprioritaskan pada peningkatan kemampuan
pengamatan udara, penyerangan udara dan pertahanan udara.
3. Program Angkutan Terpusat
6

Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan


pemindahan strategis pasukan, perlengkapan dan perbekalan ke seluruh
wilayah Nusantara, dengan membentuk dan atau menyempurnakan satuan-
satuan angkutan strategis, terutama laut dan udara. Program Bala
Cadangan
Program ini meliputi kegiatan pembentukan satuan-satuan tempur
cadangan untuk meningkatkan kekuatan bala pertahanan wilayah,
khususnya dalam rangka meningkatkan kemampuan peperangan wilayah
satuan-satuan angkutan darat, laut dan udara cadangan untuk
meningkatkan kemampuan pemindahan strategis serta personil militer
cadangan dalam rangka membangun satuan-satuan, dan cadangan. Untuk
itu, perlu segera disiapkan ketentuan-ketentuan serta petunjuk-petunjuk.
4. Program Intelijen dan Komunikasi Terpusat
a. Peningkatan kemampuan intelijen strategis melalui peningkatan
kemampuan personil yang ada dan penambahan tenaga-tenaga ahli,
serta meningkatkan pengindraan dan apresiasi terhadap lingkungan
strategis di dalam negeri maupun di luar negeri, yang meliputi bidang-
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, psikologi dan militer,
sehingga perubahan-perubahan tersebut dapat di identifikasikan
dengan teliti dan cermat serta dapat memberikan cukup waktu untuk
bertindak.
b. Peningkatan pelaksanaan kegiatan topografi dan hidrografi untuk
melengkapkan data bumi dan perairan wilayah Nusantara, yang punya
arti penting bagi upaya pertahanan dan keamanan maupun
kesejahteraan nasional.
c. Peningkatan kemampuan komunikasi strategis yang meliputi
pendayagunaan segenap peralatan modern yang sudah ada.
5. Program Utama Kekuatan
Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan kepolisian
daerah untuk dapat memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
mampu memberikan pelayanan dan penyelenggaraan penyelamatan
masyarakat, penanggulangan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban
7

masyarakat serta kemampuan penegakan hukum yang dapat menindak,


membuktikan di depan pengadilan dan melaksanakan putusan pengadilan
atas perbuatan penyimpangan terhadap hukum.
a. Program Kepolisian Pusat
Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan untuk
penanggulangan gangguan-gangguan terhadap keamanan dan
ketertiban masyarakat yang bersifat khusus, berintensitas tinggi dan
memerlukan pencegahan serta penindakan secara khusus.
b. Program Angkutan Terpusat
Kebutuhan pemindahan strategis Polri dipenuhi oleh Angkutan
Terpusat dari Program Utama Kekuatan Pertahanan.
c. Program Bantuan Keamanan Masyarakat
Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan
menyelenggarakan upaya keamanan oleh rakyat sendiri, dan
peningkatan kemampuan dari berbagai kepolisian khusus yang
dibentuk dalam badan-badan pemerintah tertentu.

C. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh
karena itu, harus diterapkan strategi yang tepat untuk mengatasinya. UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi pertahanan
dan keamanan bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman militer tersebut.
Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan sebagai berikut.
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung.
8

3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut


dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan
negara Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia.
Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara tidak hanya menjadi
tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga
bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara. TNI dan
POLRI manunggal bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan
gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan negara untuk mengatasi
berbagai macam ancaman militer dilaksanakan dengan menggunakan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta pada hakikatnya adalah segala upaya menjaga
pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber
daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara
merupakan satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh. Dengan kata
lain, penyelenggaraan sishankamrata didasarkan pada kesadaran akan hak dan
kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
9

D. Sistem Pertahanan dan Keamanan Semesta


Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan
pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan
dengan keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan
kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara. Meskipun
dikemudian hari Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup
tinggi, model tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan
dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai
dengan perannya masing-masing.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta
bercirikan berikut.
1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan
oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi
upaya pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara
menyebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai
dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan.
Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan didasarkan pada
doktrin dan strategi sishankamrata yang dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan ancaman yang dihadapi Indonesia. Agar pengerahan dan
penggunaan kekuatan pertahanan dapat terlaksana secara efektif dan efisien,
diupayakan keterpaduan yang sinergis antara unsur militer dengan unsur
militer lainnya, maupun antara kekuatan militer dengan kekuatan nirmiliter.
Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan dalam keterpaduan tiga
kekuatan militer Republik Indonesia, yaitu keterpaduan antar kekuatan darat,
kekuatan laut, dan kekuatan udara.
Adapun, keterpaduan antara kekuatan militer dan kekuatan nirmiliter
diwujudkan dalam keterpaduan antar-komponen utama, komponen cadangan,
dan komponen pendukung. Keterpaduan tersebut diperlukan dalam
pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan, baik dalam rangka
menghadapi ancaman tradisional maupun ancaman non-tradisional.
10

Berdasarkan analisis lingkungan strategik, ancaman militer dari negara lain


(ancaman tradisional) yang berupa invasi, adalah kecil kemungkinannya.
Namun demikian, kemungkinan ancaman tersebut tidak dapat diabaikan dan
harus tetap dipertimbangkan. Ancaman tradisional yang lebih mungkin adalah
konflik terbatas yang berkaitan dengan pelanggaran wilayah dan/menyangkut
masalah perbatasan.
Komponen utama disiapkan untuk melaksanakan operasi militer untuk
perang (OMP). Penggunaan komponen cadangan dilaksanakan sebagai
pengganda kekuatan komponen utama bila diperlukan, melalui proses
mobilisasi/demobilisasi. Kendati kekuatan pertahanan siap dikerahkan untuk
melaksanakan OMP, namun setiap bentuk perselisihan dengan negara lain
selalu diupayakan penyelesaiannya melalui jalan damai. Penggunaan kekuatan
pertahanan untuk tujuan perang hanya dilaksanakan sebagai jalan terakhir
apabila cara-cara damai tidak berhasil.
.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia perlu diamankan
terhadap ancaman perang dan segala bentuk gangguan keamanan.
Kepentingan nasional yang demikian tinggi nilainya, harus dijamin
kelangsungannya oleh Bangsa Indonesia sendiri dan tidak boleh disandarkan
kepada kekuatan bangsa lain. Ketetapan bangsa Indonesia untuk tidak
mengikatkan diri dalam suatu persekutuan atau fakta pertahanan, memperkuat
keharusan untuk selalu bersandar pada kemampuan sendiri.
Strategi nasional bangsa Indonesia yang mengutamakan pembangunan
nasional untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, merupakan kepentingan
nasional yang utama. Oleh karena itu segenap upaya nasional, baik ke dalam
maupun ke luar harus menunjang. suksesnya pembangunan nasional.
Sehubungan dengan itu, upaya pertahanan dan keamanan nasional
berkewajiban mendukung usaha pembangunan itu dengan menjamin
terpeliharanya suasana dan kondisi masyarakat yang damai, aman, tenteram,
tertib dan dinamis.
Pembangunan pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan
masyarakat dari suatu keadaan tertentu menuju suatu keadaan baru yang lebih
baik dan lebih maju. Dan setiap perubahan akan selalu menyebabkan
gangguan terhadap keseimbangan, sehingga akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh gangguan keseimbangan yang lahir dari proses perubahan ini akan
merupakan suatu perubahan keadaan yang harus dihadapi dan diatasi secara
terus menerus..

B. Saran
Mengingat penyelundupan narkoba merupakan bagian dari kejahatan
lintas negara, maka Indonesia dan Malaysia, dan juga perlu dikembangkan
dengan melibatkan negara-negara ASEAN lainnya, perlu mengembangkan
dan meningkatkan kerja sama yang lebih aplikatif.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Taniredja, Tukiran dan Kawan-kawan. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan.


Bandung: Alfabeta.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. 2006. Ilmu Kewarganegaraan. Bandung:


Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai