BAB I
INTISARI MODUL
A. Manajemen Harkamtibmas
Keamanan selalu menjadi sektor yang amat penting disetiap negara.
Variabel keamanan merupakan determinan bagi terpenuhinya atau terhambatnya
variabel-variabel lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu “Keamanan dalam negeri merupakan syarat utama untuk
mendukung terwujudnya masyarakat Madani yang adil, makmur, dan beradab
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945” (lihat konsideran UU
No.2 Tahun 2002).
Sesungguhnya keamanan tidak lagi sebatas menjadikan “negara” sebagai
objek yang harus dijaga, tetapi harus menjaga dan melindungi rasa aman dan
kemanusiaan. Setiap individu, kelompok maupun sebagai bangsa berhak untuk
menikmati rasa aman, berhak dan wajib ikut serta dalam usaha keamanan
negara, dengan menempatkan kewajiban Negara untuk mengatur dan
mengelolanya, sinergis dengan segenap elemen bangsa untuk mewujudkan
kondusivitas keamanan Negara, keamanan dalam negeri, Kamtibmas termasuk
didalamnya adalah peran dan fungsi kepolisian maupun pengemban fungsi
kepolisian.
1. Usaha Penyelenggaraan Keamanan
Usaha penyelenggaraan keamanan setidaknya mendasari kepada
beberapa aspek yaitu :
1
2
a. Filosofis
Mendasari pada Pancasila. Implementasi dari kelima Sila
dengan penyelenggaraan usaha keamanan Negara.
b. Yuridis
Sesuai dengan pasal 30 UUD RI 1945, bidang pertahanan
dan keamanan negara, inti dari pasal tersebut antara lain bahwa;
“usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan dengan
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
c. Sosiologis
Penyelenggaraan usaha keamanan juga harus
memperhatikan cita-cita / tujuan Negara dan perlu
mempertimbangkan harapan masyarakat.
d. Politis/kemanfatan
Mewujudkan dan menjamin keamanan bukan hal yang
mudah, oleh karena itu harus disikapi oleh Negara dan segenap
elemen bangsa, perlu adanya Grand strategy dan sinergitas untuk
memelihara, mewujudkan kondusivitas dan menjamin keamanan
Negara sehingga memiliki nilai / manfaat untuk mencapai tujuan.
3. Spektrum Ancaman
Secara umum spektrum ancaman dapat diproyeksikan dalam 3
bentuk ancaman yaitu dari mulai yang paling mendasar berupa akar
permasalahan dan belum berbentuk gangguan (faktor korelatif kriminogen/
Potensi Gangguan) yaitu semua faktor dalam kehidupan masyarakat yang
meliputi semua aspek Panca Gatra : Faktor kewilayahan, kependudukan,
sumber daya alam, Ipoleksosbud, Hankam terutama yang sifatnya negatif
dan berpotensi mengganggu Kamtibmas. Berikutnya adalah bentuk
ancaman berupa kerawanan (Police Hazard /Ambang Gangguan) sampai
pada bentuk Gangguan Nyata (Ancaman Faktual).
4. Tentang Polri
a. Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di
bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat (Pasal 2 Undang-Undang nomor 2 tahun 2002).
b. Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan
keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan
ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya
perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta
terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia (Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002).
c. Peran Polri, sesuai Pasal 5 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002
adalah :
1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
4
e. Kebijakan
1) Pembenahan di lingkungan Polri dari aspek struktural,
instrumental dan kultural.
2) Pencanangan grand strategi Polri 2005 s/d 2025 yang di
susun secara bertahap.
3) Kebijakan Kapolri berupa program Revitalisasi Polri menuju
pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat dengan menghidupkan, membangun, dan
memberdayakan kembali nilai-nilai kemampuan yang telah
di miliki Polri di segala bidang.
6
BAB II
REFERENSI TAMBAHAN
from malefactors who are working to our national and individual hurt”. Intelijen keamanan
adalah intelijen di balik fungsi kepolisian yang tugasnya untuk melindungi negara dan
rakyatnya dari tindak kejahatan yang dapat menganggu keamanan nasional dan
keamanan individu. Intelijen keamanan mencakup proses pengumpulan, evaluasi,
analisis, serta interpretasi data dan informasi tentang kegiatan yang berpotensi
mengancam keamanan nasional dan keamanan individu. Pengertian ini mengandung
makna bahwa intelijen keamanan diarahkan untuk melakukan deteksi serta peringatan
dini atas kemungkinan munculnya ancaman gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat.
Dilandasi oleh pemahaman terhadap eksistensi kepolisian, intelijen dapat
dipandang salah satu bentuk operasi kepolisian dalam rangka pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat untuk mewujudkan keamanan nasional. Pelaksana tugas
itelijen di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes/Pusat) disebut
Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam). Penekananya pada intelijen keamanan dalam
negeri seperti dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 52 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) Kepolisian Negara RI Pasal 18, yang berbunyi:
“(1) Badan Intelijen Keamanan disingkat Baintelkam adalah unsur pelaksana tugas
pokok bidang intelijen keamanan yang berada di bawah Kapolri’ (2) Baintelkam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertugas membantu Kapolri dalam membina dan
menyelenggarakan fungsi intelijen bidang keamanan bagi kepentingan pelaksanaan
tugas operasional dan mana-jemen Polri guna mendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan dalam rangka mewujudkan keamanan dalam negeri”. Unsur pelaksana
tugas Intelkam pada tingkat kewilayahan masing-masing terdiri atas: (1) Direktorat
Intelijen Keamanan (Ditintelkam) pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda; (2)
Satuan Intelijen Keamanan (Satintelkam) pada tingkat Polres yang berada di bawah
Kapolres; serta (3) Unit Intelijen Keamanan (Unitintelkam) pada tingkat Polsek yang
berada di bawah Kapolsek.
https://csuryana.wordpress.com/2013/04/15/keamanan-nasional-polisi-dan-
intelijen-keamanan-intelkam-literature-review/
11
BAB III
TANGGAPAN/PENDALAMAN
Adapun hal yang perlu diperhatikan dan harus menjadi komitmen bersama
seluruh instansi terkait terutama Polri, TNI, Panwaslu, KPUD dalam menghadapi
Pemilukada serentak, dan untuk menghadapi potensi konflik yang terjadi di internal
Partai Golkar dan PPP, maka perlu adanya integritas dan netralitas. Disamping itu
kerjasama harus didasari dengan prinsip-prinsip kerjasama yang serasi, selaras dan
seimbang serta saling menumbuhkan kepercayaan dan menerapkan prinsip gotong
royong mendasari pada Sila 3 dari Pancasila.
12
Adapun upaya untuk meningkatkan deteksi dini terhadap kasus narkoba tersebut,
antara lain :
1. Perlu dilaksanakan pelatihan teknik penyelidikan tindak pidana narkoba antara
lain : surveilence, undercover dan controlled delivery.
2. Pelatihan penggunaan dan penguasan terhadap peralatan khusus deteksi dan
sistem komunikasi yang digunakan dalam pengungkapan tindak pidana narkoba.
3. Pelatihan psikologi untuk dapat mengenali gelagat dan ciri-ciri perubahan
psikologi seseorang sebagai pelaku narkoba.
4. Melaksanakan operasi gabungan dengan Ditresnarkoba dan Propam terhadap
anggota Polri yang terindikasi narkoba di tempat hiburan, asrama atau kos-kosan
ataupun di tempat lain yang menjadi target operasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. Perundang-undangan
B. Literatur
C. Internet
https://csuryana.wordpress.com/2013/04/15/keamanan-nasional-polisi-dan-
intelijen-keamanan-intelkam-literature-review/