Anda di halaman 1dari 3

Resume Kewaspadaan Dini

Angkatan :5
Nama : Muh. Jafar, S. Hut.
NDH : 33
Instansi : Dinas Kehutanan
Tanggal : 23 Februari 2023

KEWASPADAAN DINI
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, telah mengamantkan
tujuan Negara adalah, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, oleh sebab itu maka semua warga bangsa mempunyai kewajiban yang sama untuk
mewujudkan tujuan Negara bangsa dimaksud, tidak terkecuali bagi para Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS).
Selain pengetahuan dasar Wawasan Kebangsaan dan Nilai- Nilai Dasar Bela Negara, para
Calon Pegawai Negeri Sipil juga diharapkan mempunyai pengetahuan lain, antara lain
Kewaspadaan Dini. Kemampuan kewaspadaan dini ialah kemampuan yang dikembangkan untuk
mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara
optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam
menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain, kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi
kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.
1. PENGERTIAN DASAR INTELIJEN
Secara universal pengertian Intelijen berdasarkan Penjelasan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 tahun 2011 tentang Intelijen Negara meliputi.
a. Pengetahuan, Intelijen sebagai pengetahuan merupakan dasar dalam perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan melalui sebuah proses intelijen sesuai
lingkaran intelijen (Intelligence cycle) yang merupakan penerapan dari fungsi
intelijen penyelidikan dimana pengguna (user)menggunakan produk-produk
intelijen dalam setiap perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.
b. Organisasi, yaitu suatu badan yang digunakan sebagai wadah yang diberi tugas
dan kewenangan untuk menyelenggarakan fungsi dan aktivitas Intelijen
c. Aktivitas, yaitu semua usaha, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan penyelenggaraan
fungsi penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Riyanto dalam bukunya
“Intelijen Vs Terorisme di Indonesia” menjelaskan bahwa intelijen sebagai
aktivitas dibagi dalam kegiatan intelijen dan operasi intelijen.
2. KEWASPADAAN DINI DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai kewajiban
melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala daerah dan wakil kepala daerah
mempunyai kewajiban memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat dan untuk
mewujudkan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat perlu dilakukan
upaya-upaya kewaspadaan dini oleh masyarakat.
Untuk mewujudkan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat yang
dilakukan dengan upaya- upaya kewaspadaan dini oleh masyarakat dibentuklah Forum
Kewaspadaan Dini Masyarakat yang selanjutnya ddisingkat FKDM. FKDM adalah
wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara
kewaspadaan dini masyarakat, termasuk wakil—wakil Ormas.
FKDM dibentuk di provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan.
Pembentukan FKDM dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah daerah.
FKDM memiliki hubungan yang bersifat konsultatif.
3. DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI DALAM PENYELENGGARAAN
OTONOMI DAERAH
Dalam rangka mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan tegaknya
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilaksanakan deteksi dini dan
peringatan dini di daerah yang perlu didukung dengan koordinasi yang baik antar aparat
unsur intelijen secara professional yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah. Dalam penyelenggaraan otonomi,
daerah mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan
kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala daerah
dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban memelihara ketenteraman dan ketertiban
masyarakat.
4. KEWASPADAAN DINI DALAM PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA
Dalam penyelenggaraan pertahanan Negara, kemampuan kewaspadaan dini
dikembangkan untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan
pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan
antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain,
kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak ideologi, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan, keutuhan
NKRI dan keselamatan bangsa.
5. DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI DALAM SISTEM KEAMANAN
NASIONAL
Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011 tentang
Intelijen Negara Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun dijelaskan
bahwa Pembukaan 1945 alinea keempat menyebutkan bahwa pembentukan Pemerintah
Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial yang senantiasa diupayakan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan cara memperkuat
Sistem Kemanan Nasonal, mencegah Ancaman, Deteksi Dini dan Peringatan Dini dan
Penyelenggara Intelijen Negara dan menjaga Kerahasiaan dan masa retensi.
6. IMPLEMENTASI DAN APLIKASI KEWASPADAAN DINI BAGI CPNS
Sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat, CPNS memiliki kewajiban untuk ikut
mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan tegaknya kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dimplementasikan dengan “kesadaran lapor
cepat” terhadap setiap potensi ancaman, baik di lingkungan pekerjaan maupun
lingkungan pemukiman, menorong terbentuknya FKDM di lingkungan masing-masing
atau berkontribusi pada Kominda Namun, sebagai warga Negara kesadaran lapor cepat
adalah perwujudan kewaspadaan dini adalah perwujudan dari kesadaran bela Negara.
Pelaporan dapat dilakukan secara lisan (langsung) atau tertulis kepada aparat/pejabat
terkait sesuai dengan potensi ancaman yang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai