Anda di halaman 1dari 7

Nama : Parida

NIM : 043024882

Mata Kuliah : Sistem Pemerintahan Indoneaia

Tugas :2

MAKALAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi kewaspadaan nasional merupakan langkah-langkah konsepsional


menyangkut early warning, early detection, cegah awal dan tangkal awal yang didasari doktrin,
peraturan, hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan kehidupan nasional. Dalam
tulisan atau taskap ini, langkah-langkah konsepsional yang dimaksud adalah langkah-langkah
yang berkaitan dengan kewaspadaan nasional terhadap bahaya korupsi di lingkungan aparatur
pemerintahan yang menjadi sebuah ancaman terhadap ketahanan nasional, karena menyimpang
dari nilai-nilai yang berlaku secara universal, paradigma nasional serta berbagai aturan
perundangan yang telah ditentukan. Kondisi bangsa Indonesia saat ini masih diliputi oleh
dampak krisis multidemensi yang disertai arus global, telah menimbulkan berbagai permasalahan
yang mengancam kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mencapai
cita-cita dan tujuan nasional.

Korupsi tidak hanya terjadi di Indonesia saja melainkan terjadi di seluruh negara di
dunia. Korupsi tidak hanya dihadapi oleh negara-negara berkembang tetapi juga dihadapi oleh
negara-negara yang sudah maju. Bahkan korupsi juga terdapat pada semua sistem sosial baik
feodalisme, kapitalisme, komunisme, maupun sosialisme. Oleh karenanya korupsi merupakan
salah satu tantangan yang harus dihadapi dunia, korupsi mengancam kehidupan manusia,
menghambat pembangunan kesejahteraan, menambah kemiskinan dan menyengsarakan rakyat.
Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, perlu
dilakukan langkah-langkah yang didasari oleh pemikiran yang berlandaskan kepada. Paradigma
Nasional dan peraturan perundangan. Sebagai landasan pemikiran dalam mengimplementasikan
kewaspadaan
nasional terhadap bahaya korupsi di lingkungan aparatur pemerintahan guna menumbuhkan
kesadaran hukum dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional adalah menggunakan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedudukan Pancasila sebagai landasan penyelenggaraan Indonesia baik landasan


ideal, landasan konstitusional, dan landasan operasional
Paradigma Nasional yang terdiri dari Pancasila sebagai landasan Idiil, Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional, Wawasan Nusantara sebagai landasan visional,
Ketahanan. Nasional sebagai landasan konsepsional, dan Peraturan Perundang-Undangan
sebagai landasan operasional. Kelima landasan tersebut akan diuraikan sebagai berikut Setiap
negara memiliki landasan hukum yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegaranya,
termasuk Indonesia. Landasan hukum ini terbagi menjadi beberapa jenis tergantung pada sistem
hukum yang digunakan oleh masing-masing negara. Pada umumnya, landasan yang paling
pokok adalah landasan idiil, landasan konstitusional, dan landasan operasional. Ketiganya
memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain. Pengertian Landasan Idiil Landasan idiil
adalah ideologi dasar suatu negara yang memiliki kekuatan hukum yang bersifat mengikat bagi
lembaga pemerintahan maupun masyarakat di negara tersebut. Landasan idiil selalu identik
dengan ideologi sebuah bangsa. Negara Indonesia memiliki landasan idiil yaitu Pancasila.
Utamanya pada sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sila ini
memiliki arti bahwa Indonesia menempatkan dirinya sebagai bagian dari manusia dia dunia.
Pengertian Landasan Konstitusional Landasan konstitusional adalah sebuah landasan negara
yang berkaitan erat dengan semua aturan dan ketentuan ketatanegaraan suatu bangsa. Landasan
konstitusional bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar atau UUD 1945. Landasan
konstitusional berupa konstitusi dasar yang menjadi sebuah pedoman pokok di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konstitusi itu sendiri mencakup segala macam
ketentuan dan peraturan ketatanegaraan atau hukum dasar dari sebuah negara. Salah satu tujuan
konstitusi adalah membatasi kekuasaan untuk menghindari kesewenang-wenangan. Landasan
konstitusional bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar atau UUD 1945. Dalam
kedudukannya sebagai sumber hukum, UUD 1945 memiliki fungsi sebagai alat kontrol bagi
norma-norma hukum yang lebih rendah kedudukannya. Oleh karena itu, semua aturan hukum
atau praktik kehidupan kenegaraan tidak boleh menyimpang atau melanggar UUD 1945.
Landasan operasional dijadikan sebagai dasar hukum material yang memberi arah serta menjadi
pedoman pengelolaan oleh pemegang kekuasaan dalam mengelola sebuah negara. Landasan
operasional biasanya berupa landasan pelaksanaan dari sebuah konstitusi dan landasan idiil.
Landasan operasional di Indonesia bisa berupa peraturan pemerintah dan peraturan perundang-
undangan yang berdasarkan wawasan nusantara. Wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia yang dalam lingkup kepentingan nasional yang berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945 tentang diri dan lingkungannya serta tanah airnya sebagai negara kepulauan. Dalam
kemajemukan Indonesia, wawasan nusantara diharapkan dapat menjadi pegangan operasional
dan latar belakang sikap, pola pikir, dan tingkah laku setiap penyelenggara negara dalam
mewujudkan cita-cita bangsa.

Dalam pembukaan U U D 1945 alinea 4 tertulis bahwa tujuan nasional yaitu


memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.9
Anggaran telah banyak dikeluarkan oleh pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum,
tetapi hingga saat ini sebagaian penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Anggaran
yang seharusnya untuk peningkatan kesejahteraan umum diselewengkan oleh oknum aparatur
pemerintahan untuk memperkaya diri sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan implementasi
kewaspadaan nasional terhadap bahaya korupsi di lingkungan aparatur pemerintahan guna
menumbuhkan kesadaran hukum dalam rangka ketahanan nasional.
Pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan nasional yang
berlandaskan Pancasila, tentang diri dan lingkungannya serta tanah airnya sebagai negara
kepulauan dengan segala aspek kehidupannya yang beragam dan dinamis, dengan
mengutamakan persatuan bangsa dan kesatuan wiiiayah Indonesia, yang tetap menghargai dan
menghormati kebhinekaan daiam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mewujudkan cita-cita nasional. Cita-cita nasional adalah sebagaimana yang
tercantum dalam Pembukaan UU D 1945, yaitu : Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil
dan makmur, serta berkehidupan kebangsaan yang bebas. Seperti yang teijadi saat ini, bahwa di
tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah diwarnai oleh berbagai
kesenjangan sosial yang berakibat rendahnya kesadaran hukum masyarakat. Bila situasi tersebut
berlangsung terus, maka ketahanan nasional akan sulit diwujudkan. Oleh karena itu di tengah
kehidupan sosial masyarakat, implementasi kewaspadaan nasional harus dapat mengembangkan
segala potensi menjadi kekuatan dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Esensi wawasan nusantara mengajarkan mawas ke dalam,
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah nasional sebagai satu kesatuan geopolitik,
sedangan mawas keluar mengutamakan kepentingan nasional dan terciptanya ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kondisi obyektif
masyarakat Indonesia yang sangat majemuk (suku, ras, budaya, agama). Dengan wawasan
nusantara diharapkan dapat menjadi pegangan operasional dan latar belakang pola sikap, pola
pikir dan pola tindak setiap penyelenggara negara dalam mewujudkan cita-cita bangsa yaitu
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan U U D 1945 dengan tidak
melakukan tindakan korupsi.

Ketahanan Nasional Sebagai Landasan Konsepsional. Sebagai landasan konsepsional,


Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metoda)
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, yang mampu mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan (TA H G ) yang
timbul. Kondisi Ketahanan Nasional bersifat dinamis, karena tata kehidupan nasional relatif
selalu berubah menurut waktu, ruang, dan lingkungan terutama pada aspek-aspek kehidupan
nasional yang dinamis. Dalam konsepsi Ketahanan Nasional aspek-aspek kehidupan nasional
yang dinamis tersebut disebut “Gatra” yang dipetakan dalam astagatra, geografi, demografi,
SKA, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pada era reformasi
saat ini, kewaspadaan nasional di dalam implementasinya sedang mengalami penurunan yang
sangat memprihatinkan. Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran pembangunan
nasional dalam meningkatkan ketahanan nasional. Dalam rangka mengimplementasikan
kewaspadaan nasional, diperlukan rasa peduli dan rasa tanggung jawab setiap warga negara
terhadap kelangsungan kehidupan nasional dari suatu potensi ancaman. Sehingga dapat
mewujudkan kondisi ketahanan nasional. Ketahanan yang kokoh dan mantap diawali dari
individu di tengah masyarakat dan kemudian secara bertahap mengikat pada keluarga,
lingkungan selanjutnya daerah yang terintegrasi dengan komponen ketahanan lainnya.
Ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamik bangsa yang berinteraksi antara gatra-
gatra dalam aspek astra gatra. Untuk mewujudkan ketahanan nasional, diperlukan suatu
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang sehat dan dinamis, hal ini ditujukan agar
penyelenggara negara sebagai penentu kebijakan yang berskala nasional hendaknya senantiasa
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap segala aspirasi, tuntutan dan perkembangan gejolak
yang timbul di kalangan masyarakat tentang tuntutan pemberantasan korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Syafiie, Inu Kencana. 2003. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara

Ubaedillah, A. 2017. Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai