Anda di halaman 1dari 4

9 Fungsi Pancasila

1. Dasar Negara
Fungsi Pancasila yang paling utama adalah sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Dasar negara ini diartikan sebagai falsafah atau filosofi negara yang digunakan sebagai dasar
untuk mengatur pemerintahan.
Jadi, Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan aparatur negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
2. Pandangan Hidup
Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjadi petunjuk
kehidupan sehari-hari masyarakat.
Selain itu, Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan sebuah kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Dari situlah semangat NKRI tercipta, semangat persatuan dan kesatuan untuk Indonesia.
3. Kepribadian Bangsa
Pancasila adalah cerminan bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk sikap mental
maupun tingkah laku dan perilaku dari sikap mental tersebut.
Dengan demikian, maka terciptalah kepribadian bangsa, yakni ciri khas masyarakat Indonesia
sebagai sebuah bangsa.
Fungsi sebagai kepribadian bangsa ini menjadikan Indonesia berbeda dari bangsa-bangsa
lainnya dengan kepribadiannya sendiri, yakni kepribadian bangsa Indonesia.
4. Jiwa Bangsa
Berdasarkan teori Friedrich Karl von Savigny, setiap bangsa memiliki jiwanya masing-masing
yang disebut dengan istilah ‘volkgeist’ yang artinya jiwa bangsa.
Teori tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Prof. Mr. A. G. Pringgodigdo dalam
tulisannya yang berjudul Pancasila.
Dalam tulisannya tersebut, ia menyebutkan bahwa sebenarnya jiwa bangsa dalam Pancasila
sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit hingga berdirinya bangsa
indonesia
5. Sumber dari Segala Sumber Hukum
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum bagi NKRI, sebagai acuan diciptakannya
sebuah peraturan hukum
Sebagai sumber hukum, Pancasila bermakna sebagai pandangan hidup, kesadaran, dan cita-
cita hukum bangsa Indonesia.
Cita-cita tersebut mencakup cita-cita kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa,
perikemanusiaan, keadilan sosial, serta perdamaian nasional yang menjadi hak dan kewajiban
warga negara.
6. Perjanjian Luhur
Fungsi Pancasila sebagai perjanjian luhur mengacu pada ikrar yang telah dibuat sejak
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 silam.
Dengan ini bangsa Indonesia menyatakan keputusan akhir sebagai sebuah negara dengan
keberagamannya.
Untuk itu, masyarakat Indonesia harus mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila.
7. Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa
Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari beragam latar belakang etnis dan
kebudayaan yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut kemudian disatukan melalui Pancasila yang berfungsi sebagai falsafah
hidup yang mempersatukan perbedaan bangsa Indonesia.
Falsafah hidup ini mengandung nilai-nilai dan norma luhur yang diyakini paling benar, adil,
bijaksana, dan tepat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
8. Cita-Cita dan Tujuan Bangsa
Sebagai sebuah bangsa, tentunya Indonesia memiliki cita-cita dan tujuan yang ingin diraih ke
depannya.
Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia termuat jelas dalam pembukaan Undang-Undang dasar
1945, sebab pembukaan tersebut merupakan sarana penuangan jiwa Pancasila.
9. Ideologi Bangsa
Pancasila sebagai ideologi bangsa berperan untuk menjadi pandangan hidup serta patokan
hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Sehingga Pancasila kemudian menjadi sistem dan nilai ideal yang dicita-citakan dan diyakini
kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sifat Ketahanan Nasional antara lain:


1. Mandiri
Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan dengan keuletan dan
ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas,
integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini berfungsi untuk menjalin kerja sama yang
saling menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis
Ketahanan nasional bersifat tidak tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun
bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan
strategisnya.Sesuai dengan hakikat dan pengertian ketahanan nasional bahwa segala sesatu di
dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus
senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian
kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Manunggal
Ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang tercermin pada terwujudnya kesatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Wibawa
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat mewujudkan
kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya
tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya di hadapan negara lain.
5. Konsultasi dan Kerjasama
Ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, dimana
tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif
dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.

Dari segi tipologi, korupsi dapat dibagi dalam tujuh jenis yang berbeda. Tujuh jenis itu adalah korupsi
transaktif (transactive corruption), korupsi yang memeras (extortive corruption), korupsi investif
(investive corruption), korupsi perkerabatan (nepotistic corruption), korupsi defensif (defensive
corruption), korupsi otogenik (autogenic corruption), dan korupsi dukungan (supportive corruption).

Korupsi transaktif

merujuk kepada adanya kesepakatan timbal-balik antara pihak pemberi dan pihak penerima demi
keuntungan kedua belah pihak, dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan ini oleh kedua-
duanya. Korupsi jenis ini biasanya melibatkan dunia usaha dan pemerintah, atau antara masyarakat dan
pemerintah.

Korupsi yang memeras adalah jenis korupsi di mana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna
mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya, atau orang-orang dan hal-hal
yang dihargainya.

Korupsi investif

adalah pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain
keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan datang.

Korupsi perkerabatan atau nepotisme,

adalah penunjukan yang tidak sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam
pemerintahan, atau tindakan yang memberikan perlakuan yang mengutamakan mereka, dalam bentuk
uang atau bentuk-bentuk lain, secara bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku.
Korupsi defensif

adalah perilaku korban korupsi dengan pemerasan. Korupsinya adalah dalam rangka mempertahankan
diri.

Korupsi otogenik

adalah jenis korupsi yang dilakukan seorang diri, dan tidak melibatkan orang lain. Misalnya, anggota DPR
yang mendukung berlakunya sebuah undang-undang tanpa menghiraukan akibat-akibatnya, dan
kemudian menarik keuntungan finansial dari pemberlakuan undang-undang itu, karena pengetahuannya
tentang undang-undang yang akan berlaku tersebut.

korupsi dukungan

tidak secara langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam bentuk lain. Tindakan-tindakan
yang dilakukan adalah untuk melindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada. Tindakan
menghambat seorang yang jujur dan cakap untuk menduduki jabatan strategis tertentu, misalnya, bisa
dimasukkan dalam kategori ini.

Anda mungkin juga menyukai