TAMBAHAN MATERI :
Pancasila sebagai pribadi bangsa Indonesia memiliki fungsi, yaitu sebagai hal yang memberikan corak
khas bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang membedakan bangsa kita dengan bangsa yang
lain.
Dalam hal ini Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum yang mengatur segala hukum yang berlaku
di Indonesia. Semua hukum tunduk dan bersumber dari Pancasila. Setiap hukum tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila. Setiap sila Pancasila merupakan nilai dasar, sedangkan hukum
adalah nilai instrumental.
Pancasila berfungsi dan disepakati melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Di mana
panitia tersebut adalah suatu badan yang mewakili suara rakyat. Sehingga Pancasila merupakan hasil
perjanjian bersama rakyat.
Pancasila memiliki fungsi untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila sebagai
satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, Pancasila berarti
sebagai konsekuensi ditetapkannya dasar negara dan juga merupakan perwujudan melaksanakan
Pancasila secara murni dan konsekuen.
Pancasila dijadikan kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari pembangunan.
Nilai Dasar Pancasila yaitu asas-asas yang diterima sebagai dalil yang bersifat mutlak. Nilai dasar
diterima sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.
Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.
Nilai dasar ini merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga dalam nilai
dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai instrumental merupakan nilai pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma
sosial dan norma hukum yang diwujudkan dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga
negara.
Nilai instrumental dapat berubah dalam pengembangan dan pengamalannya sebagai arahan untuk
kehidupan nyata. Perubahan tersebut tidak boleh menyimpang dari nilai dasarnya.
Sifat dinamis dan inovatif nilai instrumental memungkinkan Pancasila dapat senantiasa beradaptasi
dan mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip dasarnya.
Nilai praksis Pancasila merupakan nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kenyataan. Nilai-nilai
praksis Pancasila adalah nilai etika atau nilai moral.
Penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dilakukan perubahan dan
perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, dan aspirasi
masyarakat.
Contoh nilai praksis Pancasila adalah segala interaksi antara nilai instrumental dengan situasi konkret
pada tempat dan situasi tertentu.
Integrasi Nasional
Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu integrasi dan nasional. Integrasi dalam bahasa Inggris
ialah integrate yang memiliki arti menggabungkan dan mempersatukan. Dalam artian, integrasi
adalah proses untuk menyatupadukan sehingga menjadi kesatuan yang bulat.
Sementara kata nasional yang dalam bahasa Inggris ialah nation, yang artinya bersifat kebangsaan.
Jika digabungkan, makan integrasi nasional adalah upaya atau proses untuk menyatukan berbagai
unsur atau kelompok sehingga menjadi kesatuan nasional.
Selain itu, definisi lain dari integrasi nasional dapat dilihat secara politis dan antropologis. Secara
politis, integrasi nasional diartikan sebagai proses menyatukan berbagai kelompok sosial dan budaya
di dalam sebuah kesatuan wilayah sehingga membentuk suatu identitas nasional
Sedangkan integrasi nasional secara antropologis, adalah proses menyatukan berbagai unsur-unsur
kebudayaan di dalam masyarakat untuk membentuk kesejahteraan dan terjadi keserasian di dalam
Masyarakat.
Setelah mengetahui dan memahami dengan jelas terkait pengertian integrasi nasional, berikutnya
akan dibahas terkait syarat terbentuknya integrasi nasional sebagai berikut:
4. Sikap keterbukaan yang dapat menumbuhkan saling pengertian, menghormati, dan kerja sama
MPR: Sebelum amandemen, Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR merupakan lembaga
tertinggi negara yang memiliki kekuasaan tak terbatas.
DPR: Sebelum amandemen, Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR merupakan lembaga perwakilan
rakyat yang tidak bisa dibubarkan oleh presiden. Anggota DPR adalah anggota partai politik
peserta pemilu yang dipilih oleh rakyat dan tidak bertanggung jawab kepada presiden.
MA: Kekuasaan kehakiman hanya dijalankan oleh Mahkamah Agung. MA bersifat mandiri dan
tidak boleh diengaruhi oleh kekuasaan lain.
BPK: Badan Pemeriksa Keuangan berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan
negara.
DPA: Dewan Pertimbangan Agung berfungsi memberikan masukan atau pertimbangan kepada
presiden.
MPR: Setelah amandemen, kedudukan MPR menjadi setara dengan lembaga negara lainnya di
bawah UUD 1945. MPR berwenang untuk mengubah dan menetapkan UUD, melantik, dan
memberhentikan presiden dan wakil presiden sesuai Undang-Undang atau UU.
DPR: Setelah amandemen, kedudukan DPR dalam sistem ketatanegaraan semakin diperkuat
karena DPR berwenang membuat UU.
Presiden dan Wakil Presiden: Setelah amandemen, rakyat memiliki hak suara untuk memilih
presiden dan wakil presiden secara langsung melalui pemilu. Presiden dan Wakil Presiden
memegang kekuasaan pemerintah dan berwenang mengesahkan RUU menjadi UU.
DPD: Dewan Perwakilan Daerah adalah perwakilan daerah dalam sistem ketatanegaraan. DPR
berwenang mengajukan RUU kepada DPR terkait otonomi daerah.
BPK: BPK memiliki tugas dan wewenang strategis mengenai sumber dan anggaran keuangan
negara. BPK melaporkan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPRD, dan DPD.
MA: Setelah amandemen, MA membawahi badan peradilan dalam wilayah peradilan umum
peradilan militer, peradilan agama, dan peradilan tata usaha negara.
MK: Bersama MA, MK memegang kekuasaan kehakiman yang berwenang menguji UU terhadap
UUD.
KY: Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan berhak mengusulkan
pengangkatan hakim agung.
Difusi adalah penyebaran kebiasaan atau sistem adat istiadat dari kebudayaan yang satu kepada
kebudayaan yang lain.
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana
unsurunsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Menurut Koentjaraningrat,
akulturasi adalah proses yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan asli.
Menurut Koentjaraningrat, asimilasi adalah proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Selanjutnya sifat khas dari unsur-unsur
kebudayaan masing-masing berubah menjadi kebudayaan campuran. Adapun penetrasi kebudayaan
adalah masuknya pengaruh kebudayaan asing yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
perubahan kebudayaan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Indonesia yang
terletak di antara dua benua dan dua samudra, memiliki peluang terjadinya proses interaksi sosial
dari berbagai bangsa sekaligus membuka proses difusi atau penyebaran kebudayaan melalui jalur
perdagangan, baik lokal maupun antarnegara. Melalui perdagangan inilah terjadi kontak kebudayaan
antarsuku bangsa, baik suku-suku bangsa yang ada di Indonesia maupun dari mancanegara.
Pengertian lain etnosentrisme yaitu pandangan kebudayaan individu paling baik dan menganggap
rendah budaya lain. Singkatnya etnosentrisme adalah fanatisme suku bangsa. Individu dan kelompok
menganggap bahasa, agama, kebiasaan, dan perilaku mereka paling baik dibanding lainnya.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme pandangan yang menganggap
kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Hedonisme artinya seringkali
dikaitkan dengan berfoya-foya.
Hedonisme adalah istilah yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yakni Hedone berarti
kesenangan. Jadi, hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasan
tanpa batas.
Hedonisme artinya juga dapat diartikan pula sebagai pandangan hidup yang menganggap bahwa
seseorang akan merasakan bahagia dengan cara mencari kebahagiaan sebanyak mungkin serta
dengan cara bagaimana pun harus menghindar dari perasaan yang dapat membuatnya merasakan
sakit.
Fanatisme adalah kondisi di mana seseorang menjadi obsesi berlebihan terhadap suatu hal, seperti
ajaran, agama, politik, dan lain-lain.
fanatisme berhubungan dengan dedikasi yang penuh semangat dan tidak bersyarat terhadap
sesuatu, antusiasme yang obsesif terhadap subjek tertentu, tidak pandang bulu, atau dengan
kekerasan. Fanatisme merupakan fenomena budaya modern yang menciptakan suatu keyakinan dan
pemahaman berupa hubungan, kesetiaan, pengabdian, kecintaan, dan lain-lain.
Egosentrisme adalah ketidakmauan seseorang untuk melihat dari perspektif (sudut pandang) orang
lain. Hal ini meliputi gagalnya seseorang untuk menarik kesimpulan dari apa yang orang lain pikirkan,
rasakan, dan lihat (perspektif).
Patriotisme terdiri dari kata 'patriot' dan 'isme' yang memiliki pengertian jiwa pahlawan atau sifat
kepahlawanan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia
mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah air.