Anda di halaman 1dari 6

Tugas 2 Pendidikan Kewarganegaraan

NIM : 042572944
Nama : Safira Damayantina
Prodi : Akuntansi

1. Uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah contoh identitas nasional yang
ada di Indonesia!
Secara etimologis, yaitu menelusuri makna dari segi asal kata menurut KBBI, Identitas
merupakan “ciri – ciri” atau “keadaan khusus seseorang” atau “jati diri” dan kata nasional adalah
“berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri”, “meliputi suatu bangsa”. Dapat disimpulkan
Identitas nasional merupakan ciri – ciri, segala perasaan atau sifat kebangsaan yang berasal dari
bangsa itu sendiri. Identitas nasional dari aspek ciri khas berarti representasi dari keadaaan suatu
bangsa dan juga pembeda dari bangsa lain. Secara historis, Identitas nasional muncul karena
kesadaran dalam kebutuhan untuk menemukan identitas dirinya sebagai bangsa yang terhambat
perkembangannya karena dalam keadaan terjajah dan munculnya kebangkitan nasional untuk
mengatur kehidupan bernegara sendiri. Secara terminologis, yaitu mengkaji pengertian dari kata
tersebut dalam kedudukannya sebagai sebuah istilah.

Wibisono (2005) menyatakan bahwa identitas nasional adalah pengertian yang di dalamnya
tersimpul perangkat nilai-nilai budaya yang mempunyai ciri khas dan membedakan dengan
bangsa lain. Identitas nasional merupakan konstruksi emosional, intelektual, dan ideologis yang
terus menerus harus dibangun agar tata nilai yang tersimpul di dalamnya tetap relevan, aktual,
dan fungsional; dalam menghadapi zaman yang terus-menerus berkembang dan berubah-ubah.
Nilai - nilai tersebut nantinya akan mengarahkan mereka untuk berpikir, bereaksi dan berperilaku
terhadap permasalahan dalam hidupnya. Pancasila memiliki kedudukan tertinggi dalam identitas
nasional, karena merupakan kristalisasi dari nilai – nilai budaya yang ada di Indonesia sehingga
menjadi sebuah kesatuan dalam berperilaku dalam bermasyarakat dan bernegara. Identitas
nasional juga berasal dari sejarah historis penjajahan yang menyadarkan bahwa sekelompok
orang harus bersatu baik jiwa dan raga jika ingin merdeka, melindungi tanah kelahirannya, dapat
mengatur masa depannya dengan bernegara sendiri perlu menemukan jati dirinya, yaitu dengan
identitas nasional. Tujuan identitas nasional bangsa Indonesia yaitu pertama, agar dikenal oleh
bangsa lain dan melanjutkan perjuangan untuk eksis sebagai bangsa sesuai fitrahnya. Kedua,
untuk kelangsungan hidup bangsa Indonesia agar bisa saling bantu-membantu untuk memenuhi
kebutuhan, dan terakhir Identitas nasional penting untuk menjaga kewibawaan negara dan
bangsa Indonesia. Bila sudah mengenal identitas nasional masing masing negara, maka akan
tumbuh pengakuan kedaulatan, rasa saling hormat, saling pengertian, dan menumbuhkan
kepercayaan untuk saling bekerja sama.

Identitas nasional dapat berupa wujud fisik seperti bendera merah putih yang melambangkan
keberanian dan kesucian, Selain itu, kombinasi warna merah dan putih juga telah digunakan
dalam sejarah kebudayaan dan tradisi di Indonesia pada masa lalu. Kombinasi tersebut
digunakan pada desain sembilan garis bendera Majapahit. Identitas nasional non fisik bisa
berupa kepribadian, sifat, nilai – nilai yang dianut yaitu Pancasila. Contoh identitas nasional
adalah tertera dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nmor 24 Tahun 2009, berisi (ayat 1
– 4)
1. Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara
adalah Sang Merah Putih.
2. Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang
Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
4. Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu
Kebangsaan adalah Indonesia Raya.
5. Semboyan Negara adalah Bhinneka Tunggal Ika yang mempunyai arti “Secara harfiah
Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan menjadi “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.
6. Dasar falsafah negara yaitu Pancasila sebagai landasan berpikir, bersikap dan berperilaku
dalam kehidupan sehari – hari.

2. Analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis dari Pancasila!
Asal mula Pancasila sebagai dasar negara ada 4, untuk asal mula bahan (causa materialis)
Pancasila berasal dari unsur-unsur yang terdapat di dalam adat kebiasaan, kebudayaan, dan
dalam agama-agama bangsa Indonesia. Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945, setiap sila (dasar/asas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama
lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Prof. Notonagoro melukiskan sifat
hirarkis-piramidal Pancasila dengan menempatkan sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai
basis bentuk piramid Pancasila. Dengan demikian keempat sila yang lain haruslah dijiwai oleh
sila "Ketuhanan Yang Maha Esa". Hal ini karena sejak zaman dahulu Indonesia telah mengenal
berbagai macam agama maupun kepercayaan dari daerahnya masing – masing. Melanggar satu
sila dan melakukan pencarian kebenaran pada sila lainnya adalah tindakan yang sia-sia.
Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan
menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.

Sila ke-1 berlandaskan pada adanya Tuhan, mempunyai arti bahwa sifat-sifat dan keadaan-
keadaan di dalam negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan sebagai sebab yang pertama dari
segala sesuatu atau Causa Prima sehingga harus wajib ditaklimi dan ditaati. Para pendiri negara
menyadari bahwa negara Indoneia tidak terbentuk karena perjanjian melainkan atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas. Kesesuaian adalah hubungan yang mempunyai sifat dan
keharusan mutlak antara negara Indonesia sebagai akibat dengan Tuhan sebagai sebabnya. Ada
hubungan yang langsung, yaitu disebutkan pada Proklamasi Kemerdekaan dan alinea ketiga
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Ada hubungan mutlak yang tidak langsung antara
negara Indonesia dengan Tuhan sebagai sebabnya yang tidak langsung, yaitu melalui manusia
Indonesia sebagai makhluk Tuhan. Pertentangan dalam hal Ketuhanan, sikap dan perbuatan anti
Ketuhanan atau anti keagamaan, paksaan agama tidak dimungkinkan adanya sehingga di negara
Indonesia seharusnya hanya ada toleransi yang sejati (Notonagoro,1971: 74)

Sila ke-2 mengandung sifat – sifat hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan. Pengertian hakikat
manusia menyimpulkan hubungan kemanusiaan selengkapnya, yaitu tentang hubungan dengan
dirinya sendiri, sesama manusia, dan dengan Tuhan. Kemanusiaan yang dimaksud ialah
kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan atau Causa Prima. Nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukkan bahwa manusia diakui dan diperlakukan
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.Sila ke -2
mengajarkan untuk menghormati harkat dan martabat manusia dan menjamin hak-hak asasi
manusia. Nilai ini didasarkan pada kesadaran bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa
Indonesia merasa dirinya bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain.

Sila ke-3 didasarkan pada hakikat satu, yaitu bahwa sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam
negara harus sesuai dengan hakikat satu, Adanya bangsa dan wilayah negara Indonesia dengan
memiliki kesatuan sebagai sifat mutlaknya juga merupakan kenyataan yang sesungguhnya. Sifat
kesatuan tersebut juga ada di dalam kenyataan yang sesungguhnya karena apabila tidak ada di
dalam kenyataan yang sesungguhnya maka bangsa, wilayah, dan negara Indonesia tidak ada dan
tidak mungkin ada.

Sila ke-4 berdasarkan kepada pengertian hakikat rakyat. Sifat-sifat dan keadaan-keadaan di
dalam negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, yaitu keseluruhan penjumlah semua orang
warga dalam lingkungan daerah atau negara tertentu. Negara Indonesia bukan negara untuk satu
orang dan untuk satu golongan, tetapi negara didasarkan atas rakyat, tidak pada golongan, tidak
pada perseorangan. Negara satu untuk semua dan semua untuk satu, berdasarkan
permusyawaratan dan gotong royong, berdasarkan kekuasaan yang ada pada rakyat (kedaulatan
rakyat) (Notonagoro, 1980: 120).

Sila ke-5 berdasarkan hakikat adil, sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam negara harus sesuai
dengan hakikat adil, yaitu dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang telah merupakan suatu
hak di dalam hubungan hidup. Keadilan sosial adalah tentang hubungan hidup dan hubungan
keadilan di antara sesama manusia, tetapi di dalamnya seharusnya juga terselenggara keadilan
dalam hubungan dengan Tuhan, yaitu keadilan religius, serta keadilan dalam hubungan hidup
terhadap diri sendiri atau keadilan pribadi agar terlaksana penjelmaan segenap unsur hakikat
manusia dalam kesatuan monopluralis. Keadilan sosial menyimpulkan salah satu unsur pokok
hak dan wajib yang bersifat kodrat, moral, ideal atas dasar cita-cita, yang ideologis dan politis
yang bersifat religius atas dasar firman Tuhan.
3. Analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari!
Pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara yang merupakan kesepakatan bapak pendiri bangsa
saat Negara Indonesia didirikan dan sampai dengan saat ini pada era globalisasi, Negara
Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai dasar
negara, harus menjadi pedoman negara dalam menghadapi beraneka macam tantangan
globalisasi yang terus berkembang. Pada era globalisasi saat ini, peran Pancasila tentu penting
sekali guna tetap memelihara eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, sebab ada pengaruh dari
globalisasi batasan-batasan diantara negara seakan tidak terlihat, sehingga bermacam-macam
budaya asing mudah masuk ke dalam masyarakat.

Internalisasi pancasila meruapakan usaha untuk menyadarkan, merubah pola pikir yang terbatas
dalam artian maksudnya sempit dan terkadang tak bernalar. Agar bisa dapat lebih berperilaku
menghormati, menghargai dan terima adanya suatu perbedaan antara ras, agama, suku yang
beraneka ragam ada di negara Indonesia. Kemudian, supaya tidak bertindak semena-mena pada
orang lain, serta untuk menjadi pondasi negara agar seseorang tidak mudah terpengaruh sesuatu
yang sebenarnya belum diketahui kebenarannya. Lalu memahami mengemukakan pendapat
dengan baik dimana mengetahui pokok masalah yang ada.

1. Internalisasi nilai – nilai dari pancasila dapat dimulai dari lingkungan masyarakat, menurut
saya pemerintah menerapkan kebijakan terkait internalisasi nilai – nilai pancasila yang
diturunkan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, gubenur, wali kota, kecamatan, kelurahan
dan Pak RT dan bantuan masyarakat sekitar seperti perizinan pembangunan tempat beribadah,
perizinan untuk merayakan hari kebesaran beragama, gerakan kerja bakti, untuk remaja dibentuk
karang taruna agar dapat berekspresi juga menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial
terutama yang dihadapi generasi muda baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun
pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya, membiasakan untuk bermusyawarah
dan voting untuk pemecahan masalah, dan berlaku adil terhadap semua orang.
2. Kebijakan internalisasi pancasila diturunkan juga dalam pendidikan tingkat dengan perantara
menteri pendidikan agar para guru dan dosen dapat mencontohkan perilaku yang
menggambarkan nilai – nilai pancasila yang nantinya akan terbentuk menjadi suatu kebiasaan
yang diulang-ulang dalam kehidupan sehari – hari. Penanaman pancasila paling efektif pada
peserta didik terutama tingkat PAUD.
3. Dikembalikannya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan Pendidikan
Moral Pancasila untuk penataran seluruh kalangan umur, baik itu didalam pemerintahan,
perkantoran dan seluruh lapisan masyarakat.
4. Pemanfaatan teknologi untuk menginternalisasikan pancasila bisa dengan cara membuat
program TV lebih bersifat mendidik, dan juga dengan bantuan influencer milenial untuk
mencontohkan nilai-nilai Pancasila dalam konten video, berbagai nilai Pancasila yang bisa
disampaikan dengan metode yang tepat.
5. Penegakan hukum. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila ditransformasikan
dalam cita hukum serta asas-asas hukum, yang selanjutnya dirumuskan dalam konsep hukum
nasional Indonesia dalam rangka mewujudkan nilai keadilan, melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang ada dalam konstitusi
telah tercermin dalam sejumlah peraturan dan instrumen internasional yang telah diratifikasi
untuk melindungi hak-hak warga negara. Pemerintah juga harus bertindak tegas dan adil untuk
menegakkan aturan hukum demi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.

4. Analisis kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan


sehari-hari!
Sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno sebagai salah seorang
pendiri dari Negara dan Bangsa Indonesia dan pembuat rumusan Pancasila, beliau pernah
mengemukakan “membangun suatu bangsa itu tidak harus dimulai dari pembangunan fisik dan
ekonomi semata. Akan tetapi yang lebih penting dibangun terlebih dahulu adalah kepribadian
suatu bangsa itu sendiri. Apa itu kepribadian bangsa? Kepribadian bangsa adalah kepribadian
yang telah ada sejak lama. Kepribadian tersebut tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari, dalam adat istiadat peraturan hidup yang tumbuh berkembang sejak
berpuluh-puluh tahun, beratus-ratus tahun, bahkan berabad abad tahun lalu, jauh sebelum
keberadaan suatu bangsa. Jadi kepribadian bangsa Indonesia adalah jati diri bangsa Indonesia
yang telah tumbuh berkembang di wilayah Negara Kesatuan Republik (NKRI), yang biasa juga
disebut bumi Nusantara. Kita sebagai anak bangsa harus pandai menggali dan menumbuh
kembangkan kepribadian tersebut, bahkan sari pati dari kepribadian tersebut telah menjadi dasar
falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman
kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah dan
menguasai bangsa lndonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia menjalani hidupnya berjuang
untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri, dan memiliki suatu
prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu
proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya,
yang di dalam tersimpul ciri khas dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang
oleh pendiri bangsa kita dirumuskan dalam suatu susunan sederhana namun mendalam yang
meliputi lima prinsip (sila) dan kemudian diberi nama Pancasila. Pancasila merupakan perjanjian
luhur bangsa Indonesia (Suhadi, 1998). Kaelan (2002) menjelaskan bahwa inti identitas nasional
bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, corak, dan ciri
masyarakat Indonesia. Ciri-ciri yang menjadi corak karakter atau kepribadian bangsa, yaitusifat
religius, sikap menghormati bangsa dan manusia lain, persatuan, gotong royong dan
musyawarah, serta ide tentang keadilan sosial. Karakter bangsa Indonesia tersebut adalah nilai-
nilai dasar Pancasila sehingga Pancasila dikatakan sebagai jati diri bangsa yang menjadi inti
identitas nasional Indonesia. Pancasila merupakan identitas nasional Indonesia yang unik.
Pancasila bukan hanya identitas dalam arti fisik atau simbol, layaknya bendera dan lambang
negara lainnya. Pancasila adalah identitas nonfisik atau lebih tepat dikatakan bahwa Pancasila
adalah jati diri psikis bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia merupakan suatu hasil
kesepakatan bersama warga bangsa tentang masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu, Jati
diri bangsa selalu mengalami proses pembinaan demi terbentuknya solidaritas dan demi
mencapai tujuan bersama.

Notonagoro (1975) menyatakan identitas nasional berkaitan dengan pengertian bangsa. Identitas
nasional Indonesia adalah ciri khas bangsa Indonesia, yaitu manifestasi atau penjelmaan hakikat
pribadi kemanusiaan universal yang dilekati kualitas-kualitas dan sifat-sifat khusus ciri khas
bangsa Indonesia. Sifat-sifat tetap yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia adalah jumlah
kesatuan sifat-sifat yang tetap terlekat pada bangsa dan orang Indonesia yang menyebabkan
bangsa Indonesia dan orang Indonesia sebagai pribadi berbeda dengan bangsa lain dan orang
warga bangsa lain. Kesatuan sifat-sifat yang tetap terlekat pada bangsa dan orang Indonesia
merupakan ciri-ciri khas yang menjadi karakter ideal bangsa. Karakter ideal bangsa Indonesia
dalam pelaksanaan hidup sehari-hari mempunyai sifat yang dinamis. Dinamika pengembangan
karakter bangsa Indonesia terutama untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman, yaitu
dalam hal menerima pengaruh pemikiran dan sikap hidup rasional bangsa-bangsa lain terutama
bangsa-bangsa Barat.

Referensi :
https://www.gramedia.com/literasi/identitas-nasional/
https://www.kemenkopmk.go.id/internalisasi-pancasila-lewat-pembiasaan
https://balingasal.kec-padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/145/197
https://fh.umj.ac.id/internalisasi-nilai-nilai-pancasila-dalam-pembentukan-peraturan-perundang-
undangan/
https://osf.io/k7sj6/download
Putri, Shabika Azzaria, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Meningkatkan Kesadaran Bela
Negara Pada Generasi Milenial, Jurnal, 2021.
Lasiyo, dkk. 2021. Pendidikan Kewarganegaraan Ed. 2. Tangerang : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai