Anda di halaman 1dari 10

Nama : Sonya Septiana Pakpahan

Nim : 048897608

Kode Matkul : MKWU4109

Kelas Tuton : 447

Tugas ke :2

1. Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan


Indonesia. Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membbedakan negara yang stau
dengan negara yang lainnya. Identitas nasional tersebut baisanya lahir dari berbagai
nilai-nilai yang ada di suatu bangsa.

Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah


contoh identitas nasional yang ada di Indonesia!

Jawab : Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional
dalam konteks bangsa cenderung mengacu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas
suatu negara. 

Secara terminologis identitas nasional adalah pengertian yang dalamnya tersimpul perangkat
nilai nilai budaya yang mempunyai ciri khas dan membedakan dengan bangsa lain. Identitas
nasional merupakan kontruksi emosional, intelektual, dan ideologis yang terus menerus
berkembang dan berubah ubah.

Contoh identitas nasional yang ada di Indonesia:

1. Bendera Negara Sang Saka Merah Putih

Ketentuan tentang bendera Negra di atur dalam UU No. 24 Tahun 2009 mulai Pasal 4 sampai
Pasal 24. Bendera warna merah putih dikabarkan pertama kali pada tanggal 17 Aguatus 1945
namun telah diikrarkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928

2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia


Ketentuan tentang Bahasa Negara diatur dalam Undang Undang No. 24 Tahun 2009 mulai
Pasal 25 sampai Pasal 45. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa negara merupakan hasil
kesepakatan para pendiri NKRI.

3. Lembaga Negara Garuda Pancasila

Ketentuan tentang Lembaga negara diatur dalam Undang Undang No. 24 Tahun 2009 mulai
Pasal 46 sampai Pasal 57. Lembaga negara Garuda Pancasila mulai diresmikan
pemakaiannya dala, siding Kabinet RIS pada tanggal 11 febuari 1950. Lambing negara Gruda
Pancasila mengandung makna symbol sila sila Pancasila.

4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Ketentuan tentang lagu kebangsaan, yaitu iondonesia raya diatur dalam UU No. 24 Tahun
2009 mulai Pasal 58 sampai Pasal 64. Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan petama kali
dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928.

5. Semboyan Negara Bhineka Tugas Ika

Bhineka Tugasl Ika artinya berbeda beda tetapi tetap satu jua. Semboyan ini dirumuskan oleh
para pendiri negara setelah memperhatikan kebangsaan Indonesia yang sangat pluralis terdiri
dari suku bangsa. Semboyan Bhineka Tungal Ika mengandung makna bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang heterogen terdiri dari banyak suku bangsa, tetapi tetap berniat
dan bersepakat untuk menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

6. Dasar Falsafah Negara Pancasila

Pancaila asal mulanya adalah pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila melalui
perjalanan dan waktu yang sangat Panjang memiliki kedudukan dan fungsi sangat penting
dalam sistem ketatanegraan Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai dasr negara dan
karena rumusannya berisi nilai nilai yang dalam sehingga juga disebut dasar falsafah negara.
Pancasila berfungsi sebagai ideologi nasional dan identitas nasional. Pancasila menjadi
penciri bangsa Indonesia. Setiap orang Indonesia atau yang mengaku sebagai warga negara
Indonesia maka harus punya pemahaman, besikap, dan berprilaku sesuai dengan Pancasila.
2. Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga
mati. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber hukum
yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan dan
membentuk sebuah hirarki pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna
yag mendasar dan tidak dapa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari
causa materialis dari Pancasila!

Jawab : Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri,
terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya sehingga pada
hakikatnya nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila adalah digali dari bangsa Indonesia
sendiri yang berupa nilai-nilai adat kebudayaan dan nilai-nilai religius yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Jadi asal mula bahan atau causa materialis Pancasila
adalah bangsa Indonesia sendiri yang berupa kepribadian dan pandangan hidup. Catatan yang
perlu mendapatkan perhatian, bahwa nilai-nilai yang terdapat pada kelima sila Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ideal, sedangkan yang dianggap tidak ideal tidak
diakomodasikan. Jika kita perhatikan dengan seksama, maka tidak dapat dipungkiri dalam
kehidupan bahwa terdapat hal-hal yang kurang baik dan berat sebelah, seperti terlalu
individua atau sebaliknya terlalu sosial, sehingga mengorbankan kepentingan sosial atau
sebaliknya mengorbankan kepentingan sendiri, sedangkan sila-sila Pancasila berupaya
mencari jalan tengah di antara kedua kutub itu.

 Unsur unsur Causa Materialis Pancasila

Prof. Notonogoro mencari asal mula Pancasila menggunakan teori causalitas ( sebab akibat ).
Bedasarkan teori causalitas tersebut, causa materialis Pancasila berasal dari adat kebiasaan,
kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia (Notonagoro 1975: 32) oleh karena itu, tidak,
diragukan lagi bahwa Pancasila sebenarnya merupakan budaya dan pembudayaan bangsa
Indonesia yang perlu dipahami secara ilmiah oleh bangsa Indonesia.

1. Adat istiadat
Pada pokoknya adat istiadat merupakan urusan kelompok; tidak adat adat istiadat orang
seorang. seseorang mengikuti adat istiadat Bersama dengan orang lain; adat istiadat sekaligus
merupakan urusan masyarakat. Sebuah persekuatuan merupakan objek maupun subjek adat
isitiadat tidak ada pemisah diantara kedua hal ini, bahkan keduanya tepat bersamaan. Artinya,
persekutuan tunduk kepada adat istiadat, namun juga merupakan pendukungannya serta
mempertahankannya. Dengan diambilnya adat istiadat sebagai unsur sila Pancasila, memang
sangat tepat, sebab para pemimpin kita yang merumuskan sila sila Pancasila mengharapkan
negara yang bedasarkan Pancasila merupakan negara kekeluargaan, bukan negara yang
bersifat orang perseorangan. Disamping itu, tampaknya adat istiadat memiliki karakteristik
yang universal, artinya berlaku untuk adat istiadat dimanapun dengan tidak melihat dimana
letak keberadaanya. Koentjaraningrat (1974) setelah membedakan kebudayaan dengan adat
menyatakan. Adat adalah wujud ideal dari kebudayaan. Wujud itu dapat kita sebut adat tata
kelakuan, karena adat istu berfungsi sebagai pengatur kelakuan. Adat dapat dibagi lebih
khusus dalam empat tingkat, ialah (i) tingkat nilai kebudayaan, (ii) tingkat norma norma, (iii)
tingkat hukum, (iv) tingkat aturan khusus (koentjaningrat, 1974:20). Perlu ditegaskan adat
istiadat yang dimaksud disini berhubungan dengan masalah soasial, ekonomi, politik, dan
ketatanegaraan.

2. kebudayaan

Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan bangsa. Dari segi
etimologisnya; kata "Kebudayaan" berasal Jurnal Filsafat Vol. 39, Nomor 1, April 2006 21
dari kata Sanskerta budhayah, ialah bentuk jamak dari budhi yang berarti "budi" atau "akal".
Demikian, kebudayaan itu dapat diartikan "hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal"
(Koentjaraningrat, 1974: 19). Pertama, kebudayaan merupakan hasil olahan akal manusia
tentang alam ini. Dalam arti ini, maka setiap produk akal manusia disebut kebudayaan seperti
ilmu, teknologi, ekonomi, seni, dan lain-lainnya. Kedua, pengertian kebudayaan dapat
ditinjau dari berbagai disiplin ilmu, tergantung dari segi mana kebudayaan tersebut dilihat.
Dengan demikian, pengertian tersebut belum dapat memberikan gambaran kepada kita
tentang kebudayaan daerah yang diangkat menjadi sila-sila Pancasila. Untuk itu perlu dilihat
aspek lain dari kebudayaan, yang merupakan unsur kebudayaan. tujuh unsur universal, yaitu:
(1) Bahasa, (2) Sistem teknologi, (3) Sistem mata pencaharian, (4) Organisasi sosial, (5)
Sistem pengetahuan, (6) Religi, (7). Kesenian Jurnal Filsafat Vol. 39, Nomor 1, April 2006
22 Selain tujuh unsur tersebut, kebudayaan memiliki wujud, yang terdiri atas kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia: wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak,
tidak dapat dilihat, dan berpusat; pada kepala manusia yang mengaturnya. Kompleks
aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati
atau diobservasi. Melihat berbagai unsur kebudayaan tersebut di atas, kebudayaan Indonesia
memiliki bahasa.Yang dimaksud dengan bahasa ialah ungkapan pikiran dan perasaan
manusia yang secara teratur dinyatakan dengan memakai tanda berbentuk alat bunyi
(Alisjahbana, 1977: 15). Bahasa merupakan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia di
samping akal pikiran. Jadi sangat jelas, bahasa lisan terlebih-lebih bahasa tulis tidak hanya
terbatas dapat dimengerti oleh orang lain. Bahasa memperlihatkan sikap, perasaan dan
pikiran pemiliknya. Bahasa dijadikan alat komunikasi manusia, dengan perkembangan ilmu
seperti sekarang ini, bahasa tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi antara satu orang
dengan orang lain. Bahasa sudah dijadikan alat komunikasi ilmiah. Karena ilmu memiliki
sifat sistematik, metodik, maka bahasa komunikasi ilmu, baik lisan maupun tulisan harus
memenuhi kaidah ilmiah. Bangsa Indonesia dikaruniai oleh Tuhan dengan berbagai bahasa
daerah yang banyak sekali jumlahnya, bangsa ini memiliki bahasa nasional (persatuan), yaitu
bahasa Indonesia.

3. agama agama

Causa materialis ketiga Pancasila adalah berbagai agama yang ada di Indonesia. Sudah sejak
dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, bangsa yang
mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu meyampaikan pidato lahirnya
Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip Ketuhanan. Bangsa Indonesia dengan memiliki
prinsip tersebut, dikatakan. Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi
masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen
menyembah menurut Tuhan petunjuk Isa alMasih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk
Nabi Muhammad S.A.W., orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada
padanya (Soekarno, tanpa tahun: 27). Bung Karno dalam pidato tersebut di atas,
menyebutkan prinsip Ketuhanan berkeadaban, yang diartikan setiap pemeluk agama lain.
Dalam konteks Indonesia, dengan menerima Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah satu
sila, kita mengungkapkan keyakinan, bahwa negara terbentuk berdasarkan kodrat sosial
manusia yang diciptakan Tuhan (Lanur, 1995: 20).
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang
terdapat di dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertat
dan teratur baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-
sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab : internalisasi nilai nilai Pancasila adalah proses masuknya nilai nilai yang terkadung
di dalam Pancasila agar dapat dipahami dan dipraktikan sesuai dengan pamasila, yang
tujuannya adalah untuk menjadikan negara yang kuat, harmonis, dan bangsa yang beradap
yaitu menjadikan negara menjadi negara yang beradap. Bersama dengan cita cita bangsa
Indonesia. Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Nilai mengandung
cita cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Nilai terdiri atas nilai material, nilai vital, dan
nilai keharmonian.

Nilai material adalah hal hal yang melayani kehidupan fisik atau fisik seseorang. Hidup
bernilai segala sesuatu yang membantu seseorang untuk melakukan aktivitas.

Nilai nilai spiritual adlah segala sesuatu yang melayani jiwa manusia, nilai nilai spiritual
terdiri dari:

- Nilai nilai sejati yang bersumber dari akal manusia (rasionalitas, intelektualitas, kreativitas)

- nilai nilai kebaikan atau akhlak yang berasal dari undur kehendak (niat) manusia

- nilai nilai agama adlah nilai nilai spiritual yang tertinggi dan mutlak, nilai nilai yang
diturunkan dari keyakinan atu keyakinan manusia.

Contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai berikut.

- Nilai ketuhanan pada sila pertama Pancasila

1. Tidak melakukan penistaan agama. Penistaan terhadap agama adalah perilaku menghina
atau merendahkan agama, seperti melakukan pembakaran rumah ibadah.
2. Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang dalam beribadah
sesuai agama dan kepercayaannya.

3. Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan dalam agama dan
keyakinan.

4. Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain.

5. Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-menolong tanpa


mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang dianutnya.

- Nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila

1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit, kedudukan sosial, dan
lainnya.

2. Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.

3. Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.

4. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.

5. Tidak bersikap semena-mena.

- Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila

1. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Mengembangkan persatuan asal dasar Bhinneka. Tunggal Ika, yaitu 'berbeda-beda tetapi
satu'.

3. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.


4. Mengembangkan sikap bangga dan cinta. terhadap tanah air dan bangsa.

5. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.

- Nilai kerakyatan dalam sila keempat Pancasila

1. Berjiwa besar untuk menerima keputusan yang dihasilkan melalui musyawarah.

2. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan musyawarah.

3. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.

4. Memberikan kepercayaan pada wakil rakyat yang dipilih.

5. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat.

- Nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila

1. Menghormati hak-hak orang lain

2. Peduli dan membantu mengurangi penderitaan yang dialami orang lain

3. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong

4. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum

5. Mendukung kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, seperti membantu akses
pendidikan bagi siapa saja, dan membantu akses sandang, pangan, dan papan yang merata.
Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada
tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi
utama sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi
karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab : Pandangan bahwa kepribadian Pancasila akan tetap menjadi identitas bangsa
dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman adalah permasalahan yang penting
bagi kelangsungan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah mendapatkan kepribadiannya
sendiri, sehingga seharusnya mampu menjelmakannya di dalam bentuk atau bangun hidup,
tingkah laku, cara, dan perbuatan hidup sebagai penjelmaan kepribadiannya yang sesuai
dengan tuntutan jaman. Pancasila menegaskan kepribadian dan ciri watak rakyat Indonesia
sebagai bangsa yang beradab, berkebudayaan, menyadari keluhuran dan kehalusan hidup,
serta sanggup menyesuaikan hidup kebangsaannya dengan dasar peri kemanusiaan. Pancasila
tidak hanya diterima reseptif, tetapi sejak semula berkuasa untuk menanam dan menggugah
minat kreatif dan memberi ilham untuk mulai mengusahakan pembangunan masyarakat dan
negara.
Masing-masing rakyat sebagai warga bangsa Indonesia tidak cukup apabila hanya
memiliki tingkat pertama pelaksanaan Pancasia, yaitu pengetahuan dan pengertian tentang
Pancasila. Pemilikan pengetahuan dan pengertian tentang Pancasila harus ditingkatkan
sebagai dasar menumbuhkan pelaksanaan Pancasila tingkat kedua, yaitu ketaatan ber-
Pancasila. Setiap pribadi seharusnya melakukan introspeksi dan internalisasi, sehingga
pengetahuan dan pengertiannya dapat menjadi pendorong tumbuhnya ketaatan dan lebih
lanjut ditingkatkan ke tingkat ketiga palaksanaan Pancasila, yaitu kesadaran ber-Pancasila.
Ketaatan setiap pribadi yang bersifat mutlak adalah wajib bertaat, karena penjelmaan
kewajiban legal. Karena Negara mempunyai wajib distributif, yaitu wajib membagi untuk
memenuhi kepada warga negara semua yang menjadi haknya maka warga negara sebagai
perimbangan hak negara mempunyai wajib bertaat pada negara, untuk memenuhi semua hak
hidup negara. Hak-hak hidup negara sebagai kelaziman diatur di dalam peraturan hukum.
Kewajiban bertaat pada negara bukan hanya bersifat imperatif sebagai konskwensi aturan
hukum, tetapi juga sebagai keharusan kodrat bernegara. Negara adalah wujud organisasi
hidup bersama, sehingga adanya pendukung kekuasaan dan penguasa merupakan bawaan
kodratnya. Ketaatan kepada negara merupakan ketaatan kodrat agar penguasa dan negara
dapat melaksanakan tugasnya sebagai organisasi hidup bersama. Ketaatan pada negara perlu
dijadikan dasar untuk ditingkatkan lebih lanjut menjadi kesadaran ber-Pancasila. Ketaatan
pada negara perlu dijadikan dasar untuk mengamati dan menilai diri pribadi sendiri agar
selalu sadar terdorong bertaat melaksanakan Pancasila secara terus menerus (Notonagoro,
1980: 165).

Sumber referensi :

Modul BMP MKWU4109

https://media.neliti.com/media/publications/80416-ID-causa-materialis-pancasila-menurut-
noton.pdf

http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1179/EPUB/xhtml/raw/
s1hrqq02.xhtml

Anda mungkin juga menyukai