Anda di halaman 1dari 11

-----------------------------------------

Nama : Syahruddin Cari


Nim : 044180343
Jurusan : Manajemen
UPBJJ-UT : Makassar
----------------------------------------
Tugas.2 – Pendidikan Kewarganegaran
Soal 1  (skor 25)
Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan Indonesia.
Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membbedakan negara yang stau dengan negara
yang lainnya. Identitas nasional tersebut baisanya lahir dari berbagai nilai-nilai yang ada di
suatu bangsa.
Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah contoh
identitas nasional yang ada di Indonesia!
(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu definisi identitas nasional yang ada
dalam BMP MKDU4111!)
Soal 2  (Skor 25)
Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga mati.
Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di
Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan dan membentuk sebuah hirarki
pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna yag mendasar dan tidak dapa
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa
materialis dari Pancasila!
(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu tentang sila-sila Pancasila di BMP
MKDU4111)
Soal 3  (Skor 25)
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di dalam
Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertat dan teratur baik dalam
kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara.
Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!
(Perunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa yang ada di BMP MKDU4111)
Soal 4  (Skor 25)
Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi utama sebagai
dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi karena sebagai
sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.
Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!
(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu tentang kedudukan Panacsila
sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari yang ada di dalam
BMP MKDU4111)
---
Jawab:
1. Identitas Nasional contoh identitas nasional yang ada di Indonesia
Identitas merupakan jati diri yang telah melekat yang kemudian dapat membentuk
sebuah ciri khas. Seperti halnya dengan kehidupan seorang individu, identitas juga
menjadi salah satu hal yang penting bagi kelangsungan hidup sebuah bangsa, tidak
terkecuali Indonesia. Identitas menjadi satu hal yang penting bagi sebuah bangsa karena
identitas akan menjadi salah satu faktor yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa yang lain. Dengan memiliki identitas, Indonesia akan menjadi bangsa yang
berdaulat yang berkepribadian, yang memiliki karakter yang kuat sehingga mampu
menghadapi tantangan zaman yang semakin sulit.
Istilah identitas nasional terbentuk oleh dua kata, yaitu identitas dan nasional. Kamus
Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata identitas berarti “ciri-ciri atau keadaan
khusus seseorang” atau “jati diri.” Kata identitas berasal dari kata “identity” (Inggris)
yang dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary berarti: (1) (C,U) who or what sb/sth
is, (2) (C,U) the characteristics, feelings or beliefs that distinguish people from others: (3)
The state of feeling of being very similar to and able to understand sb/sth. Berdasarkan arti
kata identitas di dalam kamus tersebut, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata
identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang dimiliki oleh seseorang, pribadi, dan dapat
pula kelompok. Secara historis, ide tentang identitas nasional Indonesia bukanlah ide yang
baru. Ide ini telah muncul sejak masa perjuangan kemerdekaan. Kesadaran tentang
pentingnya identitas nasional Indonesia secara historis tepatnya mulai muncul setelah
banyak pemuda Indonesia yang menjalani pendidikan di Eropa. Kesadaran tentang
pentingnya identitas nasional Indonesia, khususnya pada tahap awal munculnya ditandai
dengan diselenggarakannya Kongres Budi Utomo 1908. Kongres Budi Utomo 1908
diselenggarakan sebagai akibat dari munculnya kesadaran rakyat Indonesia untuk merdeka
dan bersatu sebagai bangsa.
Secara terminologis dentitas nasional adalah pengertian yang di dalamnya tersimpul
perangkat nilai-nilai budaya yang mempunyai ciri khas dan membedakan dengan bangsa
lain. Identitas nasional merupakan konstruksi emosional, intelektual, dan ideologis yang
terus-menerus harus dibangun agar tata nilai yang tersimpul di dalamnya tetap relevan,
aktual, dan fungsional dalam menghadapi zaman yang terus-menerus berkembang dan
berubah-ubah. Identitas nasional pasca kemerdekaan dikelola secara terencana oleh
Pemerintah. Identitas nasional bertujuan untuk mempertahankan kesatuan sebuah negara,
pembeda dari negara lain, landasan negara, dan alat pemersatu bangsa. Indonesia memiliki
berbagai macam suku, ras, agama dan kebudayaan. Identitas nasional kemudian hadir
untuk mempersatukan keberagaman masyarakat tersebut. Identitas nasional juga menjadi
salah satu ciri khas sebuah negara. Dari ciri khas tersebut, Indonesia dapat mudah dikenali
oleh negara-negara lain yang ada di dunia. Selain itu, Identitas Nasional juga menjadi
landasan negara Indonesia. Landasan negara Indonesia adalah Pancasila yang berasal dari
budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang kemudian dijadikan sebagai pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun bentuk-bentuk identitas nasional di Indonesia yaitu:
(1) Bendera negara adalah Sang Merah Putih
(2) Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia
(3) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya
(4) Lambang negara adalah Garuda Pancasila
(5) Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika
(6) Dasar falsafah negara adalah Pancasila
(7) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945
(8) Bentuk Negara adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(9) Konsepsi Wawasan Nusantara, dan
(10) Kebudayaan-kebudayaan daerah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Demikianlah penjelasan tentang uraian makna identitas nasional dan bentuk-bentuknya di
Indonesia.
2. Causa materialis dari Pancasila
Sebelum kita membahas khusus causa materialis dari Pancasila, ada baiknya kita
terlebih dahulu mengetahui empat macam sebab asal mula Pancasila sebagai dasar negara.
Pertama, asal mula bahan (causa materialis) Pancasila adalah unsur-unsur yang terdapat di
dalam adat kebiasaan, kebudayaan, dan dalam agama-agama bangsa Indonesia. Kedua,
asal mula bentuk atau bangun (causaformalis) adalah Ir. Soekarno bersama-sama dengan
anggota lain Panitia Kecil Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Asal mula tujuan (causa finalis) adalah sebagai calon dasar filsafat negara.
Ketiga, asal mula sambungan baik dalam arti asal mula bentuk atau bangun dan asal mula
tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara adalah sembilan orang anggota Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang menyusun rencana
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tempat terdapatnya Pancasila, dan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang mengesahkan rencana
tersebut dengan perubahan. Keempat, asal mula karya (causa effisien) adalah Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yaitu yang menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat
negara, yang sebelumnya sebagai calon dasar filsafat negara (Notonagoro, 1971, 32-33).
Jika dijabarkan unsur-unsur yang terdapat dalam causa materialis Pancasila yaitu
sebagai berikut:
a. Adat Istiadat
Pada dasarnya adat-istiadat merupakan urusan kelompok. Tidak ada adat-istiadat
orang seorang. Seseorang mengikuti adat-istiadat bersama dengan orang lain. Adat-istiadat
sekaligus merupakan urusan masyarakat. Masyarakat ini kadang-kadang mempunyai
pembatasan yang agak cermat, misalnya, sebuah suku atau satu persekutuan pedesaan
yang masih tertutup di dalam masyarakat yang bersifat sangat agraris. Persekutuan tunduk
kepada adat-istiadat, namun juga merupakan pendukungnya serta mempertahankannya (de
Vos, 1987: 42).
Dengan diambilnya adat-istiadat sebagai unsur sila Pancasila, memang sangat tepat,
sebab para pemimpin kita yang merumuskan sila-sila Pancasila mengharap negara yang
berdasarkan Pancasila merupakan negara kekeluargaan, bukan negara yang bersifat orang
perorangan. Pancasila bukanlah sebuah ideologi yang ditanamkan dari atas, melainkan
merupakan manifestasi moralitas publik. Artinya, dimensi otoritas dan tradisi seharusnya
melenturkan diri sefleksibel mungkin, sehingga publik pun berpartisipasi dalam diskursus
tentang nilai-nilai dasar Pancasila itu (Lanur, 1995: 11).
b. Kebudayaan
Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan bangsa. Dari segi
etimologisnya, kata "Kebudayaan" berasal dari kata Sanskerta budhayah, ialah bentuk
jamak dari budhi yang berarti "budi" atau "akal". Demikian, kebudayaan itu dapat
diartikan "hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal" (Koentjaraningrat, 1974: 19).
Mengikuti arti etimologis kebudayaan, ternyata kebudayaan sangat luas aspeknya.
Kebudayaan merupakan hasil dari akal budi, dengan demikian keseluruhan hasil akal
manusia, seperti ilmu, teknologi, ekonomi dan lain-lain termasuk kebudayaan.
JWM Bakker dalam mencari definisi kebudayaan menyatakan sekurang-kurangnya
terdapat tujuh kategori arti kebudayaan, masing-masing sebagai berikut. a) Ahli sosiologi
mengerti kebudayaan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu, dan lain-lain)
yang dimiliki manusia sebagai subjek masyarakat. b) Ahli Sejarah menekankan
pertumbuhan kebudayaan dan mendefinisikan sebagai warisan sosial atau tradisi. c) Ahli
Filsafat menekankan aspek normatif, kaidah kebudayaan dan terutama pembinaan nilai
dan realisasi cita-cita. d) Antropologi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life,
kelakuan. e) Psikologi mendekati kebudayaan dari segi penyesuaian (adjustment) manusia
kepada alam sekelilingnya, kepada syarat hidup (Bakker, 1984: 27-28).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan. Pertama, kebudayaan merupakan
hasil olahan akal manusia tentang alam ini. Dalam arti ini, maka setiap produk akal
manusia disebut kebudayaan seperti ilmu, teknologi, ekonomi, seni, dan lain-lainnya.
Kedua, pengertian kebudayaan dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu, tergantung dari
segi mana kebudayaan tersebut dilihat. Dengan demikian, pengertian tersebut belum dapat
memberikan gambaran kepada kita tentang kebudayaan daerah yang diangkat menjadi
sila-sila Pancasila
c. Agama-Agama
Causa materialis ketiga Pancasila adalah berbagai agama yang ada di Indonesia.
Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama,
bangsa yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu meyampaikan pidato
lahirnya Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip Ketuhanan. Bangsa Indonesia
dengan memiliki prinsip tersebut, dikatakan. Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa
Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan
Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah menurut Tuhan petunjuk Isa alMasih, yang
Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad S.A.W., orang Budha menjalankan
ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya (Soekarno, tanpa tahun: 27). Bung Karno
dalam pidato tersebut di atas, menyebutkan prinsip Ketuhanan berkeadaban, yang
diartikan setiap pemeluk agama lain. Dalam konteks Indonesia, dengan menerima
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah satu sila, kita mengungkapkan keyakinan, bahwa
negara terbentuk berdasarkan kodrat sosial manusia yang diciptakan Tuhan (Lanur, 1995:
20).
3. Internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila memiliki lambang bintang emas dengan latar hitam. Sila
pertama Pancasila mengandung nilai ketuhanan. Internalisasi nilai-nilai ketuhanan dalam
kehidupan sehari-hari adalah:
a. Membina kerukunan hidup antara sesama manusia.
b. idak melakukan penistaan agama. Penistaan terhadap agama adalah perilaku
menghina atau merendahkan agama, seperti melakukan pembakaran rumah ibadah.
c. Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang dalam
beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.
d. Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan dalam
agama dan keyakinan.
e. Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-menolong
tanpa mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang dianutnya.
g. Bersikap toleran kepada umat beragama atau berkeyakinan lain.
h. Mempersilakan dan memudahkan umat beragama lain menyelenggarakan hari raya
agama atau keyakinannya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila kedua Pancasila memiliki lambang rantai emas bermata persegi dan bulat yang
berkaitan satu sama lain dengan latar warna merah. Sila kedua Pancasila mengandung nilai
kemanusiaan. Internalisasi nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
a. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit,
kedudukan sosial, dan lainnya.
b. Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.
c. Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.
d. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan.
e. Tidak bersikap semena-mena.
f. Mendukung dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial, membantu
korban bencana alam, berbagi makanan pada yang membutuhkan, membantu panti
asuhan dan panti jompo, dan lainnya.
g. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
h. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
i. Membela kebenaran.
j. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga Pancasila memiliki lambang pohon beringin dengan latar warna putih. Sila
kedua Pancasila mengandung nilai persatuan. Internalisasi nilai-nilai perasatuan dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya.
b. Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa.
c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Mengembangkan persatuan asal dasar Bhinneka. Tunggal Ika, yaitu 'berbeda-beda
tetapi satu'.
e. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
f. Mengembangkan sikap bangga dan cinta. terhadap tanah air dan bangsa.
g. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Sila keempat Pancasila memiliki lambang kepala banteng warna hitam dan putih
dengan latar warna merah. Sila keempat Pancasila mengandung nilai kerakyatan.
Internalisasi nilai-nilai sila ke empat dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a. Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dalam
menyelesaikan permasalahan.
b. Menghargai hasil musyawarah.
c. Menjalankan hasil musyawarah dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
d. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat pada orang lain.
e. Menghargai masukan orang lain.
f. Berjiwa besar untuk menerima keputusan yang dihasilkan melalui musyawarah.
g. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan musyawarah.
h. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.
i. Memberikan kepercayaan pada wakil rakyat yang dipilih.
j. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat.
k. Menghindari hasil walk out dalam musyawarah.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila kelima Pancasila memiliki lambang padi dan kapas dengan latar warna putih. Sila
kelima Pancasila mengandung nilai keadilan. Internalisasi nilai-nilai sila kelima Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a. Tidak bergaya hidup mewah
b. Tidak bersifat boros
c. Bekerja keras
d. Menghormati hak-hak orang lain
e. Peduli dan membantu mengurangi penderitaan yang dialami orang lain
f. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong
g. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
h. Mendukung kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, seperti membantu akses
pendidikan bagi siapa saja, dan membantu akses sandang, pangan, dan papan yang
merata.
Nah, itu dia nilai-nilai Pancasila dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
4. Kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
Secara harfiah, kepribadian bangsa terdiri dari dua kata, yaitu kepribadian dan
bangsa. Kepribadian adalah orientasi sifat yang berbeda dalam diri seseorang ketika
menghadapi kondisi tertentu. Sedangkan bangsa adalah kumpulan masyarakat yang
memiliki keterikatan dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa termasuk ke dalam hakikat fungsi yang harus
diketahui warga negara Indonesia. Memahami fungsi pancasila sama halnya dengan
memahami kedudukan bangsa itu sendiri. Sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, fungsi Pancasila berkaitan erat dengan pokok dan kaidah negara yang
fundamental. Hal tersebut melekat dan berpengaruh pada kelangsungan hidup Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, setiap warga negara harus memahami
fungsi Pancasila sebagai kepribadian bangsa ini. Sebab, ketidaktahuan akan fungsi
tersebut bisa membawa dampak negatif di kemudian hari.
Pelaksanaan Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah perwujudan dari nilai-nilai
budaya bangsa yang diyakini kebenaran dan kebaikannya. Nilai-nilai tersebut dapat
diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan setiap warga
negaranya.
Fungsi Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah menunjukkan jati diri bangsa
sebagaimana adanya. Jati diri tersebut tentu harus disesuaikan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam tiap butir Pancasila. Lebih lanjut, di buku yang sama, Mustafa Kamal
Pasha menjelaskan bahwa Pancasila sebagai kepribadian bangsa tidak lain berasal dari
jiwa masyarakat dalam bangsa itu sendiri. Pancasila berperan membimbing dan
mengarahkan perilaku bangsa dalam kehidupan sehari-harinya.
Seperti yang diketahui, Pancasila terdiri dari lima butir yang berkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Keterkaitan tersebut menunjukkan kesinambungan antar nilai
dengan kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Tiap butir Pancasila mencerminkan
kepribadian bangsa. Oleh karenanya, setiap warga negara harus memahami betul apa yang
terkandung di dalamnya hingga kemudian mengamalkannya.
Mulai amalkan tiap butir pancasila dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Kemudian hal
kecil tersebut akan menjadi besar seiring dengan berjalannya waktu. Agar lebih
memahaminya, berikut contoh sikap pengamalan butir Pancasila sebagai kepribadian
bangsa dalam kehidupan sehari-hari
1. Sila Pertama
 Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
 Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain yang memiliki
kepercayaan dan keyakinan yang berbeda
 Bersiikap ramah dan sopan santun kepada teman atau saudara yang beda agama dan
kepercayaan
 Menghormati pemeluk agama lain dalam melaksanakan ibadah.
 Membantu teman, kerabat atau tetangga beda agama saat mereka menyiapkan
perayaan hari besar agamanya
 Bekerja sama antarumat beragama agar tercipta kerukunan antarumat beragama.
2. Sila Kedua
 Bersikap tenggang rasa kepada orang lain.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Saling menghormati dan mau bekerja sama dengan orang lain.
 Tidak bertindak sewenang-wenang kepada orang lain.
 Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban.

3. Sila Ketiga
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.
 Cinta Tanah Air dan bangsa.
 Bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Sila Keempat
 Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah.
 Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
 Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.
5. Sila Kelima
 Menghormati hak-hak orang lain.
 Membantu teman atau saudara kita yang terkena bencana alam seperti gempa, banjir
dan musibah lainnya
 Menjauhi sifat boros dan bergaya hidup mewah.
 Ringan tangan atau gemar membantu orang lain.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menjungjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong

---------------------
Sumber referensi:
Lasiyo, dkk.(2020). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
(BMP MKDU 4111 Edisi 2)
https://media.neliti.com/media/publications/80416-ID-causa-materialis-pancasila-menurut-
noton.pdf
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-dan-
contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa-apa-maksudnya-
1wG59rvYvLG/full
https://pergibaca.com/contoh-pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa/

Anda mungkin juga menyukai