Anda di halaman 1dari 8

Soal 1 (skor 25)

Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan


Indonesia. Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membbedakan negara yang
stau dengan negara yang lainnya. Identitas nasional tersebut baisanya lahir dari
berbagai nilai-nilai yang ada di suatu bangsa.

Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan
berikanlah contoh identitas nasional yang ada di Indonesia!

(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu definisi identitas nasional
yang ada dalam BMP MKDU4111!)

Jawaban:

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri yang dimiliki suatu
bangsa, untuk membedakan dengan bangsa lainnya. Mengutip dari Identitas
Nasional yang ditulis oleh I Putu Ari Astawa, kata identitas artinya pembeda atau
pembanding pihak lain. Sedangkan nasional artinya suatu paham. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata nasional bermakna kebangsaan, berkenaan, atau
berasal dari bangsa sendiri. Sedangkan dalam konteks pendidikan
kewarganegaraan, identitas nasional adalah ciri-ciri atau karakteristik keyakinan
tentang kebangsaaan yang membedakan bangsa satu dengan yang lain. Konteks
identitas nasional sendiri berkaitan dengan adat istiadat, kebudayaan, dan karakter
kh Identitas nasional terwujud dalam bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat,
serta memiliki hubungan internasional dengan bangsa lain. Identitas ini menjadi
jati diri untuk mendukung dan mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa
depan. Contoh Identitas Nasional Mengutip dari kemdikbud.go.id, konsep
identitas Nasional tercantum dalam pasal undang-undang dasar. Pasal tersebut
mengatur tentang identitas nasional Indonesia yang membedakan dengan bangsa
lain.

Identitas nasional tidak lepas dari unsur yang merujuk bangsa majemuk.
Kemajemukan ini merupakan gabungan dari unsur pembentuk identitas nasional
seperti suku bangsa, agama, budaya, dan bahasa. Mengutip dari LMS Spada
Kemdikbud, bentuk identitas nasional menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Contohnya saja bendera merah putih, bahasa Indonesia, dan lambang Garuda
Pancasila. Menurut Winarno, bentuk-bentuk identitas nasional Indonesia antara
lain: Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia. Ketentuan bahasa diatur dalam
Undang-undang no. 24 Tahun 2009, dari pasal 25 sampai pasal 45. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa Melayu yang menjadi bahasa persatuan. Melalui
Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia disepakati sebagai
bahasa nasional.

Soal 2 (Skor 25)

Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi
harga mati. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai
luhur untuk kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala
sumber hukum yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai
keterkaitan dan membentuk sebuah hirarki pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila
mempunyai makna yag mendasar dan tidak dapa dipisahkan satu dengan yang
lainnya.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat
dari causa materialis dari Pancasila!

(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu tentang sila-sila Pancasila di
BMP MKDU4111)

Jawaban:

Prof. Notonagoro untuk mencari asal mula Pancasila menggunakan teori


causalitas (sebab akibat). Berdasarkan teori causalitas tersebut, causa materialis
Pancasila berasal dari adat kebiasaan, kebudayaan dan agama yang ada di
Indonesia (Notonagoro, 1975: 32). Dengan demikian, tidak dapat diragukan
bahwa dasar negara yang kita miliki digali dari nilai yang terdapat dalam
masyarakat. Nilai tersebut tersebar pada masyarakat, digunakan untuk mengatur
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, tidak, diragukan lagi bahwa Pancasila
sebenarnya merupakan budaya dan pembudayaan bangsa Indonesia yang perlu
dipahami secara ilmiah oleh bangsa Indonesia. 1. Adat-istiadat

Sebelum melihat sejauh mana implementasi adat-istiadat dalam Pancasila, dan


bagaimana bentuk konkretnya dalam sila-sila Pancasila terlebih dahulu diuraikan
karakteristik adat-istiadat tersebut. Pada pokoknya adat-istiadat merupakan urusan
kelompok; tidak ada adat-istiadat orang seorang. Seseorang mengikuti adat-
istiadat bersama dengan orang lain; adat-istiadat sekaligus merupakan urusan
masyarakat. Masyarakat ini kadang-kadang mempunyai pembatasan yang agak
cermat, misalnya, sebuah suku atau satu persekutuan pedesaan yang masih
tertutup di dalam masyarakat yang bersifat sangat agraris. Sebuah persekutuan
merupakan objek maupun subjek adatistiadat tidak ada pemisah di antara kedua
hal ini, bahkan keduanya tepat bersamaan. Artinya, persekutuan tunduk kepada
adat-istiadat, namun juga merupakan pendukungnya serta mempertahankannya
(de Vos, 1987: 42)

2. Kebudayaan

Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan bangsa. Dari
segi etimologisnya; kata "Kebudayaan" berasal dari kata Sanskerta budhayah,
ialah bentuk jamak dari budhi yang berarti "budi" atau "akal". Demikian,
kebudayaan itu dapat diartikan "hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal"
(Koentjaraningrat, 1974: 19). Mengikuti arti etimologis kebudayaan, ternyata
kebudayaan sangat luas aspeknya. Kebudayaan merupakan hasil dari akal budi,
dengan demikian keseluruhan hasil akal manusia, seperti ilmu, teknologi,
ekonomi dan lain-lain termasuk kebudayaan. Seiring dengan itu, JWM Bakker
dalam mencari definisi kebudayaan menyatakan sekurang-kurangnya terdapat
tujuh kategori arti kebudayaan, masing-masing sebagai berikut. a) Ahli sosiologi
mengerti kebudayaan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu, dan
lain-lain) yang dimiliki manusia sebagai subjek masyarakat. b) Ahli Sejarah
menekankan pertumbuhan kebudayaan dan mendefinisikan sebagai warisan sosial
atau tradisi. c) Ahli Filsafat menekankan aspek normatif, kaidah kebudayaan dan
terutama pembinaan nilai dan realisasi cita-cita. d) Antropologi melihat
kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, kelakuan. e) Psikologi mendekati
kebudayaan dari segi penyesuaian (adjustment) manusia kepada alam
sekelilingnya, kepada syarat hidup (Bakker, 1984: 27-28).

3. Agama-agama

Causa materialis ketiga Pancasila adalah berbagai agama yang ada di Indonesia.
Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beragama, bangsa yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu
meyampaikan pidato lahirnya Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip
Ketuhanan. Bangsa Indonesia dengan memiliki prinsip tersebut, dikatakan.
Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing
orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah
menurut Tuhan petunjuk Isa alMasih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi
Muhammad S.A.W., orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab
yang ada padanya (Soekarno, tanpa tahun: 27). Bung Karno dalam pidato tersebut
di atas, menyebutkan prinsip Ketuhanan berkeadaban, yang diartikan setiap
pemeluk agama lain. Dalam konteks Indonesia, dengan menerima Ketuhanan
Yang Maha Esa sebagai salah satu sila, kita mengungkapkan keyakinan, bahwa
negara terbentuk berdasarkan kodrat sosial manusia yang diciptakan Tuhan
(Lanur, 1995: 20).

Soal 3 (Skor 25)

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala


aktivitas dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai
yang terdapat di dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa
lebih tertat dan teratur baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan
bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari
sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

(Perunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa yang ada di BMP MKDU4111)

Jawaban:
Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari – Sebagai ideologi
bangsa, Pancasila terdiri dari seperangkat nilai dan norma yang seyogyanya
terinternalisasi dalam diri setiap rakyat Indonesia. Ya, Pancasila adalah ruh yang
menggerakkan aktivitas keseharian bangsa. Karena itulah pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi sebuah urgensi. Dalam
konteks kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila sejatinya adalah identitas
bangsa Indonesia. Kehadirannya membuat bangsa ini utuh. Oleh karena itu, tanpa
dasar negara, bangsa Indonesia tidak memiliki identitas serta arah tujuan yang
sama, sehingga ancaman perpecahan akan lebih mudah terjadi. Jadi, pengamalan
nilai-nilai Pancasila dapat berupa sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan memiliki
wawasan mengenai pengamalan nilai-nilai Pancasila serta Kewarnegaraan Bangsa
Indonesia. Buku berjudul Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan: Merajut
Kebinekaan dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri yang dibuat oleh
Muhammad Ridha Iswardhana ini diharapkan dapat memahami serta
mengaplikasikan nilai Pancasila yang ada ke dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah cara melakukan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam


kehidupan sehari-hari:

1. Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Sila Pertama (Ketuhanan)

Nilai ini terkandung pada sila pertama Pancasila yang berbunyi, “Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Nilai ketuhanan pada sila pertama tersebut mengandung dua nilai
turunan, yaitu nilai kepercayaan dan nilai ketakwaan. Nilai kepercayaan
diwujudkan dalam bentuk keyakinan dan pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang
Maha Esa.

Dalam konteks kenegaraan, keyakinan tersebut diwujudkan dengan adanya enam


agama yang secara resmi diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Protestan,
Hindu, Budha, dan Konghucu. Sementara nilai ketakwaan bermakna kebebasan
bagi setiap warga negara untuk beribadah sesuai agama yang diyakininya tersebut.
Hal ini sesuai amanah UUD 1945, terutama Pasal 28E Ayat 1 yang berbunyi
“Setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya.”

Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa juga menjadi
dasar negara serta ideologi politik religius, yang menyatakan bahwa setiap
kelompok agama tidak memiliki alasan untuk membenturkan dasar negara
nasional yang ada dengan keimanan yang diyakini. Pada buku Islam, Pancasila
dan Deradikalisasi oleh Syaiful Arif dijabarkan mengenai wacana keislaman serta
kebangsaan yang ditempatkan pada konteks dreradikalisasi agama.

2. Pengamalan Nilai Pancasila Sila Ke-2 (Kemanusiaan)

Nilai ini termaktub dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab.” Adanya nilai tersebut mengandung makna bahwa kemanusiaan
haruslah diutamakan dalam aktivitas keseharian masyarakat Indonesia. Terlebih
lagi negeri ini berdiri di atas berbagai macam perbedaan, seperti yang tersurat
dalam semboyan negara Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika”. Nilai kemanusiaan
menjamin kita untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Selain itu, dengan nilai
kemanusiaan, maka HAM akan dijunjung tinggi. Dalam konteks negara,
Indonesia juga menjamin seluruh warga negaranya memiliki kesamaan kedudukan
dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini sebagaimana tercantum dalam Pasal
27 Ayat 1 UUD 1945.

Pasal tersebut berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam


hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.”

Penerapan nilai kemanusiaan di rumah

a. Menghormati, menghargai, dan menyayangi orang tua serta saudara

b. Membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah

c. Mendengarkan nasihat dan mematuhi perintah orang tua

d. Tidak semena-mena terhadap orang tua dan sesama saudara


e. Memiliki sikap tenggang rasa dan menjaga kerukunan di dalam rumah

Penerapan nilai kemanusiaan di masyarakat

a. Menghormati tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan

b. Menjaga kerukunan antar tetangga

c. Menolong tetangga yang membutuhkan bantuan

d. Menjaga norma kesopanan di lingkungan tetangga

e. Melaksanakan kewajiban sesuai peraturan yang disepakati di lingkungan


masyarakat, misalnya, menjaga kebersihan lingkungan dengan ikut kerja bakti f.
Tidak main hakim sendiri

g. Mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat dengan jalan


musyawarah.

Soal 4 (Skor 25)

Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada
tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai
fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang
paling tinggi karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di
Indonesia.

Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila


sebagai kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

(Petunjuk: silakan baca dan pahami terlebih dahulu tentang kedudukan Panacsila
sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari yang ada di
dalam BMP MKDU4111)

Jawaban:

Pancasila merupakan kepribadian bangsa indonesia karena pancasila merupakan


ciri yang khas kepada bangsa indonesia dan tidak dapat dipisahkan dari bangsa
indonesia dengan mempunyai lima sila dengan pengalaman masing-masing.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang merdeka., berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, tertib dan damai.

Anda mungkin juga menyukai