Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KE 2 PKN

NAMA : ANJANA SITA ROSE


NIM : 857774368

1). Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri yang dimiliki suatu bangsa, untuk
membedakan dengan bangsa lainnya.

Mengutip dari Identitas Nasional yang ditulis oleh I Putu Ari Astawa, kata identitas artinya
pembeda atau pembanding pihak lain. Sedangkan nasional artinya suatu paham.
Logo Katadata

BERITA NASIONAL
Pengertian Identitas Nasional, Contoh, dan Faktor Pembentuknya

Identitas Nasional
KATADATA
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: Safrezi
23/12/2021, 17.03 WIB
Identitas nasional dimiliki oleh setiap negara yang merdeka dan berdaulat. Sebagai warga negara
tentunya kita harus memahami tujuan dan pengertian identitas nasional itu sendiri.

Sebagai warga negara, kita menjunjung tinggi dan mempertahankan identitas nasional dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini diperlukan supaya warga negara bisa mengetahui ciri dan
karakteristik negara Indonesia, serta membedakan identitas dengan negara lain.

BACA JUGA
Pengertian Stratifikasi Sosial, Fungsi, Sifat, dan Contohnya
Pengertian Identitas Nasional
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri yang dimiliki suatu bangsa, untuk
membedakan dengan bangsa lainnya.

Mengutip dari Identitas Nasional yang ditulis oleh I Putu Ari Astawa, kata identitas artinya
pembeda atau pembanding pihak lain. Sedangkan nasional artinya suatu paham.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nasional bermakna kebangsaan, berkenaan, atau
berasal dari bangsa sendiri.

Sedangkan dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional adalah ciri-ciri atau
karakteristik keyakinan tentang kebangsaaan yang membedakan bangsa satu dengan yang lain.
Konteks identitas nasional sendiri berkaitan dengan adat istiadat, kebudayaan, dan karakter khas
suatu negara.

Identitas nasional terwujud dalam bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat, serta memiliki
hubungan internasional dengan bangsa lain. Identitas ini menjadi jati diri untuk mendukung dan
mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

Contoh Identitas Nasional


Mengutip dari kemdikbud.go.id, konsep identitas Nasional tercantum dalam pasal undang-
undang dasar. Pasal tersebut mengatur tentang identitas nasional Indonesia yang membedakan
dengan bangsa lain.

Identitas nasional tidak lepas dari unsur yang merujuk bangsa majemuk. Kemajemukan ini
merupakan gabungan dari unsur pembentuk identitas nasional seperti suku bangsa, agama,
budaya, dan bahasa.

Mengutip dari LMS Spada Kemdikbud, bentuk identitas nasional menjadi ciri khas bangsa
Indonesia. Contohnya saja bendera merah putih, bahasa Indonesia, dan lambang Garuda
Pancasila.
Menurut Winarno, bentuk-bentuk identitas nasional Indonesia antara lain:

Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia.


Ketentuan bahasa diatur dalam Undang-undang no. 24 Tahun 2009, dari pasal 25 sampai pasal
45. Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang menjadi bahasa persatuan. Melalui
Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia disepakati sebagai bahasa
nasional.

Bendera negara adalah Sang Merah Putih


Bendera negara pertama kali dikibarkan ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945. Bendera warna merah putih ini diatur dalam UU no.24 tahun 2009.

Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya


Lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan pada Kongred Pemuda II, kemudian menjadi
lagu kenegaraan dan kebangsaan.

Lambang negara adalah Garuda Pancasila


Garuda Pancasila menjadi lambang negara Indonesia. Lambang ini memiliki perisai di bagian
tengah. Garis hitam tebal menggambarkan Indonesia berada di garis khatulistiwa. Sedangkan
perisai di dada burung Garuda adalah lambang kelima sila Pancasila.

Semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika


Semboyan negara ini mengacu pada masyarakat Indonesia yang beragam. Arti Bhinneka
Tunggal Ika meski berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara


Pancasila berfungsi sebagai ideologi nasional, falsafah negara, pandangan hidup bangsa, dan
dasar negara. Pancasila penting untuk identitas nasional dan pemahaman warga negara untuk
bersikap.

UUD 1945 menjadi konstitusi atau hukum dasar Negara


2). Adat-istiadat
Sebelum melihat sejauh mana implementasi adat-istiadat dalam
Pancasila, dan bagaimana bentuk konkretnya dalam sila-sila Pancasila
terlebih dahulu diuraikan karakteristik adat-istiadat tersebut. Pada
pokoknya adat-istiadat merupakan urusan kelompok; tidak ada
adat-istiadat orang seorang. Seseorang mengikuti adat-istiadat
bersama dengan orang lain; adat-istiadat sekaligus merupakan
urusan masyarakat. Masyarakat ini kadang-kadang mempunyai
pembatasan yang agak cermat, misalnya, sebuah suku atau satu
persekutuan pedesaan yang masih tertutup di dalam masyarakat
yang bersifat sangat agraris.

Kebudayaan
Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan
bangsa. Dari segi etimologisnya; kata "Kebudayaan" berasal dari kata Sanskerta budhayah, ialah
bentuk jamak dari budhi
yang berarti "budi" atau "akal". Demikian, kebudayaan itu dapat
diartikan "hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal"
(Koentjaraningrat)

Agama-agama
Causa materialis ketiga Pancasila adalah berbagai agama
yang ada di Indonesia. Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang beragama, bangsa yang mengakui
adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu meyampaikan pidato
lahirnya Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip Ketuhanan.
Bangsa Indonesia dengan memiliki prinsip tersebut, dikatakan.
Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi
masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya
sendiri. Yang Kristen menyembah menurut Tuhan petunjuk Isa alMasih, yang Islam bertuhan
menurut petunjuk Nabi Muhammad
S.A.W., orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab
yang ada padanya

3). [11.44, 20/5/2023] Dwi Ningrum: Dalam konteks sila-sila Pancasila, causa materialis terkait
dengan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam masing-masing sila.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi landasan atas semua sila lainnya karena
memposisikan Tuhan sebagai sumber kekuatan moral yang diperlukan untuk menghayati nilai-
nilai lainnya.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung nilai-nilai keadilan, kesetaraan,
dan kemanusiaan yang tercermin dalam sikap menghargai martabat dan hak asasi manusia.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mencerminkan nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kerukunan
yang merupakan landasan utama bagi keberlangsungan hidup bangsa Indonesia.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, menegaskan nilai-nilai demokrasi, partisipasi, dan keterbukaan
dalam pengambilan keputusan politik.

Dan sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menegaskan nilai-nilai keadilan
sosial dan keberpihakan pada kepentingan rakyat yang diwujudkan dalam upaya peningkatan
kesejahteraan dan kesetaraan sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari, penginternalisasian nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi setiap
warga negara Indonesia untuk mencapai tujuan bersama sebagai bangsa.

Dalam kehidupan sehari-hari, internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat membantu individu dan
masyarakat untuk bertindak dengan bijaksana dan mempertahankan persatuan dalam keragaman.
[11.47, 20/5/2023] Dwi Ningrum: Nomer 2
Adat-istiadat
Sebelum melihat sejauh mana implementasi adat-istiadat dalam
Pancasila, dan bagaimana bentuk konkretnya dalam sila-sila Pancasila
terlebih dahulu diuraikan karakteristik adat-istiadat tersebut. Pada
pokoknya adat-istiadat merupakan urusan kelompok; tidak ada
adat-istiadat orang seorang. Seseorang mengikuti adat-istiadat
bersama dengan orang lain; adat-istiadat sekaligus merupakan
urusan masyarakat. Masyarakat ini kadang-kadang mempunyai
pembatasan yang agak cermat, misalnya, sebuah suku atau satu
persekutuan pedesaan yang masih tertutup di dalam masyarakat
yang bersifat sangat agraris.

Kebudayaan
Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan
bangsa. Dari segi etimologisnya; kata "Kebudayaan" berasal dari kata Sanskerta budhayah, ialah
bentuk jamak dari budhi
yang berarti "budi" atau "akal". Demikian, kebudayaan itu dapat
diartikan "hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal"
(Koentjaraningrat)

Agama-agama
Causa materialis ketiga Pancasila adalah berbagai agama
yang ada di Indonesia. Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang beragama, bangsa yang mengakui
adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu meyampaikan pidato
lahirnya Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip Ketuhanan.
Bangsa Indonesia dengan memiliki prinsip tersebut, dikatakan.
Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi
masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya
sendiri. Yang Kristen menyembah menurut Tuhan petunjuk Isa alMasih, yang Islam bertuhan
menurut petunjuk Nabi Muhammad
S.A.W., orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab
yang ada padanya

4). Makna Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Adapun dikutip dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), fungsi Pancasila
sebagai pandangan hidup memiliki makna di antaranya:
1) Ketuhanan yang Maha Esa
Pada sila pertama ini, fungsi Pancasila memberi pandangan bahwa sebagai warga negara Indonesia
terdapat nilai untuk mempercayai dan bertakwa pada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing. Fungsi ini memberi makna bahwa setiap warga
negara Indonesia harus saling menghormati antar umat beragama agar tercipta kehidupan yang
rukun dan damai.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Fungsi pancasila sebagai pandangan hidup tercantum pada sila kedua yang memberi makna bahwa
sebagai warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang
sama, sehingga harus saling bersimpati satu sama lain. Hal itu bisa dicapai dengan cara menjaga
dan membantu sesama, membela kebenaran dan keadilan, dan bekerjasama untuk kedamaian
negara.
3) Persatuan Indonesia
Sebagai negara dengan ragam pulau, suku, dan budaya, pada sila ketiga, fungsi Pancasila memberi
pandangan hidup bahwa yang harus diutamakan adalah kesatuan, persatuan, dan kepentingan
negara daripada kepentingan masing-masing. Setiap warga negara Indonesia juga harus memiliki
kepribadian yang rela berkorban demi negara Indonesia, mencintai bangsa Indonesia dan tanah
air, serta bangga pada negara.
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Poin penting pada sila keempat menegaskan bahwa fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup
turut mengajak setiap warga negara untuk tidak memaksakan kehendaknya pada orang lain dan
mengutamakan kepentingan negara. Meski akan ada perbedaan pendapat dan cara pandang,
namun sila keempat menegaskan akan pentingnya bermusyawarah atau berdiskusi.
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tercermin dari sila ini yang memiliki makna
tentang mengembangkan perbuatan luhur dengan cara kekeluargaan dan gotong royong. Tak
hanya itu, setiap warga negara juga harus selalu bersikap adil, dan memahami antara hak dan
kewajiban agar bisa menghormati hak-hak orang lain sesama bangsa Indonesia. (BM)

Anda mungkin juga menyukai