Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL 2

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dibuat oleh :

Nama : Apriella Aulia Sholeha


NIM : 043917509
Prodi : Teknologi Pangan

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
2021
SOAL

1. Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan


Indonesia. Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membedakan negara yang satu
dengan negara yang lainnya. Identitas nasional tersebut biasanya lahir dari berbagai nilai-
nilai yang ada di suatu bangsa.

Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah
contoh identitas nasional yang ada di Indonesia!

2. Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga
mati. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber hukum
yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan dan membentuk
sebuah hirarki piramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna yang mendasar
dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari kausa
materialis dari Pancasila!

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di
dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertata dan teratur baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

4. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada tanggal
18 Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi utama
sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi karena
sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari!
JAWABAN

1. Setiap negara pasti memiliki suatu identitas yang membedakan dengan negara lainnya.
Identitas tersebut dikenal sebagai identitas nasional.

Menurut buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Damri dan Fauzi Eka
Putra, identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofi membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas
nasional dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh suatu warga bangsa sebagai identitasnya.
Sementara bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan jika dibandingkan
dengan identitas kesukubangsaan yang telah memiliki identitas primer yang berbeda-
beda. Identitas nasional erat kaitannya dengan bagaimana suatu bangsa terbentuk secara
historis.

Identitas nasional bangsa Indonesia tercipta dari berbagai nilai-nilai kultural suku
bangsa yang ada di setiap daerah. Nilai-nilai kultural tersebut kemudian dihimpun
menjadi satu kesatuan yang akhirnya membentuk identitas nasional bangsa Indonesia.

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Rosmawati dan Hasanal


Mulkan, dijelaskan bentuk-bentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu:

● Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.


● Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
● Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
● Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.
● Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
● Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.
● Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
● Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
● Konsepsi Wawasan Nusantara.
● Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Bagi bangsa Indonesia, identitas nasional merupakan hal yang sangat penting
karena telah memiliki dasar yang sangat kuat, berupa pancasila dan UUD 1945.

Lebih lanjut, Muhammad Ridha Iswardhana dalam bukunya yang berjudul


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2020), menjelaskan pentingnya identitas
nasional bagi bangsa Indonesia, yaitu:

● Menjadi penciri yang mudah dikenali dan membedakan dalam pergaulan


antar bangsa (hubungan internasional).
● Melindungi jadi diri bangsa dan negara Indonesia seiring dengan adanya
tantangan globalisasi.
● Menjaga eksistensi negara dalam hubungan internasional. Maksudnya
adalah identitas nasional yang terwakili oleh negara maupun masyarakat
Indonesia dalam interaksi berbagai bidang mampu menunjukkan bahwa
negara Indonesia benar-benar terwujud.

2. Kausa materialis dari Pancasila


● Adat-istiadat

Pada pokoknya adat-istiadat merupakan urusan kelompok; tidak ada adat-


istiadat orang seorang. Seseorang mengikuti adat-istiadat bersama dengan orang
lain; adat-istiadat sekaligus merupakan urusan masyarakat. Masyarakat ini
kadang-kadang mempunyai pembatasan yang agak cermat, misalnya, sebuah suku
atau satu persekutuan pedesaan yang masih tertutup di dalam masyarakat yang
bersifat sangat agraris.

Dengan diambilnya adat-istiadat sebagai unsur sila Pancasila, memang


sangat tepat, sebab para pemimpin kita yang merumuskan sila-sila Pancasila
mengharap negara yang berdasarkan Pancasila merupakan negara kekeluargaan,
bukan negara yang bersifat orang perorangan. Pancasila bukanlah sebuah ideologi
yang ditanamkan dari atas, melainkan merupakan manifestasi moralitas publik.
Artinya, dimensi otoritas dan tradisi seharusnya melenturkan diri sefleksibel
mungkin, sehingga publik pun berpartisipasi dalam diskursus tentang nilai-nilai
dasar Pancasila itu.

Karakteristik lain dari adat-istiadat. Orang tidak lagi mempertanyakan


tentang asal-usul serta apa yang hendak dicapai oleh adat-istiadat, melainkan
orang mematuhi secara diam-diam dan tanpa mempersoalkannya. la diterima dan
dipatuhi sebagai sesuatu yang wajar. Dari kedua karakteristik adat-istiadat di atas,
sudah sangat jelas maksud dan tujuannya. Di samping itu, tampaknya adatistiadat
memiliki karakteristik yang universal, artinya berlaku untuk adat istiadat dimana
pun dengan tidak melihat di mana tempat keberadaannya. Dengan demikian, adat-
istiadat bangsa kita memiliki karakteristik tersebut.

● Kebudayaan

Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan bangsa.


Dari segi etimologinya; kata "Kebudayaan" berasal dari kata Sanskerta budhayah,
ialah bentuk jamak dari budhi yang berarti "budi" atau "akal". Demikian,
kebudayaan itu dapat diartikan "hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal"
(Koentjaraningrat, 1974: 19).

Mengikuti arti etimologis kebudayaan, ternyata kebudayaan sangat luas


aspeknya. Kebudayaan merupakan hasil dari akal budi, dengan demikian
keseluruhan hasil akal manusia, seperti ilmu, teknologi, ekonomi dan lain-lain
termasuk kebudayaan. Seiring dengan itu, JWM Bakker dalam mencari definisi
kebudayaan menyatakan sekurang-kurangnya terdapat tujuh kategori arti
kebudayaan, masing-masing sebagai berikut.

a) Ahli sosiologi mengerti kebudayaan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak,


kesenian, ilmu, dan lain-lain) yang dimiliki manusia sebagai subjek
masyarakat.
b) Ahli Sejarah menekankan pertumbuhan kebudayaan dan mendefinisikan
sebagai warisan sosial atau tradisi.
c) Ahli Filsafat menekankan aspek normatif, kaidah kebudayaan dan
terutama pembinaan nilai dan realisasi cita-cita.
d) Antropologi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, kelakuan.
e) Psikologi mendekati kebudayaan dari segi penyesuaian (adjustment)
manusia kepada alam sekelilingnya, kepada syarat hidup (Bakker, 1984:
27-28).

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan. Pertama, kebudayaan


merupakan hasil olahan akal manusia tentang alam ini. Dalam arti ini, maka setiap
produk akal manusia disebut kebudayaan seperti ilmu, teknologi, ekonomi, seni,
dan lain-lainnya. Kedua, pengertian kebudayaan dapat ditinjau dari berbagai
disiplin ilmu, tergantung dari segi mana kebudayaan tersebut dilihat. Dengan
demikian, pengertian tersebut belum dapat memberikan gambaran kepada kita
tentang kebudayaan daerah yang diangkat menjadi sila-sila Pancasila. Untuk itu
perlu dilihat aspek lain dari kebudayaan, yang merupakan unsur kebudayaan.

Selain tujuh unsur tersebut, kebudayaan memiliki wujud, yang terdiri atas
kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia: wujud ini disebut sistem budaya,
sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat; pada kepala manusia yang
mengaturnya. Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering
disebut sistem sosial. Wujud sebagai benda, aktivitas manusia yang saling
berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya
manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut
menghasilkan berbagai macam benda untuk berbagai keperluan hidupnya.

● Agama-agama

Causa materialis ketiga Pancasila adalah berbagai agama yang ada di


Indonesia. Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang beragama, bangsa yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada
waktu meyampaikan pidato lahirnya Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip
Ketuhanan. Bangsa Indonesia dengan memiliki prinsip tersebut, dikatakan.
Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing
orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah
menurut Tuhan petunjuk Isa alMasih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi
Muhammad S.A.W., orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab
yang ada padanya (Soekarno, tanpa tahun: 27).

Bung Karno dalam pidato tersebut di atas, menyebutkan prinsip


Ketuhanan berkeadaban, yang diartikan setiap pemeluk agama lain. Dalam
konteks Indonesia, dengan menerima Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah
satu sila, kita mengungkapkan keyakinan, bahwa negara terbentuk berdasarkan
kodrat sosial manusia yang diciptakan Tuhan.

3. Ada lima sila-sila atau biasa disebut Pancasila yang dirumuskan dalam pidato Bung
Karno.Kelima sila tersebut ialah Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kemudian kelima sila tersebut mempunyai nilai-nilai yang harus ditanamkan dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penerapan kelima sila dalam kehidupan
sehari-hari:

● Penerapan Sila Pertama

Bintang emas merupakan simbol sila pertama dalam pancasila berbunyi


"Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama sangat mengutamakan aspek
ketuhanan dalam setiap segi kehidupan kita.

Berikut ini contoh penerapan sila pertama dalam kehidupan sehari-hari:

1. Memiliki satu agama dan menjalankan peribadatan dari agama tersebut.


Kepemilikan terhadap agama tersebut harus diikuti dengan ketakwaan
pada Tuhan.
2. Menjalankan agama dengan tetap memperhatikan kondisi di sekitar dan
tidak mengganggu ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat.
3. Menjaga toleransi atau saling hormat menghormati di antara umat
beragama agar tercapai kedamaian dan kenyamanan bersama.
4. Saling bekerja sama antarumat beragama dalam hal yang bersifat
memajukan kepentingan umum, misalnya kerja bakti atau gotong royong
di desa.
5. Tidak memaksa seseorang untuk menganut agama tertentu karena sesuai
UUD 1945, setiap orang berhak untuk memilih dan memeluk agama
sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

● Penerapan Sila Kedua

Rantai emas menjadi lambang dari sila kedua yang berbunyi


"Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
mewakili keinginan Bangsa Indonesia untuk berada di posisi setara dengan
bangsa-bangsa lain di dunia ini.

Di bawah ini beberapa contoh penerapan sila ke-2 dalam kehidupan


sehari-hari:

1. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyak


suku, agama, ras, dan adat istiadat.
2. Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi
pekerti kita dalam berbagai kondisi.
3. Tidak melakukan diskriminasi pada siapa pun. Diskriminasi yang
dimaksud ialah membeda-bedakan sesama warga negara, baik perbedaan
karena tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan lain sebagainya.
4. Berani untuk menyampaikan kebenaran dan menegur kesalahan seseorang
sesuai dengan adab yang berlaku di tengah masyarakat.
5. Menjaga keseimbangan dalam hal pelaksanaan hak dan kewajiban. Jangan
sampai hak dan kewajiban kita mencederai hak dan kewajiban orang lain.

● Penerapan Sila Ketiga


Pohon beringin menjadi simbol sila ketiga yang berbunyi "Persatuan
Indonesia". Persatuan di antara rakyat Indonesia merupakan kekuatan dasar dalam
mempertahankan keamanan dan pertahanan Indonesia dari ancaman, baik dari
dalam maupun luar negeri.

Berikut ini beberapa contoh penerapan Pancasila sila ke-3 dalam


kehidupan sehari-hari:

1. Cinta terhadap Tanah Air demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar perekonomian
menjadi lebih maju.
3. Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia.
4. Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat membanggakan bangsa
Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
5. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dari diri sendiri untuk memajukan
bangsa Indonesia. Memperluas pergaulan dengan orang-orang baru dari
berbagai daerah.

● Penerapan Sila Keempat

Kepala banteng merupakan simbol sila keempat Pancasila yang berbunyi


"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan". Kepala banteng menjadi perumpamaan manusia dalam mengambil
keputusan, yakni yang harus dilakukan secara tegas.

Sila keempat juga bisa dikatakan mewakili semangat demokrasi yang


menjadi bentuk pemerintahan Indonesia. Berikut ini contoh penerapan sila
keempat:

1. Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat


untuk menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan kita, apabila
hal tersebut berkenaan dengan kepentingan dua orang atau lebih.
2. Ikut serta dalam pemilihan umum dengan menggunakan hak pilih serta
mengajak orang lain untuk menggunakan hak pilihnya.
3. Mencalonkan diri atau mengajukan seseorang untuk menjabat suatu
jabatan tertentu sebagai salah satu perwujudan demokrasi.
4. Tidak melakukan paksaan pada orang lain agar menyetujui apa yang kita
katakan atau lakukan. Begitu pula sebaliknya, tidak ada yang dapat
memaksakan kehendaknya pada kita.
5. Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat
kita dan melaksanakannya dengan sepenuh hati.

● Penerapan Sila Kelima

Padi dan kapas menjadi simbol sila kelima atau terakhir, yang berbunyi
"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Adanya sila tersebut diharapkan
bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Di bawah ini beberapa contoh penerapan sila ke-5 dalam kehidupan


sehari-hari:

1. Senantiasa berusaha sebaik mungkin untuk membantu orang-orang yang


sedang dilanda kesulitan.
2. Meningkatkan kesadaran sosial dengan mengadakan kegiatan yang
membantu sesama, seperti bakti sosial, donor darah, konser amal, dan lain
sebagainya.
3. Berusaha untuk adil dalam aktivitas apa pun yang kita lakukan dan seperti
apa saja orang yang kita hadapi. Jangan sampai kita memberikan
perlakuan yang tidak adil pada siapapun.
4. Tidak mengganggu orang lain, apa pun yang sedang kita lakukan.
Menegur siapa saja yang mengganggu ketertiban umum dan keamanan di
tengah masyarakat.
5. Menghargai karya atau hasil ciptaaan orang lain. Hargai pula karya yang
kita hasilkan sendiri.
4. Pancasila sebagai kepribadian bangsa termasuk ke dalam hakikat fungsi yang harus
diketahui warga negara Indonesia. Memahami fungsi pancasila sama halnya dengan
memahami kedudukan bangsa itu sendiri. Sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, fungsi Pancasila berkaitan erat dengan pokok dan kaidah negara yang
fundamental. Hal tersebut melekat dan berpengaruh pada kelangsungan hidup Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karenanya, setiap warga negara harus memahami fungsi Pancasila sebagai
kepribadian bangsa ini. Sebab, ketidaktahuan akan fungsi tersebut bisa membawa
dampak negatif di kemudian hari. Secara harfiah, kepribadian bangsa terdiri dari dua
kata, yaitu kepribadian dan bangsa. Kepribadian adalah orientasi sifat yang berbeda
dalam diri seseorang ketika menghadapi kondisi tertentu. Sedangkan bangsa adalah
kumpulan masyarakat yang memiliki keterikatan dan saling berhubungan untuk mencapai
tujuan bersama.

Dapat disimpulkan, pelaksanaan Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah


perwujudan dari nilai-nilai budaya bangsa yang diyakini kebenaran dan kebaikannya.
Nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal
perbuatan setiap warga negaranya.

Mengutip buku Memahami Pancasila oleh Fais Yonas Bo’a, fungsi Pancasila
sebagai kepribadian bangsa adalah menunjukkan jati diri bangsa sebagaimana adanya.
Jati diri tersebut tentu harus disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap
butir Pancasila. Mustafa Kamal Pasha menjelaskan bahwa Pancasila sebagai kepribadian
bangsa tidak lain berasal dari jiwa masyarakat dalam bangsa itu sendiri. Pancasila
berperan membimbing dan mengarahkan perilaku bangsa dalam kehidupan sehari-
harinya.

Seperti yang diketahui, Pancasila terdiri dari lima butir yang berkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Keterkaitan tersebut menunjukkan kesinambungan antar nilai
dengan kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Tiap butir Pancasila mencerminkan
kepribadian bangsa. Oleh karenanya, setiap warga negara harus memahami betul apa
yang terkandung di dalamnya hingga kemudian mengamalkannya. Mulai amalkan tiap
butir pancasila dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Kemudian hal kecil tersebut akan
menjadi besar seiring dengan berjalannya waktu.

DAFTAR PUSTAKA

BMP MKDU4111 (Pendidikan Kewarganegaraan)

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa-apa-maksudnya-
1wG59rvYvLG/4

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/26/175837669/identitas-nasional-bangsa-indonesia

https://media.neliti.com/media/publications/80416-ID-causa-materialis-pancasila-menurut-
noton.pdf

https://www.bola.com/ragam/read/4371037/penerapan-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari-
yang-perlu-ditiru

Anda mungkin juga menyukai