- Pendekatan Historis:
Era Kolonial Belanda menjadi awal mula sistem keamanan yang diorganisasi oleh
masyarakat. Ditunjukkan saat sebagain besar dari pribumi atau lebih dikenal dengan
tersebut berlanjut hingga masa awal Republik Indonesia berdiri sistem keamanan
Indonesia menjadi beragam atau heterogen. Kristiansen (2003) dalam Violence Youth
Groups in Indonesia: The Case of Yogyakarta and Nusa Tenggara Barat 2003
persaingan antara polisi, militer, kelompok preman, dan beberapa lain merupakan
Awal kemerdekaan ini pula sistem keamanan informal di beberapa wilayah dipegang
oleh tokoh adat atau seseorang yang dianggap berusia telah berusia lanjut dan
mana tokoh adat tersebut berpengaruh. Tanpa kontrol secara formal atau tertulis,
peraturan sistem ini hanya disepakati dengan cara saling tenggang rasa. Namun
kelemahannya keamanan yang demikian semakin lama akan tergeser ketika negara
yang terpadu. Era Orde Lama mulai dilakukan mulai dicanangkan upaya-upaya
nasional. Kemudian pad Era Orde Baru keamanan swakarsa kian menjadi bagian dari
struktur kehidupan sosial masyarakat. Kebiasaan ronda atau berjaga pada malam hari
banyak terjadi di kota ataupun desa. Seiring berjalannya waktu Di periode 1980-an
ini, sistem ronda tradisional mengalami perombakan menjadi lebih efisien dan jatuh
ke dalam pengawasan dan kontrol dari pihak kepolisian secara nasional dengan
Bahwa bentuk lain untuk sistem keamanan lokal yang berlangsung selama beberapa
dekade masa Orde Baru adalah adanya hansip, linmas, dan satgas, yang masing-
masing memiliki perbedaan asosiasi. Hansip, pada masa orde baru sebelumnya
berada di bawah Menteri Dalam Negeri dan disebar ke dalam banyak wilayah,
sebelum pada gilirannya sebagian bekas anggotanya masuk ke dalam bagian dari
pasukan daerah yang militeristik, satgas partai politik, atau ke dalam kelompok
dengan militer, sementara yang lain dikontrol oleh polisi atau birokrasi pemerintahan.
pesat manakala menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari militer pada masa
orde baru.Sistem keamanan swakarsa pun begitu berperan dan semakin dipercaya di
Hal demikian yang menjadi keamanan menjadi poin penting dalam kemajuan suatu
negara. faktor keamanan merupakan suatu landasan yang sangat kuat sebagai tolok
kebijakan suatu negara akan selalu berhubungan erat dengan situasi dan kondisi yang
dipengaruhi oleh faktor dan terciptanya keamanan, seperti pembangunan yang akan
dilaksanakan agar dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Dasar 1945 alinea keempat, dan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
1999-2004 dalam huruf I angka 2 tentang Pertahanan dan Keamanan, serta dalam
Amandemen Ke-IV Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII tentang Pertahanan dan
negeri, maka fungsi Kepolisian menjadi tolok ukur keamanan di suatu lingkungan
setiap jajaran kepolisian baik di Pusat maupun Daerah. Hal ini yang kemudian
Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa tugas dan fungsi Kepolisian bukan
hanya sebagai pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat dan penegak hukum
saja tetapi lebih jauh dari hal itu. Selain itu keamanan juga diperlukan juga pada
PAM Swakarsa adalah salah satu bentuk pengamanan dan sebagai pembantu
pengemban fungsi kepolisian. Hal ini merujuk dalam keamanan dalam negeri yang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 pasal 3 ayat 1 yang berbunyi pengemban
fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh
pengamanan swakarsa adalah suatu bentuk pengamanan yang diciptakan atas dasar
Nomor 2 Tahun 2002 diperluas dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan
satu tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Disebutkan pula bahwa Satuan
lingkungan kerjanya.
Satuan Pengamanan yang selanjutnya disingkat Satpam adalah satuan atau kelompok
tersebut yang kemudian menjadi pentingnya pendidikan dan pelatihan satpam agar
memegang peranan dalam memberikan transfer ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
bidangnya sebagai tenaga keamanan. Tahun 2020 melalui Kapolri Komjen Listyo
2020 tentang Pengamanan Swakarsa. Hal ini yang merujuk pada menjaga keamanan
dan ketertiban di lingkungannya secara swakarsa guna mencegah terjadinya gangguan
Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 mengatur antara lain aturan tentang tahapan
perekrutan yang diatur pada pasal 4, kemudian pelaksana perekrutan yang diatur pada
pasal 8, selanjutnya kepangkatan satpam yang diatur pada pasal 19 dan selanjutnya
pasal 33 yang mengatur bahwa kapolri adalah pengendali para anggota satpam.
Tepat Agustus 2020, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Aziz menerbitkan Peraturan
Bahwa menimbang dari dasar hukum yang menjadi acuan pembuatan Peraturan
pengamanan swakarsa untuk membantu salah satu tugas Kepolisian Negara Republik
ketertiban masyarakat, terbatas pada lingkungan atau wilayah yang menjadi lingkup
swakarsa.
dasarnya telah diatur dalam Pasal 3 ayat 1 UU tentang Polri. Pasal ini menentukan
bahwa pengemban fungsi kepolisian adalah Polri yang dibantu oleh: a) kepolisian
Terkait dengan fungsi kepolisian yakni sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, hal ini yang sudah
tertera dalam Pasal 3 Undang-Undang tentang Polri. Dalam Pasal 3 ayat 1 pada
kepolisian adalah Polri yang dibantu. Definisi “dibantu” sendiri adalah bersifat
bantuan fungsional, dan tidak bersifat struktural hierarkis. Selain itu juga disebutkan
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2012 Pasal 1 ayat
6 dan Peraturan Kepolisoan Nomor 4 Tahun 2020 Pasal 1 ayat 1 adalah Pam
Swakarsa adalah suatu bentuk pengamanan oleh pengemban fungsi kepolisian yang
seperti satuan pengamanan lingkungan dan badan usaha di bidang jasa pengamanan.
Bentuk-bentuk pam swakarsa memiliki kewenangan kepolisian terbatas dalam
terdapat kata “pengaturan”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
proses, cara, dan atau perbuatan mengatur. Sehingga dapat diartikan sebagai
perbuatan yang telah diatur. Jadi kewenangan Kapolri hanya mengatur aturan yang
Peraturan Kepolisoan Nomor 4 Tahun 2020 juga menentukan bahwa pam swakarsa
(satkamling), serta bisa juga berasal dari pranata sosial/ kearifan lokal seperti:
bhayangkara; dan mahasiswa bhayangkara. Selain itu Pam swakarsa yang berasal dari
masyarakat yang terdiri atas ketua (ketua) dan pelaksana satkamling. Selanjutnya
satkamling yang telah dibentuk dilaporkan kepada Polri melalui kepolisian sektor
untuk melaksanakan pendataan dan pembinaan. Ketua satkamling diemban oleh ketua
rukun tetangga (RT), ketua rukun warga (RW), atau tokoh masyarakat yang dipilih
Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2012 tentang Tata Cara Koordinasi
Negeri Sipil dan Bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa (PP No. 43 Tahun 2012) juga
Polri terhadap Pam swakarsa. PP No. 43 Tahun 2012 menyebutkan bahwa Polri
pemerintah atau non-pemerintah yang memiliki Pam swakarsa dan semua bentuk pam
peran Peraturan Kepolisoan Nomor 4 Tahun 2020 yang didasarkan dan menimbang
dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 dan ditambah juga dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2012. Maka maka secara asas yuridis gagasan
peningkatan peran pam swakarsa memiliki landasan hukum yang kuat, terlebih lagi
unsur dari pam swakarsa pada dasarnya sudah ada dalam masyarakat. DIsebutkan
ilmu hukum itu sendiri. Bahwa hal ini yang dilihat sebagai produk undang-undang
atau peraturan, Peraturan Kepolisoan Nomor 4 Tahun 2020. Selain itu, keberadaan
pam swakarsa ini diharapkan dapat membantu kinerja kepolisian untuk menjaga
keamanan dan ketertiban lingkungan. Terkait dengan hal ini, Pasal 1 UU tentang
Indonesia
Dalam tulisan Dahlan Thaib et al (1998, 8) mengutip dari E.C.S. Wade dan Philips G.
Godfrey, Undang-Undang Dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-
tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dan menentukan pokok-
pokoknya cara kerja badan-badan tersebut. Kaitanya dengan eksistensi dan hierarki
pada norma hukum bahwa bahwa norma-norma hukum itu berjenjang-jenjang dan
berlapis-lapis dalam suatu hierarki tata susunan, di mana suatu norma yang lebih
rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi (Kelsen
1945, 113). Hal yang dimaksudkan dengan “hierarki” adalah tingkatan setiap jenis
atau didasarkan yang awal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, lebih spesik pada Pasal 5 ayat 1, Pasal 20, dan Pasal 30 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Terlebih lagi dimuat pada Pembukaan
Besar Haluan Negara 1999-2004 dalam huruf I angka 2 tentang Pertahanan dan
Republik Indonesia. Dibawah dari itu ada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Serta secara hierarki
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2012 tentang Tata Cara Koordinasi Pengawasan dan
Pembinaan Teknis terhadap Kepolisian Khusus Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan
4 Tahun 2020 bahwa untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
perlu melibatkan dan meningkatkan potensi Pam swakarsa untuk membantu salah
satu tugas Polri. Sebagai contoh mengenai Pam swakarsa adalah Mengenai proses
pengukuhan, dimana yang memenuhi beberapa persyaratan yang diatur dalam Pasal 6
dan Pasal 7 Perpolri No. 4 Tahun 2020. Selanjutnya calon yang telah memenuhi
persyaratan akan menjalani pelatihan yang diselenggarakan oleh Polri atau badan
usaha jasa pengamanan yang memiliki surat izin operasional jasa pelatihan
keamanan. Setelah lulus pelatihan, calon anggota satpam dikukuhkan dan diberikan:
keputusan kepangkatan satpam; kartu tanda anggota satpam; dan buku riwayat
anggota satpam.
tentang Pam Swakarsa memiliki komando yang jelas secara hierarki. Hal ini terlihat
adanya kepangkatan dan tanda pangkat seperti yang diatur pada pasal Pasal 8
kapolri sebagai pengendali para anggota satpam diatur Pasal 33 Peraturan Kepolisian
Negara Republik Indonesia No. 4 Tahun 2020 tentang Pamswakarsa. Selain itu secara
Pasal 3 Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 4 Tahun 2020 mengatur
wilayah tertentu.
Daftar Pustaka
Ryter, L. 2001.“Pemuda Pancasila: The Last Loyalist Free Men of Suharto’s Order.”
Dalam Violence and the State in Suharto's Indonesia, disunting oleh B. Anderson.
sigit-f9v4
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/
2012/43TAHUN2012PP.HTM#:~:text=Bentuk%2DBentuk%20Pengamanan
%20Swakarsa%20yang,dari%20Kepolisian%20Negara%20Republik
%20Indonesia.
https://www.gatra.com/detail/news/490657/politik/perpol-42020-polemik-dan-
kontroversi-pamswakarsa#:~:text=Pasal%203%20Perpol
%204%2F2020,melaksanakan%20pengawasan%20terhadap%20wilayah
%20tertentu.
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, dan Ni’matul Huda, Teori Hukum dan Konstitusi,
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York, Russell and Russell,