MODUL 5
Organisasi kEPOLISIAN republik indonesia
Oleh :
PROF. DR. HJ. IMAS ROSIDAWATI WIRADIRJA, S.H.,M.H
Dr. H. ABDUL MUIS BJ, Drs., S.H., M.H
A. PENDAHULUAN :
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan modul 5 ini adalah Setelah
menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa dapat mengerti, memahami dan
menjelaskan tentang : Organisasi Kepolisian RI. Di dalam modul 5 ini sudah dimuat
rangkuman materi beserta latihan soal dan test formatif berikut instruksi dalam
penyelesaian soal. Setelah mempelajari modul 5 ini, diharapkan memahami dan
mampu menjelaskan terkait hal-hal sebagai berikut :
2
Pengawasan Polri
C. METODE
1. Untuk dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang tumbuh dibalik materi
4. Belajar tidak sekedar menggugurkan kewajiban tugas, tapi focus pada upaya
D. MATERI PERKULIAHAN
b. Menegakkan hukum;
1. Kedudukan Kepolisian.
Presiden, yaitu Peraturan Presiden No. 89 Tahun 2000 dan Ketetapan MPR-
RI No. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan Polri.
VI/MPR/200 tentang Pemisahan TNI dan Polri dan Ketetapan MPR-RI No.
VII/MPR/2000 tentang Peranan TNI dan Polri. Dalam pelaksanaan kebijakan
Pemerintah, Kapolri dilibatkan dalam sidang – sidang kabinet dan
disejajarkan dengan Panglima TNI.
2. Susunan Kepolisian.
2. Reformasi Birokrasi.
Didalam setiap organisasi manapun dan apapun sebaiknya ada dan selalu
mempunyai struktur organisasi baik secara formal maupun informal. Struktur
formal meliputi bagan organisasi dan garis otoritas sweperti Kepala, Wakil Kepala,
Kepala – kepala Biro, Direktur – direktur, dan seterusnya. Beranjak dari pengertian
organisasi sebagaimana dikemukakan oleh Dwight Waldo dalam Sadjijono ( 2008 :
66 ) bahwa organisasi adalah struktur antar hubungan pribadi yang berdasarkan
atas wewenang formal dan kebiasaan didalam suatu sistem organisasi. Dengan
demikian hubungan antara Mabes Polri dengan Polda – polda sampai ketingkat
Polsek adalah sebagai hubungan yang berdasarkan atas wewenang formal dan
sistem administrasi berdasarkan peraturan perundang – undangan yang
mengaturnya.
1
Kepolisian Negara RI, Peraturan Kapolri No. 14 Tahun 2018, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Daerah.
2
Kepolisian Negara RI, Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2019, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Indonesia.
11
2. Hubungan Eksternal.
3
( Interpol Indonesia : 1978 )
23
E. Pengawasan Kepolisian.
norma – norma yang mengikat, sehingga kegiatan yang dilaksanakan menjadi efektif
tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan. Dengan demikian dikaitkan dengan “
pengawasan kepolisian “ mengandung arti suatu kegiatan yang dilakukan agar
dalam pelaksanaan tugas dan wewenang kepolisian tetap berada pada batas – batas
wewenang, tanggungjawab dan norma – norma yang mengikat, sehingga tugas dan
wewenang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku dan sesuai dengan tujuan dari tugas dan wewenang diberikan “.
c. Tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam lingkungan
jabatannya;
26
Tahun 1983 tanggal 1 Agustus 1983 dan lebih lanjut dengan Surat Keputusan
Menteri Keuangan tanggal 31 Desember 1983 No. 983/KMK.01/1983.
b. Pra Peradilan
c. Mal Administrasi
e. Penyalahgunaan wewenang;
g. Pungutan liar;
h. Menerima suap;
j. Dan lain-lain.
E. PENUGASAN
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abdoel Djamali. Pengantar Hukum Indonesia. PT. Raja Grafindo Presda :
Jakarta. 2010.
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Cet. 11, Jakarta : 2016.
35
Otje Salman & Anthon F. Susanto, Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, P.T
Alumni, Bandung, 2004.
Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, PT.
Citra Aditya Bakti, Alumni, Bandung, 1991.
B.PERUNDANG-UNDANGAN
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
C. SUMBER LAIN :
- Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum, Aneka Ilmu, Semarang, 1977